“ KEMISKINAN “
Oleh : Kelompok 3
Abdullah Situmorang (3183131031)
Farhan Pratama Tanjung (3183331014)
Marshaulina Hasibuan (3182131018)
Siti Nurhalimah (3183131034)
Kelas A 2018
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa karena penulis dapat menyelesaikan tugas “ Critical Book Review” yang
masih jauh dari sempurna ini. Tak bisa di pungkiri , di era persaingan
Pendidikan kini sangat erat kaitannya degan Kurikulum yang dimuat oleh
berbagai pihak sekolah dengan maksud untuk memajukan kesejahteraan Sarana
dan Prasarana pendidikan sekolah yang membuat kita tidak bisa meutup mata.
Setiap orang dituntut untuk Mempelajari Kurikulum & pembelajaran, bahkan
bisa di bilang menjadi program wajib
Adapun maksud dari penulisan “Critical Book Review” atau yang sering
kita dengar dengan istilah “Meresensi Buku” ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Demografi dan Kependudukan, yang dalam hal ini proses
penulisannya tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari Ibu Dra. Novida
Yenny, M. Si selaku dosen mata kuliah.
Dan dengan ini penulis juga berterimakasih kepada pihak yang telah
bekerja sama dalam penyusunan tugas ini, Penulis minta maaf jika dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan Saya berharap kritik dan saran dari
semua pembaca.
Terimakasih saya ucapkan kepada semua rekan dan semua pembaca.
Penulis
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 04
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................... 07
Kesimpulan ....................................................................................................... 27
Saran .................................................................................................................. 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Tujuan Penyusunan
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi
ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca
dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan
pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu mata kuliah Demografi dan
Kependudukan, Jurusan Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Medan.
C. Manfaat Penyusunan
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari
sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
5
Buku Pembanding
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih
berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin relatif
dirumuskan berdasarkan the idea of relative standard, yaitu dengan
memperhatikan dimensi tempat dan waktu. Asumsinya adalah kemiskinan suatu
daerah berbeda dengan daerah lainnya dan kemiskinan pada waktu tertentu
berbeda dengan waktu lainnya (Usman, 2006; Masrizal, 2009).
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada
masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,
tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran
kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada
zaman modern. Negara kita Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber
daya alamnya, tapi kemiskinan sampai dengan sekarang belum juga teratasi. Di
Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula
dilaksanakan, seperti pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung,
gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani
program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan
ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui
program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat
sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan dan akhir-akhir ini adanya
jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan askeskin (asuransi kesehatan
miskin) tapi itu semua belum menjawab masalah kemiskinan (Masrizal, 2009).
8
yang hampir-miskin sangat kecil, menunjukkan bahwa strategi pengentasan
kemiskinan hendaknya dipusatkan pada perbaikan kesejahteraan mereka yang
masuk dalam dua kelompok kuintil berpenghasilan paling rendah. Hal ini juga
berarti bahwa kerentanan untuk jatuh miskin sangat tinggi di Indonesia:
walaupun hasil survei tahun 2004 menunjukkan hanya 16,7 persen penduduk
Indonesia yang tergolong miskin, lebih dari 59 persen dari mereka pernah jatuh
miskin dalam periode satu tahun sebelum survei dilaksanakan. Data terakhir
juga mengindikasikan tingkat pergerakan tinggi (masuk dan keluar) kemiskinan
selama periode tersebut, lebih dari 38 persen rumah tangga miskin pada tahun
2004 tidak miskin pada tahun 2003 (The World Bank, 2006).
9
beban ketergantungan yang harus ditanggung membuat penduduk hidup
di bawah garis kemiskinan (Sitanggang, 2011).
10
mencari pekerjaan. Pengangguran semacam ini oleh BPS dikatergorikan
sebagai pengangguran terbuka (Dumairy, 1996).
11
menyebabkan penekanan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi
dengan mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar, dan
kemudian menyebabkan kesenjangan pendapatan yang semakin melebar
(Todaro,2006).
12
dan memang disengaja terkait dengan tujuan menjadikan Indonesia
sebagai negara industri. Akan tetapi sampai sejauh manakah
ketimpangan ini dapat ditolerir. Pemerintah perlu memikirkan kembali
perihal ketepatan keputusan menggunakan industrialisasi sebgai jalur
pembangunan karenaakan sangat berdampak bagi pendapatan penduduk
dan selanjutnya kemiskinan (Dumairy, 1996).
13
miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak
dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat
kemiskinan di negaranya (Sitanggang, 2011).
a. Pengangguran
Jumlah pengangguran terbuka awal tahun 2011 sebanyak 8,12
juta orang. Jumlah yang cukup fantastis, mengingat krisis
multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini. Dengan
banyaknya pengangguran, berarti banyak masyarakat tidak memiliki
penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak
memiliki penghasilan, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan
pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing
dan beli masyarakat. Sehingga akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi dan tingkat pengeluaran
rata-rata.
14
kekuatan daya saing bangsa. Ukuran daya saing ini kerap digunakan
untuk mengetahui kemampuan suatu bangsa dalam bersaing dengan
bangsa-bangsa lain secara global. Dalam konteks daya beli, di tengah
melemahnya daya beli masyarakat, kenaikan harga beras akan
berpotensi meningkatkan angka kemiskinan. Perkiraan itu didasarkan
atas kontribusi pangan yang cukup dominan terhadap penentuan garis
kemiskinan, yakni hampir tiga perempatnya (74,99 %) (Ritonga, 2007).
b. Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini
merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi
mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi
jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan
hidupnya, maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok,
menodong, mencuri atau menipu (dengan cara mengintimidasi orang
lain) di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak
keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk
operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
c. Pendidikan
15
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang
terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat
miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.
Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal
itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Bagaimana seorang penarik becak misalnya,
yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari kemiskinan,
ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher, sementara
anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan
tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi,
sesungguhnya negara sudah melakukan pemiskinan struktural terhadap
rakyatnya.
d. Kesehatan.
Biaya pengobatan sekarang sangatlah mahal. Hampir setiap
klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan
tarif/ongkos pengobatan dengan biayanya yang tinggi, sehingga
biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
16
B. Ringkasan Buku Pembanding
17
Konferensi Pers Kementerian PPN/Bappenas, pada hari Senin, (13/8),
bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Bappenas.
18
diturunkan terus pada generasi selanjutnya karena orang tua mereka tidak
mampu membiayai pendidikan mereka.
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada
masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,
tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran
kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada
jaman modern.
Penyebab kemiskinan
e)penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
19
f)penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial
Di sisi lain ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi
antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang
rendah dan bencana alam. Kemiskinan “buatan” terjadi karena lembaga-
lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak
mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia,
hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering
mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan
ketimbang pemerataan.
e)Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
20
g)Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
21
menjadi gelandangan. (iwan) Saat iniIndonesia masih harus menghadapi tiga
masalah mendasar dalam upaya mengangkat sebagian besar penduduk yang
masih terhimpit kemiskinan yaitu: a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Jumlah penduduk miskin tidak akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa
adanya pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin. Untuk
menurunkan tingkat kemiskinan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi merupakan suatu keharusan. b) Peningkatan pelayanan sosial bagi
masyarakat miskin. Indonesia harus dapat menyelesaikan masalah dalam
bidang pelayanan c) Perlidungan bagi si miskin. Kebanyakan penduduk
Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Perubahan sedikit saja dalam tingkat
harga, pendapatan dan kondisi kesehatan, dapat menyebabkan mereka berada
dalam kemiskinan, setidaknya untuk sementara waktu. Program perlidungan
sosial yang ada tidaklah mencukupi dalam menurunkan tingkat resiko bagi
keluarga miskin, walaupun memberikan manfaatpada keluarga yang lebih
berada. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan menyediakan program
perlindungan sosial yang lebih bermanfaat bagi penduduk miskin serta
masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan.
22
otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat.
Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata.
