Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
protein, 200 - 350 g (35%) karbohidrat, 150 - 200 g (20%) lemak dan sisanya
merupakan zat-zat mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin anti
industri tahu juga wajib menerapkan K3 di tempat kerja, agar dapat mencegah dan
atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) (Heinrich, 1959).
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, faktor manusia menempati posisi
yang sangat penting terhadap terjadinya 3 kecelakaan kerja yaitu antara 80-85%.
Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia
tahu yaitu suhu yang terlalu panas. Peningkatan suhu lingkungan 5,50C dari suhu
Risiko tinggi cedera kerja dalam lingkungan panas pun juga dapat meningkatkat
tahun yang diakibatkan oleh tekanan panas (Moreau dan Daater, 2005 dalam
Arief, 2012). Sedangkan di Jepang dari tahun 2001-2003 dilaporkan 483 orang
tidak masuk kerja selama lebih dari 4 hari karena penyakit akibat panas. Dari 483
tersebut 63 orang meninggal (Kamijo dan Nose, 2006 dalam Arief, 2012).
tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan
bahwa 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28%
lingkungan kerja yang ekstrim meliputi panas dan dingin yang berada di luar
banyak faktor. Namun demikian secara umum kita dapat menentukan batas
tetap terjaga. Menurut ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yang berkaitan
dengan temperatir tempat kerja, yaitu Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas untuk Iklim Kerja dan Nilai Ambang
Batas untuk Temperatur Temapt Kerja, ditetapkan: Nilai Ambang Batas (NAB)
untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang masih dapat dihadapi oleh tenaga kerja
kesehatan untuk waktu kerja terus-menerus tidak melebihi dari 8 jam sehari dan
40 jam seminggi. NAB terendah untuk ruang kerja adlah 250C dan NAB tertinggi
adalah 32,20C, tergantung pada beban kerja dan pengaturan waktu kerja
(Depnakertrans, 1999).
performa kerja rendah, kualitas kerja rendah, dan menurunnya kecepatan reaksi.
mengalami cidera, stress kerja, penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, dan pada
di bidang produksi tahu. Industri ini sudah berdiri sejak ± 8 tahun yang lalu,
tidak mampu lagi dan sempat vakum, kemudian dikembangkan dengan anaknya
Pekerja tahu memiliki risiko kelelahan akibat dari tidak sesuainya kondisi
iklim yang begitu panas saat proses pembuatan tahu. Jumlah pekerja di pabrik
tahu ini berjumalah 12 orang dari 2 tempat yang dimilikinya, dimana pekerjanya
ada yang pria dan juga wanita, tetapi bagian pekerja wanitanya hanya sebagai
mencetak dan memotong tahu saja, sedangkan prianya bagian produksi tahunya.
pekerja di Home Industri Tahu Mandiri Sakti Kartasura pada bulan Oktober 2016,
pembuatan tahu ini terlalu panas yang mengakibatkan pekerja menjadi cepat lelah
dan merasa kurang nyaman saat bekerja serta tempat yang terlalu panas dan
berisik.
tentang hubungan iklim kerja dengan kelelahan kerja di Home Industri Tahu
A. Rumusan Masalah
apakah ada hubungan iklim kerja dengan kelelahan kerja di Home Industri Tahu
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Mengidentifikasi iklim kerja yang panas pada pabrik tahu yang membuat
pembuatan tahu, serta jam kerja yang diterapkan agar pekerja tidak merasa
panas yang terjadi dengan menggunakan waktu istirahat yang sebaik mungkin