Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI KOMPARASI BIOGAS YANG DIMURNIKAN DENGAN BIOGAS

MENTAH SEBAGAI BAHAN BAKAR MOTOR 4 LANGKAH PENGGERAK

GENERATOR

Disusun Oleh :

Nama : Dedi Ari prasetyo

No. Mahasiswa : 141.03.1073

Program Studi : Teknik Mesin S-1

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2019
HALAMAN PENGESAHAN

STUDI KOMPARASI BIOGAS YANG DIMURNIKAN DENGAN BIOGAS

MENTAH SEBAGAI BAHAN BAKAR MOTOR 4 LANGKAH PENGGERAK

GENERATOR

Diajukan oleh :

Nama : Dedi Ari Prasetyo

NIM : 141.03.1073

Program Studi : Teknologi Industri

Jurusan : Teknik Mesin

Yogyakarta, ...........................

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Drs. H Khairul Muhajir, MT Dr. A. Agung Putu S, ST., M.Tech

NIP. 195609091983031001 NIK. 04.1077.589 E

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Nidia Lestari, S.T., M.Eng

NIK. 14.1187.705 E
INTISARI

Ketergantungan terhadap energi fosil yang akan semakin meningkat,

sehingga membuat ketersediaan bahan bakar jenis ini akan semakin menurun.

Biogas merupakan alternatif untuk melakukan upaya mengalihkan konsumsi

energi yang sebelumnya berbasis pada energi fosil menjadi struktur bauran energi

berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). dengan memanfaatkan biogas sebagai

bahan bakar sebuah mesin 4 langkah yang digunakan untuk menggerakkan

generator. Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam pemanfaatan biogas sebagai

bahan bakar motor 4 langkah maka dilakukan pemurnian biogas sehingga dalam

permurnian ini diharapkan kadar gas metana dalam biogas dapat meningkat, dan

kandungan gas lain seperti, CO2 dan uap air dapat berkurang. Dalam penelitian ini

memfokuskan perbandingan terhadap biogas yang dimurnikan dan tanpa melalui

pemurnian sebelum memasuki ruang bakar mesin 4 langkah.

Kata kunci : energi fosil, biogas, bahan bakar, pemurnian biogas, mesin 4 langkah
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsumsi bahan bakar fosil yang semakin meningkat

mengakibatkan ketersediaan bahan tersebut lambat laun semakin menurun,

dengan konsumsi bahan bakar fosil yang semakin meningkat menyebabkan

senyawa-senyawa yang tidak aman lingkungan terbentuk di atmosfer seperti

karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2), serta sulphur dioksida

(SO2) yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara yang

dimaksud seperti hujan asam, pemanasan global, hingga kabut asap. Untuk

mengatasi hal ini maka dilakukan upaya pengurangan konsumsi bahan bakar

fosil melalui penggunaan biogas sebagai alternatif bahan bakar yang bersifat

energi baru terbarukan.

Potensi biogas di Indonesia cukup melimpah, mengingat peternakan

merupakan salah satu kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat

pertanian. Hampir semua petani memiliki ternak antara lain sapi, kambing,

dan ayam. Bahkan ada yang secara khusus mengembangkan sektor

peternakan. Di antara jenis ternak tersebut, sapi merupakan penghasil

kotoran yang paling besar, Sebagian besar penduduk Indonesia masih

mengandalkan pada sektor pertanian dan peternakan untuk menggerakkan

roda perekonomian. Tanpa disadari, produk-produk pertanian dan

peternakan tersebut menghasilkan hasil sampingan yang belum banyak

mendapatkan perhatian, bahkan dianggap sebagai sampah yang tidak

dimanfaatkan. Pada umumnya, limbah tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk


kandang. Padahal, dari limbah pertanian dan peternakan tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, yaitu dari biomassa.

Sumber-sumber energi biomassa berasal dari bahan organik. Apabila

biomassa tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, maka energi

tersebut disebut dengan bioenergi. Salah satu bentuk bioenergi adalah

biogas.

Untuk dapat memanfaatkan biogas secara optimal seperti yang

dilakukan oleh negara-negara Eropa, biogas yang dihasilkan dari biodigester

harus dilakukan peningkatan kualitas (upgrading) gas terlebih dahulu agar

diperoleh biogas dengan kandungan gas metana lebih dari 95%, terutama

jika biogas tersebut dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan atau akan

dimasukkan ke jaringan pipa gas alam. Peningkatan kualitas biogas ini

terkadang juga disebut sebagai proses pemurnian (purification).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kinerja mesin 4 langkah yang menggunakan bahan bakar

biogas yang dimurnikan dan biogas mentah dengan ditinjau melalui

torsi, daya, output generator listrik dan spesifikasi konsumsi bahan

bakar yang dihasilkan?

b. Bagaimana pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar mesin 4 langkah?


c. Mengetahui biogas yang ideal dari perbandingan antara biogas yang

dimurnikan dan biogas mentah, agar efektif pada mesin pembakaran

dalam 4 langkah?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas,

maka penulis membatasi masalah agar permasalahan yang dibahas tidak

meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

 Pengujian dilakukan pada motor bensin 4 langkah satu silinder

sebagai penggerak generator listrik.

 Tidak menganalisa tentang motor 4 langkah secara keseluruhan.

 Filter pemurni biogas menggunakan batu zeolit.

 Tidak melakukan pembahasan terhadap emisi gas buang.

 Proses pembuatan biogas tidak dibahas.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

biogas yang telah dimurnikan dan yang tidak melalui proses pemurnian

terhadap unjuk kerja mesin generator listrik dengan melakukan

perbandingan dari data yang didapat pada pengujian kedua bahan bakar

terhadap mesin 4 langkah.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan yang berfokus pada bahan bakar energi

terbarukan, diantaranya:
a. Bagi Penulis

 Sebagai pengaplikasian ilmu energi baru terbarukan yang

didapatkan selama perkuliahan terhadap permasalahan rill yang

terjadi di masyarakat mengenai pemanfaatan biogas.

b. Bagi Pembaca

 Sebagai reflerensi bagi mahasiswa/i Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknologi Industri di Institut Sains & Teknologi Akprind

Yogyakarta

 Dapat memberikan motivasi mempelajari tentang energi baru

terbarukan.

 Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan

mengenai aplikasi biogas sebagai bahan bakar mesin pembakaran

dalam 4 langkah.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Pada penelitian yang dilakukan Untoro, dkk (2014) tentang “

Peningkatan Kualitas Biogas Dengan Metode Absorbsi dan Pemakaiannya

Sebagai Bahan Bakar Mesin Generator Set (Genset)” menjelaskan bahwa

kenaikan kandungan metana di dalam biogas setelah dilewatkan kolom

absorber tersebut di atas disebabkan oleh terserapnya gas-gas lain yang

terkandung di dalam biogas. Kandungan Karbondioksida akan bereaksi

dengan larutan Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sehingga akan menurun

prosentasenya di dalam biogas, akibatnya prosentasi gas metana akan

meningkat. Demikian juga ketika kolom absorber diisi dengan Kalsium

hidroksida (Ca(OH)2)dan batu Zeolit terbukti bahwa kandungan gas metana

dalam biogas meningkat lagi.

Qian, et al, (2017) Biogas adalah biofuel terbarukan yang menarik

untuk digunakan dalam mesin pembakaran internal karena kelebihannya.

Persiapan pembakaran biogas yang efisien dan bersih dalam mesin bensin.

Menggunakan biogas dalam mode bahan bakar ganda adalah cara yang

lebih baik untuk mencapai pemanfaatan biogas yang efisien. Dibandingkan

dengan mesin diesel, emisi HC dan CO dari mode bahan bakar ganda

(dengan biogas) tinggi, tetapi emisi NOx dan jelaga jauh lebih rendah.

Namun, efesiensi dan emisi mesin dalam kondisi variabel perlu dianalisis

secara lebih rinci.


Sunaryo (2014) pada penelitian tentang “Uji Eksperimen

Pemurnian Biogas Sebagai Pengganti Bahan Bakar Motor Bensin”

menjelaskan bahwa komposisi metana (CH4) yang terkandung dalam bio

gas sangat menentukan besaran kualitas pembakaran yang dihasilkan.

Misalnya pada kandungan CH4 antara 40 hingga 50 %, walaupun bio gas

memiliki kualitas nyala api rendah tapi sudah mampu menjadi bahan bakar

dalam memasak. Namun ketika dipergunakan sebagai bahan bakar generator

motor bensin memerlukan komposisi metana minimal 70 %. Untuk

meningkatkan efisiensi kalori dari metana (CH4) dapat dilakukan dengan

penggunaan aktivator bakteri metagenesis sebagai pengurai. Kadar metana

(CH4) yang tinggi saja tidak cukup, bio gas juga harus bebas dari Hidrogen

sulfida (H2S), karena Hidrogen sulfida (H2S) merupakan kandungan

berbahaya dan sangat korosif terhadap logam yang menimbulkan korosi

pada kompor, dan akan menjadi masalah serius lagi apabila biogas

digunakan sebagai bahan bakar mesin pembakaran internal.

Ketut, dkk (2014 ) Nilai kalori biogas tergantung padakomposisi

metana dan karbondioksida, dan kandungan air di dalam gas. Gas

mengandung banyak kandungan air akibat dari temperatur padasaat proses,

kandungan air pada bahan dapat menguap dan bercampur dengan metana.

Padabiogas dengan kisaran normal yaitu 60-70% metana dan 30-40%

karbondioksida, nilai kalori antara 20 – 26 J/cm3. Komponen utama biogas

adalah gas metana (54–57%) dan karbondioksida (CO2) yakni sebesar 27–

45% yang merupakan hidrokarbon paling sederhana berbentuk gas. Gas

metana dapat timbul dari proses fermentasi anaerobik (tanpa udara) dari
bahan organik seperti limbah kotoran. Pembakaran satu molekul metana

dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (Karbondioksida) dan

dua molekul H2O (air). CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O (4). Dalam

pemanfaatannya, kandungan gas dalam biogas yang paling bisa

dimanfaatkan adalah kandungan gas metana (CH4). Karena CH4 ini

mempunyai nilai panas/kalor yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Untuk gas metana murni (100%) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3. Hal

iniliah yang menjadi dasar penulis untuk mengembangkan penelitian

tentang teknologi pemanfaatan kandungan metana (CH4) pada biogas

menjadi bahan bakar pengganti bensin pada generator listrik (genset).

Reddy, dkk (2015) membandingkan penggunaan bahan bakar

Biogas dengan LPG pada mesin generator set 1,4 kW yang awalnya

berbahan bakar bensin. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi

penurunan daya dan torsi menjadi 32% saat menggunakan bahan bakar

biogas. Daya keluaran maksimal dan efisiensi rem termal menggunakan

biogas terlihat 812 W dan 19,5%. Analisis emisi gas buang saat

menggunakan biogas terlihat terjadi penurunan pada kandungan karbon

monoksida dan hidrokarbon, sedangkan tidak terjadi perbedaan signifikan

pada kandungan nitrogen oksida saat dibandingkan dengan bahan bakar

LPG. Hal ini menunjukkan bahwa biogas adalah bahan bakar yang ramah

lingkungan.
2.1.1 Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-

bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaaan anaerobik. Biogas

memiliki berat 20% lebih ringan dibandingkan udara. Biogas memiliki suhu

pembakaran antara 650-750O C. Biogas tidak berbau dan berwarna. Apabila

dibakar, akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG. Nilai

kalor gas metana adalah 20 MJ/ m3 dengan efisiensi pembakaran 60% pada

konvensional kompor biogas (Wahyuni, 2009).

Biogas merupakan gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses

fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. Prinsip pembuatan

biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup

dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar berupa gas

metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Proses dekomposisi anaerobik

dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri penghasil metan.

Megawat, dkk (2015)

2.1.2 Motor Bakar Torak

Pada motor bakar tidak terdapat proses perpidahan kalor dari gas

pembakaran ke fluida kerja. Karena itu jumlah komponen moor

pembakaran lebih sedikit daripada komponen mesin uap. Motor bakar

torak lebih lebih sederhana, lebih kompak, dan lebih ringan jika

dibandingkan dengan mesin uap. Arismunandar, (1983)

2.1.3 Motor Bakar Empat Langkah

Khairul Muhajir (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

motor bensin empat langkah adalah terjadi satu kali proses pembakaran
pada setiap empat langkah gerakan piston atau dua kali putaran poros

engkol. Dengan anggapan katup masuk dan katup buang terbuka dan

tertutup tepat pada waktu yaitu piston berada pada TMA dan TMB.

Pada tahun 1876 Dr. N.A.Otto berhasil membuat temuan motor

bakar dengan siklus kerja 4 langkah yang pertama. Proses pembakaran

dalam motor bakar torak tidak terjadi secara terus-menerus, tetapi terjadi

secara periodik. Dimana sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya

terlebih dahulu gas hasil pembakaran harus dibuang, baru kemudian silinder

diisi lagi dengan campuran bahan bakar dan udara segar.

Pada siklus otto dapat digambarkan dengan sebuah grafik P-V yang

menggambarkan langkah pemasukan bahan bakar, kompresi, usaha atau

tenaga, dan langkah gas buang hasil pembakaran. Siklus otto sangat ideal

untuk mesin dengan kecepatan tinggi, dapat dilihat bahwa pada saat langkah

kompresi volume (V) tetap konstan tetapi tekananya (P) naik. Bentuknya

pada diagram P-V ditunjukan pada gambar 1. berikut:


Gambar 1. (a) Diagram P-V dan (b) Diagram T-S pada siklus Otto ideal
(sumber: Pulkrabek, 1997: 75)

Berikut ini sifat ideal yang dipergunakan dan keterangan mengenai

proses siklusnya yaitu :

1. Proses 0 – 1 adalah langkah hisap tekanan konstan yaitu campuran

bahan bakar dan udara yang di hisap kedalam silinder.

2. Proses 1 – 2 adalah langkah kompresi adiabatic reversibel yaitu

campuran bahan bakar dan udara dikompresikan.

3. Proses 2 – 3 adalah proses pembakaran volume konstan, campuran udara

dan bahan bakar dinyalakan dengan bunga api.

4. Proses 3 – 4 adalah langkah ekspansi adiabatic reversibel, kerja yang

ditimbulkan gas panas yang berekspansi.

5. Proses 4 – 1 adalah proses pembuangan panas pada volume konstan,

panas dibuang melewati dinding ruang bakar.

6. Proses 1 – 0 adalah proses pembuangan kalor, katup buang terbuka

maka gas sisa pembakaran terbuang keluar menuju ke

knalpot.

Proses lengkap pada siklus diatas memerlukan empat langkah dari

torak, dua kali putaran poros engkol. Selama proses kompresi dan ekspansi

tidak terjadi pertukaran panas, oleh karena itu selisih panas yang masuk

dengan panas yang keluar merupakan usaha yang dihasilkan tiap siklus.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data yang didapatkan dari hasil

pengujian unjuk kerja atau prestasi mesin yang digunakan sebagai

penggerak generator. Variabel bahan bakar biogas yang akan dibandingkan

hasil unjuk kerja mesin dengan menggunakan bahan bakar biogas yang

berbeda, meliputi daya yang dihasilkan dari generator.

Sedangkan mengenai hal yang bersifat teoritis didapat dari studi

literatur dengan mempelajari buku-buku dan jurnal online di beberapa situs

jurnal penelitian yang tidak berbayar yang akan digunakan sebagai acuan

dalam penelitian ini.

3.2 Alat & Bahan

Penelitian ini menggunakan generator dengan kapasitas maksimal

yang bisa dihasilkan adalah 2 kW merk IMOTO TL300 – LPG sedangkan

mesin pembakaran dalam 4 langkah menggunakan merk IMOTO GX200,

bahan bakar merupakan biogas yang telah melalui pemurnian dan biogas

tanpa melalui pemurnian, untuk pengukuran konsumsi bahan bakar

menggunakan rotameter, sedangkan untuk pengukuran kecepatan putaran

mesin menggunakan tachometer, kemudian untuk mengetahui jumlah beban

yang mampu dioperasikan generator menggunakan clamp amperemeter dan

tool box sebagai alat pembantu apabila dibutuhkan.


