Anda di halaman 1dari 23

1.

) SISTEM MENDELEEV

Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun. Tabel sistem periodik ini
merupakan hasil karya dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia dan Julius
Lothar Meyer dari Jerman. Mereka berkarya secara terpisah dan menghasilkan tabel yang
serupa pada waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil kerjanya pada
Himpunan Kimia Rusia pada awal tahun 1869, dan tabel periodik Meyer baru muncul
pada bulan Desember 1869.

Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka ia dianggap
sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering disebut juga sebagai sistem periodik
unsur pendek. Sistem periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan
kemiripan sifat. Sistem periodik Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal ilmiah
Annalen der Chemie pada tahun 1871.

Hal penting yang terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:
a. dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih paling kurang
dua atau satu satuan;
b. terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44, 68, 72, dan 100;
c. dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
d. dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa unsur, contohnya
Cr = 52,0 bukan 43,3.

a. Kelebihan sistem periodik Mendeleev


1) Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.
2) Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.
3) Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah
mempunyai tempat yang kosong.

b. Kekurangan sistem periodik Mendeleev


1) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128)
sebelum I (127).
3) Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1 dan 4
sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat.
4) Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
5) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.
CONTOH SOAL
1. Susunan Berkala unsur-unsur Mendeleyev disusun berdasarkan ....
a. Sifat kimia unsur
b. Susunan elektron unsur-unsur
c. Kenaikan nomor atom
d. Kenaikan nomor massa unsur-unsur
e. Sifat logam dan non logam
Penyelesaian:
Mendeleev menyusun unsur-unsur tersebut berdasarkan kenaikan massa atomnya untuk
membentuk sesuatu yang sangat mirip dengan tabel periodik modern yang kita kenal saat
ini. Bahkan, Mendeleev dapat meramalkan sifat-sifat dari beberapa unsur yang belum
ditemukan saat itu.
Jawaban: D

2. Kelemahan pengelompokan unsur oleh Newlans adalah....


a. Unsur yang sifatnya sama lebih dari 3
b. Terlalu umum
c. Tersedia tempat yang kosong
d. Sulit dipelajari
e. Terdapat beberapa unsur yang tidak sesuai dengan oktaf.
Penyelesaian:
J. Newlands mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatif. Newlandsmengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf. Ia menyatakan
bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf
yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur
yang massa atomnya sangat besar.
Jawaban: E

3. Nomor atom unsur-unsur P. Q, R dan S berturut-turut adalah 20, 19, 18 dan 12. Unsur-
unsur yang terletak pada golongan yang sama adalah …
a. P dan Q
b. Q dan R
c. R dan S
d. P dan S
e. Q dan S
Penyelesaian:
K L M N Golongan,Periode
20P 2 8 8 2 IIA, 4
19Q 2 8 8 1 IA, 4
18R 2 8 8 VIIIA, 3
12S 2 8 2 IIA, 3
Berdasarkan data tersebut, unsure-unsur yang terletak pada golongan yang sama adalah P
dan S.
Jawaban: D

4. Diketahui nomor atom unsur X =12 dan nomor atom unsur Y = 15. Manakah dari
pernyataan berikut yang benar mengenai kedua unsur itu?
a. Jari-jari atom unsur Y lebih besar daripada jari-jari atom unsur X
b. energi ionisasi unsur X lebih besar daripada energi ionisasi unsur Y
c. elektron valensi unsur X sama dengan elektron valensi unsur Y
d. keelektronegatifan unsur X lebih kecil daripada keelektronegatifan unsur Y
e. daya tarik elektron unsur X lebih besar daripada daya tarik elektron unsur Y
Penyelesaian:
Berdasarkan nomor atom tersebut unsur X berada di sebelah kiri dan unsur Y berada di
sebelah kanan.
X Y
Jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil(A bukan jawaban)
Energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan semain besar. Energi ionisasi adalah energy
minimum yang diperlukan oleh suatu atom dalam bentuk gas untuk melepaskan elektron
yang terikat paling lemah. Energi ionisasi dari kiri kenan semakin bertamabah karena,
ajri-jari atom semakin pendek, sedangkan muatan intinya besar. Dengan bertambahnya
muatan inti, daya tarik inti terhadap elektron makin kuat, akibatnya elektron makin sukar
dilepaskan.(B bukan jawaban).
C dan E bukan merupakan jawaban karena Elektron valensi unsure X tidak sama dengan
elektron valensi unsur Y, dan daa tarik unsur X lebih kecil daripada daya tarik elektron
unsur Y.
Keelektronegativan unsur dari kiri ke kanan makin besar. Hal itu disebabkan dari kiri ke
kanan muatan inti bertambah, sedangkan jari-jari atom makin kecil. Akibatnya, daya inti
terhadap elektron makin besar .Jadi, keelektronegatifan unsur X lebih kecil daripada
keelektronegatifan unsur Y.
Jawaban: D

5. Unsur P dan Q mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:


P:2 8 7 Q:2 8 1
Manakah satu di antara pernyataan berikut yang benar tentang kedua unsur tersebut?
a. unsur P dan Q terletak satu golongan dalam sistem periodik
b. unsur P mempunyai jari-jari atom lebih besar daripada unsur Q
c. unsur P mempunyai energi ionisasi lebih besar daripada unsur Q
d. unsur P lebih mudah membentuk ion positif daripada unsur Q
e. unsur P tergolong logam sedangkan unsur Q tergolong non logam

Penyelesaian:
Unsur P memiliki elektron valensi 7, berarti unsur P terletak dalam golongan VIIA
periode 3.
Unsur Q memiliki elektron valensi 1, berarti unsur Q terletak dalam golongan IA, periode
3
(Pilihan jawaban A salah).
Unsur Q terletak disebelah kiri unsur P, sehingga unsur P mempunyai energy ionisasi
lebih besar daripada unsur Q. (pilihan jawaban C benar).
Unsur Q lebih mudah membentuk ion positif daripada unsur P. (D salah)
Unsur Q mempunyai jari-jari atom lebih besar dari unsur P. (B salah).
Sifat suatu unsur bergantung pada distribusi elektronnya. Unsur-unsur yang elektron
valensinya kecil ( 3) bersifat logam. Sementara itu, unsur – unsure yang elektron
valensinya besar ( 4) bersifat non logam. Jadi, unsure P bersifat non logam dan Q bersifat
logam (pilihan E salah).
Jawaban: C
2.) ISOTOP
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama,tetapi memiliki massa
atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutron berbeda.
Sebagai contoh, atom oksigen memiliki tiga isotop, yaitu:
8O16 , 8O17 , 8O18

Berdasarkan sifat – sifat yang dimilikinya, unsur radioaktif dapat memberikan manfaat
dalam berbagai bidang, selain dampak negatif yang ditimbulkan akibat panggunaan unsur
radioaktif tersebut. Apa kegunaan dan bahaya unsur radioaktif? Unsur radioaktif secara
umum dapat digolongkan menjadi radioaktif alami dan radioaktif buatan. Unsur
radioaktif alami terdapat di alam dan dalam tubuh mahluk hidup, sedangkan unsur
radioaktif buatan di peroleh dengan cara reaksi inti.penggunaan radioaktif bergantung
pada kebijaksanaan ummat manusia karena radioaktif dapat digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan, atau sebaliknya dapat digunakan untuk membuat
kehancuran.
a. penggunaan isotop radioaktif dalam bidang kesehatan
dalam bidang kesehatan, isotop radioaktif dapat di gunakan sebagai perunut ( tracer )
untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu, radiasi dari
isotop radioaktif tertentu juga dapat digunakan untuk membunuh sel – sel kanker
sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker
tersebut. Berikut iniadalah contoh beberapa isotop radioaktif yang dapat digunakan dalam
bidang kesehatan.
1) Iodium – 131 (1 – 131 )
1 – 131 digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok dan untuk
mendeteksi jaringan kanker pada otak.
2) Kobalt – 60 ( Co – 60 )
Pemancaran sinar gamma Co – 60 digunaka untuk membunuh sel – sel kanker. Co – 60
juga dapat digunakan untuk pangobatan penyakit leukimia.
3) Teknetium – 99 ( Tc – 99 )
Tc – 99 digunakan untuk membunuh sel sel kanker.
4) Talium – 201 ( Tl – 201 )
Tl – 201 digunakan untuk mendeteksi pengakit jantung dan pembuluh darah.
5) As – 74
As – 74 digunakan untuk mendeteksi letak kanker otak
6) Besi – 59 ( Fe – 59 )
Fe – 59 digunakan untuk menpelajari proses pembentukan sel darah merah
7) Fosforus – 32 ( P – 32 )
P – 32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycyhemia rubavera, yaitu pembentukan
sel darah merah yang berlebihan. Di dalam penggunaannya isotop P – 32 disuntikkan
kedalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat
pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang.
Sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat – alat yang kedokteran yang
sudah dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik. Sebenarnya
sebelum dikemas alat suntik sudah disterilkan, tetapi pada proses pengemasan masih
mungkin terjadi kontaminasi sehingga setelah alat suntik tersebutdikemas dan ditutup
rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma.
b. penggunaan isotop radioaktif pada industri pengawetan makanan.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan pada pengawetan makanan melalui dua cara
1) Membasmi mikroorganisme, misalnya, pada pengawetan rempah – rempah, seperti
merica, ketumbar, dan kemiri.
2) Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembangbiak
dengan pembentukan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe dan kungit
c. Penggunaan isotop radioaktif untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa – pipa yang ditanam di dalam tanah, biasanya
digunakan isotop radioaktif Na – 24 dalam bentuk garan NaCl atau Na2CO3. Radio
isotop Na – 24 inti dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan
menggunakan alat pencaca radio aktif geiger cunter.
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung radio isotop
Na – 24 dilarutkan kedalam air kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa
dengan geiger counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya
kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan
logam pada pembutan rangka pesawat terbang.
d. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang pertanian
Untuk mendorong kemajuan di bidang pertanian di perlukan teknik pemupukan yang
baik, pemberantasan hama tanaman yang tepat, dan penggunaan bibit unggul.
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan
radioisotop Nitrogen – 15 ( N – 15 ). Pupuk yang mengandung N – 15 di pantau dengan
alat pancaca jika pancaca tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sepenuhnya
sudah di serap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya
dilakukan. dari upuya ini akan diketahui janka waktu pemupukan yang diperlukan dan
sesuai dengan usia tanaman.
Radio isotop juga dapat digunakan dalam upaya pemberantasan hama. Radioisotop
dapat meradiasi sel – sel kelamin hama jantan sehingga menjadi mandul. Selanjutnya,
hama – hama jantan yang mandul ini di lepas kembali sehingga hama betina tidak akan
dapat berkembang biak
a. Stroberi tampa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari
b. Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi
dengan cara radiasi
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang pertanian adalah untuk pembuatan bibit
unggul. Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman dari
proses mutasi ini diharapkan dapat dperoleh tanaman dengan sifat – sifat yang
menguntungkan misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki
tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang
masa simpan produk – produk pertanian.
e. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang hidrologi
Dalam bidang hidrologi, radioisotop digunakan untuk menguji kecepatan aliran sungai
atau aliran lumpur. Isotop radioaktif ini dapat digunakan untuk mengukur debit air.
Biasanya, isotop radioaktif natrium – 24 (Na – 24 ) digunakan untuk membentuk garam
NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan dalam air atau lumpur yang di teliti
debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi diperiksa sehingga waktu
yang di perlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui.
f. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang biologi
Dalam bidang biologi isotop radioaktif dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi fotosintesis. Isotop radioaktif ini berupa karbon – 14 ( C – 14 ) atau oksigen – 18
( O – 18 ). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal – asul atom oksigen ( dari
CO2 atau dari H2O ) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang
dihasilkan pada proses fotosintesis.
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Kegunaan lain isotop radioaktif dalam bidang biologi sebagai berikut.
1) Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
2) Mempelajari pengaruh unsur – unsur hara selain unsur – unsur N, P, dan K terhadap
perkembangan tumbuhan.
3) Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapat bibit unggul
g. Penggunaan isotop radioaktif dalam bidang kimia
Dalam bidang kimia, isotop radioaktif dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme
reaksi kimia, misalnya isotop radioaktif oksigen – 18 ( O – 18 ) digunakan untuk
mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi. Atom O yang
membentuk senyawa H2O berasal dari karbohidrat. Adapun, atom O yang membentuk
senyawa ester berasal dar alkohol.
h. Penggunaan isotop radioaktif untuk pembangkit tenaga listrik
Reaksi inti menghasilkan energi yang sangat besar. Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir ( PLTN ), energi ini digunakan untuk memanaskan air sehingga terbentuk uap.
Kemudian, uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin. Pergerakan turbin merupakan
energi mekanik yang dapat memberi kemampuan generator untuk mengubah energi
mekanik tersebut menjadi energi listrik. Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di
dalam suatu reaktor nuklir.
CONTOH SOAL
1.) Diketahui di alam terdapat 59,98% isotop . Bila Ar Cl 36,2 dan
Cl mempunyai 2 isotop, maka nomormassa isotop yang lain adalah ….
Penyelesaian
Cl ke-1 = 59,98% –>NM = 36,2

