Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA

“ BENTUKAN KATA IMBUHAN ’’

KELOMPOK 10 :
IRFANDY KENTEY (201941232)
INKA ARLIANI KAWULUR (201941210)
HIZKIA EFRAIM MAWEIKERE (201941237)

YAYASAN GMIM Ds. A. Z. R. WENAS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS TEOLOGI
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja yang telah
memberi kami hikmat serta pengertian kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok kami.

Tugas kelompok ini berisikan tentang Bentuk Kata Imbuhan Bahasa Indonesia.

Kami menyadari tugas kelompok yang kami buat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap tugas ini, kami sangat berterima kasih. Tujuan dari
tugas kelompok kami ini agar tugas kelompok kami ini agar semua pembaca dapat mengerti bagaimana
kata bentuk kata imbuhan dalam berbahasa Indonesia.

Demikian tugas kelompok ini kami buat. Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.

Tomohon, 24 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………....... ii

PENDAHULUAN …………………………………………………………………………... 1

PEMBAHASAN …………………………………………………………………………...... 2

KESIMPULAN ……………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selin digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung, Bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah Sub materi
dalam ketata bahasan secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat
disampaikan dan dapat dipahami secara komperensif (lengkap) dan terarah. Imbuhan
ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaanya
didalam pertuturan. Dalam KKBI Imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan sebuah
kata entah di awal, di tengah, di akhir atau gabungan antara tiga imbuhan itu yang
artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
Bagaimana penjelasan imbuhan-imbuhan yang ada di dalam Bahasa Indonesia
serta mengetahui penjelasan mengenai imbuhan-imbuhan di dalam tatanan Bahasa
Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Bahasa Indonesia dikenal sebagai Bahasa Aglunatif artinya, dalam Bahasa


Indonesia bisa ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan bentuk dan
makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu. Karena sifatnya itulah, imbuhan
memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata Bahasa Indonesia.
1. Jenis-jenis Imbuhan
Dalam Bahasa Indonesia ada beberapa macam Imbuhan yaitu :
1. Awalan (Prefiks)
2. Sisipan (Infiks)
3. Akhiran (Sufiks)
4. Awalan dan Akhiran (Konfiks)
Dalam Tugas ini kami hanya membahas Imbuhan Akhiran , Awalan dan Akhiran,
Prosedur Pengayaan Kosakata.
A. Akhiran-an
Imbuhan Akhiran biasanya berada di belakang kata dasar. Makna Akhiran-an
adalah sebagai berikut.
 Menyatakan tempat
Contoh : - pangkalan (pangkal + an)
- kubangan (kubang + an)
 Menyatakan alat
Contoh : - timbangan (timbang + an)
- ayunan (ayun + an)
 Menyatakan hal atau cara
Contoh : - didikan (didik + an)
- pimpinan (pimpin + an)
 Menyatakan akibat atau hasil perbuatan
Contoh : - hukuman (hukum + an)
- balasan ( balas + an)
 Menyatakan seluruh atau kumpulan
Contoh : - lautan (laut + an)
- sayuran (sayur + an)

2
B. Konfiks ke-an
Imbuhan Konfiks terletak pada awal dan di belakang kata dasar. Konfiks ke-an
akan membentuk kata benda konkret dan abstrak, jenis-jenis kata kerja pasif, dan jenis-
jenis kata sifat. Imbuhan ke-an memiliki beberapa makna yaitu :
 Menunjukkan sifat
Contoh : - kelembutan (ke + lembut + an)
- kenyamanan (ke + nyaman + an)
- kemerduan (ke + merdu + an)
- keindahan (ke + indah + an)
- kebersihan (ke + bersih + an)
Semua contoh ini menyatakan sifat yaitu bersifat lembut, indah, merdu,
bersih dan nyaman.
 Menunjukkan makna dalam keadaan

Contoh : - kedinginan (ke + dingin + an)

- kepanasan (ke + panas + an)

- kesakitan (ke + sakit + an)

Semua contoh ini menggambarkan dalam keadaan dingin, panas, dan


sakit.

Contoh dalam kalimat :

 Tentu saja semua keinginan Ardi dituruti, dia kan anak kesayangan Ibunya.
 Umurmu saja yang bertambah, sikapmu yang kekanak-kanakan belum juga
berubah.
 Setiap kali berbelanja online, baju yang kupesan selalu saja kebesaran.
 Indonesia merupakan negara kepulauan.
 Keindahan alam Indonesia memang tidak ada duanya

C. Kata Kerja Bentuk me(N)

Imbuhan me(N) biasaanya terdapat pada awal kata. Imbuhan me(N)- apabila
ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/, /h/, /g/, /kh/ berubah menjadi
meng-.

 Kata dasar yang mendapat imbuhan me- menjadi kata kerja aktif

Contoh : - membuang (me + buang)

- melarang (me + larang)

3
- mengusap (me + usap)

- menggapai (me + gapai)

- membangun (me + bangun)

- menyapu (me + sapu)

Contoh dalam kalimat :

 Eka membuang sampah sembarangan.


 Ayah melarang kami bersepeda dijalan raya.
 Ibu mengusap peluhku.
 Ia menggapai cita-citanya.
 Pemerintah membangun sebuah pasar.
 Aquila sedang menyapu lantai.

D. Kata Kerja Bentuk me(N) – kan

Imbuhan men(N)-kan biasanya terdapat pada awal kata dan akhiran kata.
Imbuhan ini berfungsi sebagai pembentuk kata kerja transitif atau kata kerja yang
memerlukan objek. Makna Imbuhan men(N) – kan dibedakan menjadi makna benefaktif
dan makna kausatif.

 Makna Benefaktif, maksudnya melakukan pekerjaan orang lain.

Contoh : - membawakan (me + bawa + kan)

Dalam kalimat : - Lia membawakan saya bingkisan khusus.

 Makna Kausatif, maksudnya,


1. Menyebabkan seseorang atau sesuatu tindakan seperti yang
disebutkan pada kata dasarnya .

Contoh : - mendatangkan (me + datang + kan)

Dalam kalimat : - Pemerintah mendatangkan mobil murah dari Korea.

