Anda di halaman 1dari 6

Dasar Perlindungan Tanaman

Tugas Terstruktur 1

Disusun Oleh :

Hendra Tanugraha (A1D019107)

Universitas Jenderal Soedirman

2019
1. Strategi Agar Hama Tetap Dalam Populasi Seimbang

Pengendalian hama dengan taktik atau teknologi berbasis biologi mencakup


lima tipe, yaitu:

a) Pengendalian hayati

b) Pestisida mikroba

c) Imunisasi tanaman

d) Manipulasi genetik hama

Agar hama tetap dalam populasi seimbang maka salah satu strategi yang
dapat dilakukan adalah dengan melalui Pengendalian hayati. Pengendalian hayati
adalah penggunaan musuh alami untuk mengendalikan populasi hama. Musuh
alami di dalam pengendalian hayati terdiri atas pemangsa, parasitoid, dan patogen.
Pengendalian hayati dapat berupa predator, parasitoid, dan patogen. Apakah yang
dimaksud dengan ketiga hal tersebut diatas, berikut penjelasannya:

1. Predator adalah binatang yang memburu dan memakan atau menghisap


cairan tubuh mangsanya.
Contoh : laba-laba, kumbang kubah

2. Parasitoid adalah Serangga yang meletakkan telurnya pada permukaan atau


di dalam tubuh serangga lain yang menjadi inang atau mangsanya. Ketika telur
parasitoid menetas, larva parasitoid akan memakan inang dan membunuhnya.
Contoh : Trichogramma sp., Lalat Tachinid, Tawon Bracon

3. Patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan


menimbulkan penyakit terhadap OPT, secara spesifik mikroorganisme yang
dapat menimbulkan penyakit pada serangga, yang terdiri dari cendawan, bakteri
dan virus.

Muncul sebuah pertanyaan: Bagaimana memanfaatkan musuh alami secara


efektif? Ada beberapa cara yakni :
a) Importasi adalah kegiatan membawa musuh alami hama dari tempat lain ke
lahan pertanian untuk dilibatkan dalam pengendalian hama biologis. Karena
berbagai hal seperti lingkungan yang tidak cocok akibat tingginya
penggunaan pