com/2015/12/tugas-bahasa-indonesia-makalah-
diksi.html
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah:
a. Megetahui pengertian dari diksi
b. Mengetahui syarat-syarat yang dibutuhkan dalam penggunaan diksi
c. Memahami penjelasan tentang kata ilmiah, kata populer, kata jargon dan slang
d. Memahami penjelasan pilihan kata dan penggunaan diksi
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis
dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai
dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah
adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
3.2. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi
diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan
menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.
NAMA NIM
SRI RESKI AMALIA 50500114013
DEWI JANNATI AMINAH NUR 50500114014
SRI WAHYUNINGSI 50500114015
JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Sampul....................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
d. Ruang Lingkup........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Diksi....................................................................................... 4
b. Fungsi Diksi............................................................................................. 5
c. Pembagaian Makna Kata......................................................................... 5
d. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata..................................... 11
e. Syarat-syarat Ketepatan Diksi................................................................. 12
f. Tabel 1.1.................................................................................................. 14
g. Gaya Bahasa dan Idiom........................................................................... 15
BAB III PENUTUP
a. Simpulan.................................................................................................. 19
b. Saran........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah
kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata sesuka hati, tetapi yang harus
mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus menerus dalam
bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (
ekspresif ). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur
bahasa dan kosakata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosakata yang
merupakan bagian dari diksi. Ketetapan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak
dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti. Diksi dapat diartikan
sebagai pilihan kata pengarang dalam menggambarkan “ cerita “ pengarang. Walaupun dapat
diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan
pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, dan ungkapan-ungkapan.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang sangat
penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan
merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan. Manfaat
dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap
pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat tanpa
isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita
secara sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk
memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau
gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan bahwa kata meneliti sama artinya dengan
kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti
penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau
merupakan kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu.
Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara
cermat kata mana yang harus dipakainya dalam sebuah konteks tertentu. Sebaliknya yang
miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu
bahwa ada kata lain yang lebih tepat dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-
kata yang bersinonim itu. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik
hendaknya mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang tepat dan
cermat dalam konteks yang tepat pula.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian diksi ?
2. Apa fungsi diksi ?
3. Bagaimana pembagian makna kata ?
4. Apa penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata ?
5. Apa syarat-syarat ketepatan diksi ?
6. Apa yang di maksud dengan gaya bahasa dan idiom ?
C. Tujuan penulis
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi diksi.
3. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pembagian makna kata.
4. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata.
5. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat ketepatan diksi.
6. Mahasiswa mampu mengetahui gaya bahasa dan idiom.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini meliputi pengertian diksi atau
pilihan kata, fungsi diksi, pembagian makna kata, pemakaian gabungan kata dan kata, syarat-
syarat ketepatan diksi, gaya bahasa dan idiom.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk
dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia
sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar
memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai
dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai
rasa masyarakat pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh
kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami,
menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan
gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca
atau pendengarnya.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud, kita dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketetapan
kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang
diperlukan.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Pemilihan kata akan dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketersediaan
kata akan ada apabila seseorang mempunyai bendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia
memiliki senarai (daftar) kata. Senarai kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk
mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak
mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.
Pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan juga
memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks dimana kata itu
berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu,
dalam memilih kata diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, kata mati
bersinonim dengan mampus ,wafat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan, dan lain
sebagainya. Akan tetapi, kata-kata tersebut tidak dapat bebas digunakan. Mengapa? Ada nilai
rasa dan nuansa makna yang membedakannya.
B. Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian,
hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencagah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
g. Perubahan Makna
Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pemakainya, pengembangan
diksi tejadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan
wacana. Pengembangan tersebut dilakukan memenuhi kebutuhan komunikasi. Komunikasi
kreatif berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau pengurangan kuantitas
maupun kualitasnya. Selain itu, bahasa berkembang dengan sesuai kualitas pemikiran
pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup perluasan,
penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan penggeseran makna.
Faktor penyebab perubahan makna:
1. Kebahasaan
Meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat.
a) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan
oleh perubahan nada, irama, dan tekanan.
Contoh dalam kalimat;
• Paman teman saya belum nikah
• Paman, teman saya belum nikah
• Paman, teman, saya belum nikah
• Paman, teman, saya, belum nikah
b) Perubahan struktur frasa: kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) susu kaleng (susu yang
dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis anak), anak dokter (aanak yang dilahirkan
oleh orang tua yang menjadi dokter).
c) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk.
Contoh; tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- maka menjadi ketua, makna berubah
menjadi pemimpin.
d) Kalimat akan berubah makna jika struktur kalimatnya berubah. Perhatikan kalimat berikut:
• Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus penjahat itu.
• Pencuri itu segera diringkus oleh satpam karena sudah diketahui sebelumnya.
Kesejarahan
Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk untuk menyebut
perempuan penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita . Kini setelah orang
melupakan peristiwa tersebut menggunakan nya kembali, dengan pertimbangan, kata
perempuan lebih mulia dibanding kata wanita.
3.Kesosialan
Masalah kesosialan berpengaruh terhadap perubahan makna. Contoh; petani kaya disebut
petani berdasi, militer disebut baju hijau.
4. kejiwaan
Perubahan makna Karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: rasa takut,
kehalusan ekspresi, dan kesopanan. Perhatikan contoh berikut ini:
a) Tabu:
• Pelacur disebut tunasusila
• Germo disebut hidung belang
b) Kehalusan:
• Bodoh disebut kurang pandai
• Malas disebut kurang panadi
c) Kesopanan:
• Ke kamar mandi disebut kebelakang
• Gagal disebut kurang berhasil
5. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat diganti
dengan VIP.
6. Kata Baru
Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan
tersebut, memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan komunikasi. Pethatikan penggunaan
kata: jaringan, kinerja,dan justifikasi.
• Jaringan kerja untuk menggantikan network
• Justifikasi untuk menggantikan pembenaran
• Kinerja untuk menggantikan performance
D. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata
a. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata yang mana, di mana, daripada.
Perhatikan contoh pemakaian di mana, yang mana, daripada, yang salah dalam kalimat ini.
• Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
• Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun
bekerja.
• Marilah kita perhatikan kebersihan kita daripada lingkungan kita.
Kalimat 1 (satu) kerap kita dengar dalam aktivitas bermasyarakat kalau kita amati. Terdapat
dua kesalahan dalam pemakaain bentuk gabungan itu, kesalahan pertama, dalam sebagian
kalimat itu terdapat kata yang berlebih atau mubazir yang mengakibatkan terjadinya polusi
bahasa. Kata mana dalam kalimat pertama tidak diperlukan, cobalah baca kalimat pertama
tanpa kata mana, jadi bunyinya berubah seperti ini. Dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua
RT dan Rw.
Kalimat 2 (dua), pada bagian besar kalimat ini terjadi salah pakai bentuk gabung di
mana tidak boleh dipakai dalam bentuk kalimat. Fungsi di mana dan yang mana bukan sebagai
penghubung klausa-klausa, baik dalam sebuah kalimat maupun penghubung antar kalimat.
Kalimat ini harus dipecah menjadi dua.
Demikian tadi sambutan pak Lurah
Beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun dan bekerja
Ada pun kalimat terakhir ini sama seperti kalimat pertama.
b. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dengan, di, dan ke.
Pemakaian kata dengan dalam kalimat terutama ragam lisan, sering tidak tepat,
perhatikan contoh yang salah berikut ini:
(1) Sampaikan salam saya dengan Dona
(2) Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya.
Kata dengan pada kalimat diatas harus diganti dengan kepada, jika tidak kepada siapa
salam ditujukan. Kata dengan tidak cocok dipakai untuk kalimat diatas karena dengan dapat
berarti bersama.
Senada dengan kekeliruan pemakaian kata sambung dengan, pemakaian yang keliru
juga sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya di isi oleh kata pada dan kepada.
Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, waktu, sedangkan kepada harus diikuti
nama/jabatan orang atau kata ganti orang. Contoh:
(1) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi.
(2) Jangan menoleh ke kiri.
(3) Permohonan cuti diajukan kepada direktur.
Mengapa pemakaian dalam kalimat 1 dan 2 dikatakan keliru, karena berbahagia bukan
kata sifat. Jika pada kata berbahagia diganti kata sifat misalnya, aman ,indah, bersih, tentu saja
kalimatnya benar.
F. Tabel 1.1
8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-
desus.
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda
makna.
Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.
Contoh :
Sinonim : Hamil (manusia) – Bunting (hewan)
Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
Homografi : Apel (buah) – Apel (upacara)
2. Idiom
Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut Badudu, idiom adalah bahasa yang
teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada
kesatuan bentuk dan makna.
Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, salah satu unsurnya tidak boleh dihilangkan.
Setiap idiom sudah tepat sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tidak mau harus
tunduk pada aturan pemakaiannya. Sebagian besar idiom yang berupa kelompok kata, misalnya
gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi *tikar
gulung, *domba adu, *tembok muka karena ketiga kelompok kata yang terakhir itu bukan
idiom.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan menjadi beberapa poin penting
yaitu :
1. Diksi atau pilhan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
(cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata itu.
3. Diksi berfungsi sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembaca atau
penulis terhadap pendengar atau pembaca dalam berkomunikasi.
4. Diksi memiliki beberapa syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan imajinasi yang
sesuai antara pembicara dan pendengar.
5. Fungsi diksi secara umum ialah agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik
dan benar agar terhindar dari salah penafsiran dan kesalahpahaman antara pembicara/penulis
dengan pendengar/pembaca.
6. Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara penutur
mengungkapkan maksudnya.
7. Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi : Gaya bahasa resmi,
gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan
Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut Badudu, idiom adalah bahasa yang
teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada
kesatuan bentuk dan makna.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana
penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu dibebankan dan
berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami ke depannya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.
Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenmbangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta : Grasindo. 2007
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Cetakan ke-6. Jakarta: Akademika Pressindo.
Daniel Parera, Jos. 1987. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.
Mila. 2010. Kaidah Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Muawanah, Siti.2012. Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Palangka Raya.
Diposting oleh Dewi Jannati Aminah Nur di 19.07