Cl ke-2 = (100 – 59,98)%

= 40,02 % –> NM= …?

Ar Cl = (%Cl-1. Massa Cl-1) + (%Cl-2. Massa Cl-2)


36,2 = (59,98%. 37) + (40,02%. NM Cl-2)
36,2 = (22,19926) + (40,02%. NM Cl-2)
NM Cl-2 = 35,001
= dibulatkan menjadi 35 sehingga Nomor massa isotop yang
lain adalah 35

2.) Penembakan Cd dengan ppartikel neutron menghasilkan isotop Cd dan …


Pembahasan :
Cd + n → Cd + γ
Jumlah nomor massa dan nomor atom pereaksi sama dengan hasil reaksi.

3.) Suatu nuklida Po ditembakan dengan sinar alpha menurut reaksi :


Po + α → X + n , maka nomor atom dan bilangan massa Nuklida X adalah…
Pembahasan :
Po + α → X + n
Po + He → X + n
nomor atom= 92, bilangan massa = 237

4.) Suatu unsur X dapat memancarkan 5 kali sinar alpha, sehingga terbentuklah unsur Y.
Maka banyaknya neutron unsur Y adalah…
Pembahasan :
X → Y + 5α
X→Y+5α
electron = 80
proton = 80
neutron = 215 – 80 = 135

5.) Suatu radioaktif mempunyai waktu paruh 18 hari. Jika unsur radioaktif tersebut
disimpan selama 72 hari, maka sisa unsur radioaktif tersebut adalah…
Pembahasan
Bila dalam presentase, maka No = 100%
N = 100%
N = 100% = = 6,25%
3.) SISTEM PARTIKEL INTI
Inti atom merupakan partikel yang memiliki massa dan bermuatan positif. Sifat-sifat
utama dari atom secara keseluruhan akan memengaruhi sifat zatnya. Jadi, untuk
mengetahui sifat-sifat molekul suatu zat akan lebih baik jika kita mempelajarinya mulai
dari struktur inti zat yang bersangkutan.

Struktur inti terdiri atas proton dan neutron yang disebut nukleon. Pada tahun 1911,
berdasarkan eksperimen yang dilakukannya, Rutherford berpendapat bahwa muatan
positif atom dikonsentrasikan di pusat atom sebagai inti atom. Kemudian, ia melakukan
eksperimen dengan menembakkan partikel alfa pada atom yang diamati. Berdasarkan
pengamatannya, partikel yang ditembakkan dihamburkan. Dari percobaan hamburan ini
diambil kesimpulan mengenai distribusi muatan listrik yang ada di dalam atom sasaran.
Pada saat itu, Rutherford belum bisa menjelaskan tentang kestabilan inti atom sehingga
gerak elektron di dalam atom belum bisa dijelaskan. Tidak lama kemudian Niels Bohr
mengembangkan teori mengenai struktur atom berdasarkan penemuanpenemuan
terdahulu. Sampai sekarang model atom Bohr-Rutherford terus dikembangkan dalam
fisika nuklir.

Semua atom dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang
dikandungnya. Jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur disebut nomor atom (Z).

Gambar 2. Struktur inti atom.


Dalam suatu atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga nomor
atom juga menandakan jumlah elektron yang ada dalam atom. Nomor massa (A) adalah
jumlah total neutron dan proton yang ada dalam inti atom suatu unsur. Secara umum
sebuah inti atom dinotasikan:
Jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih antara nomor massa dan nomor
atom, atau A – Z. Sebuah atom memiliki tiga komponen dasar yang sangat penting yaitu
elektron, proton, dan neutron. Tabel 1. menunjukkan massa dan muatan dari ketiga
partikel tersebut.

