Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis pada penelitian ini dikategorikan sebagai asosiatif kausal.

Menurut Sugiyono (2007 : 30), “Penelitian asosiatif kausal adalah suatu penelitian

yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen

(variabel yang mempengaruhi) dengan variabel dependen (variabel yang

dipengaruhi)”.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek dari perusahaan

sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2015– 2018 .

Dimana datanya dapat di akses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id

3.1.3 Waktu Penelitian

Peneliti memulai pelaksanaan kegiatan penelitian dari bulan oktober

2019 – mei 2020. Berikut rincian dari kegiatan penelitian yang direncanakan yang

dapat dilihat pada tabel 3.1dibawah ini


Tabel 3.1

Rincian Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan 2019 2020


Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Pengajuan Judul
Skiripsi
2. Pembuatan Proposal
3. Bimbingan Proposal

4. Seminar Proposal
5. Pengumpulan Data
Dan Analisi Data
6. Penyusunan Dan
Bimbingan Skripsi
7. Seminar Hasil
8. Sidang Meja Hijau

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Menurut sugiyono (2010 : 115), “populasi adalah wilayah generasi

sisi yang terdiri dari objek, subyek yang mempunyai kualitas dan kualitatif untuk

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

Laporan Keuangan pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2015 – 2019.


3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah teknik purposive sampling dilakukan dengan mengambil

sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Oleh karena itu, sampel yang

diambil harus benar-benar representative atau mewakili populasinya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai

berikut:

 Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2015-2018.

 Menerbitkan laporan keuangan terutama laba rugi dan neraca yang di audit

periode tahun 2015-2018.

 Perusahaan yang tidak berpindah ke subsektor lain selama periode 2015 –

2018.

 Laporan keuangan perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah selama

periode pengamatan tahun 2015-2018.

Dari kriteria yang telah ditentukan maka perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 5 perusahaan sektor telekomunikasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Berikut daftar perusahaan-perusahaan industri makanan dan

minuman yang diteliti:


Tabel 3.2

Tabel Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

1 Bakrie Telecom Tbk BTEL

2 Xl Axiata Tbk EXCL

3 Smartfren Telecom Tbk FREN

4 Indosat Tbk ISAT

5 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM

Sumber: sahamok , 2017

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas . Dalam penelitian ini variabel dependen adalah financial distress yang

diproksikan menggunakan earning per share. Menurut (Pouraghajan, et al 2013)

earning per share adalah indikasi dari laba yang mendapatkan masing-masing saham

biasa dan sering digunakan untuk menilai profitabilitas dan risiko yang terkait dengan

keuntungan dan juga penilaian tentang harga saham.


3.3.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen atau bebas adalah variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen yang

digunakan adalah :

a. Laba (X1)

Variabel laba yang digunakan untuk mengukur financial distress adalah Net Profit

Margin. Menurut (Kasmir 2012: 197) Net profit margin (NPM) merupakan hubungan

antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan menunjukkan kemampuan

manajemen dalam menjalankan perusahaan sampai cukup berhasil dalam

memulihkan/mengendalikan harga pokok barang dagangan/jasa, beban operasi,

penyusutan, bunga pinjaman dan pajak .

b. Likuiditas (X2)

Variabel likuiditas dalam penelitian ini dicerminkan menggunakan current rasio.

Kasmir (2010: 127) menyatakan bahwa rasio lancar (current ratio) merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Operasional Parameter Skala

Earning (Ferawati, 2017) mengatakan Rasio

Per Share earning per share merupakan


𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
(Y) perbandingan antara laba EPS = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

bersih dengan jumlah saham

beredar.

Net Profit Menurut Rinati (2001: 75) Rasio

Margin NPM menunjukkan berapa


𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
(X1) besar persentase laba bersih NPM = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

yang diperoleh dari setiap

penjualan.

Current Menurut Hendra (2009:199) Rasio

Ratio rasio likuiditas adalah rasio

(X2) yang mengukur kemampuan


𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
perusahaan dalam memenuhi CR = 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

kewajiban jangka pendeknya

yang telah jatuh tempo.

(Hanifah 2013) financial distress adalah perusahaan cenderung

mengalami kesulitan likuiditas yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan

yang semakin menurun dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur. (Meilinda

(2012) mengatakan, kreditor jangka pendek sangat peduli dengan rasio lancar ini
karena konversi persediaan dan piutang dagang menjadi kas merupakan sumber

pokok dimana perusahaan mendapatkan kas untuk membayar kreditor jangka pendek.

Dari sudut pandang kreditor jangka pendek, semakin tinggi rasio lancar perusahaan

maka semakin besar pula perlindungannya.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Berdasarkan jenis data , penelitian ini menggunakan jenis data yang

dikategorikan sebagai data sekunder. Data sekunder adalah data yang dapat diukur

atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.

Dimana data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah

ada atau secara tidak langsung melalui pihak lain. Data sekunder tersebut diperoleh

melaui laporan keuangan tahunan perusahaan telekomunikasi yang dipublikasikan di

Bursa Efek Indonesia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data adalah

melalui metode pengumpulan data sekunder. (Uma Sekaran, 2011) Mengatakan Data

sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang

telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi

pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya. Penelitian ini

juga melakukan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisis

data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sektor telekomunikasi yang di


publikasikan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id ,

www.sahamok.com periode 2015 -2018.

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hubungan antara penggunaan laba (X1) dan

likuiditas (X2) terhadap financial distress (Y) , maka peneliti mengusulkan metode

yang digunakan adalah analisis regeresi linear berganda dan analisis regresi logistik

yang dioalah menggunakan pengolahan data program SPSS (Statistical Program For

SocialScience). Menurut Singgih Santoso (2010) analisis regresi linear berganda

adalah sebuah metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah model

atau persamaan yang menjelaskan hubungan antar variabel (variabel independen atau

dependen). Model Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = a + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan:

Y = Earning Per Share (EPS)

X1 = Net Profit Margin (NPM)

X2 = Current Ratio

a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2 = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)


3.6.1 Uji Asumsi Klasik

3.6.1.1 Uji Normalitas

Lubis dan Osman (2015) Uji normalitas berfungsi untuk melihat

apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residual yang terdistribusi normal .Dasar pengambilan keputusan pada

uji Kolmogorov-Smrirnov adalah sebagai berikut:

- Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

- Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

(Priyatno, 2014, h.103) Mengemukakan Cara untuk mengetahui ada

atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance

lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2009) uji ini dilakukan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Priyatno, 2014, h.113) Mengatakan dasar kriterianya dalam

pengambilan keputusan pada uji grafik, yaitu:

- Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

terjadi heteroskedastisitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

3.6.2 Uji Hipotesis

3.6.2.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukkan

seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya.

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing-masing

variabel bebas secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel terikat yaitu

earning per share yang dinyatakan R2 untuk menyatakan koefisien determinasi.

3.6.2.2 Uji Simultan (uji f)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua faktor

dalam variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen.

1. Bila nilai signifikan F < 0.05, maka H4 diterima artinya berpengaruh

signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Apabila nilai signifikan F > 0.05, maka H4 ditolak artinya variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.6.2.3 Uji Parsial (uji t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing

variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Dengan tingkat signifikansi (sebesar 5%), maka kriteria pengujian adalah sebagai

berikut:
1. Jika nilai Sig < 0,05 maka H (hipotesis H1, H2, H3) diterima

2. Jika nilai Sig > 0,05 maka H (hipotesis H1, H2, H3) ditolak.

Anda mungkin juga menyukai