Anda di halaman 1dari 8

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN


BAB 8 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA
BAB 9 PENSKALAAN, KEANDALAN, DAN VALIDITAS

Disusun Oleh:
Rahma Tri Lestari 1710536066

PROGRAM STUDI INTAKE AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
Bab 6 Proses Penelitian Langkah 6: Unsur-unsur Desain Penelitian
DESAIN PENELITIAN
Setelah mengidentifikasi variabel-variabel dalam sebuah situasi masalah dan mengembangkan
sebuah kerangka teoritis, langkah selanjutnya adalah mendesain sebuah model penelitian agar
data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis sampai mendapatkan solusi. Semakin
bagus dan tepat sebuah bentuk penelitian, semakin besar waktu, biaya, dan sumber daya yang
harus dikorbankan. Oleh karena itu, sangat relevan untuk bertanya pada setiap poin pilihan
apakah keuntungan yang berasal dari sebuah model yang bagus untuk memastikan akurasi,
ketelitian, generalisasi dan yang lainnya adalah sepadan dengan investasi sumber daya alam yang
lebih besar.

TUJUAN STUDI: EKSPLORATIF, DESKRIPTIF, PENGUJIAN HIPOTESIS


(ANALITIS DAN PREDIKTIF), ANALISIS STUDI KASUS
Studi Eksploratif
Studi eksploratif dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi,
atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai masalah atau penelitian serupa yang pernah ada
sehingga dapat dilakukan penelitian penyelidikan.
Studi Deskriptif
Studi deskriptif dilakukan dalam rangka menegaskan dan mampu menjelaskan karakteristik
variable yang diteliti dalam sebuah situasi. Studi deskriptif yang menampilkan data dapat
membantu untuk: (1) memahami karakteristik dari sebuah kelompok pada kondisi tertentu, (2)
berpikir secara sistematis tentang semua aspek, (3) memberikan ide untuk penyelidikan dan
penelitian, dan/atau (4) membantu dalam membuat suatu keputusan yang sederhana.
Pengujian Hipotesis
Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu,
atau menentukan perbedaan antarkelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor
dalam suatu situasi.
Analisis Studi Kasus
Studi kasus adalah sebuah bentuk penelitian yang mendalam dan konstektual terkait dengan
situasi yang sama dalam sebuah organisasi. Studi kasus yang bersifat kualitatif berguna dalam
menerapkan solusi untuk sebuah masalah berdasarkan pengalaman penyelesaian masalah di
waktu lampau.
Tinjauan Tujuan Studi
Studi deskriptif tidak dilakukan ketika diketahui karakteritisk fenomena dalam situasi tertentu
dan mampu menjelaskan dengan riwayat faktor-faktor yang ada. Pengujian hipotesis untuk
meningkatkan pemahaman dari hubungan yang ada dari variabel-variabel. Studi kasus umumnya
bersifat kualitatif dan kadang-kadang digunakan sebagai alat untuk membuat keputusan
manajerial.
JENIS INVESTIGASI: KAUSAL VERSUS KORELASIONAL
Manajer harus menentukan apakah akan menggunakan studi kausal atau korelasional untuk
menemukan jawaban atas masalah yang dihadapi. Jika semua yang manajer ingikan adalah
identifikasi yang jelas dari faktor-faktor yang penting berkaitan dengan masalah, maka
investigasi yang baik digunakan adalah investigasi korelasional. Jika peneliti ingin
menggambarkan penyebab dari satu atau lebih masalah disebut studi kausal. Ketika peneliti
tertarik dalam menggambarkan variabel-variabel penting yang berkaitan dengan masalah,
investigasi ini disebut studi korelasional.

TINGKATAN INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDI


Tingkat intervensi yang dialami oleh peneliti dalam proses penelitian yang dilakukannya terletak
pada penentuan jenis penelitian yang akan digunakan, apakah kausal atau korelasional.
Tingkatan intervensi dalam penelitian terdiri dari: intervensi minimal, intervensi sedang, dan
intervensi berlebih.

SITUASI STUDI: DIATUR DAN TIDAK DIATUR


Penelitian organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang alami, di mana pekerjaan berproses
secara normal (yaitu, dalam situasi tidak diatur) atau dalam artifisial dan diatur. Studi
korelasional selalu dilakukan dalam situasi tidak diatur, sedangkan studi kausal dilaksanakan
dalam situasi lab yang diatur.

UNIT ANALISIS: INDIVIDUAL, PASANGAN, KELOMPOK, ORGANISASI, BUDAYA


Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data
selanjutnya. Pertanyaan penelitian kita teradap persoalan bergerak dari individu ke pasangan, dan
ke kelompok, organisasi, dan bahkan negara, demikian pula unit analisis akan bergeser.

HORIZON WAKTU: STUDI VERSUS LONGITUDINAL


Studi cross sectional merupakan studi yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali
dikumpulkan, selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Studi longitudinal adalah sebuah penelitian ketika data pada variabel
dependen yang dikumpulkan dua atau lebih poin dalam waktu tertentu untuk menjawab
pertanyaan penelitian.