Tabel 1. Massa dan muatan partikel subatom

Partikel Massa (g) Muatan


Coulomb Satuan Massa
Elektron 9,10939 x 10-28 - 1,6022 x 10-29 -1
Proton 1,67262 x 10-24 + 1,6022 x 10-29 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 0 0

1.1. Massa Atom

Massa suatu atom berhubungan erat dengan jumlah elektron, proton, dan neutron yang
dimiliki atom tersebut. Berdasarkan perjanjian internasional, satu atom dari isotop karbon
(disebut karbon-12) yang mempunyai enam proton dan enam neutron memiliki massa
tepat 12 satuan massa atom (sma). Atom karbon-12 ini dipakai sebagai standar, sehingga
satu satuan massa atom didefinisikan sebagai suatu massa yang besarnya tepat sama
dengan seperduabelas massa dari satu atom karbon-12. Massa satu atom karbon-12 = 1
sma.

1 sma = massa satu atom karbon-12 / 12 = 1,66056 × 10-27 kg

Satuan massa atom juga dapat dinyatakan berdasarkan prinsip kesetaraan massa dan
energi yang dikemukakan oleh Einstein. Sehingga diperoleh:

Inti sebuah massa atom hampir mengandung seluruh massanya. Hal ini karena inti
merupakan tempat terkonsentrasi seluruh massa atom (sesuai model atom Rutherford).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur massa atom disebut spektrometer massa,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Skema spektrometer massa.
Pada sebuah spektrometer massa, suatu sampel gas ditembak oleh aliran elektron
berenergi tinggi. Tumbukan antara elektron dan atom (atau molekul) gas menghasilkan
ion positif dengan terlepasnya satu elektron dari tiap atom atau molekul. Ion-ion tersebut
sampai pada sebuah detektor, yang mencatat arus listrik dari tiap jenis ion.

Jumlah arus listrik yang dihasilkan sebanding dengan jumlah ion, sehingga dapat
ditentukan kelimpahan relatif dari isotop-isotopnya.

1.2. Defek Massa

Defek massa menunjukkan selisih antara massa diam sebuah inti atom dan jumlah
seluruh massa diam masing-masing nukleonnya dalam keadaan tak terikat. Jadi, defek
massa adalah kesetaraan massa energi ikat berdasarkan persamaan massa-energi.

Isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah neutron (A – Z ) memiliki massa inti sebesar:

mi = Z.mp + (A – Z ) mn ...................................... (1)

Dengan mp adalah massa proton dan mn adalah massa neutron. Berdasarkan pengukuran
diperoleh hasil bahwa massa inti atom lebih kecil daripada massa nukleon. Menurut
hukum kesetaraan massa dan energi, besarnya defek massa dinyatakan:

m = Z.mp + (A – Z ) mn – mi ................................. (2)

Defek massa atau susut massa timbul karena untuk menyusun inti diperlukan energi yang
mengikat semua nukleon, yang disebut energi ikat (binding energy), yang diperoleh dari
massa inti. Berdasarkan teori relativitas Einstein mengenai kesetaraan antara massa dan
energi diberikan oleh:
ΔE = (Δm). c2 ......................................................... (3)

dengan c adalah kecepatan cahaya.

Derek massa Δm dinyatakan dalam sma, maka energi ikat Δe dirumuskan: ΔE = Δm (931
MeV/sma)

1.3. Ukuran dan Bentuk Inti Atom

Eksperimen hamburan Rutherford membuktikan bahwa inti mempunyai ukuran dan


bentuk. Volume inti berbagai atom mempunyai nilai yang berbanding lurus dengan
banyaknya nukleon yang dikandungnya. Hal ini berarti kerapatan nukleonnya hampir
sama dalam bagian dalam inti. Inti atom tidak mempunyai permukaan yang jelas.
Meskipun demikian, sebuah inti atom tetap mempunyai jari-jari rata-rata. Jari-jari inti
bergantung pada massa, jumlah proton, dan neutron. Jari-jari inti dirumuskan secara
empiris sebagai suatu pendekatan, yaitu:

R = R0. A1/3 ...................................................... (4)

dengan:

A = nomor massa atom


R = jari-jari inti (fm)
R0 = 1,2 × 10-15 m

Inti suatu atom telah kita anggap sebagai bola. Tetapi, pada kenyataannya beberapa inti
atom mempunyai distribusi muatan tidak simetri bola. Oleh karena volume bola
berbanding lurus dengan R 3, maka persamaan (4) menunjukkan bahwa volume inti
berbanding lurus dengan nomor massanya. Karena itu, untuk semua inti kecepatannya
berbanding lurus dengan AR 3, sehingga dengan pendekatan tertentu, semua inti
mempunyai kerapatan yang sama, yaitu:

ρ = m/v
Kerapatan inti mempunyai nilai konstan di bagian dalam inti dan nilai tersebut akan
berkurang menuju nol di seluruh daerah permukaan yang kabur.

Sifat-sifat kimia karbon ditentukan oleh enam muatan negatifnya. Dalam atom karbon-
12, inti juga mempunyai enam neutron, yang massanya kira-kira sama dengan proton,
membuat bilangan massa atom 12.

1.4. Energi Ikat Inti dan Stabilitas Inti Atom

Pada umumnya, inti yang memiliki nukleon yang lebih besar memiliki tingkat stabilitas
inti yang rendah. Sehingga, tingkat stabilitas suatu inti ternyata tidak selalu ditentukan
oleh besarnya energi ikat inti.

Gambar 4. Energi ikat per nukleon unsur-unsur dengan nomor atom.


Karena itu, besarnya energi yang berhubungan langsung dengan stabilitas inti adalah
energi ikat per nukleon yang besarnya dapat dihitung melalui persamaan:

En = E/A

dengan:

En = energi ikat per nukleon (MeV)


E = energi ikat inti (MeV)
A = jumlah nukleon
1.5. Gaya Inti Atom

Gaya Inti adalah gaya yang mengikat nukleonnukleon, dengan kata lain gaya
antarnukleon. Gaya Inti ternyata amat kuat tetapi jangkauannya amat pendek, dan tidak
tergantung jenis nukleon, yaitu gaya antara proton dengan proton sama dengan gaya
antara proton dengan neutron, maupun antara neutron dengan neutron. Ini berarti, bahwa
gaya inti tidak bergantung pada muatan listrik nukleon (charge independent).
Selanjutnya, ternyata gaya inti itu bersifat jenuh (saturated), yaitu setiap nukleon hanya
tarik-menarik dengan nukleon di sekitarnya, seperti halnya gaya Van der Walls
antarmolekul cairan. Sifat jenuh gaya inti ini diamati berdasarkan kejenuhan tenaga ikat
per nukleon yang sekitar 8 MeV untuk semua unsur yang bilangan massanya A melebihi
60, seperti yang diperlihatkan oleh grafik pada Gambar 11.3.

CONTOH SOAL
1.) Berapakah kerapatan inti dari ?

Penyelesaian:
Dengan anggapan inti berbentuk bola, maka volumenya V = 4/3 π R3, sehingga:

Dari data massa atom adalah 15,995 sma; hidrogen 1,0078 sma; dan neutron 1,0087
sma. Tentukan:

2.) massa total partikel pembentuk,

3.) defek massa,

4.) energi ikat inti oksigen,

5.) energi ikat rata-rata per nukleon!

Penyelesaian:

Besaran yang diketahui:

mi = 15,995 sma
mp = mH = 1,0078 sma
mn = 1,0087 sma
Z=8
A = 16

neutron = A – Z = 16 – 8 = 8

2.) Massa total nukleon = massa total proton + massa total neutron
= 8 mp + 8 mn
= 8 (mp + mn)
= 8 (1,0078 + 1,0087)
= 16,132 sma

3.) m = Z.mp + ( A – Z ) mn – mi
= 8 (1,0078) + (16 – 8) (1,0087) – 15,995
= 0,137 sma

4.) E = m (931 MeV/sma)


= (0,137 sma) (931,5 MeV/sma)
= 127,62 MeV

5.) En = E/A = 127,62 MeV / 16 nukleon = 7,97625 MeV/nukleon

4.) KONFIGURASI ELEKTRON


Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan elektron-
elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.[1] Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan
sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron
tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu
yang bernilai kompleks. Menurutinterpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi
sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang
menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi
sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai
absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya
dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas
larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati
sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital
yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu
pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam
menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.

