1
Daftar isi
Skenario 3 ............................................................................................................................ 3
Kata sulit : ............................................................................................................................ 4
Pertanyaan: ......................................................................................................................... 4
Jawaban............................................................................................................................... 5
Hipotesis .............................................................................................................................. 6
Sasaran Belajar .................................................................................................................... 6
LI.1.Memahami dan Menjelaskan Hipoksia ........................................................................ 7
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia ................................................. 7
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia ........................................... 7
LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Jenis Hipoksia ....................................................... 8
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia ........................................... 9
LO.1.5. Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia.................................................. 10
LO.1.6 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipoksia ............................................. 11
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Hipotermia .................................................................. 11
LO.2.1 Memahami dan menjelaskan Definisi hipotermia ............................................. 11
LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipotermia ..................................... 12
LO.2.3.Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipotermia ........................................ 13
LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia .............................................. 13
LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipotermia..................................... 13
LI.3.Memahami dan Menjelaskan Acute Mountain Sickness ........................................... 14
LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Acute Mountain Sickness ..................... 14
LO.3.2 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Acute Mountain Sickness .................. 14
LO.3.3 Memahami dan Menjelaskan Gejala Acute Mountain Sickness ........................ 14
LO.3.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Acute Mountain Sickness .............. 15
2
Skenario 3
Pendaki Gunung Sumbing
Dua pendaki Gunung Sumbing terpaksa dievakuasi oleh tim SAR Kabupaten
Temanggung Jawa Tengah. Mereka dilaporkan mengalami hipoksia akut dan
hipotermia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah
melaporkan peristiwa hipotermia terjadi karena kurangnya persiapan saat mendaki.
Menurut keterangan dokter yang merawat dua pendaki tersebut, jika keadaan
hipotermia tidak segera ditangani dapat menyebabkan kegagalan fungsi tubuh yang
lebih dikenal sebagai Mountain Sickness Acute.
3
Kata sulit :
Hipotermia : Kondisi ketika suhu tubuh menurun secara drastis hingga di bawah
35’c secara involunter
Hipoksia : Penurunan suplai oksigen kejaringan sampai di bawah tingkat fisiologi
(75-100 mmhg)
Acute mountain sickness : penyakit ketinggian yang disebabkan penurunan kadar
oksigen dan tekanan udara yang semakin berkurang
Evakuasi : tindakan untuk membuat orang-orang menjauh dari kejadian yang sangat
berbahaya
Tim SAR (search and rescue ) : 1.dalam pertolongan darurat menyediakan peralatan
atau fasilitas perawatan darurat sifatnya sementara ditempat kejadian sampai
ketempat penampungan dengan fasilitas yang memadai
Pertanyaan:
1. Apa penyebab Hipoksia dan gejala Hipoksia?
2. Apa penyebab Hipotermia?
3.bagaimana pertolongan pada Hipoksia ?
4.Cara mengetahui gejala hipoksia ?
5.Bagaimana cara mencegah accute mountain sickness?
6.Apa gejala dari hipotermia?
7.Apa reaksi tubuh saat terjadi penurunan suhu ?
8.Apa jenis-jenis hipoksia berdasarkan gangguannya?
9.Apa yang terjadi apabila hipoksia terlambat di tangani?
4
Jawaban
1. Perubahan system saraf pusat jika telah mengenai batas otak akan
menyebabkan kematian otak dan gejalanya adalah berkeringat, sesak nafas,
detak jantung cepat.
2. Berada di lingkungan yang dingin terlalu lama,adanya gangguan atau penyakit
yang di derita (diabetes mellitus, gagal jantung, Alzheimer) penggunaan obat-
obatan (alkohol, barbiturat, insulin) dehidrasi ,tidak memakai pakaian yang
tepat saat mendaki,memakai pakaian basah terlalu lama
3. - Memindahkan penderita ke tempat yang lebih hangat
Menanggalkan pakaian basah dan dingin, menggantinya dengan pakaian
hangat/selimut.
Memberikan supli oksigen
Menggunakan defibrillator (jika ada)
4. Menghitung frekuensi nadi dan pernapasan,mengidentifikasi adanya gejala
5.
-Minum air putih yang banyak
Istirahat cukup
Menemui dokter dan meminta obat yang harus dibawa
Mendaki tidak terlalu cepat
Membawa penderita turun 500 mdpl
6.denyut jantung tinggi,pernapasan cepat,berkemih terus menerus
7. Mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuh adalah dengan
meningkatkan laju metabolisme, yaitu dengan kontraksi otot (refleks menggigil).
Pada keadaan menggigil terjadi aktivasi sinkron hampir semua kelompok otot
bahkan otot antagonis saling berkontraksi sehingga efisiensi mekanik nol dan
energi panas yang dihasilkan relatif tinggi.
8. Hipoksia hipoksik,Hipoksia anemik, Hipoksia stagnant, Hipoksia histotoksik
9.Bila berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya meninggal
5
Hipotesis
Accute mountain sickness ditandain dengan kegagalan fungsi tubuh,yang diawali
dengan tanda takipnea ,takikardi,hipotermia dan hipoksia dikarenakan kurangnya
persiapan sebelum mendaki,perbedaan tekanan oksigen dan perbedaan suhu.
