PENDAHULUAN
penggunaan Aspirin yang tidak terkontrol mungkin lebih besar dari pada
Salah satu kerugian aspirin yang paling sering terjadi adalah induksi
1
merupakan salah satu aspek pertahanan mukosa lambung di samping mukus,
pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional
memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern jika
2006).
2.000 tahun untuk membantu menghilangkan ulkus yang ada dalam lapisan
mukosa. Saponin dalam akar manis yang lebih dikenal dengan nama
(glycyrrhizin, salah satu zat aktif dalam akar manis) 300mg atau plasebo
2
selama 7 hari pertama, diikuti 150mg perhari sampai 3-5 minggu. Peneliti
antrum lambung dari 1,1 menjadi 6,0 dan mengurangi sekresi histamin yang
(PGE). Kadar PGE yang rendah berhubungan dengan keadaan perut seperti
produksi mukus dan mengurangi produksi asam lambung. Sehingga efek ini
mukus dan supplai darah ke mukosa lambung (Thorne Research Inc, 2005).
3
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
aspirin.
2. Aspek aplikatif
4
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Genus : Glycyrrhiza L.
b. Deskripsi tumbuhan
tahunan berbentuk terna dan dapat tumbuh sampai satu meter dengan
6
15 cm. Daun-daunnya dapat berjumlah 9-17 helai dalam satu cabang.
7
Akar manis juga telah digunakan sebagai demulcent dan
Inc, 2005).
2. Lambung
bagian, yaitu bagian fundus, kardiak, corpus, dan pilorus. Bagian kardiak
diatas dan disebelah kiri bagian kardiak adalah fundus. Di bawah fundus
adalah bagian pusat yang terbesar dari lambung, yang disebut dengan
pilorus. Tepi bagian tengah yang berbentuk cekung dari lambung disebut
dengan bagian duodenum dari usus halus melalui sphincter yang disebut
a. Tunika mukosa.
1) Epitel permukaan.
8
Mukosa menampakkan lapisan epitel kolumna yang sederhana
2008).
2) Lamina propia.
Lapisan muskularis mukosa terdiri dari dua lapis otot polos, yang
(Leeson, 1996).
Tersusun atas jaringan ikat lunak dengan serat kolagen dan elastin
darah, limfe dan saraf perifer dari pleksus submukosa (Leeson, 1996).
(meissner) juga tampak pada daerah yang lebih dalam submukosa (Di
fiore, 1996).
9
c. Tunika muskularis
dari kardia mengitari fundus dan korpus. Pada pilorus lapisan sirkular
d. Tunika serosa
sel epitel permukaan lambung yang melindungi epitel dari abrasi oleh
10
kerusakan mukosa lambung. Faktor agresif yang merusak mukosa
Pylory, leukotrin B4, dan zat ulcerogenik (aspirin, OAINS atau obat anti-
inflamasi non steroid, kortikosteroid dosis tinggi ). Selain itu stress juga
sel parietalis yang mengangkut H+ yang berasal dari ionisasi air. H+ yang
1995).
yang disekresi, suatu OH- tetap didalam sel. OH- yang terbentuk akan
11
buffer asam karbonat). Sedangkan HCO3- yang terbentuk dari disosiasi
memasuki cairan interstitial yang digantikan oleh Cl- yang berdifusi dari
setempat dan jarang seluruh lapisan mukosa. Kelainan seperti itu hampir
sel radang yang mencolok dan berbatas tegas dengan bagian yang
Ulkus lambung adalah suatu gambaran bulat atau semi ovale pada
yang sama yaitu berbentuk bulat tapi batas tajam mengenai mukosa
12
sampai sub mukosa biasanya sampai muscularis. Sedangkan gambaran
pada dasardan tepi ulkus terdapat lapisan tipis bahan nekrotik fibrinoid,
aktif (4) Bagian terdalam, lebih padat fibrosis dengan jaringan parut
3. Aspirin
golongan ini adalah aspirin, karena itu OAINS sering juga disebut
merupakan standar dalam menilai OAINS lain. Selain itu Aspirin juga
lambung dan usus halus bagian atas, kadar puncak dalam plasma dicapai
dalam waktu 1-2 jam lalu dihidrolisis menjadi asam asetat dan salisilat
13
oleh esterase di dalam jaringan dan darah. Salisilat terikat albumin, tetapi
terikat dan terdapat dalam jaringan. Salisilat yang berasal dari hidrolisis
dikonversi menjadi konjugat yang larut dalam air, yang cepat dibersihkan
A2. Tak ada bukti bahwa aspirin adalah penghambat selektif COX 2.
mungkin disebabkan iritasi mukosa lambung yang tidak larut atau karena
14
B. Kerangka Pemikiran
Asam/pH ↓ Glycyrrhizin
Iritasi lokal
pH↑
PGE2↓
kerusaka mukosa
lambung
Keterangan:
: memacu
Variabel luar yang tak terkendali: kondisi
: menghambat
psikologis dan keadaan awal lambung
15
C. Hipotesis
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subyek Penelitian
2006). Jadi dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Fedener (4-1) x
dari 6 mencit.
D. Teknik sampling
17
Pengambilan sampel dilakukan secara Incidental sampling,
E. Rancangan Penelitian
K------------> X ---------------> O
P1------------> X1 ---------------> O1
P2 -----------> X2 ---------------> O2
P3 -----------> X3 ---------------> O3
Keterangan :
berturut-turut.
hari berturut-turut.
18
diberi ekstrak akar manis dosis 28 µL selama 3 hari berturut-
turut.
Sebelas Maret.
perlakuan, mencit diberi makan pellet dan minum air PAM ad libitum.
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak akar manis. Skala
2. Variabel terikat
3. Variabel luar
19
a. Variabel luar yang dapat dikendalikan : variasi genetik, umur,
ruangan mencit.
20
2). Edema disertai sebukan sel-sel radang pada lamina propia.
tanda perdarahan.
3. Variabel luar.
1) Variasi genetik.
Swiss webster.
2) Jenis kelamin.
21
3) Umur.
bulan.
4) Suhu udara.
5) Berat badan.
6) Jenis makanan.
PAM.
22
H. Bahan dan Instrumentasi Penelitian
1. Alat :
b. Timbangan mencit.
meja lilin).
e. Sonde lambung.
2. Bahan
a. Aspirin.
HE.
e. Aquades.
I. Cara Kerja
1. Dosis aspirin
23
84 mg/kgBB mencit. Dosis untuk satu ekor mencit (BB 20 g)
b. Pengenceran aspirin
µL ekstrak akar manis. Untuk dosis kedua adalah dua kali lipat
24
membeli dari laboratorium penelitian Universitas Setia Budi
(USB) Surakarta.
1) Kelompok perlakuan 2
2) Kelompok perlakuan 3
3. Pengelompokan subjek
25
Mencit sebanyak 24 ekor setelah diadaptasikan selama satu
26
blok parafin, dengan pengecatan hemaktosilin eosin (HE). Hal ini
1998). Dari tiap lambung mencit dibuat 4 irisan dengan tebal tiap
irisan ±4 µm. Jarak antar irisan satu ke irisan yang lain dibuat 10
irisan agar dihasilkan preparat yang berbeda pada tiap irisan. Tiap
ada tidaknya kelainan pada tiap irisan baik itu kerusakan ringan
27
Adapun bagan jalannya penelitian adalah sebagai berikut :
Sampel 24 ekor mencit
Setelah + 10 menit
Aquades 0,2 ml
28
uji statistik dilanjutkan dengan tes Mann Whitney (α =0,05) untuk
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
yang telah dijelaskan oleh peneliti dalam Bab III, bila memberi gambaran
normal diberi skor 0, kerusakan ringan diberi skor 1, dan kerusakan berat
diberi skor 2.
30
Dari tabel 1 terlihat bahwa pada kelompok kontrol sebagian besar
B. Analisis data
Whitney.
hitung sebesar 26,510 dan p sebesar 0,000 , sehingga H hitung lebih besar
dari harga X2t pada tabel (α=0,05 dan df=3) yaitu 7,815 atau p lebih kecil
dari α= 0.05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak dan
Whitney. Data ringkasan hasil perhitungan dengan uji Mann Whitney (α=
31
0,05) dapat dilihat pada tabel 2. Sedangkan data mengenai penghitungan uji
Pada tabel 2 nilai p setengah dari nilai p pada lampiran 2. Hal ini
disebabkan nilai p untuk one-tailed test bisa dihitung secara praktis dengan
diantara kelompok K dan P1, K dan P2, P1 dan P2, serta P1 dan P3.
