Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi Analisis Biaya Volume Laba dan Konsep BEP


Pengertian analisis CVP (cost volume profit) adalah analisis yang digunakan untuk
menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan
operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita
ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki
hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu
dipertemukan dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan
yang diperoleh pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Suatu
analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume
penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan inilah yang disebut dengan
analisis CVP (cost volume profit).
Analisis CVP merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misalkan dalam menetapkan harga
jual produk. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah
dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan. Analisis
biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada
keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat
menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang
dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.
Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah :
1. Menentukan harga jual produk atau jasa.
2. Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3. Mengganti peralatan.
4. Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli
dari luar perusahaan.
5. Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.”

B. Asumsi Analisis Biaya Volume Laba


Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima elemen penting terkait
analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan
dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung pada setiap
unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk perusahaan yang
akan dijual.

Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang
harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan
diperoleh, yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap unit
produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke dalam
elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan jumlah biaya
tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan
tidak berubah.

Analisis biaya-volume-biaya tergantung pada sejumlah asumsi yang membatasi. Asumsi-


asumsi tersebut diantaranya :
1. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variable ataupun biaya tetap. Dianggap bahwa biaya-
biaya lainya, seperti biaya campuran, dapat dipilah-pilah menjadi unsur-unsur biaya variabel dan
tetap. Jumlah biaya tetap sifatnya konstan pada saat aktivitas berubah, dan biaya variabel per unit
itidak berganti ketika aktivitas berubah. Efisiensi dan produktivitas proses produktif serta tenaga
kerja dianggap konstan pula.
2. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relavan. Asumsi ini sahih dalam kisaran relavan
kegiatan usaha normal.
3. Fungsi jumlah kegiatan pendapatan adalah linier dalam kisaran relavan. Harga jual per unit
dianggap konstan dalam kisaran volume produksi. Hal ini menyiratkan pasar yang murni
kompetitif untuk produk atau jasa akhir. Jumlah pendapatan berubah sebanding dengan perubaha
volume penjualan unit produk. Harga jual rata-rata perrunit produk adalah konstan.
4. Analisisnya untuk sebuah produk atau bauran penjualan dari bermacam-macam produk adalah
konstan dalam kisaran relavan . Apabila produk-produk mempunyai harga jual dan biaya yang
berbeda-beda, perubahan bauran penjualan akan mempengaruhi hasil-hasil analisis biaya-volume-
laba.
5. Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk atau rupiah penjualan
6. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan pada awal dan akhir periode adalah sama. Hal ini
menyiratkaan bahwa jumlah unit yang diproduksi selama periode berjalan sama dengan unit yang
dijual.
Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu elemen saja berubah maka
hasil analisis cost volume profit pasti akan menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk
melihat hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, Manajemen harus
teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak hanya biaya produksi saja
tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk mengukur biaya
variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap yang relevan dapat diartikan
sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada
saat biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan dengan
analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas
yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang
terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam banyak
hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa baru,
mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika
sesuatu dipilih oleh manajemen.

Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:


a. Linearitas dan Rentang yang relevan
Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang
aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output
yang terbatas, total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.

b. Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel untuk analisis CVP


Pada analisis jangka pendek, biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan
berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru untuk mengukur biaya variabel perunit,
akuntan manajemen harus teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan, tidak hanya
biaya produksi tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.

C. Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba


Biaya-volume-laba atau analisis titik impas (cost-volume-profit or breakeven
analysis) membahas hubungan antara penerimaan total, biaya total, dan laba total perusahaan pada
berbagai tingkat output. Biaya-volume-laba atau analisis titik impas sering digunakan para
eksekutif bisnis untuk menentukan volume penjualan yang diperlukan bagi perusahaan untuk
mencapai titik impas, laba total dan kerugian pada tingkat penjualan lainnya.
Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis biaya volume dan laba adalah
pemahaman tentang penyusunan laporan laba rugi dengan menggunakan pendekatan variable
costing. Pendekatan ini menghasilkan suatu model laporan laba rugi dimana biaya diklasifikasikan
menurut perilakunya. Agar lebih informatif maka sebaiknya laporan laba rugi diuraikan dalam
bentuk laporan penjualan secara total, penjualan per unit, dan analisis vertikal yang menunjukan
persentase biaya variabel dan marjin kontribusi dan nilai penjualan

Titik Impas (BEP) dalam Unit Dimulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam
jumlah unit yang terjual, maka kita dapat mengetahui bagaimana pendapatan, beban, dan laba
berperilaku ketika volume berubah. Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya (titik dimana laba sama dengan nol atau tidak laba tidak rugi).
Untuk menemukan titik impas dalam unit, kita memfokuskan pada laba operasi. Pertama kita akan
membahas cara untuk menentukan titik impas, dan kemudian melihat bagaimana pendekatan kita
dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba
yang ditargetkan. Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang
terjual pada analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis/ CPV) adalah menentukan
apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Keputusan kedua terpusat pada pemisahan biaya menjadi
komponen tetap dan variabel. Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP Laporan laba
rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan ke
dalam kategori tetap dan variabel. Laporan laba rugi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut: Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variabel – Beban tetap Laba operasi
(operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan.
Istilah laba bersih (net income) digunakan untuk menyatakan hasil dari laba operasi dikurangi
pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, kita dapat mengembangkan
persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variabel dalam
jumlah unit dolar dan jumlah unit. Pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit
dikali jumlah unit yang terjual dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah
unit yang terjual, maka persamaan laba operasi menjadi: Laba operasi = (Harga x Jumlah unit
terjual) – (Biaya variabel per unit x Jumlah unit terjual) – Total biaya tetap Sebuah keunggulan
penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan CPV berikutnya diturunkan
dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel. Jadi untuk memecahkan setiap
persoalan CVP dapat menggunakan pendekatan ini. Jalan Pintas untuk Menghitung Unit
Impas Untuk lebih cepat menghitung unit impas, kita dapat memfokuskan pada margin
kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total
biaya veriabel. Pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap. Apabila kita mengganti
margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba
operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita mendapatkan persamaan dasar impas sebagai
berikut: Jumlah unit = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba Analisis CPV
menyediakan suatu cara untuk menentukan berapa unit yang ahrus dijual untuk menghasilakn
target laba tertentu. Target laba operasi dapat dinyatakan sebagai sebuah jumlah dolar atau sebagai
suatu persentase dari pendapatan penjualan. Ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih,
maka kita harus menambahkan pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi. Titik Impas
(BEP) dalam Dolar Penjualan Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya
variabel didefinisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per
unit yang terjual. Rasio biaya variabel (variable cost ratio) merupakan bagian dari setiap dolar
penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variabel. Rasio margin kontribusi
(contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup
biaya tetap dan menghasilkan laba. Bagian dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variabel
tertutupi haruslah merupakan komponen margin kontribusi. Target Laba dan Pendapatan
Penjualan Secara umum, dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, rasio margin
kontribusi dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan
penjualan.

Anda mungkin juga menyukai