23
dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya
besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari
memalak.
24
C. Kelebihan & Kelemahan Buku Utama
Kelebihan Buku
1. Dapat kita temukan bahwa di dalam buku tercakup materi yang
dirangkai secara teratur sehingga memudahkan pemahaman pembaca
yakni dicakupkannya terlebih dahulu apa yang menjadi pengertian dan
makna kemiskinan, lalu membahas faktor, dan dikupas apa yang
menjadi dampak dari kemiskinan sehingga memudahkan pemahaman
akan materi.
2. Bentuk bukunya yang sederhana dengan ukuran yang tidak terlalu besar
sehingga mudah dibawa kemana-mana.
3. Dibantunya keterangan gambar yang memperjelas teori pada buku buku
utama dan pembanding yang relevansi dengan teori.
Kelemahan Buku
1. Dalam penulisan buku tulisan atau isi buku sama rata,maksudnya point-
point penting disama ratakan penulisannya dengan kalimat-kalimat
pendukung.Sehingga pembaca tidak dapat dengan mudah mengetahui
point-point penting dalam buku ini.
2. Buku ini juga tidak menyampaikan iktisar/ rangkuman
3. Adanya bahasa atau istilah-istilah yang susah dimengerti
4. Tidak adanya glosarium yang dapat membantu pembaca dalam
memahami istilah-istilah yang susah dimengerti
Kelebihan Buku
1. Adanya teori konsep yang terdapat dalam buku utama pada buku yang
menjelaskan khusus mengenai materi data tentang kemiskinan sehingga
memudahkan untuk mengetahui deret kejadian prakiraan hidrologi yang
tidak ada pada buku pembanding.
25
2. Dapat kita temukan bahwa di dalam buku tercakup materi yang
dirangkai secara teratur sehingga memudahkan pemahaman pembaca
yakni dicakupkannya terlebih dahulu apa yang menjadi pengertian dan
makna kemiskinan, sehingga memudahkan pemahaman akan materi.
3. Isi buku pada buku pembanding memberi materi yang cukup luas yang
mencakup mengenai masalah statistik dan model matematik hidrologi
berbeda dengan buku utama yang mengulas pada bagian air dan
limpasan lebih banyak.
Kelemahan Buku
1. Penggunaan bahasa dalam buku sedikit kurang membantu pemahaman
si pembaca
2. Adanya beberapa penjelasan materi yang kurang luas terutama pada
hidrologi teknik buku utama yang membahas tentang pada bagian air
atau limpasan lebih banyak.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks yang memerlukan
penanganan lintas sektoral, lintas profesional dan lintas lembaga. Dari
berbagai sumber yang diperoleh maka diperoleh kesimpulan bahwa
Indonesia sampai saat ini belum dapat mengatasi masalah kemiskinan
sedangkan negara Indonesia telah banyak melakukan cara-cara pengentasan
kemiskinan tetapi kemiskinan juga belum bisa diatasi dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari contoh kasus kemiskinan yang terjadi di wilayah DKI
Jakarta yang masih banyak sekali penduduk yang berpenghasilan rendah
dan hidup kurang layak.
4.2 Saran
27
ketidakmakmuran masyarakat Indonesia. Dengan demikian kebijakan-
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus berpihak pada kaum
miskin agar mereka tidak semakin tertindas dengan masalah kemiskinan
yang mereka hadapi. Pemerintah juga harus dapat memperbanyak sektor-
sektor usaha agar angka pengangguran dapat ditekan karena seperti yang
kita ketahui pengangguran merupakan salah satu penyebab kemiskinan.
Selain itu juga agar pemerintah dan seluruh masyarakat di Indonesia mau
bekerjasama untuk ikut berperan serata dalam meminimalkan jumlah
kemiskinan agar Negara kita bisa bangkit dari keterpurukan baik dari krisis
ekonomi maupun kemiskinan yang semakin meningkat setiap tahunnya,
agar Negara kita bisa berkembang dan maju serta mensejajarkan dengan
Negara maju yang sejahtera.
28
DAFTAR PUSTAKA
29