3.3 Tahapan Penelitian

Dalam pengujian ini ada beberapa prosedur yang akan dijelaskan

dalam diagram alir berikut :

Mulai

Persiapan Alat & Bahan

Sistem Bahan Bakar Biogas

Biogas yang Biogas tanpa


dimurnikan melalui
pemurnian

Pengujian unjuk Pengujian unjuk


kerja BB biogas kerja BB biogas
yang dimurnikan mentah (Daya,
(Daya, Torsi, Torsi, rpm, BSFC)
rpm, BSFC)

Data Hasil Pengujian

Analisa & Pembahasan

Selesai
3.4 Standar Pengujian

Pengujian ini menggunakan motor bensin 4 langkah, satu silinder

dengan pendingin udara. Dalam penelitian ini untuk mengetahui kinerja

mesin menggunakan pembebanan secara elektrik berupa generator listrik

yang dikopel langsung dengan poros mesin generator.

Untuk mendapatkan data penelitian, peralatan yang digunakan adalah

voltmeter yang dihubungkan pada generator listrik untuk mengukur

tegangan yang dihasilkan oleh generator, amper meter untuk mengukur

berapa arus listrik yang digunakan oleh beban dan tachometer untuk

mengetahui putaran mesin saat beroperasi.


BAB IV

JADWAL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian Skripsi ini dimulai dari bulan September

2019 sampai Desember 2019. Adapun tabel rencana kegiatan adalah sebagai

berikut:

Bulan

KEGIATAN September Oktober November Desember


B
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
Tahap
B
Persiapan:
V
Pengumpulan
D
Materi dan
A
F
Penyusunan
T
Proposal
A
Tahap
R
Pelaksanaan :

Pembuatan,

Pengujian dan

R
Analisis
I
Tahap Akhir:
W
Penyusunan
A
Y
Laporan
A
RIWAYAT HIDUP

Nama : Dedi Ari Prasetyo


Tempat/Tanggal lahir : Muara Delang, 16 November 1995
Jenis kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat asal : Jl. Rio Jayo, Muara Delang, Merangin, Bangko,
Jambi
Alamat sekarang :
No. Telepon : 082280647795

Pendidikan :
a. S-1 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ( sedang
berlangsung)
b. SMKN 2 Merangin
c. SMP Negeri 23 Merangin
d. SD Negeri 274 Merangin
Keorganisasian :
DAFTAR PUSTAKA

Muhajir, H. Khairul, 2009, “Motor Bakar Torak”, AKPRIND PRESS, Yogyakarta.

Arismunandar, Wiranto, 1983, “Penggerak Mula Motor Bakar Torak”, ITB,

Bandung.

Surono, Untoro Budi dkk, 2014, “ Peningkatan Kualitas Biogas Dengan Metode

Absorbsi dan Pemakaiannya Sebagai Bahan Bakar Mesin Generator Set

(Genset)”, Yogyakarta : Universitas Janabadra.

Qian, et al, 2017, “Review of the state-of-the-art of biogas combustion

mechanisms and applications in internal combustion engines“, Renewable

and Sustainable Energy Reviews Vol. 69, Shanghai : JIAO Tong

University Shanghai.

Sunaryo, 2014. “Uji Eksperimen Pemurnian Biogas Sebagai Pengganti Bahan

Bakar Motor Bensin”. Wonosobo : Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ).

Wahyuni, Sri, 2009, “Biogas”, Bogor : Penebar Swadaya.

Artayana, Ketut Catur Budi, dkk, 2014 “Pengaruh Variasi Konverter Biogas

Terhadap Unjuk Kerja Pada Mesin Genset Berkapasitas 1200 Watt”. Bali :

Universitas Udayana Vol. 14.

Simamora dkk, 2006, “Membuat Biogas Penganti bahan bakar Minyak dan Gas

dari Kotoran Ternak”, Jakarta : PT Argomedia Pustaka.

Reddy, et al, 2016, “Investigation of Performance and Emiission Characteristic of

a Biogas Fuelled Electric Generator Integrated with Solar Concentrated

Photovoltaic System”, India : Institute of Techonology Madras.


Megawati, dkk, (2015) “Pengaruh Penambahan Em4 (Effective Microorganism-4)

Pada Pembuatan Biogas Dari Eceng Gondok dan Rumen Sap”. Semarang :

Universitas Negeri Semarang.

Pulkrabek, Willard W., 1997 “Engineering Fundamentals of the Internal

Combuastion Engine”, Prentice Hall, New Jersey.

Dewan Redaksi Bharatara, 1985 “Biogas Cara Membuat dan Manfaatnya”, Jakarta

: Bharatara Karya Aksara.

Anda mungkin juga menyukai