Sasaran Belajar
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis Hipoksia
LO.1.4. Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia
LO.1.5 Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipoksia
LO.1.6 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipoksia
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Hipotermia
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipotermia
LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan jenis Hipotermia
LO.2.3. Memahami dan Menjelaskan Penyebab Hipotermia
LO.2.4. Memahami dan Menjelaskan Gejala Hipotermia
LO.2.5. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipotermia
LI.3. Memahami dan Menjelaskan AMS
LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi AMS
LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Penyebab AMS
LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Gejala AMS
LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan PenangananAMS
6
LI.1.Memahami dan Menjelaskan Hipoksia
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia
Definisi
-Kamus Dorland Edisi 28
Penurunan asupan oksigen ke jaringan di bawah kadar fisiologi sekalipun perfusi
darah ke jaringan memadai.
-Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Hipoksia adalah kekurangan oksigen ditingkat jaringan
-Buku Saku Patofisiologi
Hipoksia adalah keadaan dimana penurunan konsentrasi oksigen yang disebabkan
kegagalan pengikatan oksigen, bila di bagian darah disebut juga dengan
hipoksemia. yang terdiri dari kegagalan khusus dan kegagalan total. Kegagalan
khusus terjadi di bagian bagian tubuh tertentu seperti hipoksia kronis yang
mengakibatkan sianosis dan kebiruan jari jari tangan, sclerosis, luka tangan, lesi,
edema, poliartragia dan arthritis. Kegagalan total yang terjadi biasanya dikarenakan
afinitas ikatan hemoglobin terhadap oksigen daripada dengan timbal, karbon
monoksida, karbon dioksida, zat berat, maupun kurangnya oksigen itu sendiri yang
dapat memicu terjadinya penurunan fungsi sel yang akan menuju kelemahan otot,
hilangnya kesadaran, palpitasi, dan kram
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia
Mekanisme Hipoksia
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan
ATP oleh mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi,
menyebabkan glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat
anorganik terbentuk sehingga menurunkan Ph intrasel. Pada saat istirahat rata-rata
laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml oksigen per menit, dan
meningkat sampai 10 kali saat beraktivitas. Jaringan akan mengalami hipoksia
apabila aliran oksigen tidak ada dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan,
hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhenti.
Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
1. Hipoksemia arteri.
2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya
hipoksemia arteri, dan
3. Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan
Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di
jaringan maka metabolisme akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik
untuk menyediakan energi yang cukup untuk metabolisme. Apabila ada
7
ketidakseimbangan, akan mengakibatkan produksi asam laktat berlebihan,
menimbulkan asidosis dengan cepat, metabolisme seluler terganggu dan
mengakibatkan kematian sel.
LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Jenis Hipoksia
1.Hipoksia hipoksik, merupakan bentuk tersering dari hipoksia, terjadi ketika
terdapat gangguan pertukaran oksigen di paru-paru. Beberapa penyebabnya antara
lain:
• Kondisi di mana tekanan parsial oksigen menurun seperti pada ketinggian tertentu
dari permukaan laut.
• Kondisi yang memblokade pertukaran oksigen pada tingkat alveolus dengan
pembuluh darah kapiler, seperti: pneumonia (radang paru), asma, tenggelam.
• Lain-lain, seperti penjeratan leher, terhirupnya asap (pada kebakaran), penyakit
jantung bawaan seperti Tetralogy of Fallot.
2. Hipoksia anemik, terjadi ketika tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang
tersedia ke jaringan target. Penyebab hal ini antara lain:
• Anemia berat karena kehilangan darah baik akut maupun kronis. Anemia yang
bersifat ringan-sedang tidak akan menyebabkan hipoksia anemik karena tubuh
masih dapat mengkompensasi walaupun pasien akan tetap mengalami hipoksia jika
melakukan aktivitas;
• Keracunan karbon monoksida (CO);
• Obat-obatan seperti aspirin, sulfonamid, nitrit;
• Methemoglobinemia (kondisi di mana terdapatnya methemoglobin, suatu pigmen
darah hemoglobin yang tidak normal, pada darah);
• Penyakit seperti anemia sel sabit, anemia defisiensi besi, anemia aplastik, anemia
hemolitik.
3. Hipoksia stagnant, terjadi ketika tidak adanya aliran darah yang cukup ke
jaringan target. Organ yang paling terpengaruh adalah ginjal dan jantung karena
mereka memiliki kebutuhan oksigen yang tinggi. Penyebab hal ini antara lain:
• Gagal jantung;
• Menurunnya volume darah yang bersirkulasi
• Melebarnya pembuluh darah vena
• Darah vena yang tidak bisa mengalir baik akibat G-forces (seperti yang dialami
oleh para pengemudi pesawat-pesawat tempur atau aerobatik).
