Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Manusia: Makalah Ilmiah Dasar
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Manusia: Makalah Ilmiah Dasar
ILMIAH DASAR
Dosen:
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah -
Nya kepada Kami semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk
makalah dengan sedaya mampu Kami. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu
Mata Kuliah Ilmu Alamaiah Dasar, yang telah memberikan Kami kesempatan untuk
menyelsaikan tugas makalah ini.
Dalam pembuatan tugas makalah ini, akan membahas sebuah makalah yang berjudul
tentang “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan” sebagai persyaratan pemenuhan Mata
Kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Sebagai penulis, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam pembuatan makalah ini, untuk itu Kami mengaharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari saudara/saudari, demi mengembangkan dan menyem purnakan isi
makalah ini di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu pengetahuan merupakan suatu acuan yang
harus dibutuhkkan dalam setiap kehidupannya. Sejarah tentang perkembangan ilmu pengetahuan
tidak luput dari perbincangan yang hingga saat ini semakin pesat perbandingannya di zaman
dahulukala.
Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba, yang menerima fakta sebagai
brute facts atau on the face value, menunjukkan bahwa manusia di zaman purba masih berada
pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive attitude
dan receptive mind) (Santoso, 1977).
Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia yang semakin pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya tercapailah suatu kehidupan baru untuk
menunjang perkembangan teknologi dan informasi.
B. Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa. Yang dimulai dari sejak Zaman Purba,
Zaman Yunani, Zaman Pertengahan, Zaman Renaissance, Zaman Modern hingga pada Zaman
Kontemporer sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia berawal dari zaman purba, yaitu
pada zaman batu, yang dipandang oleh para sejarawan sebagai zaman pengetahuan ilmiah. Kira-
kira 400.000 tahun yang lalu, manusia mulai membuat alat-alat dan senjata tertentu. Manusia
berhasil membuat benda-benda itu setelah melalui pengalaman mencoba-coba.sebagai hasilnya,
manusia mampu menemukan pengetahuan ilmiah. Kira-kira 30.000 tahun yangt lalu, manusia
primitif (sederhana) telah mempelajari cara mengembangkan kehidupan mereka. Kira-kira
15.000 tahun yang lalu, mereka menemukan pertanian. Pada mulanya, mereka hidup dari
mengumpulkan biji-bijian dan buah-buahan sejak itu, manusia menemukan pengetahuan untuk
menghasilkan makanan sehingga manusia memiliki persediaan makanan. Manusia juga mulai
mampu mengatur waktu kerja dan istirahat sesuia dengan waktu malam dan siang.
Pada zaman ini manusia menggunakan batu sebagai peralatan. Hal ini tampak dari temuan-
temuan seperti kapak yang digunakan untuk memotong dan membelah. Selain menggunakan
alat-alat yang terbuat dari batu, manusia pada zaman itu juga menggunakan tulang binatang. Alat
yang terbuat dari tulang binatang antara lain digunakan menerupai fungsi jarum untuk menjahit,
tombak berburu dan lain sebagainya. Jadi, ditemukannya benda hasil peninggalan pada zaman
batu merupakan suatu bukti bahwa manusia sebagai makhluk berbudaya mampu berkreasi untuk
mengatasi tantangan alam sekitarnya.
Menurut Anna Poedjiadi (1987) pada zaman purba perkembangan pengetahuan telah
tampak pada beberapa bangsa, seperti Mesir, Babylonia, China dan India. Ada keterkaitan dan
saling berpengaruh antara perkembangan pemikiran di suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
Pembuatan alat-alat perunggu di Mesir pada abad ke-17 SM memberi pengaruh terhadap
perkembangan teknik yang diterapkan di Eropa. Bangsa China abad ke-15 SM juga telah
mengembangkan teknik perlatan perunggu di zaman Dinasti Shang, sedangkan peralatan besi
sebagai perangkat perang sudah dikenal pada abad ke-5 SM pada zaman Dinasti Chin. Sementara
India memberikan sumbangsih yang besar dalam perkembangan matematik dengan penemuan
sistem bilangan desimal. Pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka, Kaisar ke tiga
Dinasti Maurya, telah menyumbangkan bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem
bilangan pada zaman modern. India bahkan sudah menemukan roda pemutar untuk pembuatan
tembikar pada abad ke-30 SM. Sayangnya perdaban yang sudah maju itu mengalami kepunahan
pada abad ke-20 SM, baik karena bencana maupun peperangan.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengetahuan pada zaman purba ditandai dengan
adanya lima kemampuan, yaitu:
1. Pengetahuan didasarkan pada pengalaman (empirical knowledge),
2. Pengetahuan berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive
mind, dan kalaupun ada keterangan tentang fakta tersebut, maka keterangan itu bersifat mistis,
magis dan religius,
3. Kemempuan menemukan abjad dengan sistem bilangan yang sudah menampakkan
perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi,
4. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesis terhadap
hasil abstraksi yang dilakukan, dan
5. Kemampuan meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya
yang pernah terjadi, misalnya gerhana bulan dan matahari (Santoso, 1977:27-28).
B. Zaman Yunani (7 SM – 6 M)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Bangsa Yunani pada masa itu tidak
mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan
sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap
belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap seperti
inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
Selain daripada Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai juga dikenal dengan masa
Helinistis. Pada zaman Alexander Agung telah berkembang sebuah kebudayaan trans nasional
yang disebut dengan kebudayaan Helinistis, karena kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada
kota-kota Yunani raja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditatlukkan Alexander Agung.
Pada masa Helinis ini muncul beberapa aliran berikut:
a. Stoisisme
Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut Logos. Oleh karena itu,
segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.
b. Epikurisme
Segala-galanya terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau
mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa.
c. Skeptisisme
Mereka berpikir bahwa bidang teoretis menusia tidak sanggunp mencapai kebenaran. Sikap
umum mereka adalah kesangsian.
d. Eklektisisme
Suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur, filsafat aliran-aliran lain tanpa
berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e. Neo Platonisme
Paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus. Seluruh
filasafatnya berkisar pada Allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal dari ‘yang satu’ dan
ingin kembali kepadanya. (K. Bertens, 1988).
C. Zaman Pertengahan (6 M – 15 M)
Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan sejarah
bangsa-bangsa yang di Benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman pertengahan yang
berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu periode panjang yang yang dimulai
dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari agama
Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada umumnya orang
Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah duniawi dan ilmu
pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam ilmu pengetahuan adalah para teolog. Para
ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan
aktivitas keagamaan. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran
agama.
Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa kemajuan yang tamapak dalam
masyarakat yang berupa penemuan-penemuan. Penemuan-penemuan tersebut antara lain
pembaruan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan energi petani. Kincir air mulai
digunakan untuk menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaruan dalam
bidang perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan sehingga
kapal dapat digunakan lebih efektif. Kompas mulai digunakan di Eropa. Keterampilan dalam
membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh kemajuan setelah orang mengenal alat
pemintal kapas.
Keterampilan lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah keterampilan dalam
pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan dibawa oleh orang-orang Islam ke
Spanyol. Disamping itu orang juga tela mengenal percetakan dan pembuatan bahan peledak.
Zaman Reaissance ditandai dengan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama. Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan
mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang
merindukan pemikiran yang bebas. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis
pada Zaman Reaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang
astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, dan
Galileo Galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut.
1. Roger Bacon, berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan utama bagi awal
dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak untuk
mengolah semua pengetahuan.
2. Copernicus, mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga
matahari menjadi pusat (beliosentrisisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum
yang bersala dari Hipparahus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam
semesta (Geosentrisme).
3. Johannes Keppler, menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe
sebelumnya, yaitu:
a. Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan cirde, namun
gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
b. Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi
bidang yang luasnya sama.
c. Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dan B
dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah
P dan Q, maka P2 : Q2 X3 :Y3.
4. Galileo Galilei, membuat sebuah teropong bntang yang terbesar pada masi itu dan
mengamati beberapa peristiwa angkasa sewcara langsung. Ia menemukan beberapa peristiwa
penting dalam bidangv astronomi. Ia melihat bahwa planet Venus dan Merkurius menunjukkan
perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet
tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan cahaya memantulkan cahaya dari matahari
(Rizal Mustansyir, 1996).
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak
Zaman Reaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern.
Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem
koordinat yang terdiri atas dua garis X dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan
temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teori Struggle for life (perjuangan untuk
hidup). J.J Thompson dengan tenuannya elektron.
3. Charles Darwin, dikenal sebagai penganut teori evolusi yang vanatik. Darwin menyatakan
bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. Teorinya
yang terkenal adalah struggle for life (perjuangan untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa
perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena
meskipun sejenis namun tetap menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang
berkelainan kecil itu berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk
hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan
hidup lebih lama sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan dirinya akan tersisihkan karena
kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah yang paling unggul (survival of the
fittest). (Rizal Mustansyir, 1996).
Salah seorang fisikawan termashur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan
bahwa alam tidak terhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status
totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini
berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain ia tidak mengakui adanya
penciptaan alam. Namun pada tahun 1929, fisikawan lain bernama Hubble yang mempergunakan
teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita tampak menjauhi
galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini
menunjukkan bahwa alam semesta itu tidak statis, melainkan dinamis sehingga meruntuhkan
pendapat Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Berdasarkan
perhitungan mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing galaksi yang
teramati, para fisikawan kontemporer lainnya seperti Garnow, Alpher dan Herman menarik
kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi
bimasakti, kira-kira 15 milyar tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi ledakan yang maha dahsyat
yang melemparkan materi keseluruh jagad raya ke semua arah, yang kemudian membentuk
bintang-bintang dan galaksi.
Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain. Zaman kontemporer ini
ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi
termasuk salah satu yang mengalami kamajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer,
berbagai satelit komunikasi, internet, dan sebagainya.
Selain Einstein yang terkenal dengan teori relativitasnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan
alam juga dikenal teori kuantum dan struktur atom yang diperkenalkan oleh Max Planck di
Jerman. Struktur atom dapat lebih dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum ini.
Rutherfordl, Bohr, Pauli, Schroedinger adalah para ahli yang memberi sumbangan besar dalam
bidang pengetahuan ini. Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel dikembangkan lebih lanjut
sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dalam berbagai bidang. Perkembangan
ilmu kelistrikan sangat pesat dan dapat menghasilkan alat-alat yang canggih seperti komputer
yang sangat berguna dalam menunjang kegiatan penelitian guna meningkatkan kegunaan ilmu
pengetahuan alam dan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya dalam media komunikasi, penemuan mesin cetak merupakan peristiwa yang
sangat penting, yang dimanfaatkan dengan baik pertama di Eropa. Penyebaran informasi
melonjak dengan luar biasa. Media elektronik kemudian merevolusi informasi dengan televisi,
koran jarak jauh (telezitting), dan lain-lain, sehingga dunia menjadi sangat kecil, dan orang tidak
mau menerima begitu saja apa yang diperolehnya dalam hidupnya sekarang, apalagi nasib yang
diterimanya sewaktu dilahirkan. Sekarang mikroelektronik dan multimedia membawa kita ke
masyarakat informasi yang sanggup menyajikan gambar, suara dan cetakan sekaligus dan dapat
bersifat individual dan personal.
Kemajuan ilmu pengetahuan mengubah masyarakat dari tahapan prailmiah dengan
kehidupan berladang dan beternak yang dipengaruhi oleh banyak hal yang eksternatural
ketahapan ilmiah dengan kehidupan kota dan komunikasi yang padat. Di beberapa negara,
masyarakat telah bergerak ke tahapan pascailmiah dengan ketergantungan informasi yang lebih
banyak dan pada komputer sebagai sistem eksper untuk mengolahnya. Seluruh kehidupan praktis
sudah terkomersialisasi. Kebutuhan dan produksi mulai dipertukarkan melalui alat penukar surat
atau kartu berharga sampai sampai ke perbankan elektronik, yang berlangsung dengan intensif
dan cepat, sehingga sukar diketahui masing-masing dimulai oleh siapa, dimana dan bilamana.
Di sisi lain pada zaman kontemporer ini, perkembangan ilmu juga ditandai dengan
terjadinya spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemorer hanya
mengetahui hal yang sedikit tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam
spesialisasi dan subspesialisasinya.
Akibat dari semakin terspesialisasinya ilmu, pengkajian suatu bidang keilmuan makin
sempit ditambah dengan berbagai pembatasan dalam pengkajiannya seperti postulat, asumsi dan
prinsip sehingga membuat lingkup penglihatan keilmuan makin bertambah sempit pula. Hal
inilah yang menimbulkan gejala deformation professionelle yakni perubahan bentuk sebuah
wujud dilihat dari kacamata professional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada zaman purba dapat diruntut
jauh kebelakang, bahkan sebelum abad ke-15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada
masa itu diarahkan pada pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi
manfaat langsung kepada masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat ditentukan
dengan pasti, namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.
Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah
menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan
pemikiran yang bebas.
B. Saran
Dengan kita telah mempelajari beberapa tahap-tahap yang terjadi dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan ini secara benar, diharapkan agar kita bisa menjelaskan
kembali dan menerapkannya dalam kehidupan yang nyata. Dan semoga tidak menjadi kendala
dan halangan bagi kita semua jika seandainya pokok pembahasan ini muncul dan dibahas ulang
di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA