Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIFITAS PELATIHAN KETERAMPILAN BERUSAHA DAN BANTUAN

STIMULAN USAHA EKONOMIS PRODUKTIF TERHADAP PENGENTASAN


KEMISKINAN (STUDI KASUS DI KOTA BANJAR)

Maman Sulaeman
Politeknik Triguna Tasikmalaya
Email: mamansulaeman93@gmail.com

Abstract Poverty is still a big and complex problem caused by social, cultural, political and economic
conditions and interactions. Therefore, poverty reduction strategies and programs require an integrated
approach, and their implementation is done gradually, planned and sustainable. The specific purpose of
this research is to know the effectiveness of business skill training and stimulant aid of productive
economic effort in poverty alleviation in Banjar City. This research uses survey method with sample
number 94. Partial test result and simultaneous training of effort skill and economic effort productively
effective in poverty alleviation.
Keywords: poverty, skill, stimulant aid, economical

Abstrak Kemiskinan masih merupakan masalah besar dan kompleks yang ditimbulkan oleh kondisi dan
interaksi sosial, budaya, politik dan ekonomi. Oleh karenanya strategi dan program penanggulangan
kemiskinan memerlukan pendekatan yang terpadu, dan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap,
terencana dan berkesinambungan. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
pelatihan keterampilan berusaha dan bantuan stimulan usaha ekonomis produktif dalam pengentasan
kemiskinan di Kota Banjar. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan jumlah sampel 94. Hasil
pengujian secara parsial dan simultan pelatihan keterampilan berusaha dan bantuan usaha ekonomis
produktif efektif dalam pengentasan kemiskinan.
Kata Kunci: kemiskinan, keterampilan, bantuan stimulan, ekonomi

PENDAHULUAN keputusan. Sebagian kalangan yang melihat


Kemiskinan merupakan salah satu masalah sebagai isu politik, bahwa kemiskinan
yang selalu dihadapi oleh manusia. Kemiskinan disebabkan karena kebijakan politik yang salah
sebagai suatu permasalahan sosial ekonomi tidak yang melahirkan ketidakadilan sosial dan
hanya dialami oleh negara-negara yang sedang lemahnya kesempatan memperoleh pendidikan
berkembang (developing countries) saja, tetapi (Schumacher dalam Sadu Wasistiono, 2006:3).
juga negara-negara maju (developed countries) Di Indonesia angka garis kemiskinan
seperti Amerika Serikat dan Inggris. Inggris ditetapkan melalui indikator ekonomi, yaitu dari
mengalami kemiskinan di penghujung tahun ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk
1700-an pada era kebangkitan revolusi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya.
muncul di Eropa. Persoalan kemiskinan menarik Melalui pendekatan sosial masih sulit mengukur
untuk disimak dari berbagai aspek, yaitu aspek garis kemiskinan masyarakat, tetapi dari
sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung
sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu
dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi akan pendekatan produksi, pendapatan, dan
tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan oleh
upah kecil, daya tawar rendah, tabungan nihil, BPS untuk mengukur garis kemiskinan adalah
lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek pendekatan pengeluaran.
psikologi adalah rasa rendah diri, fatalisme, Kemiskinan harus segera ditanggulangi
malas, dan rasa terisolir. Sedangkan dari aspek karena merupakan kewajiban moral, sosial,
politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap hukum maupun politik bagi bangsa Indonesia
berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminasi, bahkan sudah merupakan komitmen antara
posisi lemah dalam proses pengambilan pemerintah Indonesia dan 188 negara lainnya di
28
Sulaeman, Efektifitas Pelatihan Keterampilan Berusaha… 29

