Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelatihan dasar merupakan salah satu jenis diklat yang strategis untuk
mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai bagian dari Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang profesional yang memiliki peranan penting dalam
eksistensi suatu negara. Beberapa bidang maupun sektor pembangunan
bangsa Indonesia ditetapkan dan dilakukan oleh PNS melalui kebijakan,
keputusan strategis, perencanaan pembangunan, dan pelayanan terhadap
masyarakat. Sehingga dalam memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok
PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar
kompetensi dan melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Citra Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat ini dalam pandangan masyarakat
memiliki nilai yang negatif. Pandangan tersebut sangat dipengaruhi oleh
beberapa sikap, perilaku dan kinerja PNS yang dianggap belum optimal
dalam pelayanan publik, kurangnya sikap profesionalisme dan
tanggungjawab sebagai abdi negara dengan ditunjukkannya beberapa
kejadian yang menampilkan PNS memiliki banyak waktu luang di saat jam
kerja dan kurangnya disiplin waktu oleh beberapa oknum PNS. Hal tersebut
membuat masyarakat belum memberikan apresiasi yang memuaskan
terhadap kinerja PNS sehingga sudah menjadi wajar apabila masyarakat saat
ini menuntut perbaikan dalam kinerja seorang PNS yang dapat bekerja
secara optimal untuk menjadi abdi negara dan dapat melayani masyarakat
dengan prima. Masyarakat menyimpan harapan besar bagi perubahan
kinerja dan perubahan dalam budaya kerja PNS sehingga kesan negatif yang
selama ini ada dimasyarakat dapat hilang sedikit demi sedikit menjadi citra
yang lebih baik.
Untuk memperbaiki dan mengembalikan peran PNS yang lebih baik
perlu adanya reformasi birokrasi. Perubahan birokrasi dapat dimulai dari
sumber daya manusia yang kompeten mulai dari perubahan dalam sistem,
rekrutmen, manajemen dan budaya kerja PNS. Tujuannya adalah menjadi

1
abdi negara yang bersifat melayani dan dapat dihandalkan karena bekerja
secara profesional.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
saat ini menjadi dasar dan tolak ukur perubahan birokrasi. Dalam UU ASN
ini mengedepankan indepedensi, kinerja dan profesionalisme aparatur sipil
negara. UU ASN membawa perubahan besar dalam birokrasi mulai dari
sistem perencanaan, pengadaan, pengembangan karir, penggajian, serta
sistem dan batas pensiun.
Demi terwujudnya ASN dengan karakter demikian, maka diperlukanlah
pendidikan dan pelatihan dasar jabatan pegawai negeri sipil seperti yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2016. Salah satu
bentuk kegiatan tersebut adalah diklat pendidikan dan pelatihan dasar
khususnya bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II yang
penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 22 Tahun
2016. Tujuan dari kegiatan tersebut secara garis besar adalah untuk
membentuk ASN yang profesional di bidangnya dengan berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk mencapai
tujuan tersebut, peserta diklat dibekali dengan lima nilai dasar profesi PNS
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi serta peran dan kedudukan PNS dalam NKRI yang meliputi
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG) yang
wajib diaktualisasikan dalam setiap tugas yang dilaksanakan.
Adapun tujuan dari rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS
adalah sebagai berikut :
1. Menumbuh kembangkan PNS yang profesional dalam mengemban
tugasnya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat;
2. Mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang prima bagi
masyarakat untuk kebaikan aparatur demi bangsa Indonesia;
3. Mampu memahami lebih nilai akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
4. Mampu mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;

2
5. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan
tugas jabatannya;
6. Mampu berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya;
7. Mampu untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya; dan
8. Mewujudkan birokrasi pemerintahan yang lebih baik lagi untuk
mencapai pemerintahan yang lebih baik.
Ruang lingkup penerapan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, dan Whole of Government ini adalah di RSUD Porsea Kabupaten
Toba Samosir.

1.2 DESKRIPSI ORGANISASI

1.2.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Porsea


Nama RS : RSUD Porsea
Alamat : Jln. Raja Sipakko Napitupulu No. 11 Ds.
Parparean Kec. Porsea Kab. Toba Samosir
Diresmikan pada : Tahun 1982
SK RS kelas C : 503/14/IK/BPPTPM/2015 tanggal 08 April
2015
Jenis pelayanan yang dimiliki RSUD Porsea yaitu:
1) Pelayanan Rawat Jalan
- Poliklinik Kesehatan Anak
- Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Poliklinik Gigi
- Poliklinik Bedah (Umum)
- Poliklinik Mata
- Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Paru
- Poliklinik Patologi Anak
- Poliklinik THT

3
- Poliklinik Fisiotherapy
- Poliklinik Jiwa
- Poliklinik Patologi Klinik
- Poliklinik Patologi Anatomi
2) Pelayanan Rawat Inap
- Ruang perawatan VIP
- Ruang perawatan Kelas I (IRNA I/II)
- Ruang perawatan Anak
- Ruang perawatan Kelas III (IRNA III)
- BKIA/Rawat inap kandungan
3) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
4) Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
- Pemeriksaan laboratorium rutin dan lengkap
- Pemeriksaan jantung (EKG)
- Pelayanan gizi
- USG
- Rontgen
- Farmasi
- Fisiotherapy
- Patologi Anatomi
- UTDRS

1.2.2 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Porsea


Visi RSUD Porsea yaitu “Terwujudnya pelayanan Rumah
Sakit yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pasien serta
menjadikan Rumah Sakit Tipe B Tahun 2021.”

1.2.3 Misi Rumah Sakit Umum Daerah Porsea


1) Menyelenggarakan pelayanan yang komprehensif dan
berkualitas dengan mengacu kepada SPM dan pelayanan
medik.

4
2) Menyelenggarakan pelayanan administrasi dan keuangan
dengan penerapan BLUD yang didukung dengan SIM RS.
3) Menyelenggarakan asuhan keperawatan yang profesional
dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
4) Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit,
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk
pengembangan/pemberdayaan SDM dalam mewujudkan
pelayanan yang bermutu.
5) Menjadikan RSUD Porsea sebagai rumah sakit nasional
tingkat C dan evaluasi dengan kerja sama Lintas Program dan
Lintas Sektor.

1.2.4 Nilai-Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang menjadi pedoman sesuai dengan nilai
organisasi Kementrian Kesehatan, yakni :
- Pro rakyat, selalu mementingkan kepentingan rakyat dan
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang tanpa
membedakan suku, golongan, status ekonomi dan sosial.
- Inklusif, semua program pembangunan kesehatan harus
melibatkan semua pihak. Seluruh komponen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani.
- Responsif, program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi
permasalahan di daerah, sosial budaya setempat.
- Efektif, program kesehatan harus mencapai hasil yang
signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat
efisien.
- Bersih, penyelenggara pembangunan kesehatan harus bebas
dari praktek korupsi, transparan dan akuntabel.

5
1.2.5 Struktur Organisasi

DIREKTUR

Bidang Tata
Usaha

Kelompok
Jabatan
Fungsional
SUB BAGIAN SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN PROGRAM DAN
KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN AKUNTABILITAS
KEPEGAWAIAN

BIDANG PELAYANAN BIDANG PENUNJANG


MEDIK MEDIK

SEKSI BINA SEKSI BINA


PELAYANAN PELAYANAN DAN SEKSI PENGENDALI SEKSI BINA SARANA
UMUM DAN ASUHAN
SPESIALIS KEPERAWATAN

Gambar : Struktur Organisasi RSUD Porsea Kab. Tobasa

1.2.6 Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No.
94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang tugas dan kegiatan perawat
pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengkajian keperawatan berupa pengkajian
dasar pada keluarga.
2. Melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosa
keperawatan analisa sederhana pada individu.
3. Merencanakan tindakan keperawatan sederhana pada individu.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori I.

6
5. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori II.
6. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori III.
7. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori IV.
8. Tindakan keperawatan kompleks kategori I.
9. Melaksanakan tugas anastesi operasi kecil.
10. Melaksanakan tugas instrukmentator/asisteren pada operasi
sedang.
11. Melaksanakan tugas limpah.
12. Melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada individu.
13. Melaksanakan tugas jaga dan siaga di Rumah Sakit untuk
tugas jaga sore, tugas jaga malam, dan tugas jaga on call.

1.3. Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di RSUD Porsea khususnya di
ruangan kamar bedah banyak ditemukan permasalahan yang menghambat
pekerjaan. Adapun beberapa permasalahan tersebut adalah :
1.3.1 Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di ruang
kamar bedah RSUD Porsea.
1.3.2 Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah
RSUD Porsea.
1.3.3 Belum maksimalnya persediaan BHP (Bahan Habis Pakai) di RSUD
Porsea.
1.3.4 Masih terbatasnya jubah operasi di kamar bedah RSUD Porsea.
1.3.5 Masih terbatasnya instrumen set operasi di kamar bedah RSUD
Porsea.

7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Dalam menyelesaikan permasalahan ditempat kerja, tahap pertama yang
dilakukan adalah mengidentikasi isu. Pengertian isu menurut Regester
Larkin bahwa isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek
koorporat dengan harapan-harapan para stake holdernya. Dengan kata lain,
sebuah isu yang timbul kepermukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa,
baik di dalam maupun diluar organisasi, yang jika dibiarkan akan menjadi
efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut di masa
datang. Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan,
atau nilai yang tengah berlangsung dalam kehidupan masyarakat.
Penetapan kualitas isu sebaiknya menggunakan alat bantu penetapan
kriteria isu. Alat bantu penetapan kriteria isu adalah 1) Aktual, artinya
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat, 2)
Kekhalayakan, artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak, 3)
Problematik, artinya isu memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya, dan 4) Kelayakan, artinya isu
yang masuk akal dan realitis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Alat bantu lainnya, dengan menggunakan kriteria analisis USG dengan
menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG atau tidak sangat
USG. 1) Urgency, artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti, 2) Seriousness, artinya seberapa serius suatu
isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkannya, 3) Growth,
yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Setelah menetukan isu, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan
isu. Adapun isu-isu yang terdapat dari RSUD Porsea adalah :

8
2.1.1 Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar
bedah RSUD Porsea.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman tenaga kesehatan
mengenai daerah steril dan tidak steril di kamar bedah RSUD Porsea.
2.1.2 Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah
RSUD Porsea.
Hal ini disebabkan karena masih belum sistematisnya proses serah
terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea.
2.1.3 Belum maksimalnya persediaan BHP (Bahan Habis Pakai) di RSUD
Porsea.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan persediaan BHP di gudang
farmasi RSUD Porsea sehingga pelayanan di RSUD Porsea sedikit
terkendala.
2.1.4 Masih terbatasnya jubah operasi di kamar bedah RSUD Porsea.
Hal ini disebabkan karena masih kurangnya ketersediaan jubah
operasi sehingga pelaksanaan operasi sedikit terkendala.
2.1.5 Masih terbatasnya instrumen set operasi di kamar bedah RSUD
Porsea.
Hal ini disebabkan karena masih minimnya alat-alat instrumen di
kamar bedah RSUD Porsea sehingga pelaksanaan operasi sedikit
terkendala.

2.2 Analisis Isu dan Dampaknya


Untuk mengambil isu prioritas yang akan diangkat di kamar bedah
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea, terlebih dahulu akan dinilai kualitas isu
dari segi aktualnya isu tersebut dan menyangkut hajat hidup orang banyak
serta masalah yang kompleks sehingga layak dan realitas untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya yang dapat dilihat pada tabel
1.

9
Tabel 1. Penilaian Kualitas Isu
Kriteria Isu
No ISU
Aktual Proble Kekha Layak
matik layakan
1. Belum adanya kejelasan informasi
mengenai area steril di kamar √ √ √ √
bedah RSUD Porsea.
2. Belum optimalnya prosedur serah
terima pasien di kamar bedah √ √ √ √
RSUD Porsea.
3. Belum maksimalnya persediaan
BHP (Bahan Habis Pakai) di √ √ √ √
RSUD Porsea.
4. Masih terbatasnya jubah operasi di
√ √ √ √
kamar bedah RSUD Porsea.
5. Masih terbatasnya instrumen set
operasi di kamar bedah RSUD √ √ √ √
Porsea.

Berdasarkan tabel diatas, dari 5 isu terdapat 2 isu yang dianggap sangat layak
dan perlu dicari solusinya, sedangkan 3 isu yang lainnya belum layak diangkat
karena menyangkut anggaran daerah. Adapun isu yang diangkat adalah :
1. Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah
RSUD Porsea.
Jika isu ini tidak dicari solusinya, maka akan memberikan dampak terhadap
pasien dan bisa menyebabkan penyebaran infeksi di kamar bedah RSUD
Porsea.
2. Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD
Porsea.
Jika isu ini tidak dicari solusinya, maka akan memberikan dampak kepada
pasien mengenai semua informasi medik dan instruksi dokter tidak
disampaikan dengan baik.

10
Dari isu yang telah ditetapkan tersebut, semua isu yang terpilih untuk
diangkat akan dianalisis untuk menilai isu mana yang paling prioritas untuk
diselesaikan. Analisis yang dilakukan akan melihat dari segi : seberapa
urgen/mendesaknya isu tersebut, seberapa seriusnya isu tersebut terkait akibat
yang ditimbulkannya, serta kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika isu
tersebut tidak diselesaikan dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Penetapan Isu


No. Isu Aktual Urgency Seriously Growth Jumlah Prioritas
1. Belum adanya 5 4 5 14 I
kejelasan
informasi
mengenai area
steril di kamar
bedah RSUD
Porsea.
2. Belum 5 4 4 13 II
optimalnya
prosedur serah
terima pasien di
kamar bedah
RSUD Porsea.
3. Belum 4 3 3 10 III
maksimalnya
persediaan BHP
(Bahan Habis
Pakai) di RSUD
Porsea.
4. Masih terbatasnya 3 3 3 9 IV
jubah operasi di
kamar bedah
RSUD Porsea.
5. Masih terbatasnya 3 3 3 9 V
instrumen set
operasi di kamar
bedah RSUD
Porsea.

Keterangan : Skala Likert U : Urgency (kegawatan)


5 : Sangat Tinggi S : Seriusnes (mendesaknya)
4 : Tinggi G: : Growth (pertumbuhannya)
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang

11
2.3 Penetapan Isu
Berdasarkan hasil analisis APKL dan USG diatas maka isu yang layak
diangkat adalah:
2.3.1 Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar
bedah RSUD Porsea.
2.3.2 Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah
RSUD Porsea.

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Isu I : Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di
kamar bedah RSUD Porsea.
Kegiatan : 1) Membuat stiker warna untuk area kamar bedah.
2) Membuat poster di area kamar bedah.
Isu II : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar
bedah RSUD Porsea.
Kegiatan : 3) Membantu pimpinan dalam pembuatan SOP serah terima
pasien pra dan pasca bedah.
4) Membuat form ceklist pra dan pasca bedah.
5) Menulis jadwal operasi.
6) Mengecek kelengkapan berkas/status pasien pra bedah.
7) Melengkapi berkas/status pasien pasca bedah.

12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai Dasar ASN


Dalam membuat rancangan aktualisasi ini, saya menerapkan nilai-nilai
dasar ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi). Berikut ini uraian tentang nilai-
nilai dasar ASN yaitu :
3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Nilai yang terkandung dalam akuntabilitas adalah :
a) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk
memahami dan setuju tentang apa yang perlu dikerjakan dan
bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif, dan proses
memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
b) Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah :
1) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal;
2) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan;
3) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
4) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
c) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-
undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.

13
d) Tanggungjawab
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorang memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan, karena adanya
tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan tidak
akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada
dilingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.

14
i) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibiltas anggota organisasi.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pondasi ASN dalam aktualisasi dalam
rangka menjalankan fungsi dan tugasnya yang selalu berorientasi
kepentingan publik, bangsa dan Negara bukan kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai- nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia berlandaskan nilai Pancasila
dimulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai pelaksana kebijakan publik tentu setiap pegawai ASN harus
memiliki nilai- nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan
senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan Negara diatas
kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang
kepentingan sektoral dan golongan.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil
dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi
pelayanan harus diberikan dengan maksud memberdayakan masyarakat,
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.Senantiasa
menjunjung tinggi nilai- nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi,
transparan, akuntabel dan memuaskan publik.
Sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan Negara, setiap pegawai
ASN harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran

15
sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi pemersatu bangsa
mengupayakan situasi damai diseluruh wilayah Indonesia, dan menjaga
keutuhan NKRI.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi atas standar/ norma yang menentukan
baik/ buruk, benar / salah tindakan keputusan, perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Adapun nilai dasar etika publik yang tercantum dalam UU ASN,
sebagai berikut:
 Memegang teguh nilai- nilai dalam ideologi Negara pancasila.
 Setia dan mempertahankan UUD Negara kesatuan Republik Indonesia
1945.
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
 Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik secara
jujur, tanggap, cepat , tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
 Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
 Mengutamakan kepentingan hasil dan mendorong kinerja pegawai.
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat karir.

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Nilai dasar komitmen mutu meliputi:
a. Efektifitas (tepat sasaran atau ketercapaian target).

16
b. Efisiensi (penghematan seperti hemat biaya, waktu, tenaga dan
pikiran).
c. Inovasi (proses pemikiran atau implementasi suatu gagasan yang
baru).
d. Mutu (kondisi dinamis produk jasa, manusia, produk jasa, manusia,
proses, dan lingkungan sesuai harapan harapan konsumen atau
pengguna)
Didalam memberikan layanan prima, perilaku yang semestinya
ditampilkan menurut Djamaludin Ancok adalah:
 Menyapa dan memberi salam.
 Ramah dan senyum manis.
 Cepat dan tepat waktu.
 Mendengar dengan sabar dan aktif.
 Penampilan yang rapi bangga akan penampilan.
 Terangkan apa yang dilakukan.
 Jangan lupa mengucapkan terima kasih.
 Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
 Mengingat nama pelanggan.

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan untuk memberantas segala
tingkah laku dan tindakan yang melawan norma hanya demi memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan Negara atau Masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai dasar anti korupsi
meliputi:
a. Jujur (dalam berkata, bertindak, terbuka dan menghargai diri sendiri).
b. Peduli (rasa senasib, rasa persaudaraan, toleransi, empati, setia kawan,
kepedulian).
c. Mandiri (berdiri sendiri, berdikari, tidak bergantung, dan berani).
d. Disiplin (komitmen, tepat waktu, prioritas, perencanaan, taat, fokus,
konsisten).

17
e. Tanggung jawab (siap menanggung resiko, amanah,berani,
menghadapi, tidak mengelak, konsekuensi, berbuat yang terbaik).
f. Kerja keras (gigih, usaha, tabah, impian,keras pendirian, bekerja keras,
pantang menyerah).
g. Kesederhanaan (bersahaja, tidak berlebihan, secukupnya, apa adanya,
rendah hati).
h. Berani (mantap, tegar, percaya diri, tidak takut, pantang mundur).
i. Adil (objektif, proporsional, tidak memihak, penuh pertimbangan).
Didalam menerapkan anti korupsi sangat memerlukan komitmen
integritas untuk mencapai kesadaran anti korupsi secara menyeluruh dan
utuh. Hal tersebut tidak hanya sampai menjadi semangat, namun akan
terus bergerak hingga menjadi komitmen integritas. Jika sudah melangkah
lebih jauh, yang didapatkan bukan hanya menghindari korupsi namun
mencari solusi terhadap fenomena korupsi.

3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


3.2.1 Manajemen ASN
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN telah bertekad untuk mengelola ASN menjadi semakin
profesional. UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan dasar
dalam manajemen SDM. Pertama, perubahan dari pendekatan personel
administration yang hanya berupa pencatatan administrative kepegawaian
kepada human resource management yang menganggap adalah sumber
daya manusia dan sebagai asset Negara yang harus dikelola, dihargai, dan
dikembangkan dengan baik. Kedua, perubahan dari pendekatan closed
career system yang sangat berorientasi kepada senioritas dan
kepangkatan, kepada open career system yang mengedepankan kompetisi
dan kompetensi ASN dalam promosi dan penempatan jabatan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

18
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang
kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Konsep sistem merit sangat dibutuhkan untuk membentuk ASN yang
profesional. Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam
manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam
keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan
pekerjaannya (kompetensi dan kinerja). Obyektifitas ini dilaksanakan pada
semua tahapan, baik dalam rekruitmen, pengangkatan, penempatan dan
promosi. Sistem ini biasanya disandingkan dengan spoil system yang
dalam penerapan manajemen SDMnya lebih mengutamakan pertimbangan
subyektif seperti alasan politik, personal, kedekatan dan pertimbangan
subyektif lainnya.

3.2.2 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat dan daerah, dan
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adaah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif : melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

19
2. Transparan : memberikan akses untuk mengetahui segala
hal yang terkait dengan pelayanan
(persyaratan, prosedur, biaya dan sejenisnya).
3. Responsif : mendengar dan memenuhi kebutuhan warga
negaranya.
4. Tidak diskriminatif : tidak membeda bedakan atas dasar perbedaan
apapun.
5. Mudah dan murah : terjangkau, menekankan bahwa pelayanan
publik oleh pemerintah tidak dimaksudkan
mencari keuntungan melainkan memenuhi
mandat konstitusi.
6. Efektif dan efisien : pencapaian hasil dengan prosedur sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
7. Aksesibel : terjangkau, mudah mengakses, dan tidak
memberatkan.
8. Akuntabel : dapat dipertanggungjawabkan.
9. Berkeadilan : menghadirkan rasa keadilan, terutama bagi
kelompok lemah.

3.2.3 Whole of Government (WoG)


Mata pelatihan WoG membekali peserta dengan pengetahuan tentang
sistem pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam penyelenggaran
pemberian pelayanan.
Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
yaitu;

20
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
Dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable.
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga yang dibentuk biasanya setingkat lebih
tinggi atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikan.
3. Membentuk gugus depan
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luas sektor formal, yang sifatnya tidak permanen.
4. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini.

3.3 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rancangan kegiatan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS akan dilaksanakan tanggal 22 Juni
s/d 16 September 2017 di tempat kerja saya yaitu Rumah Sakit Umum
Daerah Porsea. Adapun rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
3.3.1 Membuat stiker warna untuk area kamar bedah.
3.3.2 Membuat poster di area kamar bedah.
3.3.3 Membantu pimpinan dalam pembuatan SOP serah terima pasien
pra dan pasca bedah.
3.3.4 Membuat form ceklist pra dan pasca bedah.
3.3.5 Menulis jadwal operasi.
3.3.5 Mengecek kelengkapan berkas/status pasien pra bedah.
3.3.7 Melengkapi berkas/status pasien pasca bedah.

21
FORMULIR 1. RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Porsea


Identifikasi Isu : 1. Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
2. Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea.
Isu yang diangkat : Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
Gagasan pemecahan isu :
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1. Membuat stiker 1. Berkoordinasi Tersedianya Dalam pembuatan stiker Dengan membuat Dengan
warna untuk area dengan pimpinan stiker area terlebih dahulu saya akan stiker area kamar tersedianya
kamar bedah 2. Berkoordinasi kamar bedah berkoordinasi dengan bedah berarti stiker area
dengan rekan pimpinan dengan sikap mendukung misi kamar bedah
kerja sopan dan kemudian saya RSUD Porsea yaitu berarti
3. Mencari/menyedi akan berkoordinasi rekan misi yang pertama mendukung
akan stiker warna kerja dengan sopan dan “Menyelenggarakan nilai
4. Menempelkan ramah. Selanjutnya saya pelayanan yang organisasi
stiker di lantai akan mencari/menyediakan komprehensif dan yaitu: efektif
5. Melapor ke stiker warna dengan cermat berkualitas dengan dan inklusif.
pimpinan bahwa dan teliti. Selanjutnya saya mengacu kepada
kegiatan tersebut akan menempelkan stiker SPM dan pelayanan
sudah dengan teliti dan penuh medik.”
dilaksanakan tanggungjawab, dan saya
akan melapor ke pimpinan
bahwa kegiatan sudah
dilakukan dengan
komunikasi sopan dan

22
santun. Kegiatan ini
merupakan ide kreatif saya.
Mata pelatihan yang terkait:
Pelayanan Publik,
Etika Publik,
WoG,
Akuntabilitas,
Komitmen Mutu
2. Membuat poster di 1. Berkoordinasi Adanya poster Dalam membuat poster, Dengan membuat Dengan
area kamar bedah dengan pimpinan di area kamar terlebih dahulu saya akan poster di area kamar adanya poster
2. Mencetak poster bedah berkoordinasi dengan bedah berarti di area kamar
3. Menempelkan pimpinan dengan sikap mendukung misi bedah berarti
poster di sopan dan santun. RSUD Porsea yang mendukung
dinding/pintu Selanjutnya saya akan pertama nilai
kamar bedah mencetak poster dan “Menyelenggarakan organisasi
4. Melapor ke kemudian saya akan pelayanan yang yaitu: Inklusif
pimpinan bahwa menempelkan poster di komprehensif dan dan efektif.
kegiatan sudah dinding/pintu dengan berkualitas dengan
dilakukan cermat dan teliti. mengacu kepada
Selanjutnya saya akan SPM dan pelayanan
melapor ke pimpinan medik.”
bahwa kegiatan sudah
dilakukan dengan
komunikasi sopan dan
santun.
Kegiatan ini merupakan ide
kreatif saya.
Mata pelatihan yang terkait:

23
Etika Publik,
Akuntabilitas,
WoG

24
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Porsea
Identifikasi Isu : 1. Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
2. Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea.
Isu yang diangkat : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea.
Gagasan pemecahan isu :
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
3. Membantu 1. Berkoordinasi Tersedianya Dalam pembuatan SOP, Dengan membantu Dengan
pimpinan dalam dengan pimpinan SOP serah terlebih dahulu saya akan pimpinan dalam tersedianya SOP
pembuatan SOP 2. Berkoordinasi terima pasien berkoordinasi dengan pembuatan SOP serah serah terima
serah terima dengan rekan kerja pimpinan dan rekan kerja terima pasien pra dan pasien berarti
pasien pra dan 3. Mencari bahan dan dengan komunikasi sopan pasca bedah berarti mendukung nilai
pasca bedah merancang SOP dan santun, selanjutnya saya mendukung misi organisasi yaitu
4. Mencetak SOP akan mencari bahan, RSUD Porsea yaitu efektif.
5. Meminta tanda merancang, dan mencetak misi pertama
tangan pengesahan SOP dengan cermat dan “Menyelenggarakan
SOP kepada teliti, selanjutnya saya akan pelayanan yang
pimpinan meminta tanda tangan komprehensif dan
6. Sosialisasi SOP pengesahan SOP dengan berkualitas dengan
komunikasi sopan dan saya mengacu kepada SPM
akan mensosialisasikan dan pelayanan
kepada rekan kerja dengan medik.”
sikap ramah dan santun.
Kegiatan ini merupakan ide
kreatif saya.
Mata pelatihan yang terkait:
Komitmen Mutu,

25
Etika Publik,
Pelayanan Publik,
WoG
4. Membuat form 1. Berkoordinasi Tersedianya Dalam membuat form Dengan membuat Dengan
ceklist pra dan dengan pimpinan form ceklist ceklist pra dan pasca bedah form ceklist pra dan tersedianya form
pasca bedah 2. Mencari dan pra dan pasca terlebih dahulu saya akan pasca bedah berarti ceklist pra dan
merancang form bedah berkoordinasi dengan mendukung misi pasca bedah
ceklist pimpinan menggunakan RSUD Porsea yaitu berarti
3. Mencetak form komunikasi sopan dan misi pertama mendukung nilai
ceklist santun, selanjutnya saya “Menyelenggarakan organisasi yaitu
4. Melapor ke akan mencari dan pelayanan yang efektif.
pimpinan bahwa merancang form ceklist, dan komprehensif dan
form telah tersedia saya akan mencetak form berkualitas dengan
ceklist dengan cermat dan mengacu kepada SPM
teliti, kemudian saya akan dan pelayanan
melapor ke pimpinan bahwa medik.”
form telah tersedia dengan
komunikasi sopan dan
santun.
Kegiatan ini merupakan ide
kreatif saya.
Mata pelatihan yang terkait:
Etika Publik,
Komitmen Mutu,
Akuntabilitas,
WoG
5. Menulis jadwal 1. Menerima jadwal Tertulisnya Dalam menulis jadwal Dengan menulis Dengan
operasi operasi dari jadwal operasi operasi terlebih dahulu saya jadwal operasi berarti tertulisnya

26
perawat/bidan akan menerima jadwal mendukung misi jadwal operasi
ruangan operasi dari perawat/bidan RSUD Porsea yaitu berarti
2. Menuliskan jadwal ruangan menggunakan sikap misi pertama mendukung nilai
operasi di papan sopan dan santun, kemudian “Menyelenggarakan organisasi yaitu
tulis yang tersedia saya akan menulis jadwal pelayanan yang efektif.
operasi dengan cermat dan komprehensif dan
teliti. berkualitas dengan
Mata pelatihan yang terkait: mengacu kepada SPM
Etika Publik, dan pelayanan
Komitmen Mutu medik.”
6. Mengecek 1. Menerima Berkas/status Dalam mengecek Dengan memeriksa Dengan
kelengkapan berkas/status pasien pra kelengkapan berkas terlebih berkas/status pasien memeriksa
berkas/status pasien pra bedah bedah yang dahulu saya akan menerima pra bedah yang berkas/status
pasien pra bedah dari perawat/bidan lengkap dan berkas/status pasien pra lengkap dan benar pasien pra bedah
ruang rawat inap benar bedah dari perawat/bidan berarti mendukung berarti
2. Memeriksa dengan sikap sopan dan misi RSUD Porsea mendukung nilai
berkas/status santun. Pada saat memeriksa yaitu misi ketiga organisasi yaitu:
pasien pra bedah berkas/status pasien pra “Menyelenggarakan efektif.
3. Memindahkan bedah, saya akan asuhan keperawatan
pasien ke bed melakukannya dengan yang profesional
operasi cermat dan teliti sesuai dengan
4. Mendampingi dengan identitas pasien agar mengintegrasikan
dokter pada saat tidak terjadi kesalahan dan berbagai disiplin
operasi tidak membeda-bedakan ilmu.”
pasien baik dari suku,
agama, ekonomi,dll.
Selanjutnya saya akan
memindahkan pasien ke bed

27
operasi dengan sikap ramah,
kemudian saya akan
mendampingi dokter pada
saat operasi dengan penuh
teliti dan tanggung jawab.
Mata pelatihan yang terkait:
Etika Publik,
Nasionalisme,
Akuntabilitas,
Komitmen Mutu,
Pelayanan Publik
7. Melengkapi 1. Mengisi form Terlampirnya Dalam melengkapi Dengan mengisi form Dengan mengisi
berkas/status ceklist pasien berkas/status berkas/status pasien pasca ceklist dan form ceklist dan
pasien pasca bedah pasca bedah dan pasien pasca bedah terlebih dahulu saya melampirkannya ke melampirkannya
melampirkannya bedah yang akan mengisi form ceklist berkas/status pasien ke berkas/status
ke berkas/status lengkap dan pasca bedah dan pasca bedah dengan pasien pasca
pasien benar melampirkannya ke lengkap dan benar bedah berarti
2. Menyerahkan berkas/status pasien pasca berarti mendukung mendukung nilai
berkas/status bedah dengan cermat dan misi RSUD Porsea organisasi yaitu:
pasien pasca bedah teliti sesuai dengan advis yaitu misi ketiga efektif.
ke perawat/bidan dokter sehingga dapat “Menyelenggarakan
ruangan rawat inap dipertanggungjawabkan. asuhan keperawatan
Selanjutnya saya akan yang profesional
menyerahkan berkas/status dengan
pasien pasca bedah ke mengintegrasikan
perawat/bidan dengan berbagai disiplin
menggunakan komunikasi ilmu.”
sopan dan santun.

28
Mata pelatihan yang terkait:
Komitmen Mutu,
Akuntabilitas,
Etika Publik,
Pelayanan Publik

29
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI ASN

4.1 Jadwal Kegiatan


Pencapaian aktualisasi dilaksanakan berdasarkan rancangan aktualisasi
yang telah saya buat sebelumnya, dengan menerapkan nilai dasar ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi, saya secara aktif berkonsultasi dengan
coach dan mentor. Kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi PNS di RSUD Porsea
Kab. Toba Samosir dapat tercapai dan berhasil karena dukungan coach, mentor
dan rekan-rekan kerja.
Berikut Jadwal kegiatan yang saya laksanakan sesuai dengan urutan waktu
pelaksanaannya :
No. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Keterangan
1 Kamis, 06 Juli 2017 Membuat stiker warna untuk Aktualisasi selesai
area kamar bedah. dilaksanakan
2 Kamis, 06 Juli 2017 Membuat poster area kamar Aktualisasi selesai
bedah. dilaksanakan
3 Kamis, 06 Juli 2017 Membantu pimpinan dalam Aktualisasi selesai
pembuatan SOP serah terima dilaksanakan
pasien pra dan pasca bedah.
4 Senin, 24 Juli 2017 Membuat form ceklist pra dan Aktualisasi selesai
pasca bedah. dilaksanakan
5 Senin, 21 Agustus Menulis jadwal operasi. Aktualisasi selesai
2017 dilaksanakan
6 Senin, 21 Agustus Mengecek kelengkapan Aktualisasi selesai
2017 berkas/status pasien pra bedah. dilaksanakan
7 Senin, 21 Agustus Melengkapi berkas/status pasien Aktualisasi selesai
2017 pasca bedah. dilaksanakan

Adapun rincian aktualisasi kegiatan dimaksud di atas, telah penulis


kerjakan dalam bentuk formulir 2 sesuai panduan aktualisasi peserta diklat
prajabatan CPNS Golongan II Tahun 2017 sebagai berikut :

30
4.2 Laporan Kegiatan
FORMULIR 2 : Pengendalian Aktualisasi oleh Coach

Nama : Jeffry Sion Harianja


NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
Kegiatan 1 : Membuat stiker warna untuk area kamar bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 1. Saya telah Tersedianya Dalam pembuatan stiker Dengan membuat Dengan Via WA
berkoordinasi stiker area terlebih dahulu saya stiker area kamar tersedianya
dengan pimpinan kamar bedah telah berkoordinasi bedah berarti stiker area
2. Saya telah dengan pimpinan mendukung misi kamar bedah
berkoordinasi dengan sikap sopan dan RSUD Porsea yaitu berarti
dengan rekan kemudian saya telah misi yang pertama mendukung
kerja berkoordinasi rekan “Menyelenggarakan nilai organisasi
3. Saya telah kerja dengan sopan dan pelayanan yang yaitu: efektif
mencari/menyedi ramah. Selanjutnya saya komprehensif dan dan inklusif.
akan stiker warna telah berkualitas dengan
4. Saya telah mencari/menyediakan mengacu kepada
menempelkan stiker warna dengan SPM dan pelayanan
stiker di lantai cermat dan teliti. medik.”
5. Saya telah Selanjutnya saya telah

31
melapor ke menempelkan stiker
pimpinan bahwa dengan teliti dan penuh
kegiatan tersebut tanggungjawab, dan
sudah saya telah melapor ke
dilaksanakan pimpinan bahwa
kegiatan sudah
dilakukan dengan
komunikasi sopan dan
santun.
Kegiatan ini merupakan
ide kreatif saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Pelayanan Publik,
Etika Publik,
WoG,
Akuntabilitas,
Komitmen Mutu

32
FORMULIR 2 : Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor

Nama : Jeffry Sion Harianja


NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
Kegiatan 1 : Membuat stiker warna untuk area kamar bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 1. Saya telah Tersedianya Dalam pembuatan stiker Dengan membuat Dengan Menginstruks
berkoordinasi stiker area terlebih dahulu saya stiker area kamar tersedianya ikan agar
dengan pimpinan kamar bedah telah berkoordinasi bedah berarti stiker area dalam
2. Saya telah dengan pimpinan mendukung misi kamar bedah membuat
berkoordinasi dengan sikap sopan dan RSUD Porsea yaitu berarti stiker warna
dengan rekan kemudian saya telah misi yang pertama mendukung untuk area
kerja berkoordinasi rekan “Menyelenggarakan nilai organisasi kamar bedah
3. Saya telah kerja dengan sopan dan pelayanan yang yaitu: efektif dilakukan
mencari/menyedia ramah. Selanjutnya saya komprehensif dan dan inklusif. dengan baik
kan stiker warna telah berkualitas dengan dan benar
4. Saya telah mencari/menyediakan mengacu kepada
menempelkan stiker warna dengan SPM dan pelayanan
stiker di lantai cermat dan teliti. medik.”
5. Saya telah Selanjutnya saya telah
melapor ke menempelkan stiker

33
pimpinan bahwa dengan teliti dan penuh
kegiatan tersebut tanggungjawab, dan
sudah saya telah melapor ke
dilaksanakan pimpinan bahwa
kegiatan sudah
dilakukan dengan
komunikasi sopan dan
santun.
Kegiatan ini merupakan
ide kreatif saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Pelayanan Publik,
Etika Publik,
WoG,
Akuntabilitas,
Komitmen Mutu

34
Kegiatan 1 Membuat stiker warna untuk area kamar bedah.
Tanggal pelaksanaan Kamis, 06 Juli 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial

Berkoordinasi dengan pimpinan Berkoordinasi dengan rekan kerja

Menyediakan stiker warna Sebelum ditempel stiker dilantai


untuk area bebas terbatas

Menempelkan stiker dilantai Setelah stiker selesai ditempel dilantai


untuk area bebas terbatas

35
Sebelum ditempel stiker dilantai Menempelkan stiker dilantai
untuk area bersih

Setelah stiker selesai ditempel dilantai Sebelum ditempel stiker dilantai


untuk area bersih untuk area semi steril

Menempelkan stiker dilantai Setelah stiker selesai ditempel dilantai


untuk area semi steril

36
Sebelum ditempel stiker dilantai Menempelkan stiker dilantai
untuk area steril

Setelah stiker selesai ditempel dilantai Melapor ke pimpinan bahwa kegiatan


untuk area steril sudah dilaksanakan

37
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
Kegiatan 2 : Membuat poster di area kamar bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
2. 1. Saya telah Poster area Dalam membuat poster, Dengan membuat Dengan Via WA
berkoordinasi kamar bedah terlebih dahulu saya poster di area kamar adanya poster
dengan pimpinan telah tersedia telah berkoordinasi bedah berarti di area kamar
2. Saya telah dengan pimpinan mendukung misi bedah berarti
mencetak poster dengan sikap sopan dan RSUD Porsea yang mendukung
3. Saya telah santun. Selanjutnya saya pertama nilai organisasi
menempelkan telah mencetak poster “Menyelenggarakan yaitu: Inklusif
poster di dan kemudian saya telah pelayanan yang dan efektif.
dinding/pintu menempelkan poster di komprehensif dan
kamar bedah dinding/pintu dengan berkualitas dengan
4. Saya telah cermat dan teliti. mengacu kepada
melapor ke Selanjutnya saya telah SPM dan pelayanan
pimpinan bahwa melapor ke pimpinan medik.”
kegiatan sudah bahwa kegiatan sudah
dilakukan dilakukan dengan
komunikasi sopan dan
santun.

38
Kegiatan ini merupakan
ide kreatif saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Etika Publik,
Akuntabilitas,
WoG

39
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum adanya kejelasan informasi mengenai area steril di kamar bedah RSUD Porsea.
Kegiatan 2 : Membuat poster di area kamar bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
2. 1. Saya telah Poster area Dalam membuat poster, Dengan membuat Dengan Menginstruks
berkoordinasi kamar bedah terlebih dahulu saya poster di area kamar adanya poster ikan agar
dengan pimpinan telah tersedia telah berkoordinasi bedah berarti di area kamar dalam
2. Saya telah dengan pimpinan mendukung misi bedah berarti membuat
mencetak poster dengan sikap sopan dan RSUD Porsea yang mendukung poster di area
3. Saya telah santun. Selanjutnya saya pertama nilai organisasi kamar bedah
menempelkan telah mencetak poster “Menyelenggarakan yaitu: Inklusif dilakukan
poster di dan kemudian saya telah pelayanan yang dan efektif. dengan baik
dinding/pintu menempelkan poster di komprehensif dan dan benar
kamar bedah dinding/pintu dengan berkualitas dengan
4. Saya telah cermat dan teliti. mengacu kepada
melapor ke Selanjutnya saya telah SPM dan pelayanan
pimpinan bahwa melapor ke pimpinan medik.”
kegiatan sudah bahwa kegiatan sudah
dilakukan dilakukan dengan
komunikasi sopan dan
santun.

40
Kegiatan ini merupakan
ide kreatif saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Etika Publik,
Akuntabilitas,
WoG

41
Kegiatan 2 Membuat poster di area kamar bedah
Tanggal pelaksanaan Kamis, 06 Juli 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial dan Bukti Fisik

Berkoordinasi dengan pimpinan Mencetak poster

Sebelum poster ditempel untuk area bebas terbatas

Menempelkan poster

42
Setelah poster selesai ditempel untuk area bebas terbatas

Sebelum poster ditempel untuk area Menempelkan poster


bersih

Setelah poster selesai ditempel untuk area Sebelum poster ditempel untuk area
bersih semi steril

43
Menempelkan poster Setelah poster selesai ditempel untuk
area semi steril

Sebelum poster ditempel untuk area Menempelkan poster


steril

Setelah poster selesai ditempel untuk Melapor ke pimpinan bahwa kegiatan


area steril sudah dilaksanakan

44
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 3 : Membantu pimpinan dalam pembuatan SOP serah terima pasien pra dan pasca bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
3. 1. Saya telah SOP serah Dalam pembuatan SOP, Dengan membantu Dengan Via WA
berkoordinasi terima pasien terlebih dahulu saya pimpinan dalam tersedianya
dengan pimpinan telah tersedia telah berkoordinasi pembuatan SOP SOP serah
2. Saya telah dengan pimpinan dan serah terima pasien terima pasien
berkoordinasi rekan kerja dengan pra dan pasca bedah berarti
dengan rekan komunikasi sopan dan berarti mendukung mendukung
kerja santun, selanjutnya saya misi RSUD Porsea nilai organisasi
3. Saya telah telah mencari bahan, yaitu misi pertama yaitu efektif.
mencari bahan merancang, dan “Menyelenggarakan
dan merancang mencetak SOP dengan pelayanan yang
SOP cermat dan teliti, komprehensif dan
4. Saya telah selanjutnya saya telah berkualitas dengan
mencetak SOP meminta tanda tangan mengacu kepada
5. Saya telah pengesahan SOP dengan SPM dan pelayanan
meminta tanda komunikasi sopan dan medik.”
tangan saya telah
pengesahan SOP mensosialisasikan

45
kepada pimpinan kepada rekan kerja
6. Saya telah dengan sikap ramah dan
mensosialisasikan santun. Kegiatan ini
SOP merupakan ide kreatif
saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Komitmen Mutu,
Etika Publik,
Pelayanan Publik,
WoG

46
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 3 : Membantu pimpinan dalam pembuatan SOP serah terima pasien pra dan pasca bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
3. 1. Saya telah SOP serah Dalam pembuatan SOP, Dengan membantu Dengan Menginstruks
berkoordinasi terima pasien terlebih dahulu saya pimpinan dalam tersedianya ikan agar
dengan pimpinan telah tersedia telah berkoordinasi pembuatan SOP SOP serah dalam
2. Saya telah dengan pimpinan dan serah terima pasien terima pasien membantu
berkoordinasi rekan kerja dengan pra dan pasca bedah berarti pimpinan
dengan rekan komunikasi sopan dan berarti mendukung mendukung dalam
kerja santun, selanjutnya saya misi RSUD Porsea nilai organisasi pembuatan
3. Saya telah telah mencari bahan, yaitu misi pertama yaitu efektif. SOP serah
mencari bahan merancang, dan “Menyelenggarakan terima pasien
dan merancang mencetak SOP dengan pelayanan yang pra dan pasca
SOP cermat dan teliti, komprehensif dan bedah
4. Saya telah selanjutnya saya telah berkualitas dengan dilakukan
mencetak SOP meminta tanda tangan mengacu kepada dengan baik
5. Saya telah pengesahan SOP dengan SPM dan pelayanan dan benar
meminta tanda komunikasi sopan dan medik.”
tangan saya telah
pengesahan SOP mensosialisasikan

47
kepada pimpinan kepada rekan kerja
6. Saya telah dengan sikap ramah dan
mensosialisasikan santun. Kegiatan ini
SOP merupakan ide kreatif
saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Komitmen Mutu,
Etika Publik,
Pelayanan Publik,
WoG

48
Kegiatan 3 Membantu pimpinan dalam pembuatan SOP serah
terima pasien pra dan pasca bedah
Tanggal pelaksanaan Kamis, 06 Juli 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial dan Bukti Fisik

Berkoordinasi dengan pimpinan Berkoordinasi dengan rekan kerja

Mencari bahan dan merancang SOP

49
Meminta tanda tangan pengesahan SOP kepada pimpinan

Mensosialisasikan SOP

Daftar hadir peserta sosialiasi SOP

50
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 4 : Membuat form ceklist pra dan pasca bedah

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
4. 1. Saya telah Form ceklist Dalam membuat form Dengan membuat Dengan Via WA
berkoordinasi pra dan pasca ceklist pra dan pasca form ceklist pra dan tersedianya
dengan pimpinan bedah telah bedah terlebih dahulu pasca bedah berarti form ceklist
2. Saya telah tersedia saya telah berkoordinasi mendukung misi pra dan pasca
mencari dan dengan pimpinan RSUD Porsea yaitu bedah berarti
merancang form menggunakan misi pertama mendukung
ceklist komunikasi sopan dan “Menyelenggarakan nilai organisasi
3. Saya telah santun, selanjutnya saya pelayanan yang yaitu efektif.
mencetak form telah mencari dan komprehensif dan
ceklist merancang form ceklist, berkualitas dengan
4. Saya telah dan saya telah mencetak mengacu kepada
melapor ke form ceklist dengan SPM dan pelayanan
pimpinan bahwa cermat dan teliti, medik.”
form telah kemudian saya telah
tersedia melapor ke pimpinan
bahwa form telah
tersedia dengan

