Anda di halaman 1dari 6

10B:PEMANDU ACARA (MC)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menerima sajian tentang pokok bahasan pemandu acara ini diharapkan
mahasiswa dapat: (1) menunyukkan empat persyaratan untuk menjadi seorang pemandu
acara yang baik; (2) menyusun butir-butir acara dalam suatu acara resepsi pernikahan ; dan
(3) melakukan simulasi sebagai pemandu acara pada acara ulang tahun seorang sahabat
dengan benar.

B. BAHAN AJAR
Pemandu acara sering disebut juga dengan protokol, atau di dalam bahasa Inggeris
disebut M.C. (Master of Ceremony), dan di Malaysia lebih dikenal dengan istilah
pengurusi majelis. Seorang pemandu acara hendalnya dipilih dengan mempertimbangkan
berbagai hal, antara lain: penampilan, sikap, bahasa, dab wawasan.
Penampilan pemandu acara harus tampak menarik agar dapat mempesonakan
audience, antara lain: (1) berpakaian dengan sopan, menarik, dan memberikan kesan
familier; (2) tampil dalam kondisi tubuh yang prima, sehat, dan memberikan kesan yang
tangkas dan kluwes; (3) dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan keadaan, atau
tidak memberikan kesan yang berlebihan (overacting); dan (4) memiliki rasa percaya diri
bahwa ia mampu memimpin suatu acara yang akan dibawakan.
Pemandu acara harus mampu membawakan acaranya dengan sikap yang baik,
misalnya: (1) bersikap sopan sesuai dengan kebutuhan atau situasi acara yang akan
dibawakan; (2) bersikap tegas dan penuh percaya diri dan dapat melakukan koordinasi
dengan baik dengan orang lain; (3) dapat menghargai waktu atau mengatur waktu,
sehingga tidak mengecewakan para hadirin; (4) bersikap dewasa dan penuh tanggung
jawab sehingga dapat dipercaya oleh orang lain; (5) bersikap rendah hati dan tidak banyak
menggurui dan mengetahui kode etik pergaulan; (6) dapat memberikan motivasi atau
semangat terhadap orang lain sehingga dapat menghidupkan suatu acara.

Pemandu acara hendaknya juga mempergunakan bahasa yang baik, misalnya: (1)
vokal harus jelas, sehingga dapat didengarkan oleh semua hadirin; (2) seyogyanya mampu

62
menngunakan bahasa yang sesuai dengan tingkan kemampupuan audience; (3) pandai
memilih kosa kata yang relevan dan aktual sehingga dapat menarik audience; (4)
menngunakan bahasa yang padat atau berisi dan kaya dengan improvisasai yang sesuai; (5)
mampu memancing emosi penonton untuk memusatkan perhatian pada acara yang akan
disajikan; (6) bahasa tidak monoton ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya; (7)
disesuaikan dengan logat dan kualitas penampilan acara yang akan disajikan; (8) tidak
terlalu banyak mengulas penampilan yang baru ditampilkan; (9) pandai bervariasi dengan
mempergunakan berbagai bahasa sesuai dengan heterogenitas penonton; dan (10) dapat
memberikan kesan intelek agar tampak lebih profesional.
Seorang pemandu acara dituntut pula memiliki wawasan yang kuat dan luas, antara
lain: (1) memiliki latar belakang sosial dan pendidikan yang memadai; (2) bersikap terbuka
agar mampu menerima kritik untuk memperbaiki diri; (3) memiliki wawasan yang relevan
dengan spesifikasi acara yang dibawakan; (4) wawasan yang dimiliki seyogyanya tidak
klasik, tetapi bersifat aktual atau yang mengandung infomasi yang segar; (5) penuh
tenggangg rasa dan tidak banyak menggui; (6) memiliki wawasan linguistik (kebahasaan)
yang luas agar lebih komunikatif; (7) memiliki wawasan terhadap jenis-jenis atraksi dan
karakteristiknya; (8) memiliki wawasan penggunaan waktu yang efektif dan efisien; (9)
pandai mengemas acara agar tidak tampak vulgar; dan (10) pandai membangkitkan
motivasi dan gairah berkomunikasi.
Tugas pemandu acara adalah memandu jalannya suatu acara, misalnya acara
kelahiran anak, acara khitanan, acara ulang tahun, acara tasakhuran, acara resepsi
pernikahan, dan sebagainya. Adapun contoh-contoh kegiatan pemandu acara sebagai
berikut ini.

1. Pemandu Acara pada Acara Kelahiran Anak


Lahirnya seorang anak membuat orang tua (Bapak dan Ibu) bahagia. Adakalanya
orang tua tersebut merayakannya dalam bentuk syukuran. Di dalam acara syukuran tugas
pemandu acara adalah memandu jalannya acara mulai dari acara pembukaan sampai
dengan acara penutupan. Isi pembicaraan yang harus disampaikan kepada para hadirin
dalam acara itu antara lain sebagai berikut ini.

a. Acara Pertama (pembukaan).

63
Contoh kata-kata pembukaan dalam acara ini adalah sebagai berikut.

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Para hadirin yang kami mulyakan. Pada kesempatan yang berbahagia ini
marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu
wata'ala atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga pada malam ini kita
dapat menghadiri undangan Bapak Dwi Saksomo sekeluarga dalam acara syukuran atas
kelahiran putra pertamanya.
Para hadirin yang kami hormati, kami atas nama keluarga Bapak Dwi Saksomo
menghaturkan banyak terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu sekalian untuk memenuhi
undagan kami dalam acara syukuran ini. Atas doa restu Bapak/Ibu sekalian,
alhamdulillah putra Bapak Dwi Saksomo lahir dengan selamat, begitu pula ibu sang
bayi.
Hadirin sekalian, untuk menyingkat waktu ijinkanlah kami membacakan susunan
acara syukuran ini sebagai berikut:
(1) pembukaan,
(2) pembacaan wahyu Ilahi.
(3) sambutan shahibul hajat,
(4) ceramah agama / mau'idhah hasanah,
(5) pembacaa doa, dan
(6) penutup.
Hadirin sekalian, demikianlah susunan acara dalam syukuran ini. Sebagai
pembuka acara ini, marilah kita bersama-sama mengucapkan Basmalah:
Bismillahirrahmanirrahim.

b. Acara kedua (pembacaan wahyu Ilahi).


Di dalam acara kedua ini pemandu acara mempersilahkan petugas pembaca wahyi
Ilahi. Sebagai contoh pemandu acara mengucapkan,
"Acara selanjutnya adalah pembacaan wahyu Ilahi yang akan dibawakan oleh
adik kami Siti Yulaikah. Untuk itu, adik Siti Yulaikah kami persilakan". Setelah
pembacaan wahyu Ilahi, pemandu acara mengucapkan, "Terima kasih dik Yuli. Hadirin

64
sekalian, demikianlah gema wahyu Ilahi telah kita dengarkan dengan seksama. Semoga
wahyu Ilahi itu dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien".

c. Acara ketiga (sambutan shahibul hajat).


Di dalam acara ketiga ini pemandu acara mempersilakan tuan rumah (yang
mempunyai hajat) sebagai berikut, "Acara selanjutnya adalah sambutan dari shahibul
hajat. Untuk itu, Bapak Dwi Saksomo kami persilakan." Setelah sambutan selesai,
pemandu acara mengucapkan, "Terima kasih, Pak Dwi. Hadirin sekalian demikianlah
sambutan dari tuan rumah."

d. Acara keempat (ceramah agama).


Di dalam acara ini, pe-mandu acara mempersilahkan penceramah agama sebagai
berikut, "Hadirin yang kami hormati, acara selanjutnya adalah ceramah agama yang
akan disampaikan oleh Bapak Haji Sodiq. Untuk itu, Bapak Haji Sodiq kami
persilahkan." Setelah ceramah selesai, pemandu acara mengucapkan, "Demikianlah
santapan rokhani yang telah disampaikan oleh Bapak Haji Sodiq. Semoga kita semua
akan dapat memetik manfaatnya, terutama dalam rangka meningkatkan tanggungjawab
orang tua terhadap anaknya dalam hal pendidikan, kesehatan, kebersihan, dan
ketaqwaannya kepada Tuhan yang Mahaesa."

e. Acara kelima (pembacaan doa).


Di dalam acara ini, pemandu acara mempersilahkan pembaca doa sebagai berikut,
"Hadirin sekalian acara berikutnya adalah pembacaan doa yang akan dipimpin oleh
Bapak Haji Didik Supadmo. Untuk itu, Bapak Haji Didik Supadmo kami persilakan."
Setelah doa selesai, pemandu acara mengucapkan. Demikianlah pembacaan doa yang
telah disampaikan oleh Bapak Haji Didik Supadmo.

f. Acara keenam (penutup).


