Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ORAL HYGIENE

BELLA YUSMILASIA
PO.71202190008

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN JAMBI
PRODI PROFESI NERS
T.A 2019/2020
BAB I

KONSEP DASAR KEBERSIHAN MULUT (ORAL HYGIENE)

A. Pengertian

Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan
gusi (Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al (dalam Shocker, 2008), oral
hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa
mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membran mulut dan bibir.

Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), oral hygiene merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan
oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak
mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Menurut Perry, ddk (2005), pemberian asuhan keperawatan untuk
membersihkan mulut pasien sedikitnya dua kali sehari.

B. Tujuan

Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene adalah sebagai
berikut:
1. Mencegah penyakit gigi dan mulut
2. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
3. Mempertinggi daya tahan tubuh
4. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral hygiene, adalah:
1. Mencegah infeksi gusi dan gigi.
2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
3. Agar mulut tetap bersih / tidak berbau.
4. Mencegah infeksi mulut, bibir dan lidah pecah-pecah stomatitis.
5. Meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Melaksanakan kebersihan perorangan.
7. Merupakan suatu usaha pengobatan.

C. Bahaya kurangya kebersihan mulut

Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah penumpukan plak
dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi. Akumulasi plak bakteri pada gigi
karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor penyebab dari masalah utama kesehatan
rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri
penghasil asam pada permukaan gigi.

Asam demineralizes email gigi menyebabkan kerusakan gigi (gigi berlubang). Plak
gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi menyebabkan penyakit gusi dan
periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut, seperti sariawan, mulut luka, bau mulut dan
lain-lain dianggap sebagai efek dari kesehatan rongga mulut yang buruk. Sebagian besar
masalah gigi dan mulut dapat dihindari hanya dengan menjaga kebersihan mulut yang baik
(Forthnet, 2010).
D. Cara menjaga oral hygiene

Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam
menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
1. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan
pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal adalah
umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian
lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada pasien yang
tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus handuk atau kasa pada ujung
batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
2. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur, seperti
metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur-kumur yang
lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
3. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-
sela gigi.
4. Pembersih lidah
5. Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Oral Hygiene

1. Status Sosial Ekonomi


Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan klien
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat mempengaruhi
praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mendapatkan
praktik oral hygiene dari orang tua mereka.
3. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi kebutuhan
hygiene pribadi. Pengetahuan tentang oral hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik oral hygiene. Kendati demikian, pengetahuan
itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk melakukan oral
hygiene.
4. Status Kesehatan
Klien paralisis atau memiliki restriksi fisik pada tangan mengalami penurunan
kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan untuk melakukan hygiene
5. Cacat Jasmani / Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.

F. Akibat Tidak Dilakukannya Oral Hygiene

1. Masalah umum

a) Karries gigi
Karries gigi merupakan masalah umum pada orang muda, perkembangan
lubang merupakan proses patologi yang mellibatkan kerusakan email gigi
dikarenakan kekurangan kalsium.
b) Penyakit periodontal
Adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran
periodontal.
c) Plak
Adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi
pada margin gusi.
d) Halitosis
Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga mulut
akibat hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau proses infeksi.
Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya
adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
e) Keilosis
Merupakan gangguan bibir retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
vitamin, nafas mulut, dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan
keilosis.

2. Masalah mulut lain

a) Stomatitis
Kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, defisiensi
vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan obat
kemoterapi.
b) Glosisitis
Peradangan lidah hasil karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau
gigitan.
c) Gingivitis
Peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang buruk, defisiensi
vitamin, atau diabetes mellitus. Perawatan mulut khusus merupakan
keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut
yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi.

G. Penilaian Kebersihan Mulut


Kebersihan mulut merupakan suatu tindakan atau perilaku perawatan mulut
untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene. Dimana dalam kebersihan
mulut yang dilakukan seseorang untuk keluarga ataupun orang lain disekitarnya
menggunakan standar lulus pengujian perilaku kebersihan mulut yang diklasifikasikan
dengan menggunakan range nilai kuesioner skala likert < 50% dikatakan buruk
(negatif) sedangkan >50% dikatakan baik (positif) dalam suatu kegiatan atau pun
tindakan kebersihan mulut.
BAB II

PROSEDUR TINDAKAN PERAWATAN MULUT (ORAL HYGIENE)

Penanganan perawatan rongga mulut (oral hygiene) memiliki prosedur tindakan standar yang
harus diikuti dari standar peralatan hingga prosedur langkah kerja yang dilakukan. Berikut ini
adalah prosedur tindakan perawatan mulut (oral hygiene):

A. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM ORAL HYGIENE PASIEN SADAR

1. Peralatan

a) Larutan pencui mulut / larutan anti septic (Betadine cair)


b) Tog spatel yang dibalut dengan satu lapis kassa
c) Handuk wajah, bengkok
d) Handuk kertas/tissue/ pengalas
e) Gelas dengan air dingin / hangat

2. Langkah-langkah

a) Jelaskan prosedur kepada keluarga penderita / penderita


b) Cuci tangan anda
c) Tempat handuk / pengalas diatas meja tempat tidur dan atau peralatan
d) Tarik tirai disekitarv tempat tidur dan tutup pintu ruangan.
e) Atur posisi klien
f) Letak handuk dibawah wajah penderita dan bengkok dibawah dagu penderita
g) Dengan hati-hati regangkan gigi atas dan bawah penderita dengan tong spatel
secara tepat tapi lembut, diantara molar belakang. Sisipkan bila penderita
rileks, bila memungkinkan.
h) Bersihkan mulut penderita dengan menggunakan tong spatel yang telah
dibasahi air/pencuci mulut. Bersihkan permukaan gigi. Gosok paltum mulut,
bibir, pipi. Gosok lidah tetapi hindari refleks gag. Basahi aplikator bersih
dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai dengan kebutuhan.
i) Cuci tangan setelah melakuka tindakan.
j) Catat hal-hal yang diperlukan (misalnya gusi berdarah, lidah yang pecah)