dunia dalam Deklarasi Millenium Persatuan masyarakat lapisan bawah. Menurut Irawan
Bangsa-Bangsa yang dikenal dengan Millenium (1998), penurunan tajam pada pendapatan telah
Development Goals (MDGs), dimana salah menyebabkan banyak rumah tangga miskin
satunya adalah “menanggulangi kemiskinan dan makin nestapa karena mengalami kesulitan untuk
kelaparan” dengan target menurunkan proporsi membeli makanan (BPS, 2008:3).
penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah Sesuai tujuannya, kegiatan pelatihan
USD 1/hari menjadi setengahnya antara tahun keterampilan berusaha dan bantuan stimulan
1990-2015, dan menurunkan proporsi penduduk usaha ekonomis produktif bagi keluarga miskin
yang menderita kelaparan menjadi setengahnya diduga mampu memberikan pengaruh terhadap
antara tahun 1990-2015. pengentasan kemiskinan di Kota Banjar. Namun
Penanggulangan kemiskinan di Indonesia demikian untuk menunjang pengembangan
telah banyak dilakukan oleh pemerintah melalui program/kegiatan tersebut dalam rangka
berbagai program dan kegiatan dengan penanggulangan kemiskinan di Kota Banjar,
melibatkan berbagai departemen/lembaga masih perlu dilakukan upaya-upaya pembaharuan
pemerintah. Bahkan pemerintah telah baik model maupun strateginya sehingga
mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan diharapkan pada masa yang akan datang keluarga
Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim fakir miskin di Kota Banjar dapat mengentas.
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
Program-program dimaksud, diantaranya METODE PELAKSANAAN
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pada penelitian ini penulis menggunakan
(PNPM) Mandiri yang merupakan kelanjutan dari metode penelitian survey dengan disain
P2KP dan PPK, Program Keluarga Harapan korelasional, yaitu mencari hubungan antara
(PKH), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Tabungan varabel bebas dan variabel terikat, dimana semua
Keluarga Sejahtera (TAKESRA), Kredit Usaha variabel yang dipelajari terlebih dahulu
Keluarga Sejahtera (KUKESRA), Asuransi dideskripsikan dan selanjutnya dikorelasikan
Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) yang antara variabel bebas dengan variabel terikat.
dilanjutkan dengan Jaminan Kesehatan Operasionalisasi variabel penelitian adalah
Masyarakat (Jamkesmas) dan oleh pemerintah sebagai berikut:
daerah ditindaklanjuti menjadi Jaminan Pelatihan keterampilan berusaha adalah
Kesehatan Daerah (Jamkesda), Bantuan Siswa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
Miskin (BSM) di bidang pendidikan dan kemampuan praktis berusaha yang disesuaikan
program-program lainnya dalam rangka dengan minat dan ketrampilan KBS serta kondisi
pengentasan kemiskinan. Ada pula program yang wilayah, termasuk kemungkinan pemasaran dan
menjadi kontroversi, yaitu program cash pengembangan hasil usahanya. Nilai tambah lain
assistant, yaitu Bantuan Langsung Tunal (BLT). dari pelatihan adalah tumbuhnya rasa percaya diri
Namun demikian upaya-upaya yang dilakukan dan harga diri KBS untuk mengatasi
pemerintah tersebut belum membuahkan hasil permasalahan yang dihadapi dan memperbaiki
sebagaimana yang diharapkan, kemiskinan masih kondisi kehidupannya
menyisakan berbagai persoalan yang perlu terus Bantuan stimulan UEP adalah modal kerja
difikirkan dan diupayakan atau berusaha yang disesuaikan dengan
Upaya pengentasan kemiskinan di Kota keterampilan KBS dan kondisi setempat. Bantuan
Banjar sempat terhambat dengan meningkatnya ini merupakan hibah (bukan pinjaman atau
penduduk miskin sebagai akibat kenaikan bahan kredit) akan tetapi diharapkan bagi KBS
bakar minyak (BBM) sebanyak 2 (dua) kali pada penerima bantuan untuk mengembangkan dan
tahun 2005, dimana berdampak cukup serius menggulirkan kepada warga masyarakat lain
terhadap merosotnya tingkat kesejahteraan yang perlu dibantu.
30 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 3, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 28-38

Kemiskinan mencakup antara lain hidup manusia tersebut dapat terpenuhi. Moekijat
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar (1993:3) juga menyatakan bahwa “pelatihan
(sandang, pangan, papan); tidak memiliki akses adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut
terhadap kebutuhan kesehatan; pendidikan, proses belajar untuk memperoleh dan
sanitasi air bersih; tidak adanya jaminan masa meningkatkan keterampilan diluar sistem
depan; kerentanan terhadap gonjangan yang pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang
sifatnya individual maupun massal; rendahnya relatif singkat dan dengan metode yang lebih
sumberdaya alam; tidak adanya akses terhadap mengutamakan praktek daripada teori”.
lapangan kerja dan mata pencaharian yang Pernyataan ini didukung Yoder (1962:368) yang
berkesinambungan. mendefinisikan kalau kegiatan pelatihan sebagai
Untuk mengetahui hubungan fungsional upaya mendidik dalam arti sempit, terutama
antara variabel digunakan metode regresi. dilakukan dengan cara instruksi, berlatih, dan
Regresi yang digunakan yaitu Regresi Linier sikap disiplin. Antara pendidikan dengan
Sederhana dan Regresi Linier Ganda pelatihan sulit untuk menarik batasan yang tegas,
karena baik pendidikan umum maupun pelatihan
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran
1. Efektifitas Pelatihan Keterampilan yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan
Berusaha dalam Pengentasan Kemiskinan dari sumber kepada penerima.
Berdasarkan hasil pengujian regresi linier Dengan pelatihan juga dapat menimbulkan
nilai R (korelasi) dan koefisien determinasi (R2) perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan bekerja
yang digunakan sebagai alat analisis untuk masyarakat, perubahan sikap terhadap pekerjaan,
menunjukkan besarnya kontribusi dari variabel serta dalam informasi dan pengetahuan yang
independent (X1) dapat menjelaskan variabel mereka terapkan dalam pekerjaannya sehari-hari.
dependent (Y) diperoleh nilai R sebesar 0,905 Kegiatan pelatihan dapat terjadi apabila
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh seseorang atau masyarakat menyadari perlunya
yang kuat program pelatihan keterampilan mengembangkan potensi dan kemampuan dalam
berusaha bagi keluarga miskin terhadap memenuhi kebutuhan maupun kepuasan
pengentasan kemiskinan di Kota Banjar. hidupnya, oleh sebab itu diperlukan kegiatan
Selanjutnya nilai koefisien determinasi (R2) pemberdayaan. Pemberdayaan menunjuk kepada
sebesar 0,820 hal ini berarti 82 % variabel kemampuan orang, khususnya kelompok yang
pengentasan kemiskinan dipengaruhi oleh kurang beruntung, rentan dan lemah sehingga
program pelatihan keterampilan berusaha bagi mereka memiliki kekuasaan dan kemampuan
keluarga miskin. dalam: (1) memenuhi kebutuhan dasarnya
Secara umum pelatihan merupakan bagian sehingga mereka memiliki kebebasan dalam arti
dari pendidikan yang menggambarkan suatu bebas dari ketidakberdayaan, kelaparan dan
proses dalam pengembangan organisasi maupun kesakitan, dan (2) menjangkau sumber-sumber
masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan produktif yang memungkinkan mereka dapat
merupakan suatu rangkaian yang tak dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
dipisahkan dalam sistem pengembangan barang-barang dan jasa-jasa yang mereka
sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi perlukan serta berperanserta dalam
proses perencanaan, penempatan, dan pembangunan. Pemberdayaan dapat dimaknai
pengembangan tenaga manusia. sebagai upaya melepaskan belenggu kemiskinan
Dalam proses pengembangannya melalui pertumbuhan ekonomi dan
diupayakan agar sumberdaya manusia dapat keterbelakangan melalui pendidikan. Kegiatan
diberdayakan secara maksimal, sehingga apa pemberdayaan yang dilakukan melalui pelatihan
yang menjadi tujuan dalam memenuhi kebutuhan bertujuan untuk memperkuat posisi seseorang
Sulaeman, Efektifitas Pelatihan Keterampilan Berusaha… 31

