Kedudukan Adat Dalam Hukum Di Indonesia
Kedudukan Adat Dalam Hukum Di Indonesia
2) Syarat Idealitas, yaitu sesuai dengan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia,
dan keberlakuan diatur dalam undang-undang;
Pasal 28 I ayat (3) UUD 1945 menegaskan bahwa “Identitas budaya dan
hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban”.
B. Kedudukan Hukum Adat dalam Putusan Hakim
1. Hendaklah hukum adat kekeluargaan dan kewarisan lebih diperkembangkan ke
arah hukum yang bersifat bilateral/parental yang memberikan kedudukan yang
sederajat antara pria dan wanita.
2. Dalam rangka pembinaan Hukum Perdata Nasional hendaknya diadakan publikasi
jurisprudensi yang teratur dan tersebar luas.
3. Dalam hal terdapat pertentangan antara undang-undang dengan hukum adat
hendaknya hakim memutus berdasarkan undang-undang dengan bijaksana.
4. Demi terbinanya Hukum Perdata Nasional yang sesuai dengan politik hukum
negara kita, diperlukan hakim-hakim yang berorientasi pada pembinaan hukum.
5. Perdamaian dan kedamaian adalah tujuan tiap masyarakat karena itu tiap sengketa
Hukum hendaklah diusahakan didamaikan.
Dalam kesimpukan-kesimpulan seminar Hukum Adat dan Pembinaan
Hukum Nasional di Yogyakarta tahun 1975 di atas telah dijelaskan secara rinci
dimanakah sebenarnya kedudukan hukum adat dalam tata hukum nasional di
Indonesia. Hasil seminar diatas diharapkan dapat menjadi acuan dalam
pengembangan hukum adat selanjutnya mengingat kedudukan hukum adat dalam
tata hukum nasional di Indonesia sangat penting dan mempunyai peranan baik
dalam sistem hukum nasional di Indonesia, dalam perundang-undangan, maupun
dalam putusan hakim.
(Sumber : http://juniafarma.blogspot.co.id/2012/02/hukum-adat.html)