Anda di halaman 1dari 48

Laporan Akhir Praktikum Prestasi Mesin

PENGUJIAN MOTOR BAKAR

Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020

KELOMPOK : 09

Anggota :

 AGUNG SANTOSO 41187001160081


 EKO INDRAWAN 41187001160024
 M.HARSENO 41187001160021
 TRIO ATANG PRADANA 41187001160079
 IRFAN TRI LAKSONO 41187001150117

Lab Uji Prestasi Mesin

TEKNIK MESIN-FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
OKTOBER
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik dan lancar serta tepat pada waktunya.

Laporan ini berisikan sesuai dengan hasil pengujian kami yaitu Prestasi Motor
Bakar Bensin. Tentunya dalam membuat laporan ini, kami menemukan
kesulitan-kesulitan mungkin karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang
penulis miliki akan materi ini. Namun, berkat motivasi dari berbagai pihak,
laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa didalam penyusun laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini agar dapat kami perbaiki
kedepannya.

Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi kita semua
dan dapat dijadikan media pembelajaran kuliah. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.

Bekasi, Oktober 2019

Tim 09

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
LAMPIRAN .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Peraturan-Peraturan dan Kewajiban .............................................. 1
1.1.1 Syarat-Syarat dan Tata Tertib Laboraturium ....................... 1
1.1.2 Hak-Hak Penguna Laborturium ........................................... 3
1.1.3 Kewajiban Penguna Laboraturium ...................................... 4
1.1.4 Larangan- Laranagn Pengunaan Laboraturium ................... 4
1.1.5 Sanksi-Sanksi Terhadap Tata Tertib .................................... 4
BAB II TEORI DASAR ..................................................................................... 5
2.1 Tujuan Praktikum .......................................................................... 5
2.2 Tinjauan Pustaka: Motor Bakar Torak .......................................... 5
2.2.1 Bahan Bakar ......................................................................... 5
2.2.2 Pembakaran .......................................................................... 6
2.2.3 Motor Bensin ....................................................................... 7
2.2.4 Emisi Gas Buang ................................................................. 9
2.2.5 Siklus Ideal Motor Bakar Torak ........................................ 10
BAB III PROSEDUR PENELITIAN .............................................................. 15
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ................................ 15
3.2 Panel Motor Bakar Bensin .......................................................... 15
3.3 Prosedur Percobaan ..................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 23
4.1 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin ................................. 23
4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin ............. 23

ii
iii

4.3 Hasil Perhitungan Data Pengujian Motor Bakar Bensin ............. 29


4.4 Hasil Perhitungan ........................................................................ 30
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 38
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 38
5.2 Saran ............................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Mesin ........................................... 23


Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Motor Bakar Mesin ........................................ 29
Tabel 4.3 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Gaya (N) ............................................. 30
Tabel 4.4 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Torsi (Joule) ....................................... 31
Tabel 4.5 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Pemakaian BBM Be (Kg/jamKw) ..... 32
Tabel 4.6 Putaran mesin (rpm) Terhadap Daya Efektif (Ne/Kw) ........................ 33
Tabel 4.7 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Tekanan Efektif Rata-Rata Pe (MPa) 34
Tabel 4.8 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Volumemetri ήv .................. 35
Tabel 4.9 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Termis (ήth) ........................ 36

iv
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram PV dan TS Siklus Otto Ideal 4 Langkah ............................ 10


Gambar 2.2 Diagram PV dan TS Siklus Diesel 4 Langkah ................................. 11
Gambar 2.3 Diagram PV dan TS Siklus Gabungan 4 Langkah ........................... 12
Gambar 2.4 Diagram PV dan TS Siklus Otto Ideal 2 Langkah ........................... 12
Gambar 2.5 Diagram PV dan TS Siklus Diesel 2 Langkah ................................. 13
Gambar 2.6 Diagram PV dan TS Siklus Gabungan 2 Langkah ........................... 14
Gambar 3.1 Panel Motor Bakar ............................................................................ 15
Gambar 4.1 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Gaya (N) ............................. 30
Gambar 4.2 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Torsi (Joule) ....................... 31
Gambar 4.3 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Pemakaian BBM Be
(Kg/jamKw) .......................................................................................................... 32
Gambar 4.4 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Daya Efektif (Ne/Kw) ........ 33
Gambar 4.5 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Tekanan Efektif Rata-Rata
Pe (MPa) ............................................................................................................... 34
Gambar 4.6 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Volumemetri ήv) . 35
Gambar 4.7 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Termis ήth (%) .... 36

v
vi

LAMPIRAN

Lampiran 1 Panel Motor Bakar


Lampiran 2 Motor
Lampiran 3 Alat uji coba Motor Bensin
Lampiran 4 Kelompok 02 dan Pembimbing praktikum
Lampiran 5 Foto Kelompok 02 Saat Pengerjaan Laporan
Lampiran 6 Foto Formasi Lengkap Kelompok 02

vi
1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Peraturan-Peraturan dan Kewajiban

Peraturan merupakan patokan yang dibuat untuk membatasi tingkah laku


seseorang dalam suatu ruang lingkup atau organisasi. Peraturan diciptakan
untuk mengatur perilaku dan hubungan antara anggota kelompok. Berikut ini
beberapa point peraturan-peraturan dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh
mahasiswa selama praktikum, antara lain:

1.1.1 Syarat-Syarat dan Tata Tertib Laboraturium

Tata Tertib Praktikum

1. Praktikum wajib diikuti oleh setiap mahasiswa dengan syarat :

a. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam


“45” Bekasi pada semester yang bersangkutan.
b. Mengumpulkan laporan pendahuluan dan tugas lain yang
ditentukan pihak Laboratorium.
c. Datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Praktikum dilaksanakan setiap satu minggu sekali sesuai dengan


jadwal yang telah ditentukan. Minimal setiap mahasiswa harus
mengikuti praktikum sebanyak 2/3 dari jadwal keseluruhan pada
semester yang bersangkutan.
3. Hadir sebelum praktikum dimulai. Bila terlambat lebih dari 30
menit (shift 1) dan 15 menit (shift 2,3,4, dan 5) tanpa alasan yang
diizinkan dan surat keterangan, maka ketua praktikum (KP) dapat
menolak praktikan bersangkutan mengikuti praktikum pada saat itu
dan tidak mengizinkan praktikan pindah shift. Pintu LAB dikunci.
4. Praktikan wajib mengenakan kemeja dan celana panjang/rok yang
bukan terbuat dari bahan jeans/kaos atau sejenisnya.

1
2

5. Bagi wanita, rok harus dibawah lutut.


6. Bagi pria, tidak mengenakan anting dan kalung serta mengikat
rambut panjang.
7. Buku laporan praktikum disampul putih dan pada bagian depannya
ditulis nama, NPM, dan nomor baris.
8. Praktikan yang tidak membawa perlengkapan praktikum atau
menyalahi tata tertib praktikum tidak diizinkan mengikuti kegiatan
praktikum dan tidak diizinkan pindah shift.
9. Praktikan yang membawa perlengkapan praktikum namun tidak
sempurna diberi kesempatan untuk melengkapi dalam batas waktu
toleransi (30 menit untuk shift 1 dan 15 menit untuk shift 2,3,4, dan
5).

Pelanggaran terhadap dua belas butir tata tertib diatas dapat dikenai
sanksi berupa teguran, tugas, pemenuhan kekurangan, larangan
mengikuti praktikum, penggantian, sampai dengan pembatalan
kelulusan dari kegiatan praktikum.

Tata Tertib Ujian Praktikum

1. Bagi praktikan yang akan mengikuti ujian praktikum, datang 15


menit sebelum ujian praktikum berlangsung. Apabila terlambat
lebih dari 15 menit ( dari penunjuk waktu yang berada diruang
Laboratorium), maka Ketua Asisten dapat menolaknya mengikuti
ujian praktikum.
2. Telah menyelesaikan syarat untuk dapat mengikuti ujian
praktikum.
3. Selama ujian berlangsung tidak diperkenankan :

a. Tanya-jawab, diskusi dengan praktikan lainnya.


b. Melakukan copy program dari disket.
c. Melihat buku, catatan, diktat, ataupun sejenisnya.
d. Membawa dan mengaktifkan handphone.

2
3

e. Hilir mudik yang tidak perlu.


f. Merokok, makan/minum, mengeluarkan suara gaduh, dan
sejenisnya.

4. Ujian berlangsung selama maksimal 120 menit.


Pelanggaran terhadap keenam butir tata tertib diatas dapat dikenai
sanksi berupa teguran, tugas, pemenuhan kekurangan, larangan
mengikuti ujian praktikum, penggantian, sampai dengan
pembatalan kelulusan dari kegiatan praktikum.

Hal – hal yang belum tercantum dalam lembar tata tertib ini akan
diatur dengan kebijaksanaan Laboratorium yang tertuang dalam bab-
bab selanjutnya dalam buku panduan harian ini.

1.1.2 Hak-Hak Penguna Laborturium

1. Semua Mahasiswa wajib datang tepat pada waktunya.


2. Mahasiswa yang datang terlambat wajib melapor kepada guru
pembimbing.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum, harus minta izin
tertulis.
4. Mahasiswa yang meninggalkan ruangan praktikum, wajib minta
izin kepada Dosen pembimbing.
5. Sebelum meninggalkan ruangan, alat-alat laboratorium harus bersih
dan lengkap.
6. Mahasiswa wajib memakai Jas Lab. Selama praktikum.
7. Mahasiswa harus berpakaian rapi dan sopan.
8. Mahasiswa wajib mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum
mengikuti praktikum.
9. Mahasiswa wajib memelihara ketertiban, kebersihan dan keamanan
alat-alat laboratorium.
10. Mahasiswa wajib taat kepada Dosen pembimbing dan kepada
petugas laboratorium.

3
4

11. Mahasiswa wajib melaporkan kepada Dosen pembimbing atau


kepada petugas laboratorium bila terjadi kecelakaan.
12. Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan yang sama dalam
penggunaan laboratorium.

1.1.3 Kewajiban Penguna Laboraturium

1. Masuk ruang Laboratorium secara tertib dan teratur.


2. Menggunakan alat dan bahan praktikum harus sesuai petunjuk.
3. Jika merusakkan alat-alat, harus segera melapor kepada Laboran/
DosenPembina Praktikum.
4. Menggunakan bahan praktikum harus hemat.
5. Jika melakukan percobaan harus didampingi Dosen Pembina
Praktikum.
6. Menggunakan alat dan bahan berbahaya harus hati-hati.
7. Melaksanakan kegiatan praktikum secara tertib dan bertanggung
jawab.

1.1.4 Larangan- Laranagn Pengunaan Laboraturium

1. Membahayakan diri sendiri atau orang lain saat praktikum.


2. Bercanda saaat di jelaskan oleh dosen praktikum.
3. Dilarang mengabaikan safety first.
4. Dilarang merokok saat praktikum berlangsung.

1.1.5 Sanksi-Sanksi Terhadap Tata Tertib

1. Melanggar tata tertib praktikum dikenakan sanksi.


2. Apabila merusak atau mengambil barang inventaris laboratorium
komputer maka wajib mengganti dan dikenakan sanksi.
3. Mendapat 3 kali sanksi tidak boleh mengikuti praktikum
selanjutnya.

4
5

2. BAB II
TEORI DASAR

2.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut:
1. Menyelidiki prestasi mesin bensin yang meliputi beberapa sarana seperti
momen putar sebagai fungsi putaran. Daya output sebagai fungsi putaran.
Konsumsi bahan bakar spesifik, konsumsi udara dan perbandingannya,
udara dan bahan bakar sebagai fungsi putaran.
2. Menyelidiki emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi mesin
berlangsung.

2.2 Tinjauan Pustaka: Motor Bakar Torak

2.2.1 Bahan Bakar

Bahan bakar adalah semua bahan atau mineral yang apa bila di
bakar dapat meneruskan proses pembakaran dengan sendirinya disertai
pengeluaran/pelepasan panas.
1. Jenis-jenis bahan bakar :
a) Bahan bakar berdasarkan asalnya
 bahan bakar nabati /biomassa
 bahan bakar mineral
 bahan bakar fosil
b) Bahan bakar berdasarkan wujudnya
 Bahan bakar padat
 Bahan bakar cair
 Bahan bakar gas
c) Bahan bakar berdasarkan perose tebentuknya
 Bahan bakar alamia
 Bahan bakar non-alamia

5
6

2. Macam-macam bahan bakar:


a) Bahan bakar fosil,
Seperti : Batu bara minyak bumi dan gas
b) Bahan bakar nuklir,
Seperti : Uranium dan plutonium
c) Bahan bakar lain,
Seperti : Sisa tumbuhan dan minyak nabati

2.2.2 Pembakaran

Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dengan


bahan/material yang dapat terbakar, dengan temperaturnya lebih besar
dari titik nyala disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor.
Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya
komposisi gas pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil
pembakaran) dibuat seideal mungkin, sehingga tekanan gas hasil
pembakaran bisa maksimal menekan torak dan mengurangi terjadinya
detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder akan
menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadap
performance mesin dan emisi gas buang. Untuk melakukan pembakaran
diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Bahan bakar
2. Udara
3. Suhu untuk memulai pembakara.