B. PROSEDUR PERAWATAN ORAL HYGIENE PASIEN SADAR

1. Menjelaskan prosedur kepada klien atau pasien


2. Cuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Atur posisi pasien duduk
5. Pasang perlak dan handuk dibawah dagu dan pipi pasien
6. Membasahi sikat gigi dengan sedikit air dan pasta gigi
7. Menganjurkan pasien untuk berkumur dan tampung air kumur didalam kom kumur.
8. Menganjurkan pasien untuk sikat gigi jika mampu atau bantu pasien sikat gigi bila
tidak mampu.
9. Gigi bagian belakang, bagian dalam atas dan luar gigi (Sikat dari belakang kedepan
dengan menggunakan gerakan dari atas kebawah).
10. Gigi bagian depan (Sikat bagian luar gigi dengan gigi dikatupkan).
11. Buka mulut, sikat bagian atas dan bagian dalam gigi).
12. Sikat dengan lembut bagian dalam pipi, bibir, gusi dan lidah.
13. Menganjurkan pasien untuk berkumur dan air bekas kumur ditampung dalam kom
kumur.
14. Mengusap mulut dengan handuk, kembalikan handuk pada tempatnya.
15. Mencuci sikat gigi, gelas dan kom kumur dibawah air mengalir, mengeringkan dan
mengembalikan pada tempatnya.
16. Lepas sarung tangan.

A. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM ORAL HYGIENE PASIEN TIDAK


SADAR

1. Sikat gigi
2. Pasta gigi
3. Gelas kumur berisi air
4. Kom kumur
5. Handuk
6. Sarung tangan
7. Suction
8. Sudip lidah
9. Kasa dan depress
10. Bengkok
11. Sepuit
12. Kapas lidi dan masker
13. Pinset anatomi 2 buah
14. NaCl/ Perhidrol atau cairan antiseptic
15. Pelembab bibir (Boraxglycerin, gentianviolet dll)

B. PROSEDUR PERAWATAN ORAL HYGIENE PASIEN TIDAK SADAR

1. Menjelaskan prosedur kepada klien atau keluarga.


2. Mencuci tangan.
3. Memakai sarung tangan.
4. Menutup jendela, pintu dan tirai
5. Memposisikan pasien semi flower dan kepala miring kearah petugas
6. Memasang handuk di bawah dagu
7. Memasang bengkok di bawah dagu
8. Membuka mulut dengan sudip lidah yang di bungkus kasa
9. Membasahi sikat gigi yang telah di beri pasta gigi atau kasa dengan air matang atau
NaCl/ Perhidrol
10. Membersihkan gusi, bagian dalam gigi, bagian luar gigi, lidah dan langit-langit.
11. Menyemprotkan air dengan spuit kepermukaan gigi
12. Membersihkan sisa air yang ada dengan suction atau kasa
13. Mengoleskan pelembab bibir dengan kapas lidi
14. Melepas sarung tangan
MASALAH UMUM ORAL HYGIENE

MASALAH DESKRIPSI IMPLIKASI KEPERAWATAN


Ajarkan atau beri hygiene oral yang
Halitosis Napas bau
teratur
Ajarkan atau beri hygiene oral yang
Glositis Radang lidah
teratur
Ajarkan atau beri hygiene oral yang
Gingivitis Radang Gusi
teratur
Gusi tampak seperti
Ajarkan atau beri hygiene oral yang
Penyakit Periodontal bunga karang dan
teratur
berdarah
Lembabkan bibir dengan salep
Keliosis Bibir pecah-pecah
antimikroba untuk mencegah infeksi
Terdapat area gelap pada Anjurkan klien untuk mengunjungi
Karies gigi
gigi, mungkin nyeri dokter gigi
Akumulasi kotoran
(makanan,
Ajarkan atau lakukan pembersihan yang
Sordes mikroganisme, dan
rutin
elemen epitel) dalam
mulut
Ajarkan atau lakukan pembersihan yang
Stomatitis Radang mukosa oral
rutin
Radang kelenjar saliva Ajarkan atau lakukan pembersihan yang
Parotis
parotid rutin
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hygiene mulut membantu mempertahankan kesehatan mulut dan gigi, gusi serta bibir.
Membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan , bakteri dan mengurangi ketidak nyamanan yang
dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Masalah mulut dapat memberikan resiko
yang serius bagi kita yang merasakan.

B. SARAN

1. Jagalah kebersihan mulut sejak dini dengan rajin menggosok gigi dua kali sehari.
2. Banyaklah mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin c untuk menjaga
kesehatan mulut.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ketrampilan Keperawatan SOP

Kozier, B. et al. 2010. Fundamental Keperawatan (7th ed.). Vol. 2 :Konsep,Proses,& Praktik.
Buku Kedokteran : EGC

Hidayat, A.A.A. dan Uliyah, M. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia, Buku Saku Praktikum.
Jakarta: EGC.

Perry, dkk. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar, Edisi 5. Jakarta: EGC.

Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner &
Suddarth, Edisi 8, Vol 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai