Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No.

2, September 2017

CARING KELUARGA DENGAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA


(Family Caring And Fall Incident On Eldery)

ISWATI
Akademi Keperawatan Adi Husada
Jl. Kapasari No. 95 Surabaya
Email : iswatisaja@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya
kesejahteraan rakyat dapat meningkatkan usia harapan hidup sehingga
menyebabkan jumlah penduduk usia lanjut setiap tahunnya meningkat. Lanjut
usia mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
lingkungan sehingga berisiko mengalami jatuh. Caring keluarga merupakan hal
yang dibutuhkan lansia untuk mencegah terjadinya perlukaan dan trauma akibat
jatuh. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Variabel independennya adalah caring keluarga,
sedangkan variabel dependennya adalah kejadian jatuh. Penga mbilan sampel
dilakukan di RW 07 Kelurahan Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya dengan
menggunakan tekhnik “Simple Random Sampling” dengan jumlah sampel adalah
45 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, analisa data dengan
uji statistik Chi Square. Hasil: Menunjukkan sebanyak 32 responden (71,1%)
menyatakan bahwa caring dalam keluarga baik, 29 (64,4)% tidak mengalami
jatuh. Hasil Uji Chi Square = 0,000 dengan α=0.05, Diskusi dan kesimpulan:
Adanya hubungan antara caring keluarga dengan kejadian jatuh pada lansia,
maka caring keluarga dapat mempengaruhi angka kejadian jatuh pada lansia,
peneliti selanjutnya mempertimbangkan ekspektasi lansia sesuai kriteria
sehingga hasil penelitian diharapkan lebih akurat.
Kata Kunci: Caring, Kejadian Jatuh, Lansia

ABSTRACT

Introduction: The progress in the health sector, the increasing welfare of the
people can increase life expectancy, causing the number of the elderly population
to increase every year. Seniors experience a decrease in the body's ability to
adapt to the environment, so the risk of falling. Caring a family is what the elderly
needs to prevent injuries and trauma from falling. Method: This research is
correlation research by using cross sectional approach. The independent variable
is caring family, while the dependent variable is the fall incident. Sampling was
done in RW 07 Kelurahan Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya by using
technique "Simple Random Sampling" with the amount of sample is 45
respondents. Data were collected using questionnaire, data analysis with Chi
Square statistical test. Results: Showing 32 respondents (71.1%) stated that
caring in good family, 29 (64.4)% did not fall. Chi Square = 0,000 with α = 0.05,
Discussion and conclusion: The relationship between caring family with

140
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

incidence of fall in elderly, the family caring can influence the incidence of fall in
the elderly, the researcher then consider the elderly expectations according to the
criteria so that the results are expected to be more accurate .
Keywords: Caring, Fall incident, Elderly

PENDAHULUAN karena lingkungan fisik rumah yang


Lanjut usia merupakan proses membahayakan yaitu terpeleset di
tumbuh kembang yang ditandai lantai yang licin di jalan menuju
dengan penurunan kemampuan tubuh sumur dan kamar mandi, terpeleset
untuk beradaptasi dengan tumpahan air, dan tersandung, 15%
lingkungan. Masuk pada tahap ini (dari 8 lansia) karena menggunakan
seseorang akan mengalami banyak alat bantu jalan dan 24% (dari 12
perubahan baik secara fisik maupun lansia) karena faktor intrinsik lanjut
mental, khususnya kemunduran usia yaitu penurunan muskuloskeletal
dalam berbagai fungsi serta kesulitan untuk berdiri setelah buang
kemampuan yang pernah air kecil dan penurunan pengelihatan.
dimilikinya. Menurut Yektiningsih, Jatuh pada lansia menurut Safitri,
(2012) seiring dengan perkembangan (2015) dapat disebabkan oleh banyak
dan kemajuan yang terjadi dalam hal antara lain: lingkungan (karpet
bidang kesehatan, serta semakin yang terlipat, kamar mandi tanpa
meningkatnya wawasan dan pegangan di dalamnya,
kesejahteraan rakyat akan ketidaknyamanan tangga, kurangnya
meningkatkan harapan hidup pencahayaan, kondisi sepatu), obat–
masyarakat sehingga menyebabkan obatan (antidepresan, obat tidur, dan
jumlah penduduk pada lanjut usia obat hipnotik), kondisi kesehatan
setiap tahunnya semakin meningkat. akibat penyakit maupun penuaan
Jumlah lansia di Indonesia pada (mata buram, keseimbangan pasien),
tahun 2020 adalah 28,8 juta nutrisi (kalsium dan vitamin D).
(11,34%) dari total seluruh populasi Mubarokah S., (2017), dalam
Indonesia Badan Pusat Statistik, penelitiannya tentang faktor- faktor
(2013). Pada 2025 seperlima yang berhubungan dengan kejadian
penduduk Indonesia adalah lansia. jatuh pada lansia di wilayah Desa
Menur ut Darmojo 2006, sepertiga Batursari Kecamatan Pulosari
lansia yang berusia le b ih d a r i 65 Kabupaten Pemalang menunjukkan
tahun s e r ta tinggal di rumah terdapat hubungan antara faktor
(komunitas) mengalami satu kali gangguan gaya berjalan, gangguan
jatuh tiap tahun dan sekitar 1 dari 40 penglihatan, gangguan kognitif,
yang jatuh tersebut memerlukan lingkungan dan aktifitas terhadap
perawatan dirumah sakit. Hasil kejadian jatuh pada lansia.
survey awal pada November 2016 di Dampak jatuh pada lansia dapat
wilayah Gading terdapat 50 lansia, dilihat secara nyata setelah lansia
sebanyak 30 lansia atau sekitar 60% mengalami jatuh. Jatuh pada lansia

141
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

mengakibatkan adanya fraktur diharapkan juga lebih caring dan


tulang, cidera kepala, luka di daerah memberikan pengarahan pada para
tertentu, gangguan mental dan lansia yang beraktivitas, sehingga
emosional, gangguan kepribadian, dapat merancang program untuk
peningkatan biaya perawatan, hingga meminimalisir kejadian jatuh.
menyebabkan kematian. Berdasarkan uraian diatas,
Pencegahan Jatuh pada lansia peneliti tertarik untuk melakukan
dapat diatasi untuk mengurangi penelitian tentang hubungan caring
angka kejadian jatuh pada lansia dan keluarga dengan kejadian jatuh pada
mencegah terjadinya komplikasi. lansia usia ≥60 tahun di RW 07
Pencegahan jatuh dapat dilakukan Kelurahan Gading Kecamatan
dengan cara mengidentifikasi faktor Tambaksari Surabaya.
risiko yang terdapat pada individu
lansia dan lingkungan di sekitarnya, BAHAN DAN METODE
menilai kondisi keseimbangan dari Jenis penelitian ini korelasi
tubuh lansia (kejadian jatuh terutama (corelational) dengan menggunakan
diakibatkan karena pendekatan cross sectional.
ketidakseimbangan pada tubuh Heriyanto B. (2017) menyatakan
lansia), mengendalikan faktor pada jenis ini, variabel independen
situsional (mengubah kondisi dan dependen dinilai secara simultan
lingkungan agar lebih aman), dan pada satu saat saja. Penelitian ini
meningkatkan perilaku caring dari bertujuan untuk menguji hipotesis
keluarga. Setyab ud i S., (2016) dan menjelaskan hubungan antar
da la m pe ne litia n n ya variabel yaitu variabel independen
m e n y a t a k a n t erdapat hubungan dan variabel dependen. Variabel
signifikan a nta ra dukungan independen dalam penelitian ini
keluarga dengan risiko jatuh di adalah caring keluarga, sedangkan
Notoyudan RW 24 Pringgokusuman variabel dependen dalam penelitian
Yogyakarta. ini kejadian jatuh. Penelitian
Oleh karena itu, keluarga yang dilakukan di RW 07 Kelurahan
lebih dekat dengan lansia memiliki Gading Kecamatan Tambaksari
peran besar dalam mencegah dengan Surabaya dimulai pada bulan Januari-
mengetahui faktor- faktor yang Maret 2017. Populasi dalam
menyebabkan jatuh pada lansia. Hal penelitian ini seluruh lansia yang ada
ini dikarenakan para lansia memiliki di RW 07 Kelurahan Gading
masalah kesehatan yang serius Kecamatan Tambaksari Surabaya
dengan kualitas hidup yang mulai dengan jumlah 50 lansia. Kriteria
menurun. Oleh karena itu, hal sampel sebagai berikut : Umur ≥ 60
yang paling penting adalah tahun, dapat berkomunikasi (tidak
memberikan tindakan pencegahan ada gangguan penglihatan dan
yang adekuat untuk mencegah risiko pendengaran), lokasi RT 04, RT 08,
jatuh pada lansia. Keluarga dan RT 09. Jumlah sampel 45