4. Hipoksia histotoksik, terjadi ketika jaringan tubuh tidak dapat menggunakan
oksigen yang sudah dialirkan ke mereka. Kasus ini bukan merupakan hipoksia
sebenarnya karena tingkat oksigenisasi jaringan dapat normal atau lebih dari
normal. Penyebab hal ini sebagian besar berupa racun, antara lain:
• Keracunan sianida
• Konsumsi alcohol
• Narkotika.
8
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Penanganan Hipoksia
Jika Anda memiliki kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan hipoksia dan
merasakan gejala hipoksia, Anda harus segera ke rumah sakit agar segera
mendapatkan perawatan yang tepat. Mengembalikan pasokan yang optimal ke
dalam tubuh dan mengatasi penyebab dari hipoksia merupakan penanganan yang
paling penting. Terdapat beberapa metode penanganan untuk mengembalikan
pasokan oksigen yang optimal ke dalam tubuh:
Pemberian oksigen tambahan.
Tubuh penderita hipoksia akan dipasok dengan oksigen tambahan, menggunakan
selang atau masker yang disambungkan ke tabung oksigen. Semakin cepat kadar
oksigen dalam tubuhnya kembali normal, semakin kecil risiko kerusakan organ
tubuh.
9
Terapi oksigen hiperbarik (TOHB).
Penderita hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida akan
dimasukkan ke dalam ruangan bertekanan tinggi (hiperbarik) dengan oksigen
murni.
10
Gejala dan tanda utama hipoksia adalah adanya peningkatan frekuensi napas
lebih dari normal dan gejala-gejala (yang karena terjadi gangguan pada) otak.
Peningkatan frekuensi napas terjadi ketika reseptor (saraf penerima) dipembuluh
darah tepi terangsang karena rendahnya tekanan oksigen di pembuluh darah arteri.
Hal ini dapat terjadi pada hipoksi hipoksik dan histotoksik . sianosis merupakan
perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lender. Keadaan ini
terjadi ketika kadar hemoglobin tidak mengikat oksigen lebih dari 5 g/dl . terdapat
dua tipe sianosis yaitu, perifer dan sentral . sianosis perifer teradapat pada kuku dan
mengarah pada hipoksia stagnan . bagian terluar dari tubuh (seperti ujung ujung
jari) sangat kurang mendapat aliran darah ketika tekanan darah rendah dan
melepaskan oksigen dalam jumlah besar dari hemoglobin , sehingga kadar
deoksihemoglobin meningkat.
11
Penurunan suhu tubuh akibat pendinginan tubuh keseluruhan melebihi kemampuan
mekanisme penghasil panas dan penghemat panas untuk menyamai pengeluaran
panas yang berlebihan. Pada saat itu laju metabolic tubuh melambat akibat turunnya
suhu tubuh dan hal yang paling pertama diserang adalah otak karena otak
merupakan tempat hipotalamus yang dimana hipotalamus merupakan bagian dari
otak yang mengatur suhu tubuh.
Radiasi:Semakin dingin suhu lingkungan di sekitar Anda, maka semakin besar pula
panas tubuh yang akan Anda keluarkan (radiasi). Tubuh manusia menghasilkan
panas yang diradiasi melalui kulit. Panas tersebut diradiasi dari kulit ke pakaian,
lalu ke lingkungan sekitar Anda, maka semakin besar pula panas tubuh yang akan
Anda keluarkan (radiasi). Tubuh manusia menghasilkan panas yang diradiasi
melalui kulit. Panas tersebut diradiasi dari kulit ke pakaian, lalu ke lingkungan di
sekitar Anda. Dengan menggunakan pakaian yang tepat, Anda dapat meminimalisir
kehilangan panas tubuh, juga mencegah kehilangan panas tubuh melalui proses
lain.
Konduksi:Proses ini terjadi ketika Anda bersentuhan secara langsung dengan objek
atau permukaan yang basah. Air dapat menghilangkan panas pada tubuh Anda 25
kali lebih cepat ketimbang angin. Stay dry = stay alive!
Evaporasi:Ketika keringat pada kulit atau pakaian Anda yang basah menguap, maka
pada saat itu Anda sedang kehilangan panas tubuh. Proses ini menggambarkan
12
kehilangan panas tubuh melalui perubahan cairan menjadi gas, atau yang disebut
dengan evaporative heat loss.Pakaian yang lembab dapat menyebabkan
meningkatnya kehilangan panas tubuh melalui proses konduksi, dan evaporasi.
13
-Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman
dan makanan hangat.
Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat
dilakukan adalah:
-Jaga suhu kamar agar selalu hangat.
-Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar rumah
saat suhu udara dingin.
-Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigil.
14
Batuk dengan cairan berwarna merah muda dan berbusa
Linglung dan kesulitan berjalan
Kebingungan yang dapat menghilangkan kesadaran
15
DAFTAR PUSTAKA
Lauralee Sherwood (2017), Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem ed. 8, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://repository.unimus.ac.id/860/3/BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/189/3/BAB%20II_Wahyu%20Tri%20W..pdf
https://www.britannica.com/science/altitude-sickness
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55946/Chapter%20II.pdf?
sequence=4%20&isAllowed=y
16