8.1.1.1. Pedoman-Pelayanan-Laboratorium-Puskesmas-Xxx
8.1.1.1. Pedoman-Pelayanan-Laboratorium-Puskesmas-Xxx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk PengaturanJaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan
struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti
yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Labuhan deli
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Labuhan Deli Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis pemeriksaan,standard
hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
C. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan
laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah danmengurangi kecelakaan, keb:karan,
bahaya peledakan,penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang pada urnumnya
menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan hartabenda bagi. pekerja dan masyarakat yang
beradadilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pengiriman
dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tabel 2.Jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Puskesmas Labuhan Deli
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasilpemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatanlaboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuaikompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanandan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerjalaboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratoriumatau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
B. Distribusi Ketenagaan
Petugas A : bertanggung jawab atas
Petugas B : bertanggung jawab atas
Dst
Ket:
A; Ida Natalia K
B: Sri.Fitriani
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan denganfisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium
Puskesmas.
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium
Puskesmas Labuhan Deli adalah sebagai berikut:
Kondisi
No Standar MS TMS Rekomendasi
Puskesmas
Ukuran ruang minimal 3x4
m2, kebutuhan luas ruang
disesuaikan dengan jenis
1 3x3,5 m2 √
pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh
Puskesmas
Langit-langit berwarna
2 terang dan mudah √
dibersihkan.
Dinding berwarna terang,
harus keras, tidak berpori,
kedap air, dan mudah
3 √
dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(keramik).
Lantai harus terbuat dari
bahan yang tidak licin,
tidak berpori, warna terang,
4 √
dan mudah dibersihkan
serta tahan terhadap bahan
kimia (epoxi, vinyl)
Pintu disarankan memiliki √
lebar bukaan minimal 100 Hanya terdiri
5 cm yang terdiri dari 2 dua dari 1 daun
daun pintu dengan ukuran pintu
80 cm dan 20 cm.
Disarankan disediakan √
akses langsung
6 (lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak.
7 √
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.
DENAH
Keterangan:
1. Pintu Masuk
2. Kursi Pasien, pengambilan dan penerimaan spesimen
3. Meja pendaftaran, pengambilan dan penerimaan spesimen
4. Kursi petugas Sampling
5. Setrilisator
6. Lemari
7. Meja Administrasi
8. Lemari Es
9. Lemari Reagen dan Peralatan laboratprium
10. Westafel
11. Meja Kerja Untuk Pemeriksaan
12. Mikroskop
13. Lampu Pengering
14. Westafel Pengecatan
15. Rotator
16. Sentrifuge
Kondisi Rekomendasi
No Jenis Standard MS/TMS
Pusesmas
1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara
baik, pertukaran
udara dari dalam Jendela
2. ruangan dapat 12-15 ACH
Terbuka
mengalir ke luar
ruangan
area pengambilan
sampel dilengkapi
exhauster yang Exhauster dipasang
mengarah keluar pada ketinggian +
3. TMS
bangunan 120 cm dari
Puskesmas ke area permukaan lantai
terbuka
suhu dipertahankan
antara 22C s/d
Suhu udara nyaman 26C.tidak boleh
4. TMS
memakai kipas
angin
Pengambilan dahak
dilakukan di Di halaman
ruangan terbuka
5 Belakang MS
yang telah Puskesmas
disiapkan.
air bersih yang
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak
Tersedia air
6 cuci. Air tersebut MS
harus memenuhi
syarat
kesehatan
tersedia wadah
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
Limbah padat
7 medis infeksius dan TMS
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
diolah pada
sistem/instalasi
Limbah cair Langsung ke
pengolahan air MS
Septitank
limbah Puskesmas.
1. Perlengkapan
Kondisi
No Nama Standar MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
1)Minimal menggunakan
Meja pengambilan meja ½ biro (ukuran 90
sampel darah x 60 cm) TMS
2) Mempunyai laci
Loket pendaftaran,
penerimaan sampel
urin dan dahak, TMS
pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai sandaran
laboratorium dan 2) Dapat terbuat dari kayu, MS
kursi pasien besi, dan lain-lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran untuk
mengalirkan air bersih
2) Ukuran minimal 40 cm
x 40 cm dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm TMS
3) Dilengkapi saluran/pipa
pembuangan air kotor
menuju
sistem pengolahan air
limbah Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah 60
cm dengan panjang sesuai
dengan
kebutuhan pelayanan yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari bahan
tahan
panas, tahan zat kimia
(seperti teflon/ formika),
mudah
dibersihkan, tidak berpori
dan berwarna terang
3) Ada meja khusus untuk
meletakkan alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah untuk
(refrigerator) menyimpan reagen dan Ada
sampel,
volume sesuai kebutuhan
2) Reagen dan sampel MS
disimpan dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
menyimpan alat Tidak ada
2) Ukuran sekitar p x l x t
= 160 cm x 40 cm x 100
cm
3) Dapat terbuat dari kayu Tidak ada
atau rangka alumunium MS
dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
ada
mikroskop dilengkapi
dengan lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah untuk
menyimpan reagen Tidak ada
2) Ukuran sesuai
Tidak ada
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari kayu MS
dilapisi dengan teflon/ Tidak ada
formika
atau dapat terbuat dari kaca
2. Peralatan
No Nama peralatan Standar Kondisi Pkm MS/TMS Rekomendasi
Peralatan Utama
Fotometer TMS
Hematology Analyzer TMS
Hemositometer Set Baik MS
Mikroskop Binokuler Baik MS
Pemanas/Penangas dengan TMS
Air
Pipet Mikro 5-50, 100-200, 10-100ul dan
500-1000 ul 100-1000ul
Sentrifus Listrik Baik
Sentrifus Mikrohematokrit Tidak Ada
Tabung Laju Endap Darah Baik
(Westergren Set)
Telly Counter Baik
Urinometer (Alat Pengukur Tidak ada,
Berat Jenis Urine yang tersedia
strip urin
Peralatan Gelas
Batang Pengaduk Tidak ada MS
Beker Glass Ada 9 MS
Botol Pencuci Ada 8 MS
Corong Kaca (5 cm) Ada 3 MS
Erlenmeyer, Gelas Tidak ada MS
Gelas Pengukur (100 cc) Ada 3 MS
Gelas Pengukur (16 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek Ada MS
Kaca Penutup Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc) Ada TMS
Pipet berskala (Vol 10 cc) Ada MS
Tabung Kapiler Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan Tidak Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm)
Tabung Sentrifus tanpaskala Ada
Termometer 0 - 50 Ada
DerajatCelcius (Skala1/2 C)
Wadah Aquades
II. Peralatan Penunjang
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan biladiperlukan, diberi
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
(Formulir 1).
1. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang kePuskesmas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium, setelahmendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung
menuju ruanglaboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan rujukanpemeriksaan
laboratorium dari dokter yang merujuknya
(Formulir2).
1. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratoriumkepada petugas
laboratorium.
2. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaanlaboratorium, pasien diambil
spesimennya.
3. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
4. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawablaboratorium untuk dilakukan
validasi.
5. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
6. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang pemeriksaan dokter
untuk mendapat penjelasan dari doktertentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
7. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratoriumlangsung dibawa ke
dokter yang merujuk.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokterpemeriksa kepada pasien
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakanmetode manual, semi
automatik dan automatik.
BAB V
LOGISTIK
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yangdigunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmastersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratanantara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuaiurutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakanyang terjadi pada sediaan
reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemarisupaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh LaboratoriumRujukan Nasional.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dantindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkantimbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien
sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbahcair infeksius
dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalamseptik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai denganprosedur dan
peraturan yang berlaku
b. Pelabelan
Warna
No Penggolongan Angka
label
Dapat menyebabkan kematian
4
walapun sudah diobati
Dapat menyebabkan luka serius
3
meskipun sudah mendapat pengobatan
Bahan kimia yang
Dapat menyebabkan luka dan
mengakibatkan gangguan BIRU 2
membutuhkan pengobatan segera
kesehatan {H}
Dapat menyebabkan iritasi jka tidak
1
diobati
Tidak berbahaya
0
4
Bahan kimia yang
3
mengakibatkan Kebakaran MERAH
2
{F}
1
0
4
3
Bahan kimia yang mudah
meledak {R} 2
1
0
oksidator OKS
Reaktiv
terhadap W
air
Reaktif
terhadap acid
asam
Bahan kimia dengan sikap
khususnya {S/N} Bahan
Rad
radioaktif
Bahan
kimia
yang
ALK
tidak
boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang akan
dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan menjamin
konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium
dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Input Rincian Kegiatan Target
Sumber Daya
1.
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
20 jam
SDM menerima pelatihan
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai standard 90 %
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai standard 90 %
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas
ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial dan
ada
bahan lain yang harus tersedia
tentang menyatakan kapan
reagensia tidak tersedia (batas
ada
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam kerja ada
tentang jenis-jenis pemeriksaan
ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen, pengambilan ada
dan penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi rujukan
ada
hasil pemeriksaan laboratorium
kebijakan pengendalian mutu
ada
laboratorium
kebijakan tentang PME, Hasil
ada
PME.
Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan standar
mutu
1. SOP penilaian ketepatan
waktu penyerahan hasil,
CR 90 %
hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar jam
CR 90 %
kerja
3. SOP pemantauan waktu
penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium CR 90 %
untuk pasien urgen/gawat
darurat. Hasil pemantauan.
4. SOP pemeriksaan
CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium, CR 90 %
hasil pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
6. SOP pemeriksaan
laboratorium yang berisiko CR 90 %
tinggi
7. SOP pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium CR 90 %
yang kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap
rentang nilai, hasil evaluasi CR 90 %
dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan
keselamatan kerja bagi CR 90 %
petugas
10. SOP penggunaan alat
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap CR 90 %
penggunaan alat pelindung
diri
11. SOP pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun, SOP
CR 90 %
pengelolaan limbah hasil
pemeriksaan laboratorium
12. SOP pengelolaan reagen CR 90 %
13. SOP pengelolaan limbah CR 90 %
14. SOP pengendalian mutu
CR 90 %
laboratorium
15. SOP rujukan laboratorium CR 90 %
16. SOP penerapan manajemen
risiko laboratorium, bukti
pelaksanaan manajemen
CR 90 %
risiko: identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut
risiko
17. SOP orientasi prosedur dan
praktik
keselamatan/keamanan
CR 90 %
kerja, bukti pelaksanaan
program orientasi
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan
yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir
hasil pemeriksaan.
d. Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
e. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
f. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu.
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan
PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).
Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan
sebagai berikut:
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan