Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)

STUDI DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED)


FASILITAS PELABUHAN LAUT OGOAMAS PROVINSI SULAWESI BARAT

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
TAHUN 2019

JAKARTA

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
LAPORAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN KEGIATAN DETAIL ENGINEERING DAN DESAIN (DED) FASILITAS
PELABUHAN LAUT OGOAMAS PROVINSI SULAWESI TENGAH

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan


Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Provinsi : DKI Jakarta
Kode/Nama Satker : Peningkatan Fungsi Kepelabuhan Pusat
Program : Program Pembangunan Transportasi Laut
Sasaran Program : Meningkatkannya Keandalan Prasaran dan Sarana
Transportasi Laut
Kegiatan : Studi/Kajian/Survey/Master Plan
Sub Kegiatan : Studi/Kajian/Survey/Master Plan
MAK : Belanja Modal Lainnya

1. LATAR BELAKANG
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang
dan/bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan/ atau moda
transportasi.
Pelabuhan Ogoamas terdapat di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Wilayah
Kabupaten Donggala terdiri atas wilayah daratan dengan luas daratan 5.275,69 km2.
Berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Nasional KP. 432 Tahun 2017, Pelabuhan
Ogoamas memiliki Hierarki sebagai Pelabuhan Regional dari tahun 2017 sampai dengan
tahun 2037. Sedangkan terkait dengan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan, berdasarkan PM 77 Tahun 2018 pelabuhan Ogoamas di bawah
koordinasi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Ogoamas.
Secara umum pelabuhan Ogoamas memiliki fasilitas pelabuhan yaitu dermaga lama (1994-
1995) tipe T (70x8) m2, trestle lama (10x4) m2, dermaga baru (2011-2012) tipe I (36x11) m2,
trestle baru (30x6) m2, Lapangan Penumpukan, Gudang, serta kantor dan bangunan
penunjang lainnya.
Berdasarkan hasil kajian Identifikasi Pelabuhan Dampak Bencana Alam Gempa Palu 2018,
bahwa kondisi pelabuhan Ogoamas terdapat struktur dermaga yang mengalami kerusakan,
akibat gempa bumi tektonik dengan Magnitudo 7.4 Skala Richter yang terjadi pada tanggal
28 September 2018 pukul 17:02:45 WIB di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Sesuai dengan surat Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Ogoamas
Nomor AL.301/1/3/UPP.OGS-19 tanggal 18 Januari 2019 perihal Alokasi Anggaran
Kegiatan SID dan DED Faspel Laut Ogoamas disebutkan bahwa beberapa fasilitas
pelabuhan telah mengalami kerusakan parah/berat, sehingga diperlukan adanya DED untuk
pelabuhan dimaksud.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
Secara garis besar tahapan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan pelabuhan sebagaimana digambarkan dalam grafik berikut:

Gambar 1. Tahapan Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Pelaksanaan


Pembangunan Pelabuhan

Berdasarkan hal-hal tersebut, dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan


yang baik dan memenuhi syarat untuk kelancaran operasional dan keselamatan pelayaran,
maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan perlu mengadakan
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Ogoamas.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Ogoamas ini
mempunyai maksud untuk perencanaan rehabilitasi pelabuhan yang baik dan memenuhi
syarat untuk kelancaran operasional dan keselamatan pelayaran.
Adapun Tujuan Pelaksanaan studi ini adalah :
1. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi eksisting fasilitas
pelabuhan berdasarkan hasil assessment yang dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi hidrografi, topografi, struktur dan jenis
lapisan tanah, serta mendapatkan hasil berupa desain teknis untuk rehabilitasi
pelabuhan dan fasilitas lainnya.
3. Untuk mendapatkan dokumen menyiapkan dokumen Spesifikasi teknis sebagai acuan
konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial, operasional, dan
lingkungan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi.
4. Untuk menyiapkan dokumen bagi pelaksanaan fisik kegiatan yang bersifat teknis dan
berskala (terukur) dan berisikan hasil identifikasi titik lokasi pembangunan fasilitas
pelabuhan, layout pelabuhan, hasil test tanah, arus laut, batimetri serta desain umum
fasilitas pokok fasilitas pelabuhan
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan azas,
kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan konsultan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh
Pemberi Tugas

3. SASARAN

Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para pelaksana studi
lanjutan maupun pelaksana pembangunan serta para pengambil kebijakan. Secara

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
substansial, penyusunan dokumen DED ini diperlukan dalam menjamin kepastian dan
pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat sasaran, efisien dan
berkesinambungan.

4. KELUARAN

Keluaran dari Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Ogoamas
adalah sebuah dokumen rinci yang mengkaji hasil assessment fasilitas pelabuhan, hasil test
tanah, arus laut, batimetri serta desain umum fasilitas pokok fasilitas pelabuhan. Secara
garis besar kegiatan DED akan menghasilkan suatu dokumen:
a. Analisa terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan yang dilakukan dari serangkaian
hasil pengujian
b. Dokumen survei yang dibutuhkan untuk desain rinci, berisi :
1) Hasil pengujian core drill, Hasil uji Seismic Shock Test;
2) Hasil penyelidikan tanah dan survei topografi;
3) survei hidrografi untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar
laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan melintang pantai, areal
darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana, kedudukan pasang surut, kedudukan
dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode gelombang
dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan sampel sedimen
dasar dan layang yang diuji komposisinya di laboratorium.
4) Dokumen spesifikasi teknis yang berisi metode konstruksi dan rencana konstruksi
sebagai acuan konstruksi fisik berdasarkan aspek teknis, ekonomi, finansial,
operasional, dan lingkungan

5. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan studi Detail Engineering dan Desain
(DED) pelabuhan laut ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan dengan
perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018;
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018;
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.432 tahun 2017 tentang Penetapan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
k. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 Tahun
2011 Tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Laut;

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
l. Berbagai konvensi internasional yang diterbitkan oleh International Maritime
Organization (IMO) dan beberapa peraturan pelaksanaan yang relevan

6. LOKASI STUDI
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan Laut Ogoamas Provinsi
Sulawesi Barat pada tahun anggaran 2019 akan dilaksanakan pada lokasi Ogoamas.

7. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut:

Lingkup Studi DED

Survei Penyelidikan Tanah


Survei Hidro-oceanografi Analisa Struktur
dan Properti
Pendahuluan dan Topografi
Material

Pasang Surut Deep Boring


Kajian Studi Gambar Desain
(Pengambilan
Terdahulu Rencana
sample tanah dan
Bathimetri dan Nilai N-SPT)
Topografi
Pengumpulan Data Spesifikasi Teknis
Sekunder dan Rencana
Metodologi Laboratorium
Arus

Penyelaman di RAB
bawah Dermaga Pengujian Properti
Sample air (salinitas
Material (tanah
dan sedimen
timbunan, batu,
layang) dan
agregat, dll)
sedimen dasar
Survei Fasilitas
Eksisting :
UTG
Hammer Test
Core Drill
(compressive
strength test)
Pengujian Tulangan
Terpasang (Rebar
Scan)
Tes Karbonasi
SST (Seismic Shock
Test), dll

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
7.1 KAJIAN STUDI TERDAHULU DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, diperlukan pengumpulan dan pengkajian
terhadap studi terdahulu yaitu: Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN), Kajian
Identifikasi Fasilitas Pelabuhan Dampak Bencana Alam Di Pelabuhan Ogoamas,
Sulawesi Tengah TA 2018, Rencana Induk Pelabuhan Ogoamas, serta dokumen
persetujuan desain terdahulu.
Data sekunder yang diperlukan antara lain:
1. Peta Laut di Lokasi Studi;
2. As built drawing;
3. Data kronologis pembangunan;
4. Data Fasilitas Pelabuhan Eksisting
a. Gambar Tata Letak (Layout) Fasilitas Pelabuhan Eksisting
b. Informasi dan Dimensi Fasilitas Pelabuhan Eksisting
5. Data Operasional Kepelabuhanan
a. Administasi pengelolaan pelabuhan
b. Data arus barang dan penumpang kepalabuhanan di lokasi studi
c. Data trayek perintis dan PELNI
d. Rute/ asal tujuan kapal
e. Data kapal yang beroperasional di lokasi studi minimal 5 tahun terakhir
6. Kebijakan pemerintah yang dianggap mempengaruhi terhadap operasional
pelabuhan terkait;
7. Data sekunder lainnya yang diperlukan.

7.2 SURVEY RECONNAISSANCE


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan reconnaissance yakni
pengamatan lokasi.
- Dokumentasi berupa foto dan video yang dilengkapi dengan foto/video udara (aerial
photo/video) yang telah di edit sehingga dapat menjelaskan kondisi perairan hingga
darat lokasi rencana pelabuhan;
- Mengamati fasilitas pelabuhan eksisting dan perbandingannya terhadap master plan
sesuai dengan kebutuhan eksisting apakah sesuai dengan masterplan serta
melakukan pendataan dimensi dan jumlah fasilitas pelabuhan eksisting serta
membandingkan kesesuaiannya dengan Rencana Induk Pelabuhan;
- Pengumpulan profil pelabuhan, data-data operasional pelabuhan, kondisi
lingkungan dan data penunjang lainnya;
- Pengumpulan data-data sekunder meliputi kondisi pelabuhan yang ada (informasi
teknis dan operasional) dan masterplan/rencana pengembangan pelabuhan.
- Mengamati secara visual kerusakan-kerusakan yang terjadi pada fasilitas
pelabuhan, melakukan identifikasi dan pemetaan kerusakan seperti:
a) Deformasi berlebih baik lokal (tekuk) maupun global (lendutan);
b) Retak pada elemen struktur beton pada tiang pancang, pile cap, dan lantai
serta struktur lainnya;
c) Pergeseran dan penurunan struktur yang terjadi;
d) Korosi pada besi tulangan dan baja profil elemen struktur;
e) Penurunan tanah dan longsoran pada timbunan;
f) Di samping itu, dilakukan pula pengumpulan data-data sekunder meliputi
kondisi pelabuhan yang ada (informasi teknis dan operasional) dan
masterplan/rencana pengembangan pelabuhan.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
7.2.1 Lingkup Pengamatan Visual
(Berdasarkan Keputusan Dirjen Hubla Nomor: PP.001/4/13/DJPL-17 tentang
Perawatan Fasilitas Pelabuhan)
a. Pengamatan visual pada keseluruhan fasillitas laut mencakup yaitu:
1) Sarana sandar berupa breasting dolphin meliputi konstruksi tiang
pancang, pile cap, quick release hook / bolard / bolder, dan rubber fender.
Termasuk pula sistem fender yang terpisah dari breasting dolphin seperti
flexible pile fender / face fender.
2) Sarana tambat berupa mooring dolphin meliputi konstruksi tiang pancang,
pile cap, bolard / bolder.
3) Sarana platform berupa jetty head dan trestle meliputi konstruksi tiang
pancang, pile cap, balok dan lantai. Termasuk turap sheet pile untuk jenis
dermaga caisson.
4) Sarana bongkar muat meliputi loading arm, hose, pipeline.

b. Pengamatan visual pada keseluruhan fasillitas darat mencakup yaitu:


1) Talud;
2) Timbunan;
3) Perkerasan;
4) Bangunan darat.

c. Pengamatan visual pada struktur baja terhadap indikasi kerusakan, antara


lain sebagai berikut:
1) Korosi
2) Deformasi akibat gempa/bekas tabrakan dari kapal dan benda terapung
lainnya.
3) Retak / crack pada sambungan las.

d. Pengamatan visual pada struktur beton terhadap indikasi kerusakan antara


lain sebagai berikut:
1) Retak dan munculnya gel berwarna putih (bunga garam-kering)
2) Keluarnya cairan karat dari bagian yang retak
3) Pengelupasan dan kerontokan beton penutup
4) Terbukanya baja tulangan
5) Honeycomb (bagian beton yang adukan semennya tidak cukup karena
kekurangan pada saat konstruksi).

e. Pengamatan visual pada aksesoris dermaga terhadap indikasi kerusakan


antara lain sebagai berikut:
1) Kerusakan pada rubber fender seperti retak/robek/pecah dan
menurunnya daya absorbs;
2) Kerusakan pada bollard seperti pecah dan hilang;
3) Kerusakan pada pelindung korosi pasang surut tiang pancang;

7.2.2 Pelaksanaan Pengamatan Visual


Pada saat pelaksanaan pengamatan visual terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan pemeriksanaan antara lain sebagai berikut:
a. Periksa apakah terjadi pergoyangan struktur saat mengalami beban
operasional maupun tidak;
b. Periksa setiap struktur yang mengalami penurunan, kemiringan, dan
pergeseran;
c. Dilakukan pengukuran terhadap dimensi struktur maupun pada setiap elemen
strukturnya;

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
d. Pemeriksaan visual pada struktur tiang pancang:
1) Periksa alignment horizontal dan vertical;
2) Periksa kerusakan-kerusakan pada sambungan;
3) Periksa keausan, patahan, kekasaran;
4) Periksa deformasi atau distorsi bagian struktur dalam bentuk suatu
kerutan yang tajam/jelas, atau tekanan dari bearing atau batter pile yang
mengindikasikan adanya kemungkinan overload;
e. Untuk tiang pancang baja:
1) Periksa korosi: karat, kerak, dan lubang yang kemudian ditandai lokasi, luas
dan jenis korosi (berat jenis pitting, dll) yang ditemukan;
2) Periksa keutuhan pelindung korosi pasang surut tiang pancang terdapat
pengelupasan, melepuh, erosi, sobekan dan lain-lain;
3) Periksa mulai dari splash/tidal zone dan pada kedalaman sekitar 60 cm (24
inci) di bawah rata-rata permukaan air terendah (MLWS), tempat dimana
kerusakan korosi dan mekanikal paling banyak ditemukan.

f. Untuk tiang pancang beton:


1) Bersihkan marine growth sepanjang 40 hingga 60 cm (24 inci).
2) Area yang sudah dibersihkan tersebut diperiksa secara visual perihal retak
dengan tanda karat, pengelupasan beton atau kerusakan karena benturan,
dan baja tulangan yang terbuka
3) Area yang sudah dibersihkan diketok dengan palu untuk mendeteksi
terlepasnya lapisan beton atau rongga pada tiang pancang atau struktur. Bunyi
yang tajam/jelas menandai bunyi beton. Permukaan beton lapuk akan
terdeteksi, tidak hanya oleh perubahan bunyi tetapi juga oleh perubahan dalam
pantulan kembali, atau sentuhan dari palu itu. Sedangkan bunyi bergema
menandai delaminasi suatu lapis beton hampir dapat dipastikan terjadi korosi
basi tulangan

g. Pemeriksaan visual pada struktur atas dermaga/ trestle:


1) Periksa alignment horizontal dan vertical;
2) Periksa kerusakan permukaan lantai dan bagian tepi dermaga;
3) Periksa pile cap dan tiang pancang terhadap kemungkinan patahan, retak dan
pengelupasan beton, karat dan besi tulangan yang terbuka;
4) Periksa bagian bawah deck dermaga dan pile cap terhadap kemungkinan
pelapukan dan proses disintegrasi
5) Periksa kemungkinan terdapat susut, pembengkakan dan kerusakan kimiawi,
kerusakan pembekuan/pencairan, pengausan dan kerusakan tiang pancang
akibat overload;

h. Pemeriksaan visual pada talud/timbunan:


1) Penurunan;
2) Scouring;
3) Retak pada talud;
4) Longsoran;
5) Abrasi;
6) Sliding;
7) Dll

7.3 SURVEY HIDROOCEANOGRAFI DAN TOPOGRAFI


Wilayah survey bathymetri seluas ± 40 Ha dan topografi seluas ± 5 Ha (luas dapat
berubah sesuai dengan hasil survey reconnaissanse) untuk mendapatkan gambaran
tentang konfigurasi dasar laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan
melintang pantai, laut/sungai dan areal darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana,

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
kedudukan pasang surut, kedudukan dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi
gelombang dan periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta
pengambilan sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di
laboratorium.
Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk mendapatkan
gambaran tentang :
- Konfigurasi detil permukaan dasar laut / sungai (peta situasi alur pelayaran, kolam
pelabuhan, areal breakwater dan area reklamas).
- Profil / potongan melintang dan memanjang khusus untuk alur pelayaran.
- Identifikasi keberadaan terumbu karang/halangan lainnya disekitar lokasi
dermaga/alur pelabuhan tersebut.

Peralatan Utama
Untuk pekerjaan Hydrografi harus rnempergunakan peralatan minimum :
- Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital.
- Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz dan 200-
300 kHz
- Rentang gema 30-33 Hz <5o, 200-300 kHz <3.5o
- Pengaturan kecepatan gema dapat disesuaikan untuk 1400 – 1600 m/s, rentang 1
m/s
- Akurasi kedalaman 1% (satu perseratus)

Peralatan Bantu
Kapal survey yang digunakan dalam kegiatan survey ini, mempunyai beberapa
ketentuan:
- Kapal yang akan melakukan pekerjaan survei harus sesuai dengan semua peraturan
yang relevan, izin, lengkap dan mampu beroperasi dengan aman dan melakukan
pekerjaan survei pada dua puluh empat jam sehari.
- Kapal yang digunakan mempunyai system pasokan listrik yang mampu memasok
semua instrumen survei dan sistem komputer secara berkelanjutan dan stabil.
- Kapal memiliki peralatan keselamatan standard.
- Peralatan didalam kapal, mampu untuk menunjang kegiatan survey, seperti:
1. Kegiatan perekaman dan akuisisi data lapangan yang tersambung dan
terintegrasi pada peralatan survey. Dengan tidak melupakan kegiatan keamanan
dan keselamatan navigasi kapal.
2. Mampu menarik peralatan survey pada tingkat kestabilan tertentu yang
dibutuhkan untuk pengambilang data lapangan.

7.3.1 Pekerjaan Pemeruman (Sounding)


Koordinat-koordinat titik-titik dalam peta hydrografi harus menggunakan koordinat
geografis (dapat dengan DGPS), atau dapat menggunakan koordinat lokal (x,y)
atau UTM (dengan persetujuan Pengguna Jasa).
Pengukuran-pengukuran sudut dalam penentuan titik referensi dan beacon
maupun azimuth digunakan theodolit Wild T2.
Pengukuran jarak basis lebih dari 200 m diukur dengan alat ukur optis (theodolit
Wild T2), untuk jarak basis kurang dari 200 m boleh memakai alat pengukur
panjang pita baja (meetband).
Kedalaman diukur dengan alat perum gema (Echosounder) dengan ketelitian
yang tinggi dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Alat.perum

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
gema yang dimaksud adalah alat gema yang menggunakan kertas pencatat
kedalaman dan bukan sinar.

Posisi pemeruman (sounding)


Posisi sounding ditentukan dengan salah satu dari cara-cara sebagai berikut:
1. Cara Snellius dengan mengunakan 2 buah sextant
Dalam Laporan harus dilampirkan data-data lapangan dengan urutan
sebagai berikut:
a. Titik-titik yang dipakai dan rencana lembar-lembar busur (arch-sheet).
b. Perhitungan lembar-lembar busur yang sudah dicek.
c. Daftar seluruh pasangan sudut dari tiap posisi fixed sounding (dalam
daftar rapih).
2. Bila terdapat areal di dekat garis pantai yang tidak dapat di-sounding, maka
kedalamannya harus diukur dengan bandul pengukur hand-load atau disipat
datar (levelling) dari darat.
3. Selama pekerjaan sounding, kecepatan kapal harus tetap dipertahankan
konstan (maksimum 4 knot) dan berada dalam satu jalur, dengan posisi
echosounder tetap diaktifkan.
4. Haluan perum diusahakan tegak lurus pantai atau dermaga, sedangkan
untuk pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara
sounding silang minimal 3 jalur.
5. Jarak antar raai pada area rencana
Haluan perum / sounding.
Haluan sounding diusahakan tegak lurus pantai / dermaga. Untuk kontrol
kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang
minimal 3 jalur. Dan dilakukan dengan jarak antar lintasan 25 M hingga 100
m, tergantung proporsi desain. Untuk sounding di daerah rencana
pembangunan dermaga, breakwater dan kolam pelabuhan jarak antar
lintasan adalah 25 m, sedangkan untuk daerah trestle hingga areal darat
dapat lebih besar dari 25 m;
Peta dasar laut yang dihasilkan dari kegiatan survey lapangan diwajibkan
merupakan area yang akan diidentifikasi sesuai dengan yang sudah
diasistensikan dan disetujui,
6. Tumpang tindih pengambilan data pada saat pelaksanaan kegiatan,
diserahkan atas kebijaksanaan penyedia jasa, akan tetapi tidak ada
kekosongan data dapat diterima.
7. Peta keluaran hasil pekerjaan, merupakan peta situasi dan hasil rekayasa
penggambaran berupa potongan memanjang dan potongan melintang, pada
skala penggambaran 1:1000 dan 1:2500 yang dilakukan pada piranti lunak
penggambaran.

7.3.2 Survey pengukuran besar dan arah arus


- Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 3 lokasi.
- Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval waktu
30 menit, menggunakan alat current meter dan floater yang dilakukan pada
saat pasang tertinggi (Spring Tide) dan pada saat pasang terendah (Neap
Tide) pada bulan yang sama.
- Posisi pengamatan arus adalah 0,2d; 0,6d; dan 0,8d dari permukaan air,
dimana d = kedalaman di lokasi pengamatan arus.
- Apabila memungkinkan, hasil simulasi arus dengan menggunakan perangkat
lunak agar ditampilkan pada saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
- Lokasi pengamatan diplotkan dalam peta hidrografi dan hasil pengamatan
arus dilampirkan pada laporan dalam bentuk:
1. Grafik hubungan antara pergerakan pasang surut dan kecepatan arus.
2. Peta arah arus.
- Pengolahan data hasil survey arus:
1. Membuat scatter plot dan mawar arus
2. Membuat statistic kejadian pada periode ulang

7.3.3 Pengambilan Contoh Air


- Pengambilan contoh air dilakukan dengan water sampler pada posisi
pengamatan arus pada kedalaman 0,2d; 0,6d dan 0,8d.
- Pengambilan contoh air dilakukan pada saat Spring Tide dan Neap Tide pada
bulan yang sama.
- Contoh air kemudian diuji di laboratorium dalam hal kadar endapan/sedimen
dan kadar garam/salinitas. Satuan kadar garam dalam 0/0 dan satuan sedimen
dalam mg/l.

7.2.2 Pengukuran Pasang surut


- Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan
kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun
kedudukan LWS.
- Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama
29×24 jam terus menerus secara manual oleh pengamat/surveyor atau
menggunakan alat pencatat otomatis (automatic tide gauge).
- Kertas rekaman atau hasil pencatatan dibawa untuk diperlihatkan kepada Tim
Evaluasi Teknis saat pembahasan Laporan Antara dengan Tim Evaluasi
Teknis.
- Untuk perhitungan-perhitungan konstanta harmonis, duduk tengah, air tinggi
yang dapat dicapai maupun LWS mempergunakan metode Admiralty (tidak
diperkenankan menggunakan formula penentuan air terendah untuk Indian
Low Water Spring). Uraian perhitungan dengan metode Admiralty agar
disampaiakan dengan urutan sebagai berikut:
1. Rumus umum yang dipakai dalam perhitungan.
2. Perhitungan konstanta harmonis dan elevasi duduk tengah (DT) atau
MSL.
3. Perhitungan elevasi 0,00 LWS dan air tinggi yang dapat dicapai.
4. Sketsa urutan tiap elevasi air untuk 0,00 LWS, DT, AT yang dapat dicapai
berdasarkan perhitungan.
- Elevasi LWS harus dipindahkan ke bangunan gudang atau dermaga yang ada
pada bagian yang aman, terlindung dan mudah terlihat.
- Data air tertinggi atau muka air banjir yang pernah terjadi harus dicatat dengan
jelas (bila data ada).

7.2.3 Pengambilan contoh sedimen dasar dan layang


- sebanyak 3 titik tiap lokasi
- sedimen layang diambil pada lokasi kedalaman 0,2d, 0,6d, dan 0,8d dengan
metoda komposit.
- sedimen dasar diambil pada dasar laut dengan menggunakan bottom grabber
- Pengujian sampel wajib dilakukan pada Laboratorium terkemuka untuk
mendapatkan parameter property yang diperlukan untuk kegiatan kalibrasi
kegiatan pemodelan matematika mengenai hydrodinamika laut. Pengolahan
data minimal harus mencakup:

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
1. Untuk Sedimen layang, dilakukan analisa di Laboratorium Air untuk
mendapatkan konsentrasi sedimen
2. Untuk Sedimen dasar, dilakukan uji saringan untuk mendapatkan median
grain size

7.2.4 Survey Topografi

- Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah


satu Bench Mark (BM).
- BM yang menjadi acuan menggunakan BM eksisting yang telah dibuat pada
dokumen studi sebelumnya koordinat BM yang digunakan.
Apabila tidak ditemukan BM eksisting, maka perlu dibuat Bench Mark (BM)
baru minimum 2 (dua) buah pada posisi yang aman dan saling terlihat dengan
ketinggian berdasarkan LWS dan jarak antara kedua BM minimal 100 cm. BM
tersebut dibuat dari beton dengan ukuran 40x40x150 cm3 yang ditanam
sedalam 100 cm dari permukaan tanah dan diplot dalam peta. Penempatan
BM harus mempertimbangkan rencana pengembangan pelabuhan, sehingga
BM dapat bermanfaat untuk jangka waktu lama dan mudah pengawasannya.
BM berfungsi sebagai titik awal pemetaan, dicat dengan warna biru muda dan
pada bagian atas ditulis BM.1 HUBLA dan BM.2 HUBLA serta tanggal
pembuatan. Setelah pekerjaan survei selesai, BM harus diserahkan kepada
pejabat setempat dengan Berita Acara.

- Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi:


1. Dipakai titik BM sebagai basis.
2. Pengukuran jarak basis dengan alat elektronik atau optis (T2 dan
intervarbasis) atau sejenis.
3. Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa-luar biasa.
Selisih sudut antara tipa bacaan titik boleh lebih daripada 10 detik.