melalui penumbuhan kesadaran dan kemampuan warga belajar dalam setiap proses kegiatan
individu yang bersangkutan, mengidentifikasi belajar sesuai dengan ungkapan Knowles (1980),
persoalan yang dihadapi dan memikirkan bahwa peserta belajar terutama bagi orang
langkah-langkah mengatasinya. dewasa, proses belajarnya harus dilaksanakan
Dengan demikian, kegiatan pelatihan lebih dengan melibatkan partisipasi aktif dari warga
ditekankan pada peningkatan pengetahuan, belajarnya. Pendekatan semacam ini akan
keahlian/ keterampilan (skill), pengalaman, dan menjadikan suatu pengalaman yang berarti bagi
sikap peserta pelatihan tentang bagaimana peserta atau warga belajar itu sendiri.
melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Sebagaimana dikemukakan John Dewey dengan
Hal ini sejalan dengan pendapat Henry Simamora konsep “Learning by doing-nya” yang dalam
(1995:287) yang menjelaskan bahwa “pelatihan salah satu isi pembelajarannya mengutamakan
merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang bidang keterampilan yang dirasa berguna dalam
untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, kehidupan dan langsung dapat dirasakan oleh
pengalaman ataupun perubahan sikap seorang masyarakat.
individu atau kelompok dalam menjalankan tugas Pelatihan keterampilan usaha dapat
tertentu.”Pengertian pelatihan antara satu dipandang sebagai upaya memperbaiki kualitas
rumusan dengan rumusan lain pada umumnya atau meningkatkan kemampuan warga
tidak bertentangan, melainkan memiliki ciri atau masyarakat dalam bekerja untuk memenuhi
unsur yang sama. Dalam suatu pelatihan kebutuhan hidupnya, terutama dalam rangka
memiliki beberapa ciri, yaitu: (a) direncanakan mengimbangi dampak sosial akibat berbagai
dengan sengaja, (b) adanya tujuan yang hendak kebijakan yang mempersempit lapangan
dicapai, (c) ada peserta (kelompok sasaran) dan pekerjaan bagi masyarakat.
pelatihan, (d) ada kegiatan pembelajaran secara Pelatihan ketrampilan berusaha,
praktis, (e) isi belajar dan berlatih menekankan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
pada keahlian atau keterampilan suatu pekerjaan praktis berusaha yang disesuaikan dengan minat
tertentu, (f) dilaksanakan dalam waktu relatif dan ketrampilan penyandang masalah
singkat, dan (g) ada tempat belajar dan berlatih. kesejahteraan sosial (PMKS) serta kondisi
Berdasarkan beberapa ungkapan tentang wilayah, termasuk kemungkinan pemasaran dan
pengertian dan tujuan pelatihan serta ciri-ciri pengembangan hasil usahanya.
yang digambarkan dalam suatu pelatihan Mempertahankan kerjasama yang sudah
tersebut, maka pelatihan dapat diartikan sebagai terbangun antara para anggota organisasi
suatu upaya melalui proses pembelajaran yang sehingga dalam program yang dijalankan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mendapat suatu dampak positif bagi masyarakat
keterampilan, dan sikap seseorang atau guna terwujutnya program pengentasan
sekelompok orang dalam suatu tugas pekerjaan kemiskinan yang ada pada masyarakat Indonesia.
tertentu dan dilaksanakan dalam waktu relatif Profesionalisme para anggota organisasi sangat di
singkat pada tempat tertentu. pentingkan guna memperlancar kinerja
Pelatihan keterampilan usaha dalam organisasi, dalam mengurus serta mengelola
pembelajarannya lebih berorientasi pada praktek KUBE perlu memiliki catatan atau administrasi
atau aplikasi praktis, memiliki kecenderungan yang baik, yang mengatur keanggotaan,
yang sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat. organisasi, kegiatan, keuangan, pembukuan dan
Apalagi dalam pelatihan keterampilan usaha yang lain sebagainya agar dalam mementukan tujuan
menekankan keterlibatan peserta pelatihan dalam dari program tersebut tepat pada sasaran.
belajarnya, maka akan membuat peserta pelatihan 2. Efektifitas Bantuan Stimulan Usaha
secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran Ekonomis Produktif Dalam Pengentasan
dan dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan
32 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 3, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 28-38