dan P3. Perbedaan dikatakan bermakna (Ho ditolak) bila nilai Z hitung > +
1,645 atau Z < - 1,645 atau p < α, sedangkan perbedaan dikatakan tidak
32
BAB V
PEMBAHASAN
dilanjutkan dengan uji statistik Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Uji statistik
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji statistik Mann Whitney
P1-P2, dan P1-P3, serta perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok K-P3
dan P2-P3.
histologis dinding lambung. Hal ini dapat dilihat pada gambaran mikroskopis
33
kelompok P1 yaitu 2 gambaran normal, 7 gambaran menunjukan kerusakan
lambung karena efek aspirin yang tidak larut dan karena penghambatan sintesis
resistensi mukosa, dan aliran darah mukosa (Katzung, 1998). Efek iritasi aspirin
lambung, sehingga hal ini merangsang pengeluaran histamin lokal (antara lain
oleh sel mast pada lamina propia mukosa lambung). Histamin kemudian
berikatan dengan reseptornya pada sel parietal lambung, yang akhirnya dapat
meningkatkan sekresi asam lambung oleh sel parietal (Price & Wilson, 2006).
sebagian besar menunjukan hasil yang normal. Hal ini terjadi karena pada
kelompok kontrol hanya diberi perlakuan dengan aquades, yang berarti bahwa
34
keseimbangan antara faktor-faktor agresif dan faktor-faktor defensif tidak
Pada kelompok kontrol terdapat juga gambaran kerusakan ringan dan berat, hal
ini kemungkinan disebabkan oleh adanya variabel luar yang tidak dapat
dikendalikan seperti kondisi psikologis dan keadaan awal lambung mencit. Stres
emosi dapat memegang peranan dalam destruksi mukosa lambung, hal ini
pembentukan asam lambung (Price & Wilson, 2006). Keadaan awal lambung
mungkin keadaan lambung mencit sudah ada yang mengalami kerusakan ringan
dan berat misalnya karena infeksi bakteri H.pylori, yang termasuk sebagai factor
agresif pada mukosa lambung. Rincian gambar pada kelompok kontrol, yaitu 15
perbedaan gambaran histologis dinding lambung mencit yang diberi aspirin saja
dengan yang yang diberi aspirin ditambah ekstrak akar manis. Pemberian ekstrak
akar manis berperan dalam mengatasi kerusakan lambung karena adanya induksi
35
aspirin. Glycyrrhizin mengurangi penurunan prostlagandin E (PGE) tubuh maka
glycyrrhizin menyediakan lebih banyak PGE yang bersirkulasi pada darah. Dari
PGE inilah maka akan meningkatkan produksi mukus dan mengurangi produksi
mencit kelompok kontrol. Sedangkan untuk hasil uji Mann Whitney antara
dosis pemberian ekstrak akar manis pada penelitian ini dapat meningkatkan
lambung mencit yang diinduksi aspirin. Hasil penelitian ini sesuai dengan
gastroprotektif.
36
BAB VI
A. Simpulan
B. Saran
gastroprotektor.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat dari akar manis
dengan kesehatan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin R. 1991. Pengaruh obat anti inflamasi non steroid pada mukosa
lambung. Medika. 2:17.
Arkeman D. 2006. Efek vitamin c dan e terhadap sel goblet saluran napas
pada ulkus akibat pajanan asap rokok. Majalah Universa Medicina.
Vol 25 No 2 April- juni2006. Jakarta, pp: 62-63.
Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta : EGC, p: 538.
Ganong WF.1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta : EGC,
pp: 465-67.
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid 2 edisi 3. Jakarta: FKUI,
p: 127.
Katzung B.G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Alih bahasa: Petrus
Adrianto. Edisi ke 6. Jakarta: EGC, pp: 560-64.
Leeson C.R. 1996. Buku Ajar Histologi. Alih bahasa: Tamboyang dkk. Edisi
ke 5. Jakarta: EGC, pp: 350-58.
38
Murray WJ. 1998. Herbal Medications for Gastrointestinal Problems. In:
Miller LG, Murray WJ (editors). Herbal Medicinals: A Clinician’s
Guide. 45: 79-93.
Pangearepan T. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jilid 2 edisi 3. Jakarta
: FKUI, p: 132.
Robins & Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. edisi 4. Jakarta :EGC, pp:
242-49.
39
Wikipedia. 2008. Akar Manis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Akar_manis(18 september 2008).
40