142
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

responden. Teknik sampling dalam


penelitian ini menggunakan simple 3. Karakteristik Pekerjaan
random sampling. Instrumen yang Keluarga
digunakan peneliti adalah lembar Tabel 3 Distribusi Frekuensi
kuisioner menggunakan “close ended Pekerjaan Keluarga
question” dengan skala Guttman. Uji Pekerjaan Frekuensi Presentase
statistik bivariant yang digunakan (N) (%)
adalah Chi Square. Batas kemaknaan PNS 5 11,1
uji yang digunakan adalah α = 0.05 Karyawan
31 68,9
Swasta
sehingga bila <0.05, maka H0 ditolak
Wiraswasta 9 20
yang berarti ada hubungan antar Total 45 100
variabel. Tabel 3 menunjukkan keluarga
lansia mayoritas bekerja disektor
HASIL swasta.
1. Karakteristik Usia Lansia
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia 4. Karakteristik Penghasilan
Lansia Keluarga
Usia Frekuensi Persentase Tabel 4 Distribusi Frekuensi
(N) (%) Penghasilan Keluarga
60-74 tahun 34 75,6
Penghasilan Frekuensi Presentase
75-89 tahun 8 17,8
(N) (%)
≥90 tahun 3 6,6
<1.000.000 4 8.9
Total 45 100
1.000.000-
Tabel 1 menunjukkan mayoritas 18 40
2.000.000
lansia berusia 60-74 tahun. >2.000.000 23 51,1
Total 45 100
2. Karakteristik Pendidikan Tabel 4 menunjukkan mayoritas
Keluarga keluarga lansia berpenghasilan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi >2.000.000.
Pendidikan Keluarga
Pendidikan Frekuensi Persentase 5. Caring Keluarga
Keluarga (N) (%) Tabel 5 Distribusi Frekuensi Caring
SD 5 11,1 Keluarga
SMP 12 26,7
Caring Jumlah (N) (%)
SMA 14 31,1
Keluarga
Diploma 5 11,1
Caring 32 71,1
Sarjana 9 20
Tidak Caring 13 28,9
Total 45 100
Total 45 100
Tabel 2 menunjukkan pendidikan
Tabel 5 menunjukkan keluarga yang
keluarga paling banyak SMA.
caring lebih banyak dibanding yang
tidak caring pada lansia.

143
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

merupakan sikap peduli,


6. Kejadian Jatuh menghormati dan menghargai orang
Tabel 6 Distribusi Frekuensi lain, artinya memberi perhatian dan
Kejadian Jatuh mempelajari kesukaan–kesukaan
Kejadian Jumlah (%) seseorang dan bagaimana seseorang
jatuh (N) berfikir dan bertindak. Memberikan
Jatuh 16 35.6 caring secara sederhana tidak hanya
Tidak 29 64.4 sebuah perasaan emosional atau
Jatuh tingkah laku sederhana,
Total 45 100 karena caring merupakan kepedulian
Tabel 6 menunjukkan sebagian besar untuk mencapai perawatan yang
lansia tidak mengalami jatuh. lebih baik, perilaku caring bertujuan
dan berfungsi membangun struktur
7. Tabulasi Silang Caring sosial, pandangan hidup dan nilai
Keluarga Dengan Kejadian kultur setiap orang yg berbeda pada
Jatuh Pada Lansia satu tempat.
Tabel 7 Hasil Tabulasi Silang Caring Struktur ilmu caring dibangun
Keluarga Dengan Kejadian Jatuh dari sepuluh faktor carative Watson,
(2004) yaitu: membentuk sistem
nilai humanistik-altruistik,
Kejadian Jatuh
Caring Total menanamkan keyakinan dan harapan
Jatuh Tidak Jatuh
Keluarga (faith-hope), membina hubungan
N % N % N(%)
Caring (9,4%) (90,6%) 32 saling percaya dan saling bantu
3 29
(100%) (helping-trust), meningkatkan dan
Tidak (76,9%) (23,1%) 13 menerima ungkapan perasaan positif
13 0
Caring (100%) dan negatif, menggunakan proses
Total (35,6%) (64,4%) 45 pemecahan masalah kreatif,
16 29
(100%)
meningkatkan belajar mengajar
Uji Chi Square p=0,000
transpersonal, menyediakan
lingkungan yang suportif, protektif,
Tabel 7 menunjukkan kejadian jatuh
atau memperbaiki mental, fisik,
pada lansia yang keluarganya caring
sosiokultural, dan spiritual,
lebih sedikit dibandingkan dengan
membantu memuaskan kebutuhan-
keluarga yang tidak caring.
kebutuhan manusia, memberikan
keleluasaan untuk kekuatan
PEMBAHASAN
ekstensial- fenomenologis-spiritual.
Data penelitian didapatkan
Pada teori konseptual sehat-sakit,
sebanyak 32 responden (71,1%)
keluarga merupakan orang terdekat
menyatakan bahwa caring dalam
dari seseorang yang mengalami
keluarga baik sedangkan 13
responden (28,9%) menyatakan gangguan kesehatan atau dalam
caring dalam keluarga tidak baik. keadaan sakit. Menurut Effendi,
(2008) keluarga merupakan salah
Caring menurut M. Dwiyanti, (2007)

144
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

satu indikator dalam masyarakat baik Akan tetapi, tidak semua penduduk
masyarakat sehat atau sakit. Sehingga yang termasuk dalam kelompok
peran dan tugas keluarga dalam lansia ini memiliki kualitas dan
kesehatan yang dikembangkan dalam produktivitas rendah.
ilmu kesehatan masyarakat dapat Hasil penelitian tabel 2
meningkatkan peran keluarga dalam menunjukkan pendidikan keluarga
mengatasi masalah kesehatan terakhir sebagian besar SMA
keluarga. sebanyak 14 responden (31,1%).
Keluarga memiliki peran penting Menurut Effendi, (2008) tingkat
untuk menghidupi anggota keluarga pendidikan akan mempengaruhi
didalamnya termasuk lansia karena wawasan dan pengetahuan keluarga,
perubahan fisik dapat mempengaruhi semakin rendah pengetahuan
produktivitas dalam bekerja sehingga keluarga maka akses terhadap
kebutuhan ekonomi perlu dibantu informasi kesehatan lansia akan
oleh keluarga. Caring keluarga yang berkurang sehingga kesulitan dalam
baik dapat didukung dengan adanya mengambil keputusan secara efektif.
data hasil penelitian pada tabel 4 Pendidikan keluarga tidak
dimana pekerjaan keluarga (68,9%) berpengaruh terhadap kejadian jatuh
adalah karyawan swasta, dengan hanya saja informasi yang diterima
penghasilan >2.000.000 (51,1%). keluarga berpengaruh dalam
Lansia yang telah berusia 60 melakukan tindakan tentang
tahun ke atas baik itu pria maupun perubahan lansia dan akibat
wanita, yang masih sanggup perubahan tersebut sehingga akan
beraktifitas dan bekerja ataupun lebih caring pada lansia. Adanya
mereka yang tidak berdaya untuk keluarga yang tidak caring dapat
mencari nafkah sendiri membuat dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lansia terpaksa bergantung kepada lain adanya pendidikan keluarga
keluarga untuk menghidupi dirinya. yang masih rendah (SD,SMP) serta
Mc.Kenzie, (2006) menyatakan penghasilan keluarga <1.000.000
lansia memiliki status ekonomi yang sebanyak 4 responden.
lebih rendah dari orang-orang dewasa Pencegahan jatuh pada lansia
dibawah usia 65 tahun. Penduduk dilakukan oleh keluarga berdasarkan
yang tergolong lansia dipandang faktor- faktor caring untuk
sebagai beban dari pada potensi mengurangi risiko jatuh yang
sumber daya bagi pembangunan. memiliki akibat yang buruk bagi
Lansia dianggap warga yang tidak lansia dan dapat menyebabkan
produktif dan perlu ditopang oleh kematian. Perhatian keluarga dapat
generasi yang lebih muda. Bagi menimbulkan interaksi sosial antar
lansia yang masih bekerja, anggota keluarga yang sakit maupun
produktivitasnya sudah menurun dan sehat.
pendapatannya lebih rendah Hasil penelitian menunjukkan
dibandingkan pekerja usia produktif. bahwa 16 responden mengalami

145
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

kejadian jatuh, sedangkan 29 dapat menyediakan alat bantu


responden tidak mengalami jatuh. berjalan, keadaan lingkungan rumah
Sofyan, (2011) menyatakan faktor- yang perlu dimodifikasi terutama
faktor yang dapat mengakibatkan pada WC belum diberi pegangan
jatuh pada lansia antara lain faktor pada dinding.
Intrinsik dan ekstrinsik. Faktor Data penelitian diatas
instrinsik penyebab jatuh antara lain: menunjukkan bahwa keluarga yang
kondisi lansia itu sendiri. Hasil caring pada lansia mengalami jatuh
penelitian tabel 1 menunjukkan sebanyak 3 responden (9,4%),
rentang subyek penelitian terbanyak sedangkan keluarga yang tidak
60–74 tahun (75,6%). Yektiningsih, caring pada lansia mengalami jatuh
(2012) menyatakan bahwa pada sebanyak 13 responden (76,4%).
tahap ini seseorang akan mengalami Hasil uji chi square mendapatkan
banyak perubahan baik secara fisik nilai p=0,000 (α=0,05) hal ini
maupun mental, khususnya menunjukkan bila α<0,05 bahwa H0
kemunduran dalam berbagai fungsi ditolak dan adanya hubungan antara
serta kemampuan yang pernah caring keluarga dengan kejadian
dimilikinya. Menurut Maryam, jatuh pada lansia.
(2008) perubahan dalam memasuki Menurut Burnard & P, (2009)
usia tua, misalnya kemunduran fisik caring sangatlah penting untuk
yang ditandai dengan kulit yang keluarga. Caring merupakan fokus
mengendur, rambut memutih, gigi pemersatu untuk praktik keluarga.
mulai ompong, pendengaran kurang Perilaku caring juga sangat penting
jelas, pengelihatan semakin untuk tumbuh kembang,
memburuk, gerakan lambat, dan memperbaiki dan meningkatkan
kurang lincah sehingga dapat kondisi atau cara hidup manusia.
memicu terjadi jatuh. Keluarga merupakan kelompok
Faktor-faktor ekstrinsik menurut primer yang paling penting di dalam
Sofyan, (2011) antara lain alat bantu masyarakat. Ahmadi (2015)
dan lingkungan yang tidak menyebutkan bahwa keluarga adalah
mendukung meliputi cahaya ruangan suatu kesatuan sosial terkecil yang
yang kurang terang, lantai yang licin, terdiri atas suami isteri dan jika ada
tempat berpegangan yang tidak kuat, anak-anak serta didahului oleh
tidak stabil, atau tergeletak di perkawinan. Seperti yang disebutkan
bawah, tempat tidur yang tinggi, oleh Ahmadi (2015), pengalaman
jongkok, obat-obatan yang diminum interaksi sosial di dalam keluarga
dan alat-alat bantu berjalan. turut menentukan pula terhadap cara-
Hasil wawancara dengan cara tingkah laku seseorang terhadap
keluarga, menyatakan bahwa orang lain. Apabila interaksi sosial di
hambatan dalam melakukan tindakan dalam keluarga tidak lancar, maka
caring untuk mencegah kejadian besar kemungkinan interaksi
jatuh antara lain keluarga belum sosialnya dengan masyarakat juga

146
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

berlangsung dengan tidak lancar. Jadi Saran


selain keluarga berperan sebagai Keluarga responden
tempat manusia berkembang sebagai diharapkan lebih mengetahui bahaya
manusia sosial, terdapat pula dari terjadi jatuh yang dapat
peranan-peranan tertentu di dalam menimbulkan bekas luka, pergeseran
keluarga yang dapat mempengaruhi sendi, hingga mengakibatkan
perkembangan individu sebagai kematian. Dibutuhkan pendampingan
makhluk sosial. dari keluarga untuk pencegahan
Hal ini dapat dikatakan bahwa terjadinya jatuh terutama alat bantu
kejadian jatuh pada lansia disebabkan jalan, modifikasi lingkungan rumah,
oleh beberapa faktor dan dapat olahraga, dan suplemen atau vitamin
dikurangi dengan pendampingan dari tulang untuk menjaga keselamatan
keluarga. Pencegahan jatuh dapat pada lansia.
dilakukan dengan menghilangkan Ketua RW 07 Di wilayah RW
atau memperkecil faktor risiko yang 07 Kelurahan Gading Kecamatan
dapat menyebabkan jatuh seperti Tambaksari Surabaya hendaknya
faktor neuromuskular, dapat memberikan perhatian lebih
muskuloskeletal, penyakit yang terhadap warga yang memasuki
sedang diderita, pengobatan yang lansia dengan memberikan fasilitas
sedang dijalani, gangguan khusus atau lebih meningkatkan
keseimbangan dan gaya berjalan, kegiatan untuk lansia seperti senam
gangguan visual, ataupun faktor pagi khusus lansia, cek kesehatan
lingkungan. dengan bekerjasama dengan Dinas
Lansia yang keluarganya Kesehatan, pembagian nutrisi khusus
caring kemungkinan kecil akan para lansia, dan disediakan tempat
terjadi jatuh. Adanya dukungan khusus untuk lansia berkumpul.
maupun faktor caring dalam keluarga
membuat proses interaksi lansia di KEPUSTAKAAN
dalam keluarga lancar, sehingga Ahmadi, A., & Widodo, S. (2015).
keluarga mampu mencegah Psikologi belajar. Jakarta: Rineka
terjadinya jatuh atau mengurangi Cipta.
terjadinya jatuh pada lansia saat di
rumah. Badan Pusat Statistik. (2013).
Gambaran kesehatan lanjut usia
SIMPULAN & SARAN indonesia. Jakarta: Bakti Husada.
Kesimpulan
Keluarga yang caring angka Burnard, P. M. &. P., (2009). Caring
kejadian jatuh lebih kecil & comunicating. 2. Jakarta: Buku
dibandingkan dengan keluarga yang Kedokteran EGC.
tidak caring.
Darmojo R.B, M. H., (2006).
Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut.

147
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit http ://d igilib. unis ayo gya.ac. id/2
FKUI. 263/1/NASPUB.pd f.

Effendy, Onong Uchjana. (2008). Sofyan, A.I., (2011). Hubungan


Komunikasi teori dan praktek. antara kondisi lingkungan fisik
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. rumah dengan kejadian jatuh pada
lanjut usia Di Kelurahan Ngijo
Heriyanto B., (2017). Metode Gunung Pati Semarang. FIKKES.
penelitian kuantitatif teori dan Journal Keperawatan Vol 4 No 1, pp.
aplikasi. Surabaya : PMN Surabaya. 20-21.

Maryam, Siti. (2008). Mengenal usia Watson, Jean. (2004). Theory of


lanjut dan perawatannya. Jakarta: human caring.
Salemba Medika. Http://www2.uchsc.edu/son/caring.

McKenzie A., (2006). The use of Yektiningsih, E., (2012). Hubungan


learning media assessments with pengetahuan keluarga tentang upaya
students who are deaf-blind, AFB, All pencegahan risiko cidera khususnya
Rights Reserved Journal of Visual jatuh pada lansia terhadap kejadian
Impairment & Blindness. jatuh. Jurnal AKP Vol.3 No.1, p. 47.

M.Dwiyanti, (2007). Caring.


Semarang : Hapsari.

Mubarokah S., (2017), Faktor- faktor


yang berhubungan dengan kejadian
jatuh pada lansia di wilayah Desa
Batursari Kecamatan Pulosari
Kabupaten Pemalang. Diunduh dari
http://repository.ump.ac.id/2066/

Safitri, S., (2015). Instabilitas dan


kejadian jatuh pada lansia. J
Agromed Unila Volume 2 Nomor 4,
p. 507.

Setyabudi S., (2016). Hubungan


dukungan keluarga dengan risiko
jatuh di rumah di Notoyudan RW 24
Pringgokusuman Yogyakarta
diund uh dar i

148

Anda mungkin juga menyukai