Ikatan Kimia (1A) .
Ikatan Kimia (1A) .
Disusun oleh :
Kelas : 1A
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini berisi tentang materi ikatan kimia. Makalah ini di susun
dengan beberapa referensi dari beberapa sumber yang diharapkan dapat
menambah pengetahuan para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................ 20
3.2 Saran.......................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh
penerapan unsur-unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan.
Sebagian besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air
penting untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh
bagian tunuh, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air
memiliki rumus senyawa H2O.
Air tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Tanpa kita sadari
bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-unsur yang
berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya
kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian
membentuk senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa
pengertian dari senyawa kimia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan
mempelajari tentang ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak
akan pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempunyai suatu konfigurasi elektron mantap, yaitu konfigurasi
dengan 8 elektron valensi.
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya yang
menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan
ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur
elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas
mulia.
Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas
mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi;
unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat
stabil. Atom atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai
kestabilan. Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut
mengikuti aturan oktet.
4
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai
electron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil
unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar
membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki
susunan elektron yang
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron
yang stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau
menangkap
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai
dengan cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan
elektron, 3menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara
bersama-sama.
Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif
besar. Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
5
1. Ikatan Ionik Menurut Ahli (James E. Brady, 1990)
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu
atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang
melepaskan electron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan
logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif.
6
2. atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom
berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan
atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3. atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang
mempunyai keelectronegatifan besar
3. Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
1. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel
ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas
bergerak.
2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan
sukar digores.
4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antar ion yang
bermuatan positif dan ion yang bermuatan negative.
Menurut Wibowo (2013) ada beberapa yang perlu diperhatikan, biasanya terjadi
kesalahan konsep dalam materi ikatan kimia ini, seperti contoh sebagai berikut :
1. Ikatan ionik hanya dapat terjadi antara kation dan anion sederhana,
2. Senyawa ionik hanya dapat terbentuk secara langsung dari ion-ion, dll
Pada formula atau rumus ionik. Senyawa ion itu tidak ada sebagai molekul,
sehinga kita tidak dapat mengetahui tentang rumus molekul dari senyawa ion.
Sebagai gantinya, rumus ionik suatu senyawa ialah rumus empiris senyawa
tersebut. Seperti contoh, natrium klorida rumusnya NaCl.
Menurut Saunders (2007) ada beberapa jumlah yang sama dengan ion tersebut
dalam kisi ioniknya, seperti contoh :
1. Magnesium Oksida berisi Mg2+ dan O2- ion, dan rumusnya itu MgO
2. Kalsium Klorida berisi Ca2+ dan cl2- ion, dan rumusnya itu CaCl2
3. Alumunium Oksida berisi Al3+ dan O2- ion, dan rumusnya itu Al2O3
7
2. Ikatan Kovalen (James E. Brady, 1990)
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen
terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama
atom bukan logam).
8
menjadi dua, sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah
H2O.
Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat
ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara
atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai
momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. Titik muatan
negative electron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentuknya
tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan
mendapat gaya tarik yang sama.
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.
9
Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6).
10
Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke
salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh
keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara
atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk
molekul asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara
dua atom yang berbeda disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar dapat
juga terjadi antara dua atom yang sama tetapi memiliki keelektronegatifan yang
berbeda.
11
Dlm senyawa HF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi jika
dibandingkan H.. sehingga pasangan elektron lebih tertarik kearah F, akibatnya
akan terbentuk dipol-dipol atau terjadi pengkutuban (terbentuknya kutub antara H
dan F).
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan electron yang
dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu
lagi tidak menyumbangkan elektron.Jadi disini terdapat satu atom
pemberi pasangan electron bebas, sedangkan atom lain sebagai
penerimanya. Ikatan kovalen koordinasi kadang-kadang dinyatakan dengan tanda
panah (→) yg menunjukan arah donasi pasangan elektron.
12
Sifat-sifat Senyawa Kovalen :
1. Titik didih
Pada umumnya senyawa kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di
bawah suhu 200 0C). Sebagai contoh Air, H2O merupakan senyawa kovalen.
Ikatan kovalen yang mengikat antara atom hidrogen dan atom oksigen dalam
molekul air cukup kuat, sedangkan gaya yang mengikat antar molekul-molekul air
cukup lemah. Keadaan inilah yang menyebabkan air dalam fasa (bentuk) cair akan
mudah berubah menjadi uap air bila dipanaskan sampai sekitar 100 0C, akan
tetapi pada suhu ini ikatan kovalen yang ada di dalam molekul H2O tidak putus.
