Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah dan
nikmat-Nya sehingga makalah tentang Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum dapat
terselesaikan tepat dengan waktu yang diharapkan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tindak Pidana
Korupsi, dengan tujuan agar mahasiswa dan mahasiswi memahami dan mengetahui materi dari
makalah tersebut.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah Tindak Pidana
Korupsi yang senantiasa mendampingi dan membimbing kami dalam penyusunanan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan segenap rasa terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan dan semangatnya kepada kami.
Tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga makalah ini bisa menjadi referensi dalam pembelajaran Tindak pidana
Korupsi dalam kelas.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
2.2 Pengertian korupsi menurut KBBI
2.3 Pengertian Korupsi menurut para ahli
2.4 Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang di sajikan, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengetian korupsi.
2) Untuk mengetahui dampak yang timbul dari korupsi terhadap penegakan hukum.
1.4 Manfaat
Dari penulisan makalah ini terdapat beberapa manfaat yang bisa diambil oleh pembaca
antara lain :
1) Pembuatan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan, memperluas
wawasan, meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta pembelajaran tentang korupsi
sehingga budaya korupsi dapat dihilangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut para ahli bahasa, corruptio berasal
dari kata kerja corrumpere, suatu kata dari Bahasa Latin yang lebih tua. Kata tersebut kemudian
menurunkan istilah corruption, corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie
(Belanda) dan korupsi (Indonesia).
Pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan
hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.
Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering bersifat personal. Namun, dalam manifestasinya
yang lebih luas, dampak korupsi tidak saja bersifat personal, melainkan juga dapat mencoreng
kredibilitas organisasi tempat si koruptor bekerja. Pada tataran tertentu, imbasnya dapat bersifat
okum .Korupsi yang berdampak okum sering bersifat samar, dibandingkan dengan Dampak
korupsi terhadap organisasi yang lebih nyata. $elanjutnya masyarakat cenderung meragukan citra
dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan tindak korupsi. Di sisi lain lembaga
politik sering diperalat untuk menopang terwujudnya kepentingan pribadi dan kelompok. Ni
mengandung arti bahwa lembaga politik telah dikorupsi untuk kepentingan yang sempit .
Dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi pemerintahan, sebagai pengampu
kebijakan okum , dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misalkan ada salah satu anggota masyarakat yang membuat kasus 9okumn9 seperti,
Seorang nenek yang ,mencuri singkong disekitar wilayah tanah salah sebuah perusahaan, dengan
9okumn ia mencuri untuk mengambil beberapa buah singkong yang akan ia masak dan nantinya
akan ia makan bersama dengan seorang cucunya, nenek ini adalah rakyat kecil dengan kedaan
ekonomi yang sangat memprihatinkan. Ketika perbuatannya itu diketahui oleh menejer dari
perusahaan tersebut, ia merasa marah dan menginginkan masalah ini diproses pada jalur 9okum,
maka sang nenek pun terseret dalam jerat 9okum karena menejer tersebut melaporkan sang
nenek dengan tindakan pencurian maka nenek tersebut harus menanggung perbuatannya itu
sendiri di meja hijau, ia di kenakan beberapa pasal dan dijatuhkan hukuman sesuai dengan
perbuatannya dan dikenakan denda pula.
Coba dipikirkan kembali nasib dari pada rakyat kecil yang untuk makan saja sangat
susah, tetapi saat mengalami proses di meja 9okum sangat dipersulit, jika dibandingkan dengan
masyarakat dengan ekonomi tinggi yang mampu menyuap aparat – aparat 9okum untuk
mendapat kelancaran dari proses 9okum, dan tidak perlu diproses lebih lanjut lagi. Penyuapan
dalam kasus 9okum telah menjadi realita yang kita ketahui dizaman sekarang, pejabat – pejabat
yang terseret dalam kasus korupsi masih mampu mendapat keringanan dalam menjalani
hukumannya, bagaimana dengan nasib rakyat kecil.
Maka dampak dari korupsi akan membuat masyarakat kecil semakin tersisi dimata
10okum.
a. Penegakan Hukum tang tidak Merata di Masyarakat
Banyak Masyarakat melihat penegakkan 10okum hanya dari sudut pandang yang tinggi
dan besar saja. Maksudnya penegakkan 10okum seharusnya tidak hanya terfokus pada kasus –
kasus yang sudah sangat rumit saja, tetapi juga harus diawali pada yang lebih sederhana contoh
kecil dari pada penegakan 10okum yakni masyarakat yang usil dan tidak memperhatikan
“Kawasan Bebas Sampah” atau “Dilarang Membuang Sampah”, penegakan 10okum harusnya
diterapkan secara ketat agar tidak ada lagi masyarakat yang melanggar dan membuang sampah,
contoh korupsi kecil lain pula aturan rambu – rambu lalu lintas yang dilanggar, merupakan hal –
hal yang sangat kecil tetapi memiliki dampak yang sangat besar, maka dari itu jika korupsi
mampu dilakukan mulai pada masalah – masalah yang kecil, maka itupun akan terbawa sampai
pada masalah – masalah yang ada dalam lingkup ruang lebih besar / luas. Peneggakan 10okum
harus merata disemua kalangan masyarakat, masyakat yang melanggar peraturan harus diberikan
sanksi yang mampu memberikan efek jerah.
b. Merusak Moral
Dampak dari penegakan 10okum yang tidak dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
10okum akan menjadi kebiasaan masyarakat / warga Negara, merusak moral karena penegakan
10okum yang tidak adekuat sehingga mudah dikendalikan oleh hal – hal yang mengarah pada
sikap korupsi, penegakan 10okum yang 10oku dibeli, kerjasama dalam usaha membenarkan
yang salah dalam penegakan 10okum, akan membuat moral setiap orang menjadi rusak karena
pemahaman – pemahan yang demikian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur birokrasi serta
orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber dari kelemahan-
kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi negara dengan
birokrasi sebagai prangkat pokoknya.
Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya korupsi. Seperti halnya
delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di Indonesia masih
begitu rentan terhadap upaya pejabat-pejabat tertentu untuk membelokkan hukum menurut
kepentingannya. Dalam realita di lapangan, banyak kasus untuk menangani tindak pidana
korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwapun sudah divonis oleh hakim, tetapi
selalu bebas dari hukuman. Itulah sebabnya kalau hukuman yang diterapkan tidak drastis,
upaya pemberantasan korupsi dapat dipastikan gagal.
Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menajadi “jalan tak ada ujung”,
melainkan “jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan”. Upaya-upaya untuk mengatasi
persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem sosial, dari segi yuridis, maupun
segi etika atau akhlak manusia.
3.2 Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, kami mengharapkan kepada kawan-kawan
agar dapat mengambil manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai
motivasi agar kita tidak terjerumus oleh hal – hal korupsi dan dapat menambah wawasan
dan pemikiran intelektual.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/
https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/jumlah-tindak-pidana-korupsi-menurut-instansi-2004-
2018-1552983579
https://www.academia.edu/12623187/Dampak_korupsi_Terhadap_Penegakan_Hukum