Regresi linier nilai R (korelasi) dan pengangguran, keterbelakangan, yang kemudian


koefisien determinasi (R2) yang digunakan meningkat menjadi ketimpangan. Secara
sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya bersamaan, kenyataan tersebut bukan saja
kontribusi dari variabel independent (X2) dapat menimbulkan tantangan tersendiri, tetapi juga
menjelaskan variabel dependent (Y) diperoleh memperlihatkan adanya suatu mekanisme dan
nilai R sebesar 0,908 yang menunjukkan bahwa proses yang tidak beres dalam pembangunan.
terdapat pengaruh yang kuat program bantuan Masyarakat miskin umumnya lemah dalam
stimulan usaha ekonomis produktif bagi keluarga kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya
miskin terhadap pengentasan kemiskinan di Kota kepada kegiatan ekonomi, sehingga tertinggal
Banjar. Selanjutnya nilai koefisien determinasi jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai
(R2) sebesar 0,824 hal ini berarti 82,4 % variabel potensi lebih tinggi. Masalah kemiskinan muncul
pengentasan kemiskinan dipengaruhi oleh karena adanya sekelompok anggota masyarakat
program bantuan stimulan usaha ekonomi yang secara struktural tidak mempunyai peluang
produktif bagi keluarga miskin. dan kemampuan yang memadai untuk mencapai
Untuk mengatasi permasalahan tingkat kehidupan yang layak. Akibatnya mereka
kemiskinan tersebut perlu adanya program yang harus mengakui keunggulan kelompok
efektif, efisien, terpadu dan berorientasi pada masyarakat lainnya dalam persaingan mencari
kemandirian dan berkelanjutan. Karena adopsi nafkah dan pemilikan aset produksi sehingga
sistem penanggulangan kemiskinan secara statis, semakin lama semakin tertinggal. Dalam
melalui program kompensasi; bantuan langsung prosesnya, gejala tersebut memunculkan
pangan, voucher pelayanan minimum kesehatan persoalan ketimpangan distribusi pendapatan.
dan pendidikan, hanya dapat memecahkan Pemberian bantuan stimulan usaha
persoalan kemiskinan jangka pendek (World ekonomis produktif pada hakekatnya merupakan
Development Report, 2004). Mengingat ketika bantuan modal kerja sebagai sarana/prasarana
program telah berakhir, masyarakat miskin masih pendukung usaha (modal usaha) bagi keluarga
tetap memerlukannya. Masih tingginya jumlah miskin dalam melaksanakan aktivitasnya untuk
penduduk miskin dewasa ini membuat meningkatkan taraf kehidupannya. Pemberian
Pemerintah terpaksa harus bekerja keras untuk bantuan pada dasarnya ini disesuaikan dengan
mewujudkan target tersebut. Apalagi dalam keterampilan penyandang masalah kesejahteraan
situasi inflasi sekarang yang mengakibatkan daya sosial (PMKS) dan kondisi setempat. Bantuan ini
beli masyarakat cenderung turun, upaya merupakan hibah (bukan pinjaman atau kredit)
pengentasan kemiskinan menjadi suatu pekerjaan akan tetapi diaharapkan bagi penyandang
yang bersifat urgen dan harus segera masalah kesejahteraan sosial (PMKS) penerima
dilaksanakan. bantuan untuk mengembangkan dan
Kemiskinan merupakan suatu masalah menggulirkan kepada warga masyarakat lain
yang ada sudah sejak lama dan hampir bisa yang perlu dibantu karena masih banyak
dikatakan akan tetap menjadi “kenyataan abadi” masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan
dalam kehidupan. Pengertian kemiskinan sendiri serta kinerja dari organisasi yang tujuannya untuk
sebagai suatu konsep ilmiah yang lahir sebagai memberantas kemiskinan dan bisa keluar dari
dampak ikutan dari istilah pembangunan. Karena keterpurukan yang di alami oleh masyarakat.
itu dalam setiap pembahasan tentang 3. Efektifitas Pelatihan Keterampilan
pembangunan, maka pembahasan kemiskinan Berusaha dan Bantuan Stimulan Usaha
mendapatkan tempat yang cukup penting. Pada Ekonomis Produktif Dalam Pengentasan
tahap ini, kemiskinan dipandang sebagai bagian Kemiskinan.
dari masalah dalam pembangunan yang Berdasarkan hasil pengujian regresi linier
keberadaannya ditandai oleh adanya nilai R (korelasi) dan koefisien determinasi (R2)
Sulaeman, Efektifitas Pelatihan Keterampilan Berusaha… 33