IMPLIKASI MANAJERIAL
Penguasaan mengenai persoalan desain penelitian membantu manajer untuk memahami apa yang
peneliti berusaha lakukan. Manajer juga memahami mengapa laporan kadang kala menunjukkan
analisis data berdasarkan ukuran sampel kecil, jika banyak waktu yang dihabiskan dalam
mengumpulkan data dari beberapa kelompok orang, seperti dalam kasus studi yang meliputi
kelompok, departemen, atau kantor cabang.
Bab 8 Pengukuran Variabel: Definisi Operasional dan Skala
BAGAIMANA MENGUKUR VARIABEL
Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrumen standar bukan merupakan
masalah pengukuran. Misalnya, panjang dan lebar sebuah meja kantor yang bentuknya persegi
panjang, bisa dengan mudah diukur menggunakan pita pengukur atau mistar. Akan tetapi, jika
kita memasuki dunia perasaan, sikap dan persepsi subjektif manusia, pengukuran faktor atau
variabel tersebut menjadi sulit. Hal tersebut merupakan salah satu aspek penelitian perilaku
organisasi dan manajemen yang menambah kerumitan studi.

DEFINISI OPERASIONAL: DIMENSI DAN ELEMEN


Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya
bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan
oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam elemen yang dapat diamati dan
diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep. Elemen-elemen tersebut
nantinya akan terbagi menjadi 5 elemen dimensi.
Apa yang Bukan Definisi Operasional
Deifinisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya kesuksesan kinerja
tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian, seseorang
yang bermotivasi sangat mungkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran yang tinggi. Dengan
demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan / atau kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi,
tetapi tidak mengukur level motivasi seseorang melalui kesuksesan dan kinerja.
Jadi jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara opersional tidak meliputi
penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Adalah penting untuk
mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau
mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid. Hal
tersebut bahwa kita tidak akan mendapatkan data yang “baik” dan penelitian akan menjadi tidak
ilmiah.
Tinjauan Definisi Operasional
Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperi hal-hal yang
biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaandan sikap. Variabel yang lebih objektif
seperti usia atau tingkat pendidikan cukup mudah untuk diukur melalui pertanyaan langsung,
sederhana, dan tidak perlu didefinisikan secara operasional.

SKALA
Skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait
variabel minat yang kita pelajari. Skala atau instrumen bisa menjadi sesuatu yang mentah (gross)
dalam artian bahwa hal tersebut hanya akan mengategorikan individu secara luas pada variabel
tertentu, atau menjadi instrumen yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada
variabel dengan tingkat kerumitan yang bervariasi. Ada empat tipe skala dasar, yaitu:
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada
kategori atau kelompok tertentu.
Skala Ordinal
Skala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di
antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Dengan
banyaknya variabel untuk berbagai kategori yang digunakan berdasarkan beberapa pilihan, maka
digunakanlah skala ordinal.
Skala Interval
Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang
dikumpulkan dari responden. Sementara, skala nominal hanya memungkinkan kita untuk
membedakan kelompok secara kualitatif dengan mengategorikannya ke dalam kumpulan yang
saling eksklusif dan lengkap secara kolektif, skala ordinal untuk mengurutkan tingkatan
preferensi, skala interval memampukan kita mengukur jarak antara setiap dua titik pada skala.
Skala Rasio
Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada skala interval, yaitu
skala rasio memiliki titik nol absolut yang merupakan titik pengukuran yang berati. Jadi skala
rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antarttitk pada skala, namun juga menunjukkan
proporsi dalam perbedaan.
Tinjauan Skala
Saat kita bergerak dari skala nominal ke rasio, kita memperoleh ketepatan yang semakin
tinggi dalam mengkuantifikasi data, dan fleksibilitas yang lebih besar dalam menggunakan uji
statistik yang lebih canggih. Karena itu, kapan pun jika memungkinkan dan tepat, skala yang
lebih tinggi harus digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.
DIMENSI INTERNASIONAL DARI DEFINIS OPERASIONAL DAN PENYUSUNAN
SKALA
Definisi Operasional
Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk diingat bahwa variabel tertentu
memiliki makna yang berbeda dan konotasi dalam budaya yang berbeda. Adalah bijaksana bagi
para peneliti yang berasal dari negara yang berbeda berbicara dalam bahasa untuk merekrut
bantuan setempat untuk mengoperasionalkan konsep tertentu saat menyangkut lintas-budaya
penelitian.
Penyusunan Skala
Sebagai bagian dari kepekaan terhadap definisi operasional konsep dalam kebudayaan
lain, persoalan penyusunan skala juga perlu mendapat perhatian dalam penelitian lintas budaya.
Kebudayaan yang berbeda bereaksi secara berbeda pada perrsoalan penyusunan skala.
Dengan demikian, dalam menentukan instrumen untuk penelitian lintas budaya, kita harus
berhati-hati terhadap definisi operasional dan metode penyusunan skala yang digunakan.
Bab 9 Pengukuran: Penskalaan, Keandalan, Validitas
SKALA PERINGKAT
1. Skala Dikotomi, digunakan untuk memperoleh respons dari responden dengan memberikan
jawaban ya atau tidak.
2. Skala Kategori, digunakan untuk memperoleh respon tunggal dari responden atas pilihan
respon yang disediakan.
3. Skala Diferensial Semantik, digunakan untuk memperoleh respon terhadap objek tertentu
dengan melakukan plotted untuk mendapatkan ide responden.
4. Skala Numerikal, digunakan untuk memperoleh respon dengan memberikan skala berupa
angka dengan kata sifat berkutub kedua ujungnya.
5. Skala Peringkat Terperinci, digunakan untuk dengan dasar skala numerical dengan titik
panduan sesuai dengan keperluan dalam penelitian.
6. Skala Likert, didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan pada skala 5 titik.
7. Skala Peringkat Jumlah Konstan atau Tetap, didesain dimana responden diminta untuk
mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai item seperti dalam contoh di
bawah. Skala jumlah konstan atau tetap (fixed or constan sum scale) lebih bersifat skala
ordinal (ordinal scale).
8. Skala Stapel, secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang
dipelajari. Karakteristik minat terhadap studi ditempatkan di bagian tengah dengan jarak
skala numerik, katakanlah, dari +3 ke -3, pada tiap sisi item seperti diilustraikan di bawah.
Skala ini memberikan ide mengenai seberap dekat atau jauh respons individu terhadap
stimulus, sebagaimana ditunjukkan dalam contoh berikut. Karena skala ini tidak memiliki
titik nol absolut, skala ini adalah skala interval.
9. Skala Peringkat Grafik, memberikan gambaran grafis yang membantu responden untuk
menunjukkan pada skala peringkat grafik (graphic rating scale) jawaban mereka untuk
pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada garis, seperti
dalam contoh berikut. Ini merupakan skala ordinal, meskipun contohb erikut mungkin
membuatnya terlihat seperti skala interval.
10. Skala Konsenus, dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu,
mengukur konsep yang menurut mereka releva. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan
atau relevansinya dengan konsep. Skala konsensus (consensus scale) tersebut dibuat setelah
item terpilih diperiksa dan diuji validitas dan keandalannya.
11. Skala Lainnya, ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit
(advance) seperti penskalaan multidimensional (multidimensional scaling), di mana objek,
orang, atau kedua-duanya, diskalakan secara visual, dan dilakukan analisis gabungan
(conjoint). Hal tersebut memberikan gambar visual mengenai hubungan yang ada dianara
dimensi sebuah konsep (construct).

SKALA RANGKING
Rangking skala digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item
tetapi mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban yang dicari. Berikut
metode-metode alternatif yang dapat digunakan:
1. Perbandingan Berpasangan, digunakan ketika di antara sejumlah kecil objek, responden
diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu.
2. Pilihan yang Diharuskan, memungkinkan responden untuk merangking objek secara relative
satu sama lain, di antara alternative yang disediakan.

KETEPATAN PENGUKURAN
Ketepatan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan analisis item terhadap respon atas
pertanyaan yang mengungkap variabel dam kemudian keandalan dan validitas ukuran. Analisis
item dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument memang sudah seharusnya berada
dalam instrument atau tidak untuk membedakan subjek yang total skornya tinggi dan yang
rendah.

KEANDALAN
Keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dan
instrumen. Keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi
di mana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran.
Stabilitas pengukuran
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi
yang tidak dapat dikontrol.
1. Keandalan tes ulang, yaitu diperoleh dnegan pengulangan ukuran yang sama pada
kesempatan kedua.
2. Keandalan bentuk paralel, yaitu diperoleh jika respons terhadap dua tes serupa yang
mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi.
Konsistensi Internaal Ukuran
Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkap ide.
1. Keandalan konsisten antar-item, merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas
semua item yan diukut.
2. Keandalan belah-dua, mencerminkan korelasi antara dua bagian instrument.

VALIDITAS
Validitas maksudnya adanya pendalaman persoalan otentisitas hubungan sebab dan akibat dan
generalisasinya untuk lingkungan eksternal. Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan
untuk menguji ketepatan yakni: validitas isi yaitu memastikan bahwa pengukuran memasukkan
sekumpulan item yang memadai dan mewakili dalam mengungkap konsep; validitas
berdasarkan kriteria yaitu terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu
kriteria yang diharapkan diprediksi; validitas konsep yaitu menunjukkan seberapa baik hasil
yang diperoleh dar penggunaan ukuran cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal
tersebut dapat dinilai melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan.

Anda mungkin juga menyukai