Pada motor diesel kadang terdapat ruang bakar tambahan yang


menyebabkan bahan bakar yang disemprotkan nosel tidak langsung
masuk pada ruang bakar utama, karena itu dikenal dua tipe motor diesel
yaitu (DIRECT INJECTION) penyinjeksian langsung (INDIRECT
INJECTIO) penyinjeksian tidak langsung. Untuk motor tipe (DIRECT
INJECTION peninjektian langsung dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:
7

1) Sistem kamar muka


Kamar tipe ini bervolume tidak lebih dari 50% dari volume sisa,
dan dihubungkan dengan ruang bakar utama 3-4 saluran sempit
dengan diameter 3-4 mm

2) Sistem kamar pusar


Kamar tipe ini besar volumenya tidak juga lebih dari 50% volume
tetapi jalan penghubung dengan kamar utamanya lebih besar tipe
muka dan menaikkan performance pada putaran tinggi tidak mudah
untuk distart.

Ada tiga klasifikasi kecepatan pembakaran yaitu :


1. Explosive adalah suatu proses pembakaran dimana laju
pembakaran terjadi sangat cepat tapi tidak menampakkan adanya
ledakkan “combustion wave”
2. Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi padsa
ruang bakar dengan kecepatana subsonic.
3. Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar
dengan kecepatan supersonik.

Ketepatan saat terjadinya pembakaran merupakan faktor yang


sangat menentukan baik buruknya performa mesin yang dihasilkan.
Ketepatan saat pembakaran menyebabkan bahan bakar yang terbakar
menjadi lebih efektif dan tenaga yang dikeluarkan sesuai, pada waktu
100% energi yang berasal dari proses pembakaran bahan bakar yang
terbakar pada saat mesin di nyalakan dan menjadi sebuah tenaga atau
energi.

2.2.3 Motor Bensin

Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga


yang mengubah energy panas (energy termal) menjadi energy mekanik
melalui proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar sehingga
menghasilkan energy mekanik berupa gerakan translasi piston
8

(connecting rods) menjadi gerak rotasi poros engkol yang untuk


selanjutnya diteruskan kesistem roda gigi kemudian diteruskan ke roda
penggerak sehingga kendaraan dapat berjalan.

Motor bensin sering pula di sebut” spark ignition engine”.


Maksudnya bahwa mesin ini memerlukan percikan bunga api untuk
mengawali pembakaran dalam slinder. Karena itulah mesin ini
memerlukan busi (spark plug). Bunga api dipercikan kedalam ruang
bakar beberapa derajat sebelum titik mati atas (TMA), sehingga terjadi
kenaikan energy kalor dalam ruang bakar.energi tersebut diubah
menjadi energy mekanik untuk menggerakan poros engkol.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi unjuk kerja mesin bensin


diantaranya adalah besarnya perbandingan kompessi, tingkat
homogenitas campuran bahan bakar dengan udara. Angka oktan bensin
dan tekanan udara masuk ruang bakar. Semakin besar perbandingan
udara dengan bahan bakar maka mesin akan semakin efisien akan tetapi
semakin besar perbandingan kompessi akan timbul knocking pada
mesin yang menyebabkan bunyi berisik. Untuk memperbaiki kualitas
campuran bahan bakar dengan udara maka aliran harus di buat turbulen
sehingga diharapkan tingakat homogenitas campuran akan lebih baik.

Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar


dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin
modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang
bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang
yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan
oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami perkembangan
dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-sensor
elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar
silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar
seproporsional mungkin. Hal ini disebut EFI.
9

Tiga syarat utama supaya mesin bensin dapat berkerja :


1. Kompresi ruang bakar yang cukup.
2. Komposisi campuran udara dan bahan bakar yang sesuai.
3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu
penyalaan/timing ignition)

Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah


ketenaga mekanik melalui pembakaran bahan bakar didalam motor.
Pembakaran adalah proses kimia dimana Karbondioksida dan zat air
bergabung dengan oksigen dalam udara. Jika pembakaran berlangsung
maka diperlukan Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam motor
bensin Bahan bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran
menimbulkan panas dan menghasilkan tekanan, kemudian
menghasilkan tenaga mekanik.

2.2.4 Emisi Gas Buang

Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor diesel
merupakan gangguan terhadap lingkungan. Komponen-komponen gas
buang yang membahayakan itu antara lain adalah asap hitam (hangus),
hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida (CO),
oksida nitrogen (NO), dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan
NOx(W Aris munandar 2002:51). Namun jika dibandingkan dengan
motor bensin, motor diesel tidak banyak mengandung CO dan UHC.
Disamping itu, NO2 sangat rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi
boleh dikatakan bahwa komponen utama gas buang motor diesel yang
membahayakan adalah NO dan asap hitam.

Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang


merupakan bahaya atau gangguan meskipun bersifat sementara. Asap
putih yang terdiri dari atas kabut bahan bakar atau minyak pelumas
yang terbentuk pada saat star dingin, asap biru yang terjadi karena
adanya bahan bakar yang tidak terbakar sempurna terutama pada
10

periode pemanasan mesin atau beban rendah, serta bau yang kurang
sedap merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan.

Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara


sehingga mengganggu pandangan, tetapi juga karena adanya
kemungkinan mengandung karsinogen. Motor diesel yang
mengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung partikel karbon
yang tidak terbakar tetapi bukan karbon monoksida (CO). Jika angus
yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar dari mesin akan
berwarna hitam dan mengotori udara.

Menurut nakoela soenarta (1995:39) factor-faktor yang


menyebabkan terbentuknya angus pada gas buang motor diesel adalah :
1. Konsentrasi oksigen sebagai gas pembakar kurang.
2. Bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang bakar terlalu
banyak.
3. Suhu didalam ruang bakar terlalu tinggi.
4. Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada
didalam silinder tidak dapat berlangsung sempurna.

2.2.5 Siklus Ideal Motor Bakar Torak

A. Siklus Motor Bakar Torak 4 Langkah

 Siklus Otto

Gambar 2.1 Diagram PV dan TS Siklus Otto Ideal 4 Langkah


11

Keterangan :
Langkah 1-2: kompresi adiabatis
Langkah 2-3: pembakaran isokhorik
Langkah 3-4: ekspansi/langkah kerja adiabatis
Langkah 4-1: langkah buang isokhorik
Langkah 1-0: pembuangan poros

 Siklus Diesel

Gambar 2.2 Diagram PV dan TS Siklus Diesel 4 Langkah

Keterangan :

Langkah (0-1) adalah langkah hisap udara, pada tekanan konstan.