yang digunakan sebagai alat analisis untuk berbagai program pembangunan yang masuk ke
menunjukkan besarnya kontribusi dari variabel daerah, dananya dapat langsung dikontrol dengan
independent (X1 dan X2) dapat menjelaskan mudah oleh masyarakat itu sendiri. Dengan
variabel dependent (Y) diperoleh nilai R sebesar demikian kebocoran-kebocoran dana bantuan
0,943 yang menunjukkan bahwa terdapat program pembangunan dapat diminimalisir
pengaruh yang kuat program pelatihan bahkan dapat dihilangkan. Kontrol Publik ini
keterampilan berusaha dan bantuan stimulan merupakan upaya yang sangat efektif dalam
usaha ekonomis produktif bagi keluarga miskin mengantisipasi segala kemungkinan kebocoran
terhadap pengentasan kemiskinan. Selanjutnya dalam pengelolaan program-program
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,889 hal pembangunan di daerah.
ini berarti 88,9 % variasi dari pengentasan UPK ini dapat berkembang menjadi
kemiskinan dipengaruhi oleh program pelatihan lembaga keuangan alternatif milik masyarakat
keterampilan berusaha dan bantuan stimulan yang tumbuh dari masyarakat sendiri. Lembaga
usaha ekonomis produktif bagi keluarga miskin. keuangan ini dapat menjadi embrio lembaga
Peran lembaga keuangan dalam keuangan dengan prinsip-prinsip perbankan yang
pengembangan dan pelestarian bantuan adalah ; pelaksanaannya dengan menerapkan prinsip-
pertama, mempersiapkan terciptanya akses atau prinsip kebersamaan (kooperatif). Dalam
kesempatan bagi masyarakat dalam memperoleh perkembangan selanjutnya lembaga keuangan ini
bantuan. Kedua, mempersiapkan masyarakat dapat berbadan hukum misalnya seperti koperasi.
lapisan bawah untuk dapat mendayagunakan Pengembangan kegiatan sosial ekonomi
bantuan tersebut sehingga dapat menjadi modal masyarakat ini diprioritaskan pada masyarakat
bagi kegiatan usaha. Ketiga, menanamkan miskin di desa tertinggal, yaitu berupa
pengertian bahwa bantuan yang diberikan harus peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
dapat menciptakan akumulasi modal dari suplus peningkatan permodalan yang didukung
yang diperoleh dari kegiatan sosial ekonomi. sepenuhnya dengan kegiatan pelatihan yang
Unit Pengelola Keuangan (UPK) di tingkat terintegrasi sejak dari kegiatan penghimpunan
desa maupun kecamatan perlu dibentuk untuk modal, penguasaan teknik produksi, pemasaran
mengoptimalkan pengelolaan dana bantuan. hasil dan pengelolaan surplus usaha. Kegiatan ini
Pengelolaannya dapat dilakukan sendiri oleh perlu diarahkan agar bantuan dana yang
anggota masyarakat. UPK yang sudah ada dan diberikan kepada daerah khususnya masyarakat
berkembang dalam Program Pengembangan miskin di desa tertinggal dapat meningkatkan
Kecamatan (PPK) perlu dipertajam dan diperluas kapasitas masyarakat melalui pemupukan modal
fungsi dan perannya. Fungsi UPK tidak hanya yang bersumber dari surplus yang dihasilkan dan
sebagai lembaga pengepul dana bantuan tetapi yang pada gilirannya dapat menciptakan
harus dapat benar-benar berfungsi sebagai pendapatan yang dinikmati oleh masyarakat.
lembaga yang dapat mengelola keuangan dengan Dalam kerangka perencanaan
memberikan bantuan stimulan dana sebagai pembangunan, upaya penanggulangan
modal yang dapat bergulir kepada kelompok kemiskinan perlu dikaitkan dengan peningkatan
masyarakat. Sehingga apabila program kapasitas masyarakat sebagai dasar pemupukan
pembangunan tersebut selesai maka lembaga modal. Peningkatan kapasitas masyarakat dapat
UPK itu tetap terus berfungsi menggulirkan dilakukan melalui pemberian bantuan dana secara
dananya kepada pokmas yang lain. stimulan sebagai modal usaha, pelatihan yang
UPK ini berperan sebagai lembaga tepat, penerapan teknologi tepat guna,
keuangan milik masyarakat yang dapat pembangunan prasarana pendukung, penyediaan
menampung dan mengelola berbagai program sarana penunjang, dan penguatan kelembagaan
pembangunan yang masuk ke daerah. Sehingga sebagai wadah usaha masyarakat. Dalam
34 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 3, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 28-38