51
komunikasi sopan dan
santun. Kegiatan ini
merupakan ide kreatif
saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Etika Publik,
Komitmen Mutu,
Akuntabilitas,
WoG

52
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 4 : Membuat form ceklist pra dan pasca bedah

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
4. 1. Saya telah Form ceklist Dalam membuat form Dengan membuat Dengan Menginstruks
berkoordinasi pra dan pasca ceklist pra dan pasca form ceklist pra dan tersedianya ikan agar
dengan pimpinan bedah telah bedah terlebih dahulu pasca bedah berarti form ceklist dalam
2. Saya telah tersedia saya telah berkoordinasi mendukung misi pra dan pasca membuat
mencari dan dengan pimpinan RSUD Porsea yaitu bedah berarti form ceklist
merancang form menggunakan misi pertama mendukung pra dan pasca
ceklist komunikasi sopan dan “Menyelenggarakan nilai organisasi bedah
3. Saya telah santun, selanjutnya saya pelayanan yang yaitu efektif. dilakukan
mencetak form telah mencari dan komprehensif dan dengan baik
ceklist merancang form ceklist, berkualitas dengan dan benar
4. Saya telah dan saya telah mencetak mengacu kepada
melapor ke form ceklist dengan SPM dan pelayanan
pimpinan bahwa cermat dan teliti, medik.”
form telah tersedia kemudian saya telah
melapor ke pimpinan
bahwa form telah
tersedia dengan

53
komunikasi sopan dan
santun. Kegiatan ini
merupakan ide kreatif
saya.
Mata pelatihan yang
terkait:
Etika Publik,
Komitmen Mutu,
Akuntabilitas,
WoG

54
Kegiatan 4 Membuat form ceklist pra dan pasca bedah
Tanggal pelaksanaan Senin, 24 Juli 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial dan Bukti Fisik

Berkoordinasi dengan pimpinan Mencari bahan form ceklist

Merancang form ceklist Mencetak form ceklist

55
Form ceklist pra bedah Form ceklist pasca bedah

Melapor ke pimpinan bahwa form ceklist telah tersedia

56
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 5 : Menulis jadwal operasi. (Kegiatan ini merupakan kegiatan berulang dilakukan setiap ada operasi)
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5. 1. Saya telah Jadwal operasi Dalam menulis jadwal Dengan menulis Dengan Via WA
menerima jadwal telah tertulis operasi terlebih dahulu jadwal operasi tertulisnya
operasi dari saya telah menerima berarti mendukung jadwal operasi
perawat/bidan jadwal operasi dari misi RSUD Porsea berarti
ruangan perawat/bidan ruangan yaitu misi pertama mendukung
2. Saya telah menggunakan sikap “Menyelenggarakan nilai organisasi
menuliskan sopan dan santun, pelayanan yang yaitu efektif.
jadwal operasi di kemudian saya telah komprehensif dan
papan tulis yang menulis jadwal operasi berkualitas dengan
tersedia dengan cermat dan teliti. mengacu kepada
Mata pelatihan yang SPM dan pelayanan
terkait: medik.”
Etika Publik,
Komitmen Mutu
Kegiatan ini merupakan
kegiatan berulang yang
dilakukan di RSUD
Porsea.

57
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 5 : Menulis jadwal operasi.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5. 1. Saya telah Jadwal operasi Dalam menulis jadwal Dengan menulis Dengan Menginstruks
menerima jadwal telah tertulis operasi terlebih dahulu jadwal operasi tertulisnya ikan agar
operasi dari saya telah menerima berarti mendukung jadwal operasi dalam
perawat/bidan jadwal operasi dari misi RSUD Porsea berarti menulis
ruangan perawat/bidan ruangan yaitu misi pertama mendukung jadwal
2. Saya telah menggunakan sikap “Menyelenggarakan nilai organisasi operasi
menuliskan sopan dan santun, pelayanan yang yaitu efektif. dilakukan
jadwal operasi di kemudian saya telah komprehensif dan dengan baik
papan tulis yang menulis jadwal operasi berkualitas dengan dan benar
tersedia dengan cermat dan teliti. mengacu kepada
Mata pelatihan yang SPM dan pelayanan
terkait: medik.”
Etika Publik,
Komitmen Mutu
Kegiatan ini merupakan
kegiatan berulang yang
dilakukan di RSUD
Porsea.

58
Kegiatan 5 Menulis jadwal operasi
Tanggal pelaksanaan Senin, 21 Agustus 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial dan Bukti Fisik

Menerima jadwal operasi dari perawat/bidan ruangan

Menuliskan jadwal operasi di papan tulis yang tersedia

59
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 6 : Mengecek kelengkapan berkas/status pasien pra bedah. (Kegiatan ini merupakan kegiatan berulang setiap ada operasi)

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
6. 1. Saya telah Berkas/status Dalam mengecek Dengan memeriksa Dengan Via WA
menerima pasien pra kelengkapan berkas berkas/status pasien memeriksa
berkas/status bedah yang terlebih dahulu saya pra bedah yang berkas/status
pasien pra bedah lengkap dan telah menerima lengkap dan benar pasien pra
dari benar telah berkas/status pasien pra berarti mendukung bedah berarti
perawat/bidan tersedia bedah dari misi RSUD Porsea mendukung
ruang rawat inap perawat/bidan dengan yaitu misi ketiga nilai organisasi
2. Saya telah sikap sopan dan santun. “Menyelenggarakan yaitu: efektif.
memeriksa Pada saat memeriksa asuhan keperawatan
berkas/status berkas/status pasien pra yang profesional
pasien pra bedah bedah, saya telah dengan
3. Saya telah melakukannya dengan mengintegrasikan
memindahkan cermat dan teliti sesuai berbagai disiplin
pasien ke bed dengan identitas pasien ilmu.”
operasi agar tidak terjadi
4. Saya telah kesalahan dan tidak
mendampingi membeda-bedakan

60
dokter pada saat pasien baik dari suku,
operasi agama, ekonomi,dll.
Selanjutnya saya akan
memindahkan pasien ke
bed operasi dengan
sikap ramah, kemudian
saya telah mendampingi
dokter pada saat operasi
dengan penuh teliti dan
tanggung jawab.
Mata pelatihan yang
terkait:
Etika Publik,
Nasionalisme,
Akuntabilitas,
Komitmen Mutu,
Pelayanan Publik
Kegiatan ini merupakan
kegiatan berulang yang
dilakukan di RSUD
Porsea.

61
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 6 : Mengecek kelengkapan berkas/status pasien pra bedah. (Kegiatan ini merupakan kegiatan berulang setiap ada operasi)

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
6. 1. Saya telah Berkas/status Dalam mengecek Dengan memeriksa Dengan Menginstruks
menerima pasien pra kelengkapan berkas berkas/status pasien memeriksa ikan agar
berkas/status bedah yang terlebih dahulu saya pra bedah yang berkas/status dalam
pasien pra lengkap dan telah menerima lengkap dan benar pasien pra mengecek
bedah dari benar telah berkas/status pasien pra berarti mendukung bedah berarti kelengkapan
perawat/bidan tersedia bedah dari misi RSUD Porsea mendukung berkas/status
ruang rawat perawat/bidan dengan yaitu misi ketiga nilai organisasi pasien pra
inap sikap sopan dan santun. “Menyelenggarakan yaitu: efektif. bedah
2. Saya telah Pada saat memeriksa asuhan keperawatan dilakukan
memeriksa berkas/status pasien pra yang profesional dengan baik
berkas/status bedah, saya telah dengan dan benar
pasien pra melakukannya dengan mengintegrasikan
bedah cermat dan teliti sesuai berbagai disiplin
3. Saya telah dengan identitas pasien ilmu.”
memindahkan agar tidak terjadi
pasien ke bed kesalahan dan tidak
operasi membeda-bedakan

62
4. Saya telah pasien baik dari suku,
mendampingi agama, ekonomi,dll.
dokter pada Selanjutnya saya akan
saat operasi memindahkan pasien ke
bed operasi dengan
sikap ramah, kemudian
saya telah mendampingi
dokter pada saat operasi
dengan penuh teliti dan
tanggung jawab.
Mata pelatihan yang
terkait:
Etika Publik,
Nasionalisme,
Akuntabilitas,
Komitmen Mutu,
Pelayanan Publik
Kegiatan ini merupakan
kegiatan berulang yang
dilakukan di RSUD
Porsea.

