Anda di halaman 1dari 3

(Paranormal Experience) Hawa Aneh di Kamar Indekos, Kamar

Mandi Kontrakan, dan Kamar Pribadi di Rumah


Oleh: Ilham Budi Cahyadi (IBChyd)

Sebenarnya, ada banyak hal horor (lebih tepatnya aneh) yang terjadi padaku selama
ini. Mulai dari melihat hantu anak kecil di atas pohon kelapa memanggil-manggil namaku
saat siang bolong (waktu kelas 2 SD), kesurupan yang terjadi tiap hari di SMA, kesurupan
saat pertunjukan di kampus, kesurupan ketika diklat Himpunan Mahasiswa Prodi, hingga
hal aneh di indekos. Namun, aku hanya akan ceritakan yang menurutku aneh saja.

Dahulu, antara tahun 2016 sampai dengan 2018, aku menyewa sebuah di salah satu
indekos di Jember (karena kuliahnya di salah satu Universitas di Jember). Pada awal-
awal memang, tidak ada hal yang aneh, paling-paling bangun setiap pukul 4 subuh karena
mendengar suara speaker masjid yang keras banget (maklum, sebelah kosan langsung
masjid). Tidak ada pengalaman horor sama sekali pada tahun pertama.

Memasuki tahun kedua (2017), sejak kematian adikku - Desi (nama disamarkan), aku
jadi suka murung dan agak kurang semangat. Sekadar informasi, Desi ini bukanlah adik
langsungku (kandung), melainkan sudah dekat sejak kelas 1 SMA. Saking kami berdua
dekatnya, dia sudah kuanggap seperti adik sendiri. Dia merupakan perempuan yang
mengerti aku. Banyak yang mengira kami pacaran, tapi sebenarnya hanya sebatas bro-
sist zone.

Setelah kematiannya, kehidupanku berlanjut sendirian. Aku jadi lebih sering sendiri
di kosan, jarang sekali untuk keluar. Keluar paling cuma buat makan dan ngopi bersama
teman-teman sekampus atau se-UKM.

Aku paling suka sama hal-hal yang berbau horor. Aku suka nonton YouTube yang
berbau horor di Indonesia, mulai dari Ewing HD, sampai #NERROR (Nessie Judge). Buat
aku, cukup mengerikan, tapi biasa saja. Selain itu, aku sering streaming film horor lewat
ponsel. Favoritku: The Exorcism of Emily Rose (2005). Tetap tidak ada efek-efek yang
aneh setelah menonton hal-hal horor di YouTube maupun film.

Sampai suatu malam, aku terbangun dari tidur karena ada suara ketukan dari depan
pintu kamar indekos. Ketika kulihat jam di ponselku, ternyata masih pukul 1 dini hari. Ini
jam-jam yang terlalu pagi untuk seorang bertamu, terlebih lagi indekosku cukup ketat
untuk indekos putra. Jadi, kuputuskan untuk mengabaikan saja. Siapa tahu saja, itu cuma
orang iseng, kan?
Namun, ketukan itu seperti menjadi-jadi. Aku kembali membuka mata dan dengan
tatapan sipit, aku melihat ada siluet seseorang di luar jendela kamarku yang tertutup tirai
merah itu. Dialah yang mengetuk-ngetuk pintu kamar indekosku.

Aku positive thinking saja, menilai itu adalah tetangga kos yang mungkin meminta
tolong sesuatu. Akhirnya, aku pun bangun dan membuka pintu itu.

Namun, setelah aku membuka pintu kamar indekos, kosong. Tidak ada orang sama
sekali. Dengan perasaan bingung, akhirnya aku pun kembali masuk, mengunci pintu, dan
lanjut tidur karena masih mengantuk.

Berselang beberapa menit aku mulai memejamkan mata, di belakangku terasa ada
yang mendorong, seakan meminta ruang untuk tidur di kasurku. Aku pun bergeser dan
berbagi kasur, sebelum akhirnya aku membuka mata dengan terkejut karena sadar kalau
aku sendirian di kamar. Aku pun menoleh dan seketika kosong. Hawa dingin yang bahkan
lebih dingin dibandingkan AC tersebut hilang secara mendadak.

Aku pun memejamkan mata kembali, dengan perasaan heran, namun hawa dingin
aneh ini kembali terjadi, sampai akhirnya terdengar kumandang adzan shubuh dari arah
masjid di sebelah kamar indekosku. Akhirnya, aku berhasil tidur dengan tenang.

Kisah ini belum berakhir sampai di sini. Hal tersebut terus-menerus terjadi sampai
akhirnya aku merasa risih (bukan takut loh, ya) dan memutuskan untuk keluar dari kosan
tersebut, ngontrak dengan temanku, tinggal bertiga (laki semua).

Dan di kontrakan pun, ada hal aneh yang terjadi. Ketika aku masuk ke kamar mandi
untuk sekadar buang air kecil, sekitar pukul 5 pagi (waktu itu, suasana kamar mandi tidak
ada cahaya sama sekali, karena lampu di kamar mandi memang belum diganti). Tapi, aku
bukan tipikal orang yang takut gelap, jadi masuk sajalah.

Waktu baru saja menutup pintu kamar mandi, suasana pati geni (kosongnya cahaya)
pun terjadi, dan muncul suara dari atas. Ketika kubuka kembali pintu, suara itu hilang, dan
saat ditutup lagi, suara itu kembali. Sangat aneh, mengingat di atasku langsung plafon
dan genteng. Kejadiannya cuma terjadi sekali selama ngontrak di situ.

Setelah keluar dari kontrakan dan memutuskan untuk bolak-balik rumah-kampus


setiap hari saja, tidak lagi terjadi hal-hal aneh seperti itu. Rasanya tenang, tidak ada hawa
mistis sama sekali. Saking tenangnya, sampai akhirnya betah di kamar, jarang keluar-
keluar. Memang agak ansos juga, sih.
Sampai akhirnya, sebulan yang lalu (Agustus 2019), saya membeli buku Kisah Tanah
Jawa: Jagat Lelembut di salah satu toko buku yang terkenal. Orang yang meng-influence
aku untuk membelinya ialah Riska Amelia dari JKT48. Karena penasaran, akhirnya aku
membelinya.

Di dalam buku itu, dijelaskan kisah di balik hantu-hantu tersebut. Terdapat ilustrasi
juga di dalamnya. Kata penulisnya, ilustrasi tersebut mengandung aura negatif dapat
membuat pusing, mual, dan lain-lain yang di luar nalar manusia. Jika itu terjadi, maka
harus segera menutup buku tersebut dan meminum air putih, serta berwudhu (bagi yang
muslim) untuk menetralkan aura negatifnya.

Aku tidak melaksanakan tuntunan tersebut, melainkan terus membacanya sampai


habis dalam kurun waktu 6 jam saja, karena tidak percaya dengan apa yang dijelaskan
oleh penulis. Sempat mual dan pusing, namun aku berpikir positif karena mungkin saja itu
karena kebanyakan membaca.

Malam pertama sehabis membaca, rasanya biasa saja. Tidak ada efek yang cukup
aneh setelah membaca buku itu. Tapi, di malam kedua dan seterusnya, sampai selama
hampir dua minggu, muncul gangguan yang aneh, seperti bunyi-bunyi pukulan keras dari
dalam lemari (padahal saat dibuka, tidak ada apapun), hingga merasa dikelilingi oleh
seseorang beberapa kali ketika sedang membungkus diri dengan selimut.

Mungkin, ini memang tidak menakutkan, tapi aneh saja menurutku. Apabila hantu
ingin berinteraksi, kenapa tidak muncul saja di hadapanku? Toh, kalau mau berteman, aku
tidak akan takut dan akan tetap menerimanya. (Maaf, karena aku memang agak creepy
dan aneh orangnya).

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai