Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KEUANGAN II

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS INVESTASI JANGKA PANJANG

OLEH :

ANGGOTA KELOMPOK 5

1. KADEK SUITRI (1707312049) (01)


2. PUTU YUMETA DEWI ANJALI (1807311003) (04)
3. MADE BENDESA YOGISWARA (1807311016) (15)
4. NI KADEK DWI AYU UTAMI (1807311019) (18)
5. NI MADE MIA SARI DEWI (1807311020) (19)

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

1
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS INVESTASI JANGKA PANJANG
PEMBAHASAN

1. Jenis – Jenis Investasi Jangka Panjang


Pengertian Investasi :
Pengertian investasi menurut James C Van Horn (1981) : kegiatan yang
dilangsungkan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang, dengan tujuan untuk
menghasilkan barang di masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Henry Simamora (2000:438) : Investasi adalah
suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui
distribusi hasil investasi (seperti pedapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan
lain – lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang.
Kesimpulan : Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi . Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi
suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Tujuan Investasi :
a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti
bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian
ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.

Investasi Jangka Panjang :


Definisi : Investasi jangka panjang adalah penanaman dana untuk jangka waktu
lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk memberikan penghasilan tetap atau menguasai
perusahaan lain. Perusahaan melakukan investasi dengan alasan yang berbeda-beda.
Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi
perusahaan, dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau
seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan mengenai aktivitas ini. Beberapa
perusahaan melakukan investasi sebagai cara untuk menempatkan kelebihan dana
dan beberapa perusahaan lain melakukanperdagangan investasi untuk mempererat
hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan.

2
Jenis – Jenis Investasi Jangka Panjang :
a. Investasi Tabungan Berjangka
Investasi ini adalah investasi yang tidak beresiko. fungsinya hampir sama
dengan menabung, tapi bedanya kita tidak dapat mengambil uang sebelum jangka
waktu tabungan berakhir.
b. Deposito
Hampir sama dengan tabungan berjangka, namun kurun waktunya tidak
sepanjang tabungan berjangka. selain itu, deposito memiliki bunga cukup besar
daripada tabungan berjangka.
c. Investasi Emas
Bila memiliki dana beku dan dalam waktu yang lama, lebih baik alihkan saja
untuk membeli emas batangan. Mulai dari 10 gram, sampai 100 gram juga ada. Nilai
emas selalu naik sebanyak 30% dalam setahun. Jadi, tidak akan rugi memiliki emas.
Kalau uang bisa mengalami Inflasi, nilai emas selalu tetap. Artinya, emas mengikuti
inflasi. Tidak pernah terjadi nilai emas akan jatuh, lagi pula investasi dalam bentuk
emas juga lebih bebas riba.
d. Investasi Saham
Untuk investasi ini, kita harus benar-benar memperhatikan dengan baik
kondisi pasar atau bursa saham. Kalaupun tidak, kita bisa meminta orang yang lebih
ahli untuk memilihkan saham bagi kita. Banyak sekali saham reksadana dijual.
Nilainya pun naik dan turun, disesuaikan dengan fluktuasi pasar.

2. Investasi Obligasi
Definisi : Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau
sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi
pinjaman (emiten). Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten /
penerbit untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di
masa yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan
bunga dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu.

Karakteristik Obligasi :
a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo
b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau bulanan)
Kupon obligasi 6 dinyatakan dalam manualpresentase.
c. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5
tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi
Kupon bunganya.

3
d. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan
faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko /
kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan
atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat
(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau
Kasnic Indonesia.

Jenis Obligasi :
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
a. Dilihat dari sisi penerbit :
a) Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b) Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c) Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public
utility).
b. Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a) Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b) Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c) Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan
secara periodik.
d) Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku
bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
c. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a) Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
b) Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi
milik penerbitnya.
c) Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d) Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
a) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini,
termasuk didalamnya adalah:

4
b) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
denan penangguangan dari pihak ketiga
c) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
d) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.
e) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu
tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
e. Dilihat dari segi nilai nominal:
a) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal,
Rp 1 miliar per satu lot.
b) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang
kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
f. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a) Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem
kupon bunga.
b) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi
syariah, yaitu:
i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang
diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.
ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

3. Investasi Saham
Definisi :
Menurut Gitman: Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan
perusahaan. (Gitman:2000, 7)
Menurut Bernstein: Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari
sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)
Menurut Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap
pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim
atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang
meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4).
Kesimpulan : saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang
telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan
dari saham.