2. Menyebabkan seseorang atau sesuatu menjadi yang disebutkan pada


kata dasarnya.
Contoh : - membetulkan (me + betul + kan)
Dalam kalimat : - Arman membetulkan mainan adiknya.
3. Menyebabkan jadi atau menganggap sebagai apa yang disebut kata
dasarnya.
Contoh : - mendewakan (me + dewa + kan)
Dalam kalimat : - manusia tidaklah pantas terlalu mendewakan uang.
4
4. Membawakan ke tempat yang disebut pada kata dasarnya.
Contoh : - memejahijaukan (me + meja hijau + kan)
Dalam kalimat : - Perusahaan itu memejahijaukan salah satu karyawan-
nya karena melarikan uang perusahaan.
E. Awalan ke-
Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang terletak di depan. Berikut ini macam
awalan ke- dan fungsinya:
1. Membentuk kata benda abstrak, misalnya keberanian, ketentraman, keindahan, dan
sebagainya.
 hal atau keadaan: keberanian, kecantikan
 tempat: kelurahan, kediaman
2. Membentuk kata kerja pasif, misalnya kehujanan, kehilangan, keracunan, dan
sebagainya.
 terkena: kehujanan, kepanasan
 agak atau terlalu: keasinan, kelelahan (lihat pula imbuhan ke-an dalam bahasa
Jawa)
 sangat merasakan: kesakitan, kedinginan
3. Membentuk kata sifat, misalnya keibuan, kebapakan, kekanak-kanakan, dan
sebagainya.
 menyerupai atau memiliki sifat seperti: keibuan, kekanak-kanakan.
I. Dalam Bahasa Indonesia baku awalan ke-digunakan untuk membentuk nomina (kata
benda) dan kata bilangan (numeralia).
1. Awalan ke- pembentuk kata benda (nomina):
a. yang mempunyai sifat atau ciri, misalnya,
tua → ketua yaitu orang yang mengepalai atau memimpin rapat, perkumpulan
dan sebagainya.
Contoh : Para peserta menyetujui usulan ketua rapat.
Dia diangkat menjadi ketua umum partai politik.
b. yang dituju dengan,misalnya:
kasih → kekasih yaitu orang yang dikasihi atau dicintai.
hendak → kehendak yaitu kemauan; keinginan dan harapan yang keras.
Contoh : Katanya dia patah hati karena ditinggalkan kekasihnya.
Pemuda itu memiliki kehendak untuk sukses sebagai usahawan.
2. Awalan ke- pembentuk kata bilangan(numeralia):
a. menunjukkan tingkat atau urutan,misalnya,
tiga → ketiga lima → kelima sebelas → kesebelas.
Contoh : Siswa itu menempati urutan ketiga dalam peringkat kelas.
5
b. menunjukkan kumpulan, misalnya,
kedua orang - kelima buku-
Contoh : Saya kira kedua orang itu wisatawan asing.
Kelima buku ini saya beli kemarin di toko buku.
II. Dalam bahasa lisan yang tidak resmi awalan ke- menggantikan awalan ter-. Hal ini
disebabkan pemakai bahasa terpengaruh oleh struktur bahasa daerah (Jawa/Sunda).
Biasanya awalan ke- membentuk kata kerja (verba),misalnya,
a. telah mengalami atau menderita keadaan atau kejadian dengan sengaja atau
dengan tiba-tiba.
tertawa → ketawa tertabrak → ketabrak terburu → keburu
terbakar →kebakar tertukar → ketukar tergoda → kegoda
terseleo → keseleo
Contoh : Kenapa kamu ketawa terus,padahal guru sedang menerangkan soal itu?
Mobil kami ketabrak truk waktu membelok di tikungan itu.
Bicara yang tenang,jangan keburu nafsu.
Rumahnya ikut kebakar ketika terjadi kebakaran di kawasan itu.
Rupanya buku saya ketukar dengan bukunya Yaty.
Gadis itu kegoda oleh harta dan kedudukan lelaki itu.
Tangan kanannya keseleo waktu bermain tenis.
b. Menunjukkan dapat atau sanggup,misalnya,
terbaca → kebaca terangkat → keangkat terbeli → kebeli
Contoh : Wah,huruf sejelek ini sulit kebaca,deh!
Kopor seberat ini keangkat juga oleh anak itu.
Baju semahal ini mana bisa kebeli oleh adik kamu.
Catatan : Kata yang bukan berawalan ter- tetapi berawalan ber- yang bisa diganti
dengan,
awalan ke- yaitu : bertemu → ketemu
Contoh : Malam ini kita ketemu di mana?

F. Akhiran lain

Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses
pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses
pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man,
wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.

Contoh: -an + pikir→pikiran, -in + hadir→hadirin, -wan + karya→karyawan,


wati+karya→karyawati, -wi+ manusia→manusiawi. Semua akhiran ini disebut sebagai
akhiran untuk kata benda.

Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, seperti: -if→aktif, sportif. ik→magnetik,
elektronik. -is→praktis, anarkis. -er→komplementer, parlementer. -wi→manusiawi,
surgawi, duniawi.

Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari bahasa inggris
dan ada yang berasal dari bahasa arab.

6
Contoh : -al→formal, nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani,
rohani. -nya→melihatnya, mendengarnya, mengalaminya. in→muslimin, mu’minin. -
at→muslimat, mu’minat. -us→politikus. -or→koruptor. if→produktif, sportif. Untuk
lebih lengkap, simak selanjutnya.

Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-
akhiran seperti berikut:

 –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang


berakhiran
 –al ini tergolong kata sifat. –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi,
nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebutmenyatakan ‘proses
menjadikan’ atau ‘penambahan’.
 –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini
menyatakan kata benda.
 –er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan
sifat.
 –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan
pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.
 –i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani,
harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
 –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini
menyatakan sifat.
 –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini
menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.
 -ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini
menyatakan sifat.
 –il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-
kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.
 –is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran
ini menyatakan sifat.
 –is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei. Akhiran ini
menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau
orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti yang disebut di dalam kata dasar.
 –isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme
artinya ‘faham’.
 –logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logiartinya
‘ilmu’.
 –ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan orang yang
bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.
 –or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran ini artinya
orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti yang
tersebut pada kata dasar.
 –ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur. Akhiran ini
seperti yang di atas menyatakan agentif atau pelaku.

7
G. Prosedur Pengayaan Kosakata

Pengayaan kosakata berasal dari 2 kata yaitu pengayaan dan kosakata.


Pengayaan berasal dari kata dasar kaya yang berarti untuk memperbanyak atau untuk
memperkaya. Sedangkan Kosakata adalah perbendaharaan kata yang mana sangat
berpengaruh pada keterampilan berbahasa dan dapat mencerminkan tingkat
intelektualitas dari seseorang.

Usaha-usaha yang dilakukan guru kepada muridnya untuk memperkaya kosakata


dikemukakan Tarigan (1994) adalah sebagai berikut :

1. Memperkenalkan kata-kata sinonim dan antonym

2. Memperkenalkan Imbuhan

3. Mengira-ngira atau merekan makna kata-kata dari kontek kalimat

4. Menjelaskan arti abstrak dengan menggunakan Bahasa daerahnya,

5. Memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagainya dengan cara-cara

telah dikemukakan diatas disertai latihan seperlunya.

6. Memahami kosakta serapan dan kosakata umum dalam berbagai hal.

7. Melatih mengusai kosakata dalam berbagai kegiatan berbahasa secara

berkesinambungan dengan menggunakan setiap kesalahan siswa sebagai umpan

balik untuk perbaikan selanjutnya.

Adapun secara umum, Prosedur untuk pengayaan kosakata adalah dengan :

1. Banyak membaca
2. Lakukan banyak percakapan
3. Miliki kamus Bahasa
4. Menulis

8
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.


Dalam Bahasa Indonesia bisa ditempeli dengan bentuk lain(Aglunatif), yaitu imbuhan.
Imbuhan bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu. Karena sifatnya
itulah, imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata Bahasa
Indonesia.

Ada 4 macam jenis Imbuhan

1. Awalan
2. Sisipan
3. Akhiran
4. Awalan dan Akhiran

Adapun yang dibahas oleh kelompok kami hanyalah Imbuhan Akhiran , Imbuhan
Awalan dan Akhiran, Prosedur Pengayaan Kosakata.

Di dalam pembuatan makalah ini pasti masih ada kesalahan-kesalahan disana-sini,


Perlunya bimbingan dan pembelajaran yang lebih mengenai pembuatan makalah ini.
Semua kritik atau saran yang bersifat membangun pasti akan kami terima demi
kelangsungan pembuatan makalah dimasa-masa mendatang.

9
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afiks
 https://krizi.wordpress.com/2011/09/15/bahasa-indonesia-usaha-memperkaya-
kosakata-melalui-pengembangan-ketrampilan-membaca
 https://id.wikibooks.org/w/index.php?title=Bahasa_Indonesia/Sufiks&oldid=47
435
 https://tatabahasayangbaik.blogspot.com/2012/12/kata-kerja-berimbuhan-
awalan.html?m=1
 https://modulgurucerdas.blogspot.com/2015/01/makna-imbuhan-men-kan-men-
i.html?m=1
 https://www.google.com/amp/s/dosenbahasa.com/jenis-jenis-imbuhan/amp

10

Anda mungkin juga menyukai