kerangka pemupukan modal, berbagai bantuan kemiskinan yang begitu luas mengharuskan
baik yang diberikan oleh pemerintah maupun setiap upaya penanggulangan kemiskinan dalam
masyarakat yang sudah maju, perlu ditempatkan tataran makro perlu dilakukan secara terpadu
sebagai pemacu proses perubahan dalam kegiatan yang meliputi berbagai program pembangunan
sosial ekonomi masyarakat menuju pada suatu baik sektoral maupun regional. Dalam hal ini
kehidupan yang lebih maju. yang diperlukan penajaman program dan
Pemupukan modal merupakan dasar kegiatan sehingga hasilnya lebih optimal dan
pengembangan ekonomi rakyat dalam proses dampaknya langsung dapat dirasakan oleh
transformasi struktural menuju pada masyarakat masyarakat miskin.
maju dan berkembang. Pemahaman tentang 4. Model atau strategi yang dapat
aspek keuangan yang benar perlu ditanamkan dikembangkan dalam pengentasan
kepada setiap pelaku ekonomi di setiap lini kemiskinan di Kota Banjar
tingkatan. Pemahaman tentang pengelolaan Penanggulangan kemiskinan perlu
keuangan merupakan dasar dari pemupukan dilakukan secara bertahap, terus menerus dan
modal ekonomi rakyat. Unit Pengelola Keuangan terpadu yang didasarkan pada kemandirian yaitu
yang diperkenalkan melalui Program meningkatkan kemampuan penduduk yang
Pengembangan Kecamatan (PPK) perlu miskin untuk menolong diri mereka sendiri. Hal
dipertajam sebagai upaya penaggulangan ini berarti pemberian kesempatan yang luas bagi
kemiskinan. UPK ini harus benar-benar dapat penduduk miskin untuk melakukan kegiatan
berfungsi mengelola bantuan dengan sosial ekonomi yang produktif sehingga mampu
memutarkan dananya ke masyarakat dengan menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi dan
memberikan modal usaha secara stimulan untuk pendapatan yang lebih besar. Pemberian
dapat mengembangkan kehidupan sosial kesempatan dan peningkatan kemampuan
ekonominya. Kontrol publik dapat dilakukan oleh penduduk miskin menyangkut kemudahan untuk
masyarakat secara langsung dengan memperoleh sumber daya, mendayagunakan
mengoptimalkan UPK sebagai lembaga keuangan kemajuan teknologi, memanfaatkan pasar secara
milik masyarakat untuk menampung dan terus menerus, serta mendapatkan layanan dari
mengelola bantuan dana dari berbagai program berbagai sumber pembiayaan.
pembangunan yang masuk ke desa maupun Kemiskinan yang harus ditanggulangi
kecamatan sehingga penggunaan bantuan dana mencakup permasalahan pembangunan di
pembangunan dilakukan secara transparan dan berbagai bidang yang mencakup banyak aspek.
bertanggung jawab. Terwujudnya lembaga Pemilikan sumber daya yang tidak merata,
keuangan yang muncul dari prakarsa masyarakat, kemampuan masyarakat yang tidak seimbang,
dikelola oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati dan ketidaksamaan kesempatan dalam
oleh masyarakat sendiri tentu keberhasilannya menghasilkan akan menyebabkan keikutsertaan
dapat dilestarikan dan ditumbuhkembangkan di dalam pembangunan tidak merata. Ini semua
daerah lain. Peran pemerintah diharapkan dapat pada gilirannya menyebabkan perolehan
menciptakan peluang dan kesempatan usaha yang pendapatan tidak seimbang, dan kemudian,
lebih besar bagi masyarakat miskin. Dalam menimbulkan struktur masyarakat yang timpang.
tataran mikro, model pemberdayaan sebagai Perbedaan struktur masyarakat yang telah
dasar penanggulangan kemiskinan yang telah ikutserta dalam proses pembangunan dengan
dikembangkan oleh kalangan lembaga swadaya yang masih tertinggal menyebabkan keadaan
masyarakat, perguruan tinggi, dan organisasi kesenjangan atau kemiskinan struktural.
kemasyarakatan, sangat efektif untuk Permasalahan itu harus dapat ditangani secara
menjembatani upaya yang dilakukan melalui menyeluruh, seksama, dan bertahap agar tidak
berbagai program pembangunan. Dimensi menjurus pada kecemburuan dan gejolak sosial
Sulaeman, Efektifitas Pelatihan Keterampilan Berusaha… 35

yang dapat mengganggu kelancaran dan pendidikan gratis sebagai penuntasan program
kessinambungan pembangunan. belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid
Upaya penanggulangan kemiskinan yang kurang mampu (ii) jaminan
Indonesia telah dilakukan dan menempatkan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas
utama kebijakan pembangunan nasional. tiga.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas d. Khusus guna menunjang program yang sudah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah ada dalam rangka pengentasan kemiskinan di
(RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci Kota Banjar, disamping melaksanakan strategi
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap pemberdayaan masyarakat berupa program
tahun serta digunakan sebagai acuan bagi pelatihan keterampilan berusaha dan bantuan
kementrian, lembaga dan pemerintah daerah stimulan usaha ekonomis produktif, juga
dalam pelaksanaan pembangunan tahunan. dapat dikembangkan strategi lain berupa
Sebagai wujud gerakan bersama dalam pengembangan jejaring kerjasama
mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan (kemitraan), baik dengan instansi terkait,
pembangunan Milenium, Strategi Nasional dunia usaha maupun pelaku-pelaku usaha
Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun lainnya. Hal ini dilaksanakan melalui pola
melalui proses partisipatif dengan melibatkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dimana
seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. anggota-anggotanya adalah mereka yang telah
Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ mengikuti pelatihan keterampilan berusaha
kota telah membentuk Tim Penanggulangan dan bantuan stimulan usaha ekonomis
Kemiskinan Daerah (TPKD) dan menyusun produktif.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(SPKD) sebagai dasar utama dalam SIMPULAN DAN SARAN
penanggulangan kemiskinan di daerah dan Simpulan
mendorong gerakan sosial dalam mengatasi Berdasarkan analisis hasil penelitian
kemiskinan. pengaruh program pelatihan keterampilan
Adapun langkah jangka pendek yang berusaha dan bantuan usaha ekonomis produktif
diprioritaskan antara lain sebagai berikut: bagi keluarga miskin terhadap pengentasan
a. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; kemiskinan (studi pada program pemerintah
(i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dalam penanggulangan kemiskinan di Kota
dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah Banjar), dapat ditarik kesimpulan sebagai
langka sumber air bersih. (ii) pembangunan berikut:
jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah 1. Hasil pengujian secara parsial yang
tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana dilakukan ternyata program pelatihan
kepada daerah-daerah yang memiliki keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
pendapatan rendah dengan instrumen Dana berpengaruh secara nyata terhadap
Alokasi Khusus (DAK) .
 pengentasan kemiskinan. Hal tersebut
b. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha berdasarkan kriteria pengujian diperoleh
dilakukan melalui bantuan dana stimulan kesimpulan adanya taraf signifikansi.
untuk modal usaha, disamping pelatihan 2. Hasil pengujian secara parsial yang
keterampilan kerja dan meningkatkan dilakukan ternyata program bantuan usaha
investasi serta revitalisasi industri.
 ekonomis produktif bagi keluarga miskin
c. Dalam pemenuhan sarana hak dasar penduduk berpengaruh secara nyata terhadap
miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pengentasan kemiskinan. Hal tersebut
36 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 3, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 28-38

berdasarkan kriteria pengujian diperoleh tombak bagi keberhasilan program


kesimpulan adanya taraf signifikansi. pengentasan kemiskinan, untuk itu agar
3. Hasil pengujian secara parsial yang mereka dapat menjalankan peran dan
dilakukan ternyata program pelatihan fungsinya secara optimal, disamping
keterampilan berusaha dan bantuan usaha penguasaan dan pemahaman tentang masalah
ekonomis produktif bagi keluarga miskin kemiskin, perlu juga dibekali pengetahuan
berpengaruh secara nyata terhadap dan keterampilan dalam pengeloaan usaha
pengentasan kemiskinan. Hal tersebut ekonomis produktif dan pembekalan dengan
berdasarkan kriteria pengujian diperoleh menggunakan praktek magang pada
kesimpulan adanya taraf signifikansi. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Program
4. Dalam pengentasan kemiskinan, pemerintah Pemberdayaan Fakir Miskin yang sudah
telah menggulirkan beberapa program dan maju.
kebijakan terutama dalam mengurangi 3. Untuk melihat perkembangan mereka
jumlah penduduk miskin, diantaranya (keluarga fakir miskin) yang telah
pendidikan gratis sebagai penuntasan memperoleh program pelatihan keterampilan
program belajar 9 tahun termasuk tunjangan berusaha dari Pemerintah Kota Banjar, maka
bagi murid yang kurang mampu, jaminan perlu dilaksanakan monitoring secara
pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk koninue yang dilaksanakan secara berjenjang
miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas dalam rangka penguatan sosial bagi keluarga
tiga. Salah salah satu kebijakan Pemerintah binaan socias (KBS) yang telah memperoleh
Kota Banjar dalam pemberdayaan keluarga pelatihan keterampilan berusaha dan bantuan
miskin adalah melalui program pelatihan stimulant usaha ekonomis produktif dari
keterampilan berusaha dan bantuan stimulan Pemerintah KotaBanjar.
usaha ekonomis produktif (UEP). Guna
mendukung dan kesimbungan program ini
perlu dikembangkan terus model/strategi DAFTAR PUSTAKA
dalam pengentasan kemiskinan sehingga Abdullah, M. Natsir. 2008. Analisis Kebijakan
pada gilirannya mereka dapat menjadi Publik Dalam Penanggulangan Masalah
masyarakat yang mandiri. dan terentas dari Kemiskinan, Jakarta . SINAR -
kemiskinan. Departemen Sosial.
Saran Ala, Andre Bayo. 2001. Kemiskinan dan Strategi
Berdasarkan kesimpulan yang telah Memerangi Kemiskinan, Yogyakarta.
dikemukakam serta permasalahan-permasalahan Liberty.
yang ditemukan, maka peneliti menyampaikan Arief, Saeful, 2000. Menolak
beberapa saran, diantaranya: Pembangunanisme, Yogyakarta,
1. Upaya penanggulangan kemiskinan di era Pustaka Pelajar.
otonomi daerah, maka perlu diberikan Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian
peluang dan kesempatan yang sebesar- Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta.
besarnya bagi keluarga fakir miskin untuk Rineka Cipta.
bisa berdaya dan belajar dalam mengatasi BPS dan Departemen Sosial. 2002. Penduduk
masalahnya secara mandiri sesuai motto Fakir Miskin Indonesia, Jakarta. Badan
pekerjaan sosial “ to help people to help them Pusat Statistik
selves”. BPS dan Bapeda Kota Banjar. 2009. Penduduk
2. Dalam pemberdayaan keluarga fakir miskin, Miskin dan Indeks Kemahalan Kontruksi
pendamping sosial mempunyai peranan yang Kota Banjar Tahun 2008, Banjar. Badan
cukup penting dan strategis sebagai ujung Pusat Statistik.
Sulaeman, Efektifitas Pelatihan Keterampilan Berusaha… 37

Bapeda-BPS Kota Banjar. 2009. Banjar Dalam SMERU, 2000. Laporan Hasil Kajian
Angk, Banjar. Bapeda-BPS. Kemiskinan Partisipatif, Jakarta
Departemen Sosial. 1997. Pedoman Pembinaan SMERU.
dan Penumbuhan Kelompok Usaha Soetrisno, R, 2001. Pemberdayaan Masyarakat
Bersama (KUBE), Jakarta. Depsos. dan Upaya Pembebasan Kemiskinan,
Dewanta, Awan Setya, Editor. 1995. Kemiskinan Yogyakarta. Kanisius.
dan Kesejagan di Indonesia, Yogyakarta. Sudjana. 1992. Metode Statistika, Bandung.
Aditya Media. Itarsito.
Hadwigeno dan Pahpahan. 1993. Identifikasi Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian,
Wilayah Miskin di Indonesia Primus Bandung. Alfabeta.
(3), Jakarta. LP3ES. Suharto, Edi. 1997. Pembangunan,
Ismaun. 2003. Peran Lembaga Mikro, KebijakanSosial dan Pekerjaan Sosial,
Yogyakarta. IIEB FE UGM. Bandung LSP-STKS.
Juoro, Imam. 1985. Masalah Terdepan Dalam ---------, 2005. Membangun Masyarakat
Pembangunan Indonesia, Bandung. Memberdayakan Masyarakat, Bandung
Alumni. PT. Refika Aditama.
Kartasasmita, Ginjanr, 1996. Pembangunan ---------, 2007. Meretas Kebijakan Pro Poor:
Untuk Rakyat Memadukan Mengagas Pelayanan Sosial Yang
Pertumbuhan dan Pemerataan, Berkeadilan, Bandung Sekolah Tinggi
Jakarta. CIDES. Kesejahteraan Sosial (STKS).
Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pandangan, Sumardjan, Selo, 1980. Kemiskinan Struktural
Teori Masalah dan Kebijakan, dan Pembangunan Kata Pengantar
Yogyakarta . UPP AMP YKPN. dalam Alfian (at. Al), Kemiskinan
Lembaga Administrasi Negara RI. 2007. Kajian Struktural, Suatu Bunga Rampai,
kebijakan Publik, Jakarta. LAN RI. Jakarta, YIIS.
Lfe, Jim. 1995. Community Development: Sumodinsingrat, Gunawan. 1997. Pembangunan
Creating Community Alternatrives, Daerah dan Pemberdayaan
Vision, Analysis and Practice, Australia. Masyarakat, Jakarta. PT. Bina Rena
.Longman. Pariwara.
Moekijat. 1993. Evaluasi Pelatihan Dalam -------------, 2001. Responsi Terhadap
Rangka Peningkatan Produktivitas, Kesejangan Ekonomi, Jakarta.
Bandung. Mandar Majau. Perpod.
Nasution. 1995. Azas-Azas Kurikulum Edisi , -------------, 2008. Kemitraan Kunci Menuju
Jakarta. Bina Aksara. Rakyat Sejahtera, Jakarta. SINAR-
Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian, Jakarta. Departemen Sosial.
Ghalia Indonesia. Suparlan, Parsudi, Penyunting. 1995. Kemiskinan
Poerwadarminta, JS.1984. Kamus Umum Bahasa Di Perkotaan, Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta. Balai Pustaka. Indonesia.
Salim, Emil, 1984. Perencanaan Pembangunan Surakhman, Wardiman. 1995. Pengentasan
dan Pemerataan Pendapatan, Penelitian Ilmiah, Bandung.Tarsito.
Jakarta. Inti Idayu Press. Suryana, 2003. Kewirausahaan, Jakarta.
Setyawan, Anton Agus. 2001. Kemiskinan di Salemba Empat.
Dunia Ketiga Perspektif Ekonomi Politik Suwondo, Kutu, 1998. Struktur Sosial dan
Indonesia, Surakarta. Balai Penelitian Kemiskinan, Salatiga. Yayasan Bina
dan Pengembangan FE UMS. Dharma.
38 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 3, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 28-38

Suyanto, Bagong dan Sutinah (Editor), 2008. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang
Metode Penelitian Sosial: Berbagai Pembentukan Kota Banjar di Provinsi
Alternatif Pendekatan, Jakarta, Kencana Jawa Barat
Perdana Group. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Syahrir. 1988. Pembangunan Berdimensi Pemerintahan Daerah
Kerakyatan, Jakarta. Yayasan Obor Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Indonesia. Kesejahteraan Sosial
Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981
Pembangunan Perdesaan dan tentang Pelayanan Kesejahteraan
Perkotaan, Jakarta. Bina Perwira. Sosial bagi Fakir Miskin
Tilaar, H.A.R. 1997. Pengembangan Sumber Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005
Daya Manusia Di Era Globalisasai. tentang Tim Koordinasi
Jakarta. Grisindo. Penanggulangan Kemiskinan
Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor:
Wasistiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan 460/Kpts.131-Huk/VII/2007 Tahun
Desa, Bandung. Fokus Media. 2007 tentang Pembentukan Tim
Word Bank, 2000. Word Development Report Koordinasi Penanggulangan
2000 Kemiskinan Daerah Kota Banjar
Yoder. 1962. Personal Principle and Policies.
Printing Hall, New York. Maurez
Company Ltd.

Peraturan-Peraturan
Undang-Undang Dasar 1945 , Amandemen I –
IV

Anda mungkin juga menyukai