Anda di halaman 1dari 16

WRAP UP SKENARIO 3

“Pendaki Gunung Sumbing”


BLOK BIOMEDIK 2

TAHUN AJARAN 2019/2020

Nama : Ketua : Muhammad Hafizh Al-Fatah (1102019135)


Sekertaris : Naila Muthia Dinillah (1102019146)
Anggota :
1. Muhammad Adam Fauzan (1102019128)
2. Nadya Safira Amalia (1102019145)
3. Naja Fairuzata Aflah (1102019147)
4. Natasya Chandra (1102019148)
5. Neng Pitri (1102019149)
6. Nesha Rahadatul A’isy (1102019150)
7. Susilo Angga Atmojo (1102018224)
8. Muhammad Kholik Sanaba (1102019136)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI Jl. Letjen


Supratno,Cempaka putih, Jakarta 10510
Telp. 021-4244574 Fax.021-4244574

1
Daftar isi
Skenario 3 ............................................................................................................................ 3
Kata sulit : ............................................................................................................................ 4
Pertanyaan: ......................................................................................................................... 4
Jawaban............................................................................................................................... 5
Hipotesis .............................................................................................................................. 6
Sasaran Belajar .................................................................................................................... 6
LI.1.Memahami dan Menjelaskan Hipoksia ........................................................................ 7
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia ................................................. 7
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia ........................................... 7
LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Jenis Hipoksia ....................................................... 8
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia ........................................... 9
LO.1.5. Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia.................................................. 10
LO.1.6 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipoksia ............................................. 11
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Hipotermia .................................................................. 11
LO.2.1 Memahami dan menjelaskan Definisi hipotermia ............................................. 11
LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipotermia ..................................... 12
LO.2.3.Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipotermia ........................................ 13
LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia .............................................. 13
LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipotermia..................................... 13
LI.3.Memahami dan Menjelaskan Acute Mountain Sickness ........................................... 14
LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Acute Mountain Sickness ..................... 14
LO.3.2 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Acute Mountain Sickness .................. 14
LO.3.3 Memahami dan Menjelaskan Gejala Acute Mountain Sickness ........................ 14
LO.3.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Acute Mountain Sickness .............. 15

2
Skenario 3
Pendaki Gunung Sumbing
Dua pendaki Gunung Sumbing terpaksa dievakuasi oleh tim SAR Kabupaten
Temanggung Jawa Tengah. Mereka dilaporkan mengalami hipoksia akut dan
hipotermia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah
melaporkan peristiwa hipotermia terjadi karena kurangnya persiapan saat mendaki.
Menurut keterangan dokter yang merawat dua pendaki tersebut, jika keadaan
hipotermia tidak segera ditangani dapat menyebabkan kegagalan fungsi tubuh yang
lebih dikenal sebagai Mountain Sickness Acute.

3
Kata sulit :
Hipotermia : Kondisi ketika suhu tubuh menurun secara drastis hingga di bawah
35’c secara involunter
Hipoksia : Penurunan suplai oksigen kejaringan sampai di bawah tingkat fisiologi
(75-100 mmhg)
Acute mountain sickness : penyakit ketinggian yang disebabkan penurunan kadar
oksigen dan tekanan udara yang semakin berkurang
Evakuasi : tindakan untuk membuat orang-orang menjauh dari kejadian yang sangat
berbahaya
Tim SAR (search and rescue ) : 1.dalam pertolongan darurat menyediakan peralatan
atau fasilitas perawatan darurat sifatnya sementara ditempat kejadian sampai
ketempat penampungan dengan fasilitas yang memadai

Pertanyaan:
1. Apa penyebab Hipoksia dan gejala Hipoksia?
2. Apa penyebab Hipotermia?
3.bagaimana pertolongan pada Hipoksia ?
4.Cara mengetahui gejala hipoksia ?
5.Bagaimana cara mencegah accute mountain sickness?
6.Apa gejala dari hipotermia?
7.Apa reaksi tubuh saat terjadi penurunan suhu ?
8.Apa jenis-jenis hipoksia berdasarkan gangguannya?
9.Apa yang terjadi apabila hipoksia terlambat di tangani?

4
Jawaban
1. Perubahan system saraf pusat jika telah mengenai batas otak akan
menyebabkan kematian otak dan gejalanya adalah berkeringat, sesak nafas,
detak jantung cepat.
2. Berada di lingkungan yang dingin terlalu lama,adanya gangguan atau penyakit
yang di derita (diabetes mellitus, gagal jantung, Alzheimer) penggunaan obat-
obatan (alkohol, barbiturat, insulin) dehidrasi ,tidak memakai pakaian yang
tepat saat mendaki,memakai pakaian basah terlalu lama
3. - Memindahkan penderita ke tempat yang lebih hangat
 Menanggalkan pakaian basah dan dingin, menggantinya dengan pakaian
hangat/selimut.
 Memberikan supli oksigen
 Menggunakan defibrillator (jika ada)
4. Menghitung frekuensi nadi dan pernapasan,mengidentifikasi adanya gejala
5.
 -Minum air putih yang banyak
 Istirahat cukup
 Menemui dokter dan meminta obat yang harus dibawa
 Mendaki tidak terlalu cepat
 Membawa penderita turun 500 mdpl
6.denyut jantung tinggi,pernapasan cepat,berkemih terus menerus
7. Mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuh adalah dengan
meningkatkan laju metabolisme, yaitu dengan kontraksi otot (refleks menggigil).
Pada keadaan menggigil terjadi aktivasi sinkron hampir semua kelompok otot
bahkan otot antagonis saling berkontraksi sehingga efisiensi mekanik nol dan
energi panas yang dihasilkan relatif tinggi.
8. Hipoksia hipoksik,Hipoksia anemik, Hipoksia stagnant, Hipoksia histotoksik
9.Bila berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya meninggal

5
Hipotesis
Accute mountain sickness ditandain dengan kegagalan fungsi tubuh,yang diawali
dengan tanda takipnea ,takikardi,hipotermia dan hipoksia dikarenakan kurangnya
persiapan sebelum mendaki,perbedaan tekanan oksigen dan perbedaan suhu.

Sasaran Belajar
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis Hipoksia
LO.1.4. Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia
LO.1.5 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia
LO.1.6 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipoksia
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Hipotermia
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipotermia
LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan jenis Hipotermia
LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipotermia
LO.2.4. Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia
LO.2.5. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipotermia
LI.3. Memahami dan Menjelaskan AMS
LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi AMS
LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Penyebab AMS
LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Gejala AMS
LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan PenangananAMS

6
LI.1.Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia
Definisi
-Kamus Dorland Edisi 28
Penurunan asupan oksigen ke jaringan di bawah kadar fisiologi sekalipun perfusi
darah ke jaringan memadai.
-Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Hipoksia adalah kekurangan oksigen ditingkat jaringan
-Buku Saku Patofisiologi
Hipoksia adalah keadaan dimana penurunan konsentrasi oksigen yang disebabkan
kegagalan pengikatan oksigen, bila di bagian darah disebut juga dengan
hipoksemia. yang terdiri dari kegagalan khusus dan kegagalan total. Kegagalan
khusus terjadi di bagian bagian tubuh tertentu seperti hipoksia kronis yang
mengakibatkan sianosis dan kebiruan jari jari tangan, sclerosis, luka tangan, lesi,
edema, poliartragia dan arthritis. Kegagalan total yang terjadi biasanya dikarenakan
afinitas ikatan hemoglobin terhadap oksigen daripada dengan timbal, karbon
monoksida, karbon dioksida, zat berat, maupun kurangnya oksigen itu sendiri yang
dapat memicu terjadinya penurunan fungsi sel yang akan menuju kelemahan otot,
hilangnya kesadaran, palpitasi, dan kram
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia
Mekanisme Hipoksia
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan
ATP oleh mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi,
menyebabkan glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat
anorganik terbentuk sehingga menurunkan Ph intrasel. Pada saat istirahat rata-rata
laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml oksigen per menit, dan
meningkat sampai 10 kali saat beraktivitas. Jaringan akan mengalami hipoksia
apabila aliran oksigen tidak ada dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan,
hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhenti.
Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
1. Hipoksemia arteri.
2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya
hipoksemia arteri, dan
3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan
Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di
jaringan maka metabolisme akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik
untuk menyediakan energi yang cukup untuk metabolisme. Apabila ada

7
ketidakseimbangan, akan mengakibatkan produksi asam laktat berlebihan,
menimbulkan asidosis dengan cepat, metabolisme seluler terganggu dan
mengakibatkan kematian sel.
LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Jenis Hipoksia
1.Hipoksia hipoksik, merupakan bentuk tersering dari hipoksia, terjadi ketika
terdapat gangguan pertukaran oksigen di paru-paru. Beberapa penyebabnya antara
lain:
• Kondisi di mana tekanan parsial oksigen menurun seperti pada ketinggian tertentu
dari permukaan laut.
• Kondisi yang memblokade pertukaran oksigen pada tingkat alveolus dengan
pembuluh darah kapiler, seperti: pneumonia (radang paru), asma, tenggelam.
• Lain-lain, seperti penjeratan leher, terhirupnya asap (pada kebakaran), penyakit
jantung bawaan seperti Tetralogy of Fallot.
2. Hipoksia anemik, terjadi ketika tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang
tersedia ke jaringan target. Penyebab hal ini antara lain:
• Anemia berat karena kehilangan darah baik akut maupun kronis. Anemia yang
bersifat ringan-sedang tidak akan menyebabkan hipoksia anemik karena tubuh
masih dapat mengkompensasi walaupun pasien akan tetap mengalami hipoksia jika
melakukan aktivitas;
• Keracunan karbon monoksida (CO);
• Obat-obatan seperti aspirin, sulfonamid, nitrit;
• Methemoglobinemia (kondisi di mana terdapatnya methemoglobin, suatu pigmen
darah hemoglobin yang tidak normal, pada darah);
• Penyakit seperti anemia sel sabit, anemia defisiensi besi, anemia aplastik, anemia
hemolitik.
3. Hipoksia stagnant, terjadi ketika tidak adanya aliran darah yang cukup ke
jaringan target. Organ yang paling terpengaruh adalah ginjal dan jantung karena
mereka memiliki kebutuhan oksigen yang tinggi. Penyebab hal ini antara lain:
• Gagal jantung;
• Menurunnya volume darah yang bersirkulasi
• Melebarnya pembuluh darah vena
• Darah vena yang tidak bisa mengalir baik akibat G-forces (seperti yang dialami
oleh para pengemudi pesawat-pesawat tempur atau aerobatik).
4. Hipoksia histotoksik, terjadi ketika jaringan tubuh tidak dapat menggunakan
oksigen yang sudah dialirkan ke mereka. Kasus ini bukan merupakan hipoksia
sebenarnya karena tingkat oksigenisasi jaringan dapat normal atau lebih dari
normal. Penyebab hal ini sebagian besar berupa racun, antara lain:
• Keracunan sianida
• Konsumsi alcohol
• Narkotika.

8
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia
Jika Anda memiliki kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan hipoksia dan
merasakan gejala hipoksia, Anda harus segera ke rumah sakit agar segera
mendapatkan perawatan yang tepat. Mengembalikan pasokan yang optimal ke
dalam tubuh dan mengatasi penyebab dari hipoksia merupakan penanganan yang
paling penting. Terdapat beberapa metode penanganan untuk mengembalikan
pasokan oksigen yang optimal ke dalam tubuh:
Pemberian oksigen tambahan.
Tubuh penderita hipoksia akan dipasok dengan oksigen tambahan, menggunakan
selang atau masker yang disambungkan ke tabung oksigen. Semakin cepat kadar
oksigen dalam tubuhnya kembali normal, semakin kecil risiko kerusakan organ
tubuh.

Alat bantu napas atau ventilator.


Saluran pernapasan akan disambungkan dengan mesin ventilator, menggunakan
selang yang dimasukkan dari tenggorakan sampai melewati pita suara.

9
Terapi oksigen hiperbarik (TOHB).
Penderita hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida akan
dimasukkan ke dalam ruangan bertekanan tinggi (hiperbarik) dengan oksigen
murni.

LO.1.5. Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia


Gejala Tanda-tanda
Dyspnea Respiratory distress
Kelelahan Sianosis
Palpitasi Takipnea
Pusing Takikardi
Sakit kepala Hipertensi
Tremor Hipotensi

10
Gejala dan tanda utama hipoksia adalah adanya peningkatan frekuensi napas
lebih dari normal dan gejala-gejala (yang karena terjadi gangguan pada) otak.
Peningkatan frekuensi napas terjadi ketika reseptor (saraf penerima) dipembuluh
darah tepi terangsang karena rendahnya tekanan oksigen di pembuluh darah arteri.
Hal ini dapat terjadi pada hipoksi hipoksik dan histotoksik . sianosis merupakan
perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lender. Keadaan ini
terjadi ketika kadar hemoglobin tidak mengikat oksigen lebih dari 5 g/dl . terdapat
dua tipe sianosis yaitu, perifer dan sentral . sianosis perifer teradapat pada kuku dan
mengarah pada hipoksia stagnan . bagian terluar dari tubuh (seperti ujung ujung
jari) sangat kurang mendapat aliran darah ketika tekanan darah rendah dan
melepaskan oksigen dalam jumlah besar dari hemoglobin , sehingga kadar
deoksihemoglobin meningkat.

LO.1.6 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipoksia


PENYEBAB
Penyebab hipoksia dapat dilihat dari penyebab terjadinya sianosis sentral dan
perifer.
Sianosis sentral dapat disebabkan oleh:
Kondisi di mana kadar oksigen berkurang seperti: daerah ketinggian, fungsi paru-
paru yang
sudah berkurang, hubungan yang tidak selaras antara oksigen yang masuk ke paru
dan
oksigen yang dapat dialirkan oleh darah ke seluruh tubuh, beberapa tipe penyakit
jantung
bawaan;
Hemoglobin dengan afinitas (ketertarikan) yang rendah terhadap oksigen;
Kelainan dari hemoglobin
seperti: methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia,karboksihemoglobinemia.
Sedangkan sianosis perifer dapat disebabkan oleh:
Kondisi yang dapat menyebakan menurunnya curah jantung (volume darah yang
dipompakan
jantung ke seluruh tubuh tiap menit);
Paparan terhadap dingin;
Sumbatan pada pembuluh darah arteri atau vena.

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Hipotermia

LO.2.1 Memahami dan menjelaskan Definisi hipotermia


Definisi :
Hipotermia

11
Penurunan suhu tubuh akibat pendinginan tubuh keseluruhan melebihi kemampuan
mekanisme penghasil panas dan penghemat panas untuk menyamai pengeluaran
panas yang berlebihan. Pada saat itu laju metabolic tubuh melambat akibat turunnya
suhu tubuh dan hal yang paling pertama diserang adalah otak karena otak
merupakan tempat hipotalamus yang dimana hipotalamus merupakan bagian dari
otak yang mengatur suhu tubuh.

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipotermia


Mekanisme Hipotermia :
Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh
Kehilangan panas tubuh dapat terjadi melalui beberapa proses, yaitu radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi. Berikut penjelasannya:

Radiasi:Semakin dingin suhu lingkungan di sekitar Anda, maka semakin besar pula
panas tubuh yang akan Anda keluarkan (radiasi). Tubuh manusia menghasilkan
panas yang diradiasi melalui kulit. Panas tersebut diradiasi dari kulit ke pakaian,
lalu ke lingkungan sekitar Anda, maka semakin besar pula panas tubuh yang akan
Anda keluarkan (radiasi). Tubuh manusia menghasilkan panas yang diradiasi
melalui kulit. Panas tersebut diradiasi dari kulit ke pakaian, lalu ke lingkungan di
sekitar Anda. Dengan menggunakan pakaian yang tepat, Anda dapat meminimalisir
kehilangan panas tubuh, juga mencegah kehilangan panas tubuh melalui proses
lain.

Konduksi:Proses ini terjadi ketika Anda bersentuhan secara langsung dengan objek
atau permukaan yang basah. Air dapat menghilangkan panas pada tubuh Anda 25
kali lebih cepat ketimbang angin. Stay dry = stay alive!

Konveksi:Konveksi adalah proses dimana panas tubuh hilang terbawa oleh


hembusan angin atau air yang bersentuhan langsung dengan kulit.

Evaporasi:Ketika keringat pada kulit atau pakaian Anda yang basah menguap, maka
pada saat itu Anda sedang kehilangan panas tubuh. Proses ini menggambarkan

12
kehilangan panas tubuh melalui perubahan cairan menjadi gas, atau yang disebut
dengan evaporative heat loss.Pakaian yang lembab dapat menyebabkan
meningkatnya kehilangan panas tubuh melalui proses konduksi, dan evaporasi.

LO.2.3.Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipotermia


Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang
hilang. Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan
menyebabkan hipotermia, yaitu:
 Terlalu lama berada di tempat dingin.
 Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
 Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia


Gejala :
1. Hipotermia Ringan (34-36oC)
Gejala yang terjadi pada penderita hipotermia ringan adalah menggigil secara
hebat, terutama pada ekstremitas; sulit berjalan dan berbicara; mengalami
pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit (takipnea); denyut jantung
berdetak lebih cepat daripada denyut jantung normal (takikardi); pernapasan cepat
dan biasanya dangkal (hiperventilasi); berkemih terus-menerus karena “cold
diuresis”.
2. Hiportemia Sedang (28-32oC)
Gejala yang dialami penderita hipotermia sedang adalah nadi berkurang,
pernapasan pelan dan dangkal, berhenti menggigil, refleks melambat, kehilangan
daya untuk mengenal lingkungan (disorientasi), gangguan pada detak jantung atau
irama jantung (aritmia).
3. Hipotermia Berat (<28oC)
Gejala pada penderita hipotermia berat adalah tekanan darah menjadi rendah
(hipotensi), nadi lemah, edema paru, koma, aritmia ventrikel, dan henti jantung.

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipotermia


Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah
hipotermia, yaitu:
-Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam jangka
waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
-Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan dilakukan,
terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin.
Kenakan jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
-Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan
beraktivitas di luar rumah.
-Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.

13
-Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman
dan makanan hangat.
Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat
dilakukan adalah:
-Jaga suhu kamar agar selalu hangat.
-Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar rumah
saat suhu udara dingin.
-Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigil.

LI.3.Memahami dan Menjelaskan Acute Mountain Sickness

LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Acute Mountain Sickness


Definisi :
Penyakit ketinggian atau altitude sickness, disebut juga dengan mountain sickness,
reaksi akut terhadap perubahan dari permukaan laut atau dataran rendah lainnya ke
ketinggian diatas 8.000 kaki. Altitude Sickness ditemukan pada abad ke-16 oleh
fisiologis asal Perancis, Paul Bert, mendemonstrasikan gejala dari altitude sickness
merupakan dampak dari defisiensi oksigen didalam jaringan tubuh.

LO.3.2 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Acute Mountain Sickness


Disebabkan ketika berada pada suatu titik lokasi dengan ketinggian yang lebih
tinggi maka kadar oksigen pada udara akan berkurang. Sedangkan tubuh berusaha
untuk menyesuaikan detak jantung dan pernapasan akan lebih cepat untuk menjaga
penyebaran oksigen yang dibutuhkan tubuh. Apabila melakukan pendakian secara
cepat dan dalam waktu pendek maka tubuh tidak dapat beradaptasi dengan baik
maka penyakit ketinggian akan muncul.

LO.3.3 Memahami dan Menjelaskan Gejala Acute Mountain Sickness


Tanda dan gejala paling umum dari AMS adalah sebagai berikut.
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Sesak napas
 Kesulitan tidur
 Kelelahan
 Napsu makan berkurang
 Gejala yang ada biasanya bertahan selama 6-48 jam setelah pendakian.
Dalam beberapa kasus yang langka, AMS dapat pula menyebabkan
akumulasi cairan pada otak dan paru-paru yang bias menyebabkan tanda
dan gejala serius seperti:
 Terdengar suara seperti kertas yang ditarik saat bernapas
 Kesulitan Bernapas yang sangat parah

14
 Batuk dengan cairan berwarna merah muda dan berbusa
 Linglung dan kesulitan berjalan
 Kebingungan yang dapat menghilangkan kesadaran

LO.3.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Acute Mountain Sickness


a. Membawa pasien AMS ke tempat dengan ketinggian 500—1000 meter lebih
rendah, merupakan opsi utama, khususnya pada kejadian AMS berat.
b. Terapi oksigen hiperbarik dengan hyperbaric bag dengan kecepatan pemberian
oksigen 4L/menit.
c. Usahakan pasien dalam keadaan hangat.
d. Pemberikan 800 mg ibuprofen dan 85 mg acetazolamide serta placebo 3 kali
sehari
pada ketinggian 4280 m dan 4358 m memperlihatkan perbaikan keluhan sakit
kepala.
e. Pemberian sildenafil 50 mg per oral satu kali sehari memperbaiki cardiac output
dan kemampuan berkuat dan meringankan peningkatan tekanan pada orang sehat
yang terpapar kondisi hipoksia normobarik dan mendaki sampai ketinggian 5400
m.
f. Pemberian obat Dexamethasone efektif sebagai pengobatan emergensi AMS
dengan dosis awal 4-10 mg, diikuti 4 mg setiap 6 jam. Dexamethasone menurunkan
gejala AMS namun tidak mempengaruhi kelainan fisiologik sehubungan dengan
paparan high-altitude.

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku Fisiologi Guyton and Hall. Edisi 12

Britannica, dilihat 3 November 2019,

Brouhard, R. Verywell Health (2018). An Overview of Hypothermia.

Chawla dan Saxena (2014), Physiology of High Altitude Acclimatization,hal. 547

Dorland’s Illustrated Medical Dictionary 32nd Edition. Elsevier. 2012.

Lauralee Sherwood (2017), Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem ed. 8, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia . Edisi 8 Jakarta : EGC


Sherwood L Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta : EGC ; 2012

Krucik, G. Healthline (2016). What Causes Hypothermia?

Rogers, K & Lotha, G & Gaur, A 2019, ‘Altitude Sickness’, Encyclopaedia

http://repository.unimus.ac.id/860/3/BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/189/3/BAB%20II_Wahyu%20Tri%20W..pdf
https://www.britannica.com/science/altitude-sickness

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55946/Chapter%20II.pdf?
sequence=4%20&isAllowed=y

16

Anda mungkin juga menyukai