Langkah (1-2) adalah langkah kompresi, pada keadaan isentropik.
Langkah (2-3) adalah langkah pemasukan kalor, pada tekanan konstan.
Langkah (3-4) adalah langkah ekspansi, pada keadaan isentropik.
Langkah (4-1) adalah langkah pengeluaran kalor, pada tekanan konstan.
Langkah (0-1) adalah langkah buang, pada tekanan konstan.
12

 Siklus Gabungan

Gambar 2.3 Diagram PV dan TS Siklus Gabungan 4 Langkah

Keterangan :

Langkah 1-2: proses pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan


Langkah 2-3a: proses kompresi isentropis
Langkah 3a-3: pemasukan kalor pada p konstan
Langkah 3-4: pemasukan kalor pada volume konstan
Langkah 4-1: proses ekspansi isentropis
Langkah 1-0: proses pembuangan gas buang pada tekanan konstan

B. Siklus Motor Bakar 2 Langkah

 Siklus Otto

Gambar 2.4 Diagram PV dan TS Siklus Otto Ideal 2 Langkah


13

Keterangan :

Langkah 0-1: langkah isap tekanan konstan


Langkah 1-2: langkah kompresi adiabatik reversible
Langkah 2-3: proses pembakaran volume konstan
Langkah 3-4: langkah ekspansi adiabatik rebersible
Langkah 4-1: proses pembuangan panas pada volume konstan
Langkah 1-0: proses pembuangan kalor

 Siklus Diesel

Gambar 2.5 Diagram PV dan TS Siklus Diesel 2 Langkah

Keterangan :

Proses 1-2: kompresi isentropik


Proses 2-3: penambahan kalor
Proses 3-4: ekspansi isentropik
Proses 4-1: pelepasan kalor pada volume konstan
14

 Siklus Gabungan

Gambar 2.6 Diagram PV dan TS Siklus Gabungan 2 Langkah

Keterangan :

Proses 0-1: pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan

Proses 1-2: kompresi isentropis

Proses 2-3a: pemasukan kalor pada volume konstan

Proses 3a-3: pemasukan kalor pada tekanan konstan

Proses 3-4: ekspansi isentropis

Proses 4-1: pembuangan kalor pada volume konstan

Proses 1-0: pembuangan gas buang pada tekanan konstan.


15

3. BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Waktu : 18:30 WIB sampai dengan selesai


Hari/tanggal : 14 Oktober 2019
Tempat pelaksanaan : Workshop Fakultas Teknik Universitas Ialam “45”
Bekasi

3.2 Panel Motor Bakar Bensin

Panel kontrol ini dilengkapi untuk memenuhi kebutuhan praktikum


pengujian Prestasi Motor Bakar Bensin.

Termometer
Gelas Ukur

Putaran
Petunjuk Tuas
BBM
Force Meter

Pompa BBM
Tekanan Orifis

Tuas BBM
Starter

Katup Beban Tombol Panik


Gambar 3.1 Panel Motor Bakar

 Gelas Ukur dengan kapasitas 8 ml, 16 ml, dan 3 ml tidak boleh kosong
pada saat mesin beroperasi. Batas minimum yang masih terlihat selang
transparan. Pada bagian bawah dilengkapi dengan katup 3 cabang
untuk mengatur aliran BBM dari pompa ke Gelas Ukur dan ke Mesin.

15
16

 Pengisian BBM dengan menekan tombol Pompa BBM sambil


memperhatikan posisi BBM dalam tabung. Hindari BBM kepenuhan
pada selang transparan atas.
 Tombol Emergensi, untuk mengatasi kepanikan bila mengalami
kegagalan yang membahayakan. Selalu posisi tertutup (OFF) bila
mesin tidak beroperasi untuk keamanan.
 Tombol Starter, untuk menjalankan mesin.
 Display Tekanan Orifis pada saluran masuk dan keluar Orifis.
Perbedaan tekanan terjadi adalah selisih dari kedua tekanan pada
display. Satuan menggunakan mmH2O vakum.
 Forcemeter dalam satuan Newton ini hasil pengukuran pada
Hydrobrake dengan jari-jari gaya terjadi pada 111,5 mm dari titik
putar.
 Tachometer mengukur putaran motor dalam putaran permenit.
 Temperatur (Celcius) terdiri dari lima channel di mana: channel 1.
Udara masuk Orifis, 2. Saluran buang I, 3. Saluran buang II, 4. Minyak
pelumas, dan 5. Air untuk Hydrobrake.
 Katup Beban, mengatur pengisian air pada Hydrobrake, penutupan
maksimum tidak menghentikan aliran (untuk keamanan Hydrobrake).
3.3 Prosedur Percobaan

A. Persiapan sebelum menjalankan


1) Periksa air untuk hydro brake dalam bak penampang terisi ½ sampai
2/3 bagian dari bak penampang
2) Periksa minyak pelumas pada tongkat ukur
3) Tombol emergensi dalam keadaan tertutup
4) Posisi bukaan katup gas pada kondisi putaran rendah
5) Isi bahan bakar minyak pada tangki bahan bakar
6) Pasang kabel baterai
7) Yakinkan tidak ada yang mengganggu bagian yang bergerak atau
berputar
17

8) Hubungkan listrik panel ke sumber listrik 220VC

B. Menjalankan peralatan penguji


1) Buka tombol emergensi (putar ke kanan)
2) Putar kunci saklar mesin pada posisi ON, instrumen dan pompa air
akan aktif
3) Tekan tombol pompa Bbm, jika di perlukan pengisian gelas ukur
4) Posisikan aliran kran BBM, gelas ukur ke mesin (G-M)
5) Tunggu sampai air keluar dari drainase hydro brake,kemudian
6) Tekan tombol starter,sampai mesin jalan
7) Tarik tuas cock,jika mesin sulit hidup dan tekan kembali bila sudah
jalan
8) Biarkan mesin jalan sampai stabil (normal) pada putaran 1100 rpm
9) Jaga gelas ukur tidak kosong ,tekan tombol pompa BBM bila
diperlukan pada posisi kran P-G,M

A. Pengujian
1) Periksa apakah semua instrument berfungsi dengan baik
2) Pengujian dilakukan pada beban tetap buka katup air sesuai dengan
beban diperlukan (perhatikan force meter)
3) Atur putaran mesin dengan menggeser tuas bukaan katup gas
(perhatikan putaran)
4) Naikkan putaraan mesin sesuai dengan
5) Tahan kondisi (hold) mesin, pindahkan katup (kran) bahan bakar pada
posisi aliran gelas ukur ke mesin (G-M) dan timer di aktifkan
6) Pengamatan atau pengukuran data volume bahan bakar yang
diperlukan,perhatikan timer sambil melihat gelas ukur
7) Setelah dilakukan penahan (hold) beban beberapa saat atur putaran
dan tuas beban ke minimum
8) Selama mesin dijalankan gelas ukur harus selalu terisi bahan bakar
9) Ulangi dari item 5 samapai 8 sampai data diperoleh tercukupi
18

10) Matikan mesin


11)
B. Menghentikan peralatan pengujian
1) Putar kunci saklar mesin ke posisi OFF, mesin dan semua intrumen
serta pompa air akan berhentikan
2) Tekanan tombol emergensi
3) Lepaskan bakteri
4) Kosongan bahan bakar pada tabung dan tangki
5) Kosongkan air hydro brake pada bak penampungan

C. Petunjuk keamanan
1) Tekanan tombol emergensi dalam keadaan diluar kendali
2) Hindari putaran mesin melampaui putaran maksimum
3) Air hydro brake selalu mengali saat mesin dioprasikan untuk
menghindari kerusakaan hydro brake
4) Hindari pengisian penuh bahan bakar pada tangki dan gelas ukur
5) Hindari kekosongan BBM pada slang transfaran di bawah gelas ukur
6) Kosongan bahan bakar pada tangki dan gelas ukur bila tidak
dioperasikan
7) Melespakan hubungkan listrik panel terhadap sumber listrik 220VAC
8) Melepaskan hubungan batterai bila tidak digunkaan
9) Tidak diperkenankan merubah instalasi instrument baik kabel maupun
selang
10) Membuka tutup belakang panel intrumen
11) Tidak mengoperasikan mesin sebdirian
12) Tidak merokok atau menyalakan api
13) Selalu sediakan pemadam api

D. Para meter yang di perlukan


 Momen puntir (𝑀𝑡 ), gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan
pembacaan (𝐹). Panjang lengan torsi meter (𝐿) = 0,1115 𝑚
19

o 𝑀𝑡 = 𝐹 × 𝐿 (𝑁𝑚)
 Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒) ,di hitung dari persamaan:
𝑘𝑔
o 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓 /𝑁𝑒 (𝑗𝑎𝑚 𝐾𝑤)

Dimana:

𝑘𝑔
o 𝑚𝑓 ∶ pemakaian bahan bakar tiap jam (𝑗𝑎𝑚)
𝑋 𝑘𝑔
 𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) × 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 × 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 3600 (𝑗𝑎𝑚)

 𝑡 ∶ wakru yang di pakai untuk menghabiskan sejumlah 𝑋


(detik)
 𝑋 : jumlah minyak yang di gunakan (𝑚𝐿)
 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 : spesifik gravitasi bahan bakar, gasoline 0,739
𝑘𝑔
 𝜌𝑎𝑖𝑟 : massa jenis udara (𝑚3 )

o 𝑁𝑒 : daya efektif (𝑘𝑊)


o 𝑁𝑒 = 1,407 × 104 × 𝑀𝑡 × 𝑛 (𝑘𝑊)
 𝑀𝑡 : momen puntir (𝑁𝑚)
 𝑛 : putaran mesin (𝑟𝑝𝑚)

 Tekanan efektif rata-rata (𝑃𝑎 )


o 𝑃𝑎 = (0,006 × 𝑁𝑎 )/(𝑉𝑡 × 𝑎 × 𝑛 ) (𝑀𝑃𝑎)

Dimana:

o 𝑉𝑡 : volume langkah total (𝑚𝑚3 )


1
o 𝑎 : jumlah siklus tiap langkah = 2 untuk empat langkah

 Temperatur
o Temperatur Mesin
 𝑇1 : temperatur udara masuk venturi meter /karburator
(℃)
 𝑇2 : temperatur gas buang silinder 1 (℃)
20

 𝑇3 : temperatur gasbuang silinder 2 (℃)


 𝑇4 : temperatur minyak pelumas (℃)
 𝑇5 : temperatur air bak hydro brake (℃)

 Tekanan
o 𝑃𝑖𝑣 : tekanan masuk venturi (𝑚𝑚 − 𝐻2 0)
o 𝑃𝑜𝑣 : tekanan keluar venturi (𝑚𝑚 − 𝐻2 0)
 Effisiensi volumemetri
o 𝜂𝑣 = 𝑚𝑎 / 𝑚𝑎𝑖

Dimana:

o 𝑚𝑎 : jumlah udara sesungguhnya di butuhkan


 𝑚𝑎 = 𝑄 × 60 × 𝜌𝑢𝑑
𝑘𝑔
 𝜌𝑢𝑑 : massa jenis udara (𝑚3 )
𝑚3
 𝑄 : laju aliran udara ( )
𝑠

2Δ𝑝 𝐴𝑎
 𝒬= √ 𝜌 2
√(𝐴𝑎 ) −1
𝐴𝑏

 𝜌𝑢𝑑 : massa jenis udara (𝑘𝑔/𝑚3 )


 𝐷𝑎 : diameter masuk orifice ( 𝑚)
 𝐷𝑏 : diameter orifice ( 𝑚 )
 C : koefisien discharge , C = 0,6
 Δ𝑝 : penuruna tekanan (Pa)
o Δ𝑝 = 𝑃𝑖𝑣 − 𝑃𝑜𝑣
o 𝑃𝑢𝑑 : tekanan udara luar (Pa)
o 𝑃𝑖𝑣 : tekanan udara venturi (Pa)
o 𝑇𝑢𝑑 : temperatur udara (°𝐾)
 𝑚𝑎𝑖 : jumlah udara ideal yang di butuhkan
𝑘𝑔
 𝑚𝑎𝑖 = 𝑉𝑡 × 60 × 𝑛 × 𝑎 × 𝜌𝑢𝑑 (𝑗𝑎𝑚)
𝑘𝑔
 𝜌𝑢𝑑 : massa jenis udara (𝑚3 )
21

 𝑉𝑡 : volume langkah total (𝑚3 )

 Effisiensi termis
 𝜂𝑡ℎ = (3,6 × 106 × 𝑁𝑒 ) / (𝑚𝑓 × 𝐿𝐻𝑉)

Dimana :

 LHV : panas pembakaran rendah dari bahan bakar

E. Data awal pengujian Motor Bakar bensin

data-data di perlukan

Lingkungan

temperatur sekitar : 𝑇𝑢𝑑 = tekanan sekitar : 𝑃𝑢𝑑 = 1 atm

Mesin

Mesin : Kholer Command CH-18

2silinder segaris 4 katup

Diameter Silinder : 𝑑𝑠𝑚 = 77 mm

Langkah torak : 𝑉𝑠𝑚 − 624𝑐𝑐 (2silinder)

Putaran maksimum : 𝑛𝑚𝑎𝑥 = 3600rpm

Putaran minimum : 𝑛𝑚𝑖𝑛 = 1500rpm

Ratio kompresi : =8,5 : 1

Bahan bakar

Jenis bahan bakar : Gasoline fuel

Density Gasoline

Spesifik gravity bahan bakar : 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 = 0,739

LHV Bensin : 40 – 43 Mjoule/kg

Gelas ukur
22

Terdiri dari tiga labu terhubung seri

Volume labu i : 8mL

Volume labu ii :16mL

Volume labu iii : 32mL

Flow meter

Jenis flow meter :

Koefisien discharge edge orifice : K =0,6

Diameter orifice : 𝐷𝑎 = 32 𝑚𝑚

𝐷𝑏 = 27𝑚𝑚

Hydro brake

Jenis: Drah impeller

Media brake Dn pendingin : air

Sensor : load cell full bridge strain gage

Panjang lengan :L = 111,5 mm = 0,1115 m

Panel kontrol

Tegangan kerja : 12VDC dan 220VAC

Merk Intrumen : Autonic (lihat lampiran


23

4. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin

Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Motor Bakar Mesin

Tek. Orifis,
Hydro Brake Gas Buang
Vol. mmH2O Udara Pelumas
No Putaran T BBM…ml/t Masuk Mesin T
Gaya Tgmk Tgmk
air℃ (detik) P iv P ov T ud oil
(N) I II
8 ml/26
1 979 20 74 0.2 - 0.2 34 43 250 306
detik
8 ml/24
2 1203 30 81 0.0 - 0.4 32 43 240 364
detik
8 ml/25
3 1360 40 92 0.2 - 0.4 28 43 324 404
detik
16 ml/54
4 1692 45 85 0.0 - 0.4 34 43 254 307
detik
16 ml/53
5 1750 40 78 0.0 - 0.4 30 47 258 402
detik
16 ml/49
6 2003 35 81 0.0 - 0.4 29 48 275 427
detik

4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Motor Bakar Bensin

A.) Momen putir (Mt)


gaya pengukuran dapat dilihat pada panel dengan pembacaan (′𝐹).
Panjang lengan torsi meter (𝐿) = 0,1115𝑚 .

𝑀𝑡 = 𝐹 𝑥 𝐿 Keterangan :

= 20 𝑁 𝑥 0,1115𝑀 𝑀𝑡 = 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑢𝑛𝑡𝑖𝑟


F = Gaya
= 2,23 𝑁𝑚
L = Panjang lengan Torsi (0,1115 m)

23
24

𝑚𝐹
B.) Pemakaian bahan bakar (𝐵𝑒 ), di hitung dari persamaan 𝐵𝑒 = 𝑁𝑒
𝐾𝑔
(𝑗𝑎𝑚 . 𝐾𝑤
Keterangan :

𝑚𝑓 = Pemakaian bahan bakar tiap jam


(kg/jam)

X = Jumlah minyak yang di gunakan


(ml)

T = waktu yang di pakai untuk


mengahabiskan sejumlah X(detik)

𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 = spesifikasi gravitasi bahan


bakar , gasoline 0,739 kg/𝑚3

𝜌𝑎𝑖𝑟 = massa jenis udara

Dimana :

𝑥
𝑚𝑓 = ( 𝑡 ) 𝑥 𝑠𝑝𝑔𝑟𝑏𝑏 𝑥 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑥 3600

8𝑚ℓ 𝑘𝑔
=( ) 𝑥 0,739 𝑥 1,033 ( ) 𝑥 3600
26 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑚3

𝑘𝑔
= 845,59790769 (𝑗𝑎𝑚)

Keterangan :
𝑁𝑒 = 1,047.10−4 𝑥 𝑀𝑡 𝑥 𝑛
𝑁𝑒 = Daya efektif mesin (kW)
= 1,047.10−4 𝑥 2,23 𝑁𝑚 𝑥 979 𝑀𝑡 = Momen Puntir (Nm)
n = Putaran Mesin (rpm)
= 0,228577899

Keterangan :
Jadi 𝐵𝑒 = 𝑚𝑓 /𝑁𝑒 𝑘𝑔
𝐵𝑒 = Pemakaian bahan bakar (𝑗𝑎𝑚 . 𝐾𝑤)
𝑘𝑔
845,59790769 ( ) 𝑚𝑓 = Pemakaian bahan bakar tiap jam
𝑗𝑎𝑚
= 0,228577899 (𝐾𝑤) (kg/jam)
𝑘𝑔
= 3699,3861235 (𝑗𝑎𝑚 . 𝐾𝑤) 𝑁𝑒 = Daya efektif mesin (kW)
25

C.) 𝑉ℓ = 624 𝑐𝑐 = 624000 𝑚𝑚3


Keterangan :
Tekanan efektif rata-rata (𝑃𝑒 ) 𝑃𝑒 = Tekanan efektif rata-rata (Mpa)
𝑉ℓ = Volume langkah total
a = Jumlah siklus tiap langkah =1⁄2
untuk empat langkah
𝑁𝑒 = Daya efektif mesin (kW)
N = Putaran mesin (rpm)

𝑃𝑒 = (0,06 𝑥 𝑁𝑒 )/(𝑉ℓ 𝑥 𝑎 𝑥 𝑛)

= (0,06 𝑥 0,228577899 𝐾𝑤)/(624.10−6 𝑚3 𝑥 0,5 𝑥 979 𝑟𝑝𝑚)

= 0,0449001922 𝑀𝑃𝑎

D.) Tekanan

𝑃𝑖𝑣 = tekanan masuk venturi 0,2 (𝑚𝑚 − 𝐻2𝑂)

𝑃𝑜𝑣 = tekanan keluar venturi -0,2 (𝑚𝑚 − 𝐻2𝑂)

E.) Efisiensi Volumemetri


Keterangan :
𝑚𝑎
𝜂𝑣 = 𝑚
𝑎𝑖 𝜂𝑣 = Efisiensi Volumemetri

𝑚𝑎 = Jumlah udara sesungguhnya dibutuhkan


𝑚𝑎𝑖 = Jumlah udara ideal yang di butuhkan
(kg)

Keterangan :
∆𝑃 = (𝑃𝑖𝑣 − 𝑃𝑜𝑣 ) 𝑥 9.8 ∆𝑃 = penuruna tekanan (Pa)
= (0,2 + 0,2) x 9.8
𝑃𝑖𝑣 = tekanan masuk venturi
= 3,92
𝑃𝑜𝑣 = tekanan Keluar Venturi
26

𝐷2 Keterangan :
Luas lingkaran 𝐴𝑎 = 𝑥𝜋
4
𝐴𝑎 = Luas lingkaran 𝐴𝑎
(0,032𝑚)2
= 𝑥𝜋
4
𝐷2 = Diameter orifice a (m)
= 0,000804𝑚2
𝜋 = 3,14
`
𝐷2
Luas lingkaran 𝐴𝑏 = 𝑥𝜋 Keterangan :
4

(0,027𝑚)2 𝐴𝑏 = Luas lingkaran 𝐴𝑏


= 𝑥𝜋
4
𝐷2 = Diameter orifice b (m)
2
0,000572 𝑚
𝜋 = 3,14

Keterangan :
𝑚𝑎 = 𝑄 𝑥 60 𝑥 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑚𝑎 = jumlah udara sesungguhnya dibutuhkan

𝑄 = laju aliran udara (𝑚3 /𝑠)

𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = Masa jenis udara (kg/𝑚3 )

Dimana
Keterangan :
2∆𝑃 𝐴𝑎
𝑄 = (𝑐 𝑥 √ )( 2 ) 𝑄 = laju aliran udara (𝑚3 /𝑠)
𝜌 √(𝐴𝑎 /𝐴𝑏 ) −1

𝐶 = koefisien discharge, C = 0,6

2 𝑥 3,92 0,000804𝑚2 ∆𝑃 = Penurunan tekanan (Pa)


= (0,6 √ 𝑘𝑗 )
1,033( ) 2 2
𝑚3 √(0,000804𝑚2 ) −1
0,000572𝑚 𝜌𝑎𝑖𝑟 = massa jenis udara
( )
𝐴𝑎 = Luas lingkaran 𝐴𝑎
𝑚3
=0,003276598 𝑠
𝐴𝑏 = Luas lingkaran 𝐴𝑏

𝑚𝑎 = Jumlah udara sesungguhnya di butuhkan


27

= 𝑄 𝑥 60 𝑥 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑘𝑔 Keterangan :
= 0,003276598 𝑥 60 𝑥 1,033 𝑚3
𝑚𝑎 = jumlah udara sesungguhnya
= 0,203083568 dibutuhkan

𝑄 = laju aliran udara (𝑚3 /𝑠)

𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = Masa jenis udara (kg/𝑚3 )

𝑚𝑎𝑖 = Jumlah udara ideal yang di butuhkan Keterangan :

= 𝑣ℓ 𝑥 60 𝑥 𝑛 𝑥 𝑎 𝑥 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑚𝑎𝑖
𝑘𝑔
= Jumlah udara ideal yang di butuhkan
= 0,000624 𝑚2 𝑥 60 𝑥 979 𝑥 0,5 𝑥 1,033 𝑚3
𝑉ℓ = Volume langkah total
= 18,93166704 𝑘𝑔 n = Putaran Mesin (rpm)
a = Jumlah siklus tiap langkah
=1⁄2 untuk empat langkah

𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = Masa jenis udara


(kg/𝑚3 )

Jadi efisiensi volumemetri


𝑚
Keterangan :
𝜂𝑣 = 𝑚 𝑎
𝑎𝑖
𝜂𝑣 = Efisiensi Volumemetri
0,203083568
= 𝑘𝑔 𝑥 100 𝑚𝑎 = Jumlah udara sesungguhnya dibutuhkan
18,93166704
𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑎𝑖 = Jumlah udara ideal yang di butuhkan
= 0,0107271889 x 100 (kg)

= 1,07271889 %

G.) efisiensi Termis


3,6.106 𝑥 𝑁𝑒
𝜂𝑡ℎ = (𝑚𝐹 𝑥 𝐿𝐻𝑉)
28

3,6.106 𝑥 0,228577899 𝐾𝑤
= 𝑘𝑔 Keterangan :
845,59790769 𝑥 43
𝑗𝑎𝑚

𝜂𝑡ℎ = efisiensi Termis


= 22,631033214 %
𝑁𝑒 = Daya efektif mesin (kW)
𝑚𝑓 = Pemakaian bahan bakar tiap jam
(kg/jam)

𝐿𝐻𝑉 = panas pembakaran rendah dari bahan


bakar = 43
29

4.3 Hasil Perhitungan Data Pengujian Motor Bakar Bensin

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Motor Bakar Mesin

Momen Be Efisiensi
Putaran Gaya Mf
No Puntir Ne/(Kw) (Kg/Jam Pe (Mpa) Ma Mai 𝛈𝐯 (%) Termis
(RPM) (N) (Kg/Jam)
(Nm) Kw) ήth (%)

1 979 20 2.23 845.5979 0.228578 3699.386 0.044893 0.20351 18.93167 1.072719 22.63103

2 1203 30 3.345 916.0644 0.421316 2174.291 0.067339 0.20351 23.26333 0.872977 38.50494

3 1360 40 4.46 879.4218 0.635068 1384.767 0.089786 0.20351 26.29935 0.7722 60.45848

4 1692 45 5.0175 814.2795 0.888862 916.0919 0.101009 0.287807 32.71949 0.620681 91.38922

5 1750 40 4.46 829.6432 0.817184 1015.247 0.089786 0.321778 33.84108 0.60011 82.46359

6 2003 35 3.9025 897.3692 0.818409 1096.48 0.078563 0.557335 38.73353 0.524309 76.35429
5
30

4.4 Hasil Perhitungan

4.4.1 Analisis Putaran Mesin (rpm) Terhadap Gaya (N)

Tabel 4.3 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Gaya (N)

Putaran
No Gaya (N)
(rpm)
1 979 20

2 1203 30

3 1360 40

4 1692 45

5 1750 40

2003 35
6

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Gaya (N)


50
45
40 45
35
40 40
30 35
Gaya (N)

30
25
20
20 Gaya (N)
15
10
5
0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.1 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Gaya (N)

Pada Tabel dan Grafik Putaran mesin (n) thd Gaya (Nm) diberikan gaya
yaitu satu pada putaran mesin 979 menunjukan gaya 20 N, pada putaran
1360 rpm gaya meningkat yaitu menunjukkan angka 40 Newton dan pada
putaran 1692 rpm mengalami peningkatan gaya yang ditunjukkan oleh
angka 45 Newton. Pada grafik ini setiap kecepatan putaran mesin akan
31

meningkatkan suatu gaya yang menambah kecepatan motor bakar yang


menyebabkan mesin motor bakar berputar kencang.

4.4.2 Analisis Putaran Mesin (rpm) Terhadap Torsi (Joule)

Tabel 4.4 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Torsi (Joule)

Putaran Momen
No
(rpm) Puntir (joule)
979 2.23
1
1203 3.345
2

3 1360 4.46

4 1692 5.0175

5 1750 4.46

6 2003 3.9025

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Torsi


(joule)
6

5
5.0175
4 4.46
(joule)

4.46
3.9025
3 3.345
2 2.23 Moment Puntir (Nm)

0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.2 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Torsi (Joule)

Pada tabel grafik putaran mesin (rpm) terhadap Torsi. Diketahui panjang
lengan Torsi 0,1115 m. Jika putaran mesin meningkat, maka nilai Torsi akan ikut
meningkat dikarenakan nilai Torsi sejajar dengan putaran mesin. Pada grafik ini
32

menunjukan bahwa setiap putaran motor kecepatan motor bakar akan


menghasilkan torsi, torsi itu merupakan tenaga untuk menggerakkan,menarik atau
menjalakan sesuatu.