Sebagian besar senyawa kovalen berupa cairan yang mudah menguap dan berupa
gas. Molekul-molekul pada senyawa kovalen yang mempunyai sifat mudah
menguap sering menghasilkan bau yang khas. Parfum dan bahan pemberi aroma
merupakan senyawa kovalen contoh dari senyawa kovalen yang mudah menguap
13
3. Kelarutan
Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut
dalam pelarut organik. Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya
bensin, minyak tanah, alkohol, dan aseton. Namun ada beberapa senyawa kovalen
yang dapat larut dalam air karena terjadi reaksi dengan air (hidrasi) dan
membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila dilarutkan ke dalam air akan
membentuk ion hidrogen dan ion sulfat. Senyawa kovalen yang dapat larut dalam
air selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa
kovalen yang tidak larut dalam air selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen
non polar.
Pada umumnya senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar
arus listrik atau bersifat non elektrolit, kecuali senyawa kovalen polar. Hal ini
14
disebabkan senyawa kovalen polar mengandung ion-ion jika dilarutkan dalam air
dan senyawa tersebut temasuk senyawa elektrolit lemah. Berikut ini gambar
perbedaan antara senyawa non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat.
3. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
electron elektron valensi antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan
perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang
dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron.
Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu
atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron
valensi dari atom-atom Fe yang lain.
15
3. mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
4. penghantar listrik dan panas yang baik;
5. mengilap.
Logam
Non Logam
16
6. Kebanyakan non logam memiliki kerapatan rendah
7. Kebanyakan non logam memiliki kerapatan rendah
Senyawa klorida dari logam-logam alkali maupun alkali tanah larut dalam air
membentuk ion hidrat sederhana. banyak klorida kovalen atau agak kovalen
mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida dan oksida atau hidroksinya.
Misalnya larutan aluminium klorida bereaksi dengan air membentuk aluminium
hidroksida.
17
Polarisasi Ikatan Kovalen
Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih
negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen
polar.
Contoh:
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya
ditentukan oleh hal-hal berikut.
18
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat
nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya
bersifat polar.
Aturan Oktet
Ion tersebut isoelektronik dengan neon (gas mulia) sehingga ion Na+
bersifat stabil. Sementara, untuk memenuhi aturan oktet, unsur klorin
membutuhkan satu elektron untuk melengkapi pengisian elektron pada 3p. Setelah
menerima satu elektron tambahan, unsur ini berubah menjadi ion dengan muatan
negatif satu (Cl–). Ion Cl–isoelektronik dengan argon (gas mulia) sehingga
bersifat stabil.
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.
19
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet. Senyawa yang atom pusatnya
mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini.
Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap
belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO2,
yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
3. Senyawa yang melampaui aturan oktet. Ini terjadi pada unsur-unsur
periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada
kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron).
Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.
Kegagalan aturan oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi
maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi,
misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya
lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5
elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1dan
+3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi
aturan oktet.
20
orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan
suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat,
membentuk dipol sesaat.
Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini
dapat berubah secara banyak dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul
dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol
terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih
yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekulnya relatif kira-
kira sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada
suhu kamar. Contohnya adalah hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-
gas mulia seperti helium (He), dan sebagainya.
Kerumitan Molekul
Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada
molekul berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang
menimbulkan Gaya London besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar,
sehingga gaya londonnya juga semakin besar.
2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen
yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan
nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih
yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut dibandingkan dengan
senyawa lain yang sejenis.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi
dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan
hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki
21
ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif
berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen
dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom
dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau
didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen,
juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan
molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen
intermolekul.
Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul
itulah satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas
mulia, hidrogen, dan nitrogen.
Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-
dipol selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam
molekul. Molekul diatomik memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat
bergeometri linear atau bengkok; Molekul tetraatomik bergeometri planar (datar
sebidang) atau piramida. Semakin banyak atom penyusun molekul, semakin
banyak pula geometrinya.
22
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian,
molekul-molekul sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan
pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.
1. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau
rangkap tiga, merupakan satu domain.
2. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.
Atom Pusat
Jumlah
Senyaw Rumus
No. Domain
a Lewis PE
PEB Elektron
I
1. H2O HOH 2 2 4
2. CO2 OCO 2 0 2
3. SO2 OSO 2 1 3
1. Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak,
sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi)
sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi minimum.
2. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat
daripada pasangan elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan
elektron bebas hanya terikat pada satu atom sehingga gerakannya lebih
leluasa.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom
ke atom lain. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian
pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom. Dan Ikatan logam adalah
ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron elektron valensi
antaratomatom logam.
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul
dari dipol atom atau molekul. Ikatan sekunder terdiri dari Gaya London atau gaya
dispersi, Ikatan Hidrogen, dan Ikatan / Gaya Van Der Waals. Gaya London atau
gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat yang
nonpolar. Ikatan Hidrogen adalah suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat
terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai keelektronegatifan besar,
yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ikatan / Gaya Van Der Waals
adalah gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals.
Jadi, bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol
terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals.
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198001032009122001/pendidikan/4-
ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-kimia/