- Pengukuran Poligon
1. Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon dengan jarak antara titik-
titik poligon maksimum 50 m dan radius survey dari tiap poligon adalah 75
m.
2. Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal dan pengukuran poligon
harus tertutup (dimulai dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang sama
atau ditutup pada titik lain yang sudah diketahui koordinatnya sehingga
kesalahan-kesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).

- Pengukuran Sipat Datar


1. Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titik-titik poligon dan
diikatkan pada Bench Mark.
2. Pengukuran sipat datar dari Bench Mark ke Bench Mark dengan alat
waterpass dilakukan dengan teliti, dengan kesalahan penutup tidak boleh
lebih dari (3 Vd) mm dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).
3. Semua ketinggian harus mengacu pada LWS.
4. Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara double stand (pulang
pergi). Selisih bacaan setiap stand maksimum 2 mm dan selisih hasil
ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 Vd) mm
dimana d= jarak jalur pengukuran (dalam km).

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
- Pengukuran Situasi dan Detail
1. Bangunan-bangunan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan
desain harus diambil posisinya.
2. Setiap ujung dermaga existing harus diambil posisinya dan jarak antara
ujung-ujung dermaga yang bersebelahan juga harus diukur (guna
pengecekan)

- Buku ukur harus diperlihatkan kepada Pengguna Jasa.

7.2.5 Permodelan gelombang, arus dan sedimentasi


Kegiatan pemodelan wajib dilakukan pada keadaan ekstrim yang menggambarkan
simulasi hydrodinamika untuk keperluan desain selanjutnyai, antara lain:
1. Level permukaan air;
2. Angin;
3. Tinggi / periode gelombang dominan;
4. Pola arus;
5. Pola sedimentasi;
6. Perencanaan breakwater.

Hasil kegiatan pemodelan harus menggabungkan beberapa hal sebagai berikut:


1. Pasang surut (termasuk resonansi superposisi, jika terjadi) Interaksi pasang
surut dan air tawar pada lokasi studi di dalam sungai;
2. Dispersi gelombang pada area Pelabuhan;
3. Dispersi gelombang pada perairan disekitar Pelabuhan
4. Kegiatan hindcasting harus mendapatkan input data desain untuk 5, 10, 25,
dan 50, tahun periode ulang, termasuk jika terjadi probabilitas gabungan;
5. Simulasi olah gerak kapal.

7.3 SURVEY DAN PENYELIDIKAN TANAH

7.3.1 Survey dan penyelidikan tanah di lokasi pekerjaan

Pekerjaan ini berupa penelitian di lapangan dan di laboratorium adalah untuk


mengetahui struktur dan jenis tiap lapisan tanah di bawah permukaan. Dimana hasil
pekerjaan penyelidikan tanah ini dimaksudkan sebagai data yang akan dipergunakan
untuk melaksanakan konstruksi yang akan dibangun di lokasi bersangkutan. Hasil
tersebut harus memadai sebagai bahan analisa perencanaan dan perhitungan yang
meliputi, antara lain:
1. Perencanaan sistem pondasi
2. Analisa daya dukung untuk pondasi
3. Perencanaan dermaga, trestle, causeway dan fasilitas darat

Kegiatan yang dilakukan pada saat survey penyelidikan tanah antara lain:
1. Boring laut: 2 titik dengan Platform boring sebanyak 2 set, dilaksanakan
sepanjang ± 30 m/ titik untuk struktur fasilitas pelabuhan laut.
2. Uji lapangan Undisturbed dan disturbed soil
3. Uji Laboratorium Undisturbed dan disturbed soil (2 titik dengan jumlah sampel 10
sampel/titik)

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
titik pengeboran lainnya dilaksanakan sampai kedalaman -30 meter dari dasar laut
dengan pengambilan contoh tanah dan pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter (SPT
pertama kali dilaksanakan pada kedalaman -1 meter dari dasar laut). Serta dihentikan
setelah SPT > 60 sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan berturut-turut setinggi 30 cm
sampai dengan ketebalan minimal 5 meter, sedangkan pengeborannya sendiri tetap
dilakukan sampai – 30 meter dari dasar laut.
Apabila sampai pada kedalaman – 30 meter dari dasar laut belum dijumpai lapisan
tanah keras (SPT > 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Pengguna
Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.

7.3.2 Pengujian SST (Seismic Shock Test)


Pekerjaan pengujian ini menggunakan uji seismic dengan ketukan palu sebagai gaya
dan tranducer sebagai pengambil (pembaca) data getaran yang terjadi menggunakan
aplikasi digital filtering techniques yaitu suatu metode mekanis yang diakui
keakuratannya yang dihubungkan terhadap frekuensi yang dihasilkan.
Jumlah titik pengujian SST (Seismic Shock Test) sebanyak 2 (empat) titik.

7.3.3 Pengujian UTG (Ultrasonic Thickness Gauge)


Pengujian ini menggunakan perangkat untuk mengukur seberapa tebalkah suatu
benda/material. Alat yang digunakan dalam pengujian tak merusak dengan metode
ultrasonic. Gelombang ultrasonic merupakan gelombang suara dengan frekuensi
lebih dari 20 Khz. Gelombang ini dihasilkan oleh probe yang bekerja berdasarkan
perubahan energy listrik menjadi energy mekanik, ataupun sebaliknya. Perambatan
gelombang ultrasonic dipengaruhi oleh sifat-sifat material yang dilalui, seperti massa
jenis, homogenitas, dan lainnya. Gelombang ultrasonic dapat digunakan untuk
mengetahui ketebalan material, serta keberadaan cacat didalam material dengan
menggunakan sifat-sifat tersebut.
Jumlah titik pengujian UTG sebanyak 4 titik.

7.4 Desain Perencanaan Konstruksi


Desain Fasilitas Pelabuhan
Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi, rencana kerja, dan
syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana.
Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi rencana fasilitas
pelabuhan meliputi:
- Desain konsep rencana penanggulangan yang sesuai dengan fasilitas pelabuhan yang
akan dibangun.
- Perhitungan konstruksi desain rencana fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syarat-
syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail.
- Fasilitas pelabuhan yang dibangun sesuai dengan perencanaan RIP di lokasi pekerjaan
yang bersangkutan.
- Perencanaan desain termasuk didalamnya melakukan kaji ulang terhadap tata letak
fasilitas pelabuhan.

Detail desain digunakan untuk merencanakan fasilitas pelabuhan, antara lain :


- Review detail desain dermaga dan trestle;
- Detail desain leveling area darat;
- Detail desain Fasilitas Darat;
- Perhitungan konstruksi desain rencana fasilitas pelabuhan, rencana kerja, dan syarat-
syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rencana detail.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
8 PENGALAMAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

a. Melaksanakan pekerjaan di bidang Jasa Konsultansi di bidang perencanaan paling


sedikit 1 (satu) kali dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir (2018), yang dibuktikan
dengan melampirkan bukti kontrak dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
b. Memiliki pengalaman sejenis yaitu pekerjaan Survei Investigasi dan Desain (SID)
dan/atau Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan dalam kurun waktu
10 (sepuluh) tahun terakhir (2009 – 2018), yang dibuktikan dengan melampirkan bukti
kontrak dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Total bobot penilaian sebesar
100 % (seratus persen), terdiri dari :
1) Pengalaman pada pekerjaan sejenis dengan bobot 60% (enam puluh persen);
2) Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang pernah diselesaikan dengan nilai
pekerjaan yang akan dikompetisikan dengan bobot 40% (empat puluh persen);
3) Jumlah 1) dan 2) sama dengan 100%.

9 PERSYARATAN LEGALITAS PENYEDIA JASA KONSULTANSI

a. Mempunyai surat izin usaha IUJK dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa Konsultansi
non Konstruksi yang masih berlaku berupa SBU Konsultan Perencana Bidang Sipil, Sub
Bidang Jasa Nasehat/Pra-Disain Enjiniring Perkerjaan Teknik Sipil Keairan (kode:
12002) atau Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknis Sipil Air (Kode: RE103);
b. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan 2018);
c. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris beserta perubahannya (bila ada
perubahan);
d. Memilki (SITU) Surat Ijin Tempat Usaha/Surat Keterangan Domisili Perusahaan yang
masih berlaku;
e. Memilki TDP (Tanda Daftar Perusahaan) yang masih berlaku;
f. Memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang masih berlaku;

10 TENAGA AHLI
8.1 Kebutuhan Tenaga Ahli
Kualifikasi minimal dari personil yang dipersyaratkan untuk pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Ahli Kepelabuhanan (Team Leader)
Seorang Sarjana Teknik Sipil / Kelautan dengan pengalaman minimum 10 tahun di
bidang kepelabuhanan dengan pendidikan S1 dengan tugas sebagai berikut:
a. Sebagai penanggung jawab pekerjaan secara keseluruhan dan bertanggung
jawab secara langsung kepada Pemberi Tugas.
b. Menyusun program dan rencana kerja serta jadual penugasan personal.
c. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seluruh anggota tim dalam
hal teknis operasional pekerjaan.
d. Memantau dan mengevaluasi seluruh kegiatan pekerjaan yang sedang
berjalan.
e. Menyelesaikan seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan dari awal
hingga akhir yang ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan

2. Ahli Struktur

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar kuat dalam kajian aspek struktur
bangunan pantai untuk pembangunan pelabuhan. Mempunyai pengalaman
minimal 7 tahun dibidang penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama dalam
tim. Ahli struktur bertugas untuk menganalisa kekuatan struktur seluruh bangunan
rencana di pelabuhan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi teknis struktur
bangunan tersebut.

3. Ahli Geoteknik
Seorang Sarjana Sipil dengan pengalaman minimum 7 tahun di bidang sipil dengan
pendidikan S1, dengan tugas sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data-data sekunder mengenai kondisi geoteknik tanah di
lokasi pekerjaan dan sekitarnya.
b. Menyusun rencana dan mengkooordinir kegiatan survei geoteknik.
c. Membuat model kondisi geoteknik untuk kedalaman alur.
d. Melakukan analisis terhadap hasil pemodelan dan membuat rekomendasi
alternatif struktur.

4. Ahli Kelautan
Sarjana Kelautan / Godesi / Oceanografi dengan pengalaman minimum 5 tahun di
bidang kepelabuhanan dengan pendidikan S1dengan tugas sebagai berikut :
a. Melakukan analisis transformasi gelombang atau refraksi-difraksi.
b. Membuat model simulasi hidrodinamika pada perairan.
c. Melakukan analisis untuk pola pergerakan sedimen atau pola perubahan garis
pantai yang terjadi maupun yang akan terjadi pada kurun waktu tertentu.

5. Ahli Geodesi (Pengukuran)


Seorang Sarjana Geodesi dengan pendidikan S1 pengalaman 5 tahun, dengan
tugas sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi surveyor yang melakukan kegiatan pengukuran di
lapangan.
b. Melakukan inventarisasi permasalahan dan metode penanganan terhadap
kendala kegiatan lapangan.
c. Melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang dihasilkan pengukuran
lapangan.
d. Membuat laporan survey yang merangkum semua kegiatan di lapangan,
termasuk keluaran peta situasi beserta analisanya

6. Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender


Sarjana teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam penyusunan
spesifikasi teknis dan engineering estimate konstruksi dermaga, trestle, causeway,
prasarana sandar/tambat kapal dan fasilitas darat untuk dokumen tender.

8.2 Kebutuhan Tenaga Pendukung teknis

1. Bor Master (1 orang)


Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
perkerjaan boring jika dilakukan survey dan penyelidikan tanah.

2. Surveyor (2 orang)

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
perkerjaan survey pemetaan jika dilakukan pekerjaan survey hidrooceanografi dan
topografi.

3. Draftman (1 orang)
Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam pekerjaan
menggambar desain konstruksi menggunakan program komputer,

4. Administrasi Proyek (1 orang)


Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam perkerjaan
pengujian laboratorium mekanika tanah.

11 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Studi DED dalam rangka pembangunan pelabuhan laut memerlukan jangka waktu
pelaksanaan selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender sesuai dengan jadwal waktu
pelaksanaan pekerjaan terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani.

12 PELAPORAN
Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus
dihasilkan oleh pihak konsultan terdiri dari laporan sebagai berikut:

10.1 Laporan Pendahuluan (Reconnaissance Survey Report)


Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Pendahuluan sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar dimana 8 (delapan) set digunakan untuk pembahasan dan 2
(dua) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan, yang diserahkan kepada
pemberi tugas 6 (enam) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterbitkan.