Orbital-orbital molekul dan atom electron

Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model
atom model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun
sudah terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekania kuantum elektron.
Berdasarkanasas larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua
elektron. Namun pada kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras
energi yang sama (dikatakan berdegenerasi), dan orbital-orbital ini dihitung bersama
dalam konfigurasi elektron.
Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan
kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d
semuanya merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat
menampung 2n2 elektron; kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua
8 elektron, dan kelopak ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.
Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label
orbital yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan lyang sama. Sehingga tiga orbital 2p
membentuk satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron
yang dapat ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak
"s" dapat menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron,
dan subkelopak "f" 14 elektron.
Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari
persamaan mekanika kuantum,[2] terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa
tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada
keempatbilangan kuantumnya.

Para fisikawan dan kimiawan menggunakan notasi standar untuk mendeskripsikan


konfigurasi-konfigurasi elektron atom dan molekul. Untuk atom, notasinya terdiri dari
untaian label orbital atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan jumlah elektron dituliskan pada
setiap orbital (atau sekelompok orbital yang mempunyai label yang sama). Sebagai
contoh, hidrogen mempunyai satu elektron pada orbital s kelopak pertama, sehingga
konfigurasinya ditulis sebagai 1s1. Litium mempunyai dua elektron pada subkelopak 1s
dan satu elektron pada subkelopak 2s, sehingga konfigurasi elektronnya ditulis sebagai
1s2 2s1. Fosfor (bilangan atom 15) mempunyai konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang, sehingga
notasi yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor, misalnya, berbeda
dari neon (1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga. Sehingga konfigurasi
elektron neon dapat digunakan untuk menyingkat konfigurasi elektron fosfor. Konfigurasi
elektron fosfor kemudian dapat ditulis: [Ne] 3s2 3p3. Konvensi ini sangat berguna karena
elektron-elektron pada kelopak terluar sajalah yang paling menentukan sifat-sifat kimiawi
sebuah unsur.
Urutan penulisan orbital tidaklah tetap, beberapa sumber mengelompokkan semua orbital
dengan nilai n yang sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti urutan
berdasarkan asas Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi dapat ditulis sebagai
[Ar] 3d6 4s2ataupun [Ar] 4s2 3d6 (mengikuti asas Aufbau).
Adalah umum untuk menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f" ditulis miring,
walaupaun IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan huruf "s", "p", "d",
"f" berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis spektra, yakni "sharp",
"principal", "diffuse", dan "fundamental". Setelah "f", label selanjutnya diikuti secara
alfabetis, yakni "g", "h", "i", ...dst, walaupun orbital-orbital ini belum ditemukan.
Konfigurasi elektron molekul ditulis dengan cara yang sama, kecuali bahwa label orbital
molekullah yang digunakan, dan bukannya label orbital atom.
Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa periodisitas pada
sifat-sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik atom tersebut.
[4]
Pengajuannya didasarkan pada model atom Bohr, yang mana kelopak-kelopak
elektronnya merupakan orbit dengan jarak yang tetap dari inti atom. Konfigurasi awal
Bohr berbeda dengan konfigurasi yang sekarang digunakan:sulfur berkonfigurasi 2.4.4.6
daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.
Satu tahun kemudian, E. C. Stoner memasukkan bilangan kuantum ketiga Sommerfeld ke
dalam deskripsi kelopak elektron, dan dengan benar memprediksi struktur kelopak sulfur
sebagai 2.8.6.[5] Walaupun demikian, baik sistem Bohr maupun sistem Stoner tidak dapat
menjelaskan dengan baik perubahan spektra atom dalam medan magnet (efek Zeeman).
Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada
temannya Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya menyelamatkan teori kuantum
(sistem yang sekarang dikenal sebagai "teori kuantum lama"). Pauli menyadari bahwa
efek Zeeman haruslah hanya diakibatkan oleh elektron-elektron terluar atom. Ia juga
dapat menghasilkan kembali struktur kelopak Stoner, namun dengan struktur subkelopak
yang benar dengan pemasukan sebuah bilangan kuantum keempat dan asas
larangannya (1925):

It should be forbidden for more than one electron with the same value of the main
quantum number n to have the same value for the other three quantum
numbers k [l], j [ml] and m [ms].

Adalah tidak diperbolehkan untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan
kuantum utama n yang sama memiliki nilai tiga bilangan kuantum k [l], j [ml]
dan m [ms] yang sama.

Persamaan Schrödinger yang dipublikasikan tahun 1926 menghasilkan tiga dari empat
bilangan kuantum sebagai konsekuensi penyelesainnya untuk atom hidrogen:
[2]
penyelesaian ini menghasilkan orbital-orbital atom yang dapat kita temukan dalam
buku-buku teks kimia. Kajian spektra atom mengizinkan konfigurasi elektron atom untuk
dapat ditentukan secara eksperimen, yang pada akhirnya menghasilkan kaidah empiris
(dikenal sebagai kaidah Madelung (1936)[7]) untuk urutan orbital atom mana yang
terlebih dahulu diisi elektron.

Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi")
adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Ia dapat dinyatakan
sebagai:[8]

Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu
sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.
Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama;
ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas
Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali
dinyatakan oleh Erwin Madelungpada tahun 1936.[7][9]

1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;


2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital
yang pertama diisi adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.

Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,
ke proton dan neutron dalam inti atom.
Bentuk tabel periodik berhubungan dekat dengan konfigurasi elektron atom unsur-unsur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron [E] ns2 (dengan
[E] adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia.
Kelopak elektron terluar atom sering dirujuk sebagai "kelopak valensi" dan menentukan
sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah
diketahui satu abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi elektron ada.

Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap, baik
untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-orbital
atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron.
Namun, energi elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron
dalam atom (atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk
sebuah sistem dengan elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok
penyelesaian banyak elektron, yang tidak dapat dihitung secara eksak [11] (walaupun
terdapat pendekatan matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).

Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam
kimia logam transisi. Kalium dan kalsiummuncul dalam tabel periodik sebelum logam
transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih
dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s
memiliki nilai n+l = 4 (n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l = 5 (n = 3, l = 2).
Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan
[Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke orbital 3d untuk
menghasilkan subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus ini, penjelasan yang
diberikan adalah "subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan
elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk
ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan
dari 4s. Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium
heksakarbonildapat dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan
oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon monoksida; ia
6
bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d , yang berarti bahwa
orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d ketika bersenyawa. Pergantian
elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara universal pada deret pertama logam-
logam transisi.[12]
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital
atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital
lainnya. Jika begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p,
seperti pada hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.

Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih
berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai
pengecualian ini. Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini
menggunakan perhitungan Hartree-Fock,[13] yang merupakan metode pendekatan dengan
melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat,
diperlukan juga keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom, karena
elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini[14] cenderung menurunkan energi orbital s
terhadap orbital atom lainnya.

Tabel Konfigurasi Elektron

CONTOH SOAL
1.) Unsur 56 X dengan konfigurasi electron , yaitu 56 X=[Xe] 6s².Harga keempat
bilangan kuantum electron valensi dari atom X adalah ?

56 X =[Xe]6s²
n=6 ; l=0 ; m=0 ; s=-1/2

2.) Terdapat unsur (x=32) tentukan keempat bilangan kuantum pada electron terluar
dan kulit terluar!

32 X = [Ar] 4s²3d¹⁰4p² maka,4p²


S=0;l=1;n=4;m=0

3.) Tentukan 4 bilangan kuantum dari electron terakhir untuk atom X dengan nomer
atom 38!

38=[Kr]5s²
n=5 ; l=0 ; m=0 ; s=-1/2

4.) Unsur X bernomor atom 8, maka harga keempat bilangan kuantum elektron
terakhir unsure tersebut adalah …

Unsur X mempunyai nomor atom = 8. Konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p4` m


= -1 0 +1
Jadi 4 bilka untuk elektron terakhir adalah : n =2; l=1; m = -1; s = -1/2

5.) Dua buah unsur memiliki notasi dan . Diagram orbital yang paling tepat untuk
elektron terakhir dari unsur X adalah … (Nomor atom Ar= 18, Kr = 36, Ne = 10)

Diket: (nomor atom Ar = 18, Kr = 36, Ne = 10)

Nomor atom = 13
Konfigurasi elektron:
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
= [Ne] 3s2 3p1
Diagram orbital: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Karena elektron valensinya berakhir pada subkulit 3p1, maka pada diagram
orbital 3p hanya terisi 1 elektron.
Jadi, = [Ne]

Anda mungkin juga menyukai