63
Kegiatan 6 Mengecek kelengkapan berkas/status pasien pra
bedah
Tanggal pelaksanaan Senin, 21 Agustus 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial dan Bukti Fisik

Menerima berkas/status pasien pra bedah dari perawat/bidan ruang rawat inap

Memeriksa berkas/status pasien pra bedah

64
Memindahkan pasien ke bed operasi

Mendampingi dokter pada saat operasi

65
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 7 : Melengkapi berkas/status pasien pasca bedah. (Kegiatan ini merupakan kegiatan berulang setiap ada operasi)

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Coach Coach
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
7. 1. Saya telah Berkas/status Dalam melengkapi Dengan mengisi Dengan Via WA
mengisi form pasien pasca berkas/status pasien form ceklist dan mengisi form
ceklist pasien bedah yang pasca bedah terlebih melampirkannya ke ceklist dan
pasca bedah dan lengkap dan dahulu saya telah berkas/status pasien melampirkann
melampirkannya benar telah mengisi form ceklist pasca bedah dengan ya ke
ke berkas/status terlampir pasca bedah dan lengkap dan benar berkas/status
pasien melampirkannya ke berarti mendukung pasien pasca
2. Saya telah berkas/status pasien misi RSUD Porsea bedah berarti
menyerahkan pasca bedah dengan yaitu misi ketiga mendukung
berkas/status cermat dan teliti sesuai “Menyelenggarakan nilai organisasi
pasien pasca dengan advis dokter asuhan keperawatan yaitu: efektif.
bedah ke sehingga dapat yang profesional
perawat/bidan dipertanggungjawabkan. dengan
ruangan rawat Selanjutnya saya telah mengintegrasikan
inap menyerahkan berbagai disiplin
berkas/status pasien ilmu.”
pasca bedah ke

66
perawat/bidan dengan
menggunakan
komunikasi sopan dan
santun.
Mata pelatihan yang
terkait:
Komitmen Mutu,
Akuntabilitas,
Etika Publik,
Pelayanan Publik
Kegiatan ini merupakan
kegiatan berulang yang
dilakukan di RSUD
Porsea.

67
Nama : Jeffry Sion Harianja
NIP : 198907312015061001
Unit kerja : Rumah Umum Daerah Porsea
Jabatan : Perawat Pelaksana
Isu : Belum optimalnya prosedur serah terima pasien di kamar bedah RSUD Porsea
Kegiatan 7 : Melengkapi berkas/status pasien pasca bedah.

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Catatan Paraf
No. Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai-Nilai
Mata Pelatihan Mentor Mentor
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
7. 1. Saya telah Berkas/status Dalam melengkapi Dengan mengisi Dengan Menginstruks
mengisi form pasien pasca berkas/status pasien form ceklist dan mengisi form ikan agar
ceklist pasien bedah yang pasca bedah terlebih melampirkannya ke ceklist dan dalam
pasca bedah dan lengkap dan dahulu saya telah berkas/status pasien melampirkann melengkapi
melampirkannya benar telah mengisi form ceklist pasca bedah dengan ya ke berkas/status
ke berkas/status terlampir pasca bedah dan lengkap dan benar berkas/status pasien pasca
pasien melampirkannya ke berarti mendukung pasien pasca bedah
2. Saya telah berkas/status pasien misi RSUD Porsea bedah berarti dilakukan
menyerahkan pasca bedah dengan yaitu misi ketiga mendukung dengan baik
berkas/status cermat dan teliti sesuai “Menyelenggarakan nilai organisasi dan benar
pasien pasca dengan advis dokter asuhan keperawatan yaitu: efektif.
bedah ke sehingga dapat yang profesional
perawat/bidan dipertanggungjawabkan. dengan
ruangan rawat Selanjutnya saya telah mengintegrasikan
inap menyerahkan berbagai disiplin
berkas/status pasien ilmu.”
pasca bedah ke

68
perawat/bidan dengan
menggunakan
komunikasi sopan dan
santun.
Mata pelatihan yang
terkait:
Komitmen Mutu,
Akuntabilitas,
Etika Publik,
Pelayanan Publik
Kegiatan ini merupakan
kegiatan berulang yang
dilakukan di RSUD
Porsea.

69
Kegiatan 7 Melengkapi berkas/status pasien pasca bedah.
Tanggal pelaksanaan Senin, 21 Agustus 2017
Daftar Lampiran Foto, Testimonial dan Bukti Fisik

Mengisi form ceklist pasien pasca bedah dan melampirkannya ke berkas/status


pasien

Menyerahkan berkas/status pasien pasca bedah ke perawat/bidan ruangan rawat


inap

70
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pelatihan dasar PNS diselenggarakan untuk membentuk PNS yang
professional dan berkrakter yaitu PNS yang karakternya yang dibentuk
oleh sikap dan perilaku disiplin PNS.
2. Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam
bentuk nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan tugas jabatan sangat penting
dilakukan bagi calon Pegawai Negeri Sipil untuk membentuk PNS yang
profesional dan berkualitas sebagai pelayan publik.
3. Peserta prajabatan dalam perannya sebagai pegawai Rumah Sakit Umum
Daerah Porsea sangat perlu menerapkan seluruh nilai-nilai dasar profesi
PNS (ANEKA) demi tercapainya visi dan misi organisasi serta untuk
penguatan nilai-nilai organisasi.

5.2 Saran
1. Setelah kegiatan aktualisasi diharapkan adanya peningkatan kinerja dan
kualitas pelayanan kepada stakeholder dan masyarakat
2. Perlu adanya kegiatan lain yang juga mendukung nilai ANEKA pada
organisasi, sebagai tindak lanjut dari kegiatan aktualisasi.

71
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur


Sipil Negara.
Kusumasari, Bevalola, dkk. Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Kumorotomo, Wahyudi, 2015. Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Latief, Yudi. 2015. Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo Sejati, 2016. Modul Pelatihan Dasar Kader PNS,
Whole of Government. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Suryanto, Adi dan Muhammad Idris, 2016. Modul Pelatihan Dasar Kader PNS,
Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Suryanto, Adi dan Muhammad Idris, 2016. Modul Pelatihan Dasar Kader PNS,
Management ASN. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjutju dan Muhammad Taufiq, 2015. Komitmen Mutu, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Tentang Tugas dan Kegiatan Perawat.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III.
Rencana Strategis RSUD Porsea Tahun 2016.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi, 2015. Anti Korupsi, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
www.depkes.go.id. Tentang Profil Visi Misi Kementerian Kesehatan 2014,
Jakarta
http://kumpulansopkeperawatan.blogspot.co.id/2015/07/standar-operational-
prosedure-sop-serah.html
https://www.scribd.com/doc/20525733/Pedoman-Pelayanan-Kamar-Operasi
manajemenrumahsakit.net>download. Kepmenkes 772 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Peraturan Internal RS

72

Anda mungkin juga menyukai