5
Metode Pencatatan Investasi dalam Saham :
Investasi saham sering disebut penyertaan. Pada umumnya investasi dalam
saham ini memiliki tujuan ganda, yakni selain untuk memperoleh tambahan pendapatan
juga untuk melakukan control, atau menjalin hubungan kerjasama perusahaan dimana
investasi dilakukan.
Membeli saham tidak sulit, tetapi harus mengikuti prosedur tersendiri dan melalui
broker. Hanya broker yang berhak membeli dan menjual saham di lantai bursa dengan
bahasa dan isyarat khusus. Jika perusahaan ingin membeli saham maka yang harus
dihubungi adalah broker atau perusahaan pialang. Para broker ini adalah anggota anggota
Bursa (Bursa Efek Jakarta/BEJ atau Bursa Efek Surabaya/BES).
Akuntansi untuk investasi dalam saham sangat tergantung pada seberapa jauh
perusahaan investor akan dapat mepengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan
penerbit saham. Salah satu faktor apakah investor mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi adalah prosentase pemilikan dalam saham
Akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam saham, mempunyai dua metode
yaitu :
a. Metode Kepemilikan/Kekayaan ( Equity Method )
b. Metode Harga Perolehan ( Cost Method )
Bila Ditinjau dari jumlah saham yang dimiliki dan metode pencatatannya serta
hubungan antara perusahaan penanam modal / investor ( perusahaan induk ) dan
perusahaan yang sahamnya dibeli/investee ( perusahaan anak ) dapat dibedakan menjadi
tiga macam :
No. % Pemilikan saham Hubungan dengan investasi Metode pencatatan
Tak dapat melakukan Cost Method
1. Kurang dari 20 %
control (Metode harga Perolehan)
Equity Method
2. 20% - 50% Dapat melakukan control
(Metode Pemilikan)
Equity Method dan dibuat
Dapat melakukan control laporan Keuangan konsolidasi
3. Lebih dari 50 %
secara penuh. (gabungan) antara perusahaan
induk dengan perusahaan anak.

Pencatatan Saham Metode Equity :


Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat
sebesar harga perolehannya.
Sebagai gambaran mengenai akuntansi investasi jangka panjang dalam saham
dengan menggunakan metode equity, misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT
Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00,
termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah
100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT
Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30 Desember
tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan

6
membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham mendapat pembagian
laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh PT Merapi adalah sebagai
berikut :
Pembelian Saham
Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:
Jan. 1 Investasi dalam saham 453.000,00
Kas 453.000,00
(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)

Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang
diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan
dengan demikian menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang
dipandang sebagai haknya oleh PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan
sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai hak
PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT
Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:
Des. 31 Investasi dalam Saham 63.000,00
Pendapatan Investasi 63.000,00
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)

Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain)
yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh
diatas, PT Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000
lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah
sebagai berikut:
Des. 31. Kas 30.000,00
Investasi dalam Saham 30.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)

Metode equity menetapkan jumlah yang dilaporkan sebagai investasi jangka


panjang dengan penekanan pada perubahan dalam aktiva bersih perusahaan penerbit
saham, bukan pada harga pasar saham perusahaan penerbit saham. Oleh karena itu, laba
yang diperoleh perusahaan penerbit saham tidak saja akan menaikkan aktiva bersih
dalam perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga akan menaikkan hak investor terhadap
aktiva tersebut. Sebaliknya bila perusahaan penerbit saham membagikan laba dalam
bentuk dividen, maka pembagian dividen tersebut dipandang sebagai pengurangan hak
investor atas aktiva bersih perusahaan penerbit saham. Dengan demikian perubahan
dalam kekayaan bersih perusahaan penerbit obligasi akan dicatat sebagai penambahan
atau pengurangan dalam rekening investasi pihak investor.

7
Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
Apabila saham yang dimiliki perusahaan sebagai investasi jangka panjang dijual,
maka laba atau rugi penjualan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah hasil
penjualan bersih saham dengan nilai buku saham pada tanggal penjualan. Sebagai
contoh, misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT
Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah dikurangi biaya komisi perantara dan biaya
lainnya).
Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu
ditentukan nilai buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah
Rp 486.000,00. berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai
buku saham yang dijual tersebut adalah: 3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00.
jurnal untuk mencatat transaksi penjualan tersebut adalah :
Jan. 5 Kas 50.000,00
Investasi dalam Saham 48.600,00
Laba Penjualan Investasi 1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)

4. Penyajian dan Analisis Investasi Jangka Panjang


Penyajian Investasi dalam Laporan Keuangan :
Investasi disajikan sesuai dengan klasifikasi Investasi. Investasi jangka pendek
disajikan pada pos aset lancar di neraca sedangkan investasi jangka panjang disajikan
pada pos investasi jangka panjang sesuai dengan sifatnya, baik yang bersifat permanen
maupun yang nonpermanen.
Dalam akuntansi pemerintah digunakan pendekatan ”self balancing group of
account” sehingga setiap akun di neraca mempunyai akun pasangan masing-masing.
Investasi Jangka Pendek yang berasal dari manajemen kas mempunyai pasangan akun
SILPA dan Investasi Jangka Panjang mempunyai pasangan Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang. Investasi jangka pendek yang disajikan pada aset lancar
disajikan pula dengan jumlah yang sama pada pos ekuitas dana lancar pada akun SILPA.
Investasi jangka panjang yang disajikan pada pos Investasi jangka panjang disajikan pula
dengan jumlah yang sama pada pada akun Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
pada kelompok Ekuitas Dana Investasi.
PEMDA ABC
NECARA
Per 31 Desember 2005
ASET KEWAJIBAN
ASET LANCAR ....
....
Investasi Jangka Pendek Rp XXX EKUITAS
.... Ekuitas Dana Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG SILPA Rp ZZZZ
Investasi Nonpermanen Rp YYY EKUITAS DANA INVESTASI
Investasi Permanen Rp YYY Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang Rp YYYY
Jumlah Investasi Permanen Rp YYYY

8
.......

Analisis Investasi Jangka Panjang :

Anda mungkin juga menyukai