Isi laporan, minimal meliputi:


1. Ulasan terhadap studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan kondisi
eksisting dan rencana lokasi pengembangan. Studi terdahulu dapat dilakukan
terhadap kajian Identifikasi Pelabuhan Dampak Bencana Alam Gempa Palu
2018 Pelabuhan Ogoamas, Rencana Induk Pelabuhan daerah dan/atau
Nasional, peraturan dan keputusan yang berpengaruh.
2. Kondisi operasional pelabuhan yang ada berupa data jenis, ukuran dan jumlah
kapal eksisting dan kesesuaian dengan masterplan.
3. Berita acara pelaksanaan reconnaissance survey.
4. Foto-foto keseluruhan kondisi struktur dan fasilitas lainnya.
5. Hasil survey secara visual kondisi eksisting fasilitas pelabuhan, identifikasi
kerusakan dan permasalahan yang ada dan rencana penyelidikan detail yang
akan dilakukan selanjutnya.
6. Kondisi konstruksi fasilitas eksisting, identifikasi penyebab kerusakan yang ada
dan penyelidikan yang akan dilakukan.
7. Foto-foto detil kerusakan elemen struktur dan fasilitas lainnya
8. Kriteria penilaian kondisi eksisting
9. Hasil pengujian yang dilaksanakan pada fasilitas pelabuhan.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
10. Pengecekan kekuatan struktur eksisting dimana input data sesuai dengan
keadaan eksisting.
11. Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan lapangan.
12. Data sekunder, seperti gambaran umum wilayah studi, data operasional
pelabuhan selama beberapa tahun terakhir, hierarki dan proyeksinya dalam
rencana induk pelabuhan terkait, sejarah rehabilitasi dan pengembangan yang
pernah dilakukan, dll.
13. Rekomendasi sementara penanggulangan kerusakan, terhadap bagian struktur
yang masih dapat dilakukan perbaikan dan struktur yang harus diganti (replace).
14. Hasil pengamatan dan analisa hidrooceanogarfi yaitu:
a) Pengamatan pasang surut selama 29 hari, kemudian diolah untuk
mendapatkan perkiraan tunggang pasang surut maksimal di lokasi
pekerjaan;
b) Analisa pasang surut digunakan metode admiralty yang dibandingkan
dengan metode least square (dipilih analisa metode yang hasilnya paling
mendekati data pasang surut global);
c) Grafik Pasang surut lengkap dengan HWS, MSL dan LWS.;
d) Perbaikan benchmark eksisting sebagai referensi pengukuran topografi dan
survei lapangan lainnya;
e) Gambar situasi (hasil survey topografi);
f) Semua gambar harus dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan, nama dan
tanda tangan pelaksana, penggambar dan penanggung jawab;
g) Data angin 10 tahun terakhir;
h) Penentuan area pembangkitan gelombang;
i) Peramalan gelombang;
j) Data arus, grafik kecepatan arus yang memperlihatkan hubungannya
dengan pasang surut, peta arah dan kecepatan arus;
k) Hasil uji laboratorium terhadap sampel sedimen dasar dan sedimen layang,
beserta kesimpulannya;
l) Simulasi pola dan transformasi gelombang di sekitar lokasi pekerjaan (jika
stuktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh
gelombang). Simulasi dilakukan berdasarkan data gelombang
(berdasarkan peramalan dari data angin atau dari data gelombang
eksisting), dengan menggunakan profil kedalaman dari data hasil survei
batimetri dan peta DISHIDROS;
m) Simulasi pola dan kecepatan arus (akibat pasang surut) di lokasi pekerjaan
(jika struktur pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh
arus);
n) Simulasi dilakukan berdasarkan data pasang surut global di sekitar lokasi
pekerjaan;
o) Simulasi perubahan batimetri akibat sedimen di lokasi pekerjaan (jika
pelabuhan dan operasionalnya dianggap terpengaruh oleh sedimentasi);
p) Semua berita acara dari semua tahapan dan penyelesaian pekerjaan
lapangan. Semua data asli hasil pengecekan lapangan dijilid tersendiri dan
diserahkan kepada Pengguna Jasa saat pembahasan laporan dengan Tim
Evaluasi Teknis.
q) Evaluasi dan rekomendasi hasil survey terhadap kesesuaian tata letak
pelabuhan yang terdapat pada studi terdahulu (PraFS, FS dan RIP). Serta
alternatif tata letak jika diperlukan adanya perubahan;
r) Analisa olah gerak kapal;
s) Alternatif perencanaan alur pelayaran;
t) Seluruh pekerjaan lapangan dilengkapi dengan foto dokumentasi
pelaksanaan survei.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
15. Kriteria desain kapal rencana (untuk DED pengembangan);
16. Analisa tata letak dermaga sesuai dengan rencana pengembangan;
17. Hasil pengujian terhadap struktur eksisting yaitu:
a) Hasil pengujian hammer test yang dilakukan pada pelat lantai, balok dan
poer
b) Hasil pengujian beton inti (cored drill test) yang dilakukan pada pelat lantai,
balok dan poer (4 titik)
18. Usulan Pengujian Seismic Shock Test (SST),
19. usulan pengujian boring;
20. Hasil pengukuran Peta Bathimetri dan Topografi
21. Usulan titik uji penyelidikan tanah
22. Rencana pekerjaan selanjutnya yang akan dilakukan pada Laporan Antara

10.2 Laporan Antara (Interim Report)


Tim pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Antara (Interim Report)
DED sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dimana 8 (delapan) set digunakan untuk
pembahasan dan 2 (dua) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan, yang
diserahkan kepada pemberi tugas 12 (dua belas) minggu setelah Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan ditambah dengan laporan pekerjaan lapangan untuk
rencana pembangunan fasilitas pelabuhan yang meliputi, minimal:
1. Hasil pengujian terhadap struktur eksisting yaitu:
c) Hasil pengujian karbonasi (4 sampel)
d) Hasil pengujian tulangan terpasang/rebar scan (8titik)
e) Hasil pengujian Seismic Shock Test (2 titik)
f) Hasil Pengujian Ultrasonic Thickness Gauge (4 tiang)

2. Hasil pengujian geoteknik:


a. SPT, soil description berdasarkan contoh tanah yang diperoleh dari spon
sampler, sample dan lain-lain dengan memasukkan hasil dan besaran dari
percobaan laboratorium.
b. Gambar korelasi (statigrafi) tanah antar bor-log dengan konstanta
kedalaman m-LWS dan N-SPT.
c. Hasil pekerjaan survey berupa grafik-grafik dan tabel-tabel yang
menggambarkan besaran-besaran tahanan ujung (end resistance),
tahanan geser setempat (local friction) dan jumlah tahanan geser (total
friction).
d. Hasil percobaan laboratorium lengkap dengan lampiran-lampiran grafik,
tabel dan lain-lain untuk penentuan index dan properti fisik tanah.
e. Evaluasi atas hasil pekerjaan lapangan dan laboratorium
f. Posisi/koordinat titik-titik boring diplotkan dalam gambar
hidrografi/topografi.
g. Hubungan antara derajat konsolidasi (u%) dengan waktu penurunan (time
settlement).
h. Klasifikasi tanah.
i. Rekomendasi dan kesimpulan yang meliputi rencana sistem pondasi,
analisa daya dukung tanah dan analisa soil improvement (jika diperlukan).
j. Apabila hasil-hasil laboratorium tidak sesuai dengan lapangan atau
dijumpai kejanggalan-kejanggalan dalam hasil lapangan/laboratorium maka
Penyedia Jasa Konsultasi dapat merekomendasikan tambahan pekerjaan
penyelidikan tanah sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
3. Analisa struktur eksisting menggunakan input data dari hasil assessment yang
dilaksanakan
4. Hasil penilaian dan evaluasi integritas struktur fasilitas pelabuhan terkait dengan
kemampuan struktur untuk menjaga integritasnya agar tidak mengalami
keruntuhan atau kegagalan struktur serta terkait dnegan kapasitas struktur
dalam menahan beban yang bekerja pada struktur
5. Hasil penilaian dan evaluasi kondisi fisik struktur fasilitas pelabuhan terkai
dengan ada tidaknya kerusakan termasuk jumlah, tingkat keparahan dan
distribusi kerusakan dari hasil pemeriksaan visual, pengujian dan pertimbangan
teknis
6. Hasil penilaian dan evaluasi terhadap kondisi operasional yaitu evaluasi
terhadap fungsi fasilitas, struktur atau elemen struktur yang menyebabkan boleh
tidaknya seluruh atau sebagian fasilitas pelabuhan untuk beroperasi.
7. Rekomendasi tindakan lanjut atau perbaikan terhadap hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan

10.3 Konsep Laporan Akhir


Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratoruim selesai, Tim
pelaksana dalam tahap ini harus menyusun Laporan Semi Rampung DED sebanyak
5 (lima) set, yang diserahkan kepada pemberi tugas 16 (enam belas) minggu setelah
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan, yaitu :
1. Dokumen Perencanaan Dermaga/Trestle
a. Penjabaran kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan/analisa
struktur
b. Rekomendasi perbaikan atau rehabiitasi struktur fasiltas pelabuhan yang
meliputi rencana perbaikan dan analisa perhitungan struktur perbaikan jika
ditemukan permasalahan struktur.
c. Analisa sistem konstruksi fasilitas pelabuhan rencana yang dibutuhkan
berdasarkan hasil survey
d. Penjabaran metode dan hasil desain struktur
e. Sistem pelaksanaan pekerjaan (metode konstruksi) rencana pembangunan
sesuai dengan sistem struktur yang digunakan.
f. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan.
g. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan
keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana,
tampak, potongan dan detail konstruksi.
h. Rekomendasi perbaikan pada elemen struktur yang mengalami kerusakan
i. Gambar-gambar detail konstruksi bangunan laut dan bangunan darat yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
j. Hasil survei harga pasar (harga penawaran, brosur, dan sebagainya)
k. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai
dengan perencanaan.
l. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
m. Analisa harga satuan

2. Dokumen Perencanaan Area Darat dan Fasilitas Darat


a. Penjabaran kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan/analisa
struktur areal darat
b. Analisa sistem konstruksi fasilitas pelabuhan rencana yang dibutuhkan
berdasarkan hasil survey areal darat
c. Penjabaran metode dan hasil desain struktur areal darat
d. Sistem pelaksanaan pekerjaan (metode konstruksi) rencana pembangunan
sesuai dengan sistem struktur yang digunakan.
e. Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
f. Pada setiap kolom keterangan gambar konstruksi, dilengkapi dengan
keterangan titik sondir dan boring, dengah fasilitas pelabuhan rencana,
tampak, potongan dan detail konstruksi.
g. Perencananaan bangunan fasilitas darat;
h. Gambar-gambar detail konstruksi bangunan darat yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
i. Hasil survei harga pasar (harga penawaran, brosur, dan sebagainya)
j. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencakup item/pekerjaan sesuai
dengan perencanaan.
k. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
l. Analisa harga satuan.

10.4 Laporan Akhir Desain (Final Report)


Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan dalam waktu 5 (lima) bulan atau
150 hari kalender setelah terbit SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang harus
diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 5 (lima) eksemplar dan dilengkapi
dengan tanggapan, perbaikan dan kesimpulan terhadap semua hasil analisis, serta
lampiran yang diperlukan sebagai berikut:
- Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) sebanyak 5 (lima) eksemplar;
- Hard Disk Eksternal berisikan softcopy seluruh Laporan yang telah diselesaikan
beserta bahan presentasi sebanyak 2 (dua) unit;
- Album Gambar Rancangan Awal
Laporan ini lebih bersifat penyempurnaan maupun pemantapan dari draft laporan
semi rampung DED. Penyempurnaan laporan ini didasarkan pada beberapa
masukan dari berbagai yang telah dilibatkan dalam pembahasan sebelumnya.

10.5 Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)


Dibuat sebanyak 5 (lima) buku ukuran A4 yang meliputi:
- ringkasan/kesimpulan hasil survey pendahuluan
- ringkasan/kesimpulan hasil survey hidrografi, topografi dan penyelidikan tanah
yang menyajikan parameter-parameter penting dengan jelas
- Rekomendasi sistem pondasi dan ringkasan hasil perhitungan daya dukung
- Ringkasan peta stratigrafi tanah (dibuat dalam satu lembar)
- Rekomendasi perbaikan terhadap kondisi eksisting fasilitas pelabuhan
- Layout Rekomendasi pengembangan dermaga (jika pengembangan dermaga)
- Analisa kebutuhan ruang fasilitas darat
- Lay-out desain pelabuhan

10.6 Eksternal Hardisk (HDD External)


Dibuat dalam 2 (dua) unit Eksternal Hardisk (HDD External). Berisi semua softcopy
laporan yang telah disempurnakan.

13 PEMBAHASAN DAN PENYEMPURNAAN LAPORAN


Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis yang
dibentuk dengan melibatkan stakeholder terkait. Konsultan diwajibkan memperbaiki dan
menyempurnakan setiap laporan sesuai masukan dan arahan Tim Teknis.

14 NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa kegiatan ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia.

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
Jakarta, 2019

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


SATKER PENINGKATAN FUNGSI KEPELABUHAN PUSAT

M. TOHIR
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19630222 199003 1 001

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DED FASILITAS PELABUHAN OGOAMAS PROVINSI SULAWESI BARAT

TAHUN 2019
No Tahapan Dokumen
April May June July August September Oktober November
1 Proses Lelang
2 Tandatangan SPMK
3 Lap. Pendahuluan
4 Lap. Antara
5 Lap. Draft Final
6 Lap. Final

Catatan : Setiap tahap penyampaian laporan akan dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis Kementerian Perhubungan dengan melibatkan
stakeholder terkait

Kerangka Acuan Kerja DED Fasilitas Pelabuhan Ogoamas Provinsi Sulawesi Tengah

Anda mungkin juga menyukai