4.4.3 Analisis Putaran Mesin (rpm) Terhadap Pemakaian BBM Be


(Kg/jamKw)

Tabel 4.5 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Pemakaian BBM Be (Kg/jamKw)

Pemakaian
Putaran
No BBM Be
(rpm)
(Kg/jamKw)
1 979 3699.386

2 1203 2174.291

3 1360 1384.767

4 1692 916.0919

5 1750 1015.247

6 2003 1096.48

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap


Pemakaian BBM Be (Kg/Jam.Kw)
4000 3699.386
3500
(Kg/Jam.Kw)

3000
2500
2000
1500 2174.291
1015.247 Be (Kg/Jam Kw)
1000 1384.767
916.0919 1096.48
500
0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.3 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Pemakaian BBM Be (Kg/jamKw)
33

Pada grafik ini kita dapat mengetahui pemakaian bahan bakar yang
diperlukan oleh mesin. Pada putaran 979 grafik menunjukkan angka 3699.386
(Kg/jamKw). grafik ini menunjukan bahwa setiap pemakaian BBM memiliki
kecenderungan yang berbeda untuk setiap rpm.

4.4.4 Analisis Putaran mesin (rpm) Terhadap Daya Efektif (Ne/Kw)

Tabel 4.6 Putaran mesin (rpm) Terhadap Daya Efektif (Ne/Kw)

Putaran Daya Efektif


No
(rpm) (Ne/Kw)
1 979 0.228578

2 1203 0.421316

3 1360 0.635068

1692 0.888862
4
1750 0.817184
5
2003 0.818409
6

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Daya


Efektif (Ne/Kw)
1
0.888862
0.9 0.818409
0.8
0.7 0.817184
(Ne/Kw)

0.6
0.5 0.635068
0.4
0.3 0.421316 Nr/(Kw)
0.2
0.228578
0.1
0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.4 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Daya Efektif (Ne/Kw)
34

Pada tabel ini dapat diketahui mengenai efisiensi mesin dan yang
ditunjukkan pada grafik. Pada putaran 979 rpm efisiensi yang diperoleh 0.228578
Ne/Kw. Peningkatan sigifikan terjadi pada putaran mesin 1692 rpm. Pada grafik
ini menunjukan bahwa putaran mesin mengakibatkan perubahan energy yang di
hasilkan motor bakar menjadi energy kinetic.

4.4.5 Analisis Putaran Mesin (rpm) Terhadap Tekanan Efektif Rata-Rata Pe


(MPa)

Tabel 4.7 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Tekanan Efektif Rata-Rata Pe (MPa)

No Putaran (rpm) Pe (MPa)

1 979 0.044893

2 1203 0.067339

1360 0.089786
3
1692 0.101009
4
1750 0.089786
5

6 2003 0.078563

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap


Tekanan Efektif Rata-rata Pe (MPa)
0.12
0.101009
0.1

0.08 0.089786
0.089786
0.078563
MPa

0.06 0.067339
0.04 Pe (Mpa)
0.044893
0.02

0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.5 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Tekanan Efektif Rata-Rata Pe (MPa)
35

Pada tabel dan grafik putaran mesin terhadap tekanan rata-rata akan
diperoleh data sebagai berikut, pada putaran 979 rpm diperoleh angka 0.044893
(MPa). Pada putaran 1203-1360 rpm terjadi kenaikan kontinu. Peningkatan secara
signifikan terjadi pada putaran 1692 rpm sebesar 0.101009 (MPa).

4.4.6 Analisis Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Volumemetri ήv

Tabel 4.8 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Volumemetri ήv

Putaran
No ήv
(rpm)
1 857 1.072719

2 1025 0.872977

3 1214 0.7722

1403 0.620681
4
1626 0.60011
5
1802 0.524309
6

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi


Volumemetri ήv
1.2
1.072719
1
0.872977
0.8
0.7722
0.620681
(ήv)

0.6 0.524309
0.60011
0.4 ήv (%)

0.2

0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.6 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Volumemetri ήv)
36

Dari tabel dan grafik ini kita akan mengetaui putaran mesin teradap
effisiensi volume. Pada putaran 979 rpm tingkat effisiensi volume yang didapat
adalah 1.072719 ήv. Kemudian terjadi penurunan signifikan pada putaran mesin
1203 rpm sampai 1692 rpm.

4.4.6 Ananlisis Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Termis (ήth)

Tabel 4.9 Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Termis (ήth)

Efisiensi
Putaran
No
(rpm) Termis (ήth)

1 979 22.63103

2 1203 38.50494

3 1360 60.45848

1692 91.38922
4
1750 82.46359
5
2003 76.35429
6

Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi


Termis ήth (%)
100 91.38922
90
80
70 82.46359
60 96.35429
ήth

50 60.45848
40
30 Termis ήth (%)
38.50494
20
10 22.63103
0
979 1203 1360 1692 1750 2003

Putaran (RPM)

Gambar 4.7 Grafik Putaran Mesin (rpm) Terhadap Efisiensi Termis ήth (%)
37

Pada tabel dan grafik ini terjadi penurunan dan peningkatan nilai efisiensi
Termis. Nilai terendah terjadi pada putaran mesin 979 rpm, sedangkan nilai
tertinggi terjadi pada putaran mesin 1692 rpm. Peningkatan nilai efisiensi Termis
terjadi pada putaran mesin 979 – 1692 rpm.
5. BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Perubahan putaran Torsi akan mempengaruhi daya yang dihasilkan


2) Semakin besar nilai torsi (T) maka akan semakin besar pula nilai putaran (n), artinya
nilai torsi (T) berbanding lurus dengan nilai putaran (rpm)
3) Semakin besar putarannya (rpm) maka semakin besar daya yang dihasilkan.
4) Semakin besar nilai konsumsi bahan bakar (Be) maka akan semakin kecilpula nilai
putaran (rpm), artinya nilai Be berbanding terbalik dengan nilai n.
5) Semakin besar nilai bahan bakar spesifik (SFC) maka akan semakin
kecilpula nilai putaran (rpm), artinya nilai SFC berbanding terbalik dengan nilai n.

5.2 Saran

1) Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus menguasaimateri


praktikum.
2) Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat diperiksa terlebih dahulu.
3) Praktikan harus teliti dalam pengambilan data agar dalam perhitungan diperoleh data
yang lebih akurat.

38
DAFTAR PUSTAKA

Astu P dan Djati N. 2006. “Mesin Konversi Energi”.Surabaya


Andi. Amrullah A, Abdi, B. 2014.Panduan Praktikum Prestasi Mesin. Program
StudiTeknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat . Banjarbaru.
Berenschoot, Arend. 1980. Motor Bensin. Jakarta.
Ganesan. V.Internal Combustion Engine.McGraw-Hill, Inc. Madras.
Heywood, John B. 1988.
Internal Combustion Engine Fundamental.Mc Graw-Hill.Singapore.
Jama, J. 1982.Motor Bensin. Ghalia Indonesia. Jakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Panel Motor Bakar

Lampiran 2 Motor
Lampiran 3 Alat uji coba Motor Bensin

Lampiran 4 Kelompok 02 dan Pembimbing praktikum

Anda mungkin juga menyukai