Di dalam acara penutup ini pe-mandu acara mengucapkan, "Demikianlah acara
demi acara telah kita lalui. Sebelum acara ini ditutup, kami atas nama keluarga Bapak
Dwi Saksomo mengucapkan banyak terima kasih atas kerawuhan Bapak/Ibu sekalian,
dan bila ada sesuatu yang kurang berkenan di hati Ibu/Bapak sekalian kami mohon maaf

65
sebesar-besarnya." Selanjutnya biasanya dilajutkan acara makan-makan atau ramah-
tamah. Baru setelah acara makan bersama selesai, pemandu acara mengucapkan,
"Sebagai pembawa acara, kami secara pri-badi mengucapkan maaf beribu maaf atas
segala kesalahan baik dari tutur kata atau prilaku yang mungkin kurang berkenan di
hati Bapak/Ibu sekalian. Akhirnya kami ucapkan Wassamamu'alaikum Wr.Wb."

2. Pemandu Acara pada Acara Khitanan


Tugas pemandu acara dalam acara khitanan tidak jauh berbeda dengan tugas
pemandu acara dalam acara kelahiran anak. Begitu pula susunan acara dalam acara
khitanan juga tidak jauh berbeda dengan acara kelahiran anak. Meskipun demikian,
uacapan-ucapan pemandu acara dalam memberikan komentar dari para pembaca wahyu
Ilahi, para penceramah, dan para shihibul hajat hendaknya berbeda. Hal ini disebabkan
bahwa isi pembicaraan dalam menyambut acara kela-hiran anak dengan acara khitanan
pasti berbeda. Perbedaan-perbedaannya terletak pada ayat-ayat suci yang dibacakan,
topik-topik sambutan yang diberikan, dan topik-topik ajaran agama yang diceramahkan
oleh seorang penceramah.
Susunan acara dalam acara khitanan ini biasanya terdiri atas: (1) pembukaan (dari
pemandu acara), (2) pembacaan wahyu Ilahi (dipilihkan ayat-ayat suci yang relevan
dengan hal "khitanan"), (3) sambutan shohibul hajat, (4) ceramah agama (yang berkaitan
dengan hal "khitanan"), (5) pembacaan doa, dan (6) penutup. Hal ini berbeda dengan
susunan acara pada acara syukuran atas kelahiran seorang putra, yang semua acaranya
selalu berfokus pada hal "kelahiran anak".
3. Pemandu Acara pada Acara Ulang Tahun
Tugas pemandu acara dalam acara ulang tahun agak ber-beda dengan pemandu
acara dalam acara kelahiran anak atau acara khitanan. Acara di dalam ulang tahun biasanya
banyak diselingi dengan acara hiburan, kesenian, atau acara berdendang ria. Adapun acara
dalam khitanan dan kelahiran anak biasanya tak ada acara berdendang ria, tetapi biasanya
banyak berisi acara ritual atau acara adat. Dengan demikian susunan acaranya pun
cenderung berbeda.
Adapun acara dalam ulang tahun biasanya tersusun sebegai berikut: (1) pembukaan
(oleh pemandu acara), (2) sambutan dari keluarga (yang berulang tahun); (3) peniupan lilin
(jika ada), (4) menyanyi selamat ulang tahun (jika perlu), (5) pemotongan kue tart (jika

66
ada), (6) makan bersama, (7) acara hiburan (jika ada), (8) pembacaan doa, dan (9)
penutup.

4. Pemandu Acara dalam Acara Tasyakuran Lulus Ujian


Pemandu acara dalam acara tasyakuran karena lulus ujian pada hakekatnya sama
dengan acara syukuran lainnya. Acara tasyakuran tersebut biasanya tersusun sebagai
berikut: (1) pembukaan, (2) sambutan dari tuan rumah, (3) sambutan dari seorang teman
(wakil teman-teman sekelas), (4) sambutan dari seorang guru (bila diundang), (5)
pembacaan doa, (6) makan bersama, selamatan, atau ramah-tamah, dan (7) penutup.

5. Pemandu Acara dalam Resepsi Pernikahan


Pemandu acara dalam resepsi pernikahan merupakan yang paling sulit. Hal ini
disebabkan bahwa acara pernikahan beraneka ragam corak dan macamnya, tergantung
pada adat mana mereka melakukan acara resepsi itu. Meskipun demikian acara resepsi
pernikahan tersebut pada umumnya tersusun atas: (1) acara temu temanten (jika ada), (2)
pembukaan, (3) pembacaan wahyu Ilahi, (4) sambutan (penyerahan) dari wakil mempelai
laki-laki, (5) sambutan (penerimaan) dari wakil mempelai perempuan, (6) sambutan dari
sesepuh (berisi nasehat), ceramah agama, atau wejangan-wejangan dari pemuka
masyarakat, (6) pembacaan doa, (7) ramah tamah, (8) kirap temanten, dulang-mendulang,
foto bersama, dan sungkeman (jika ada), (8) hiburan/kesenian (jika ada), dan (9) penutup.

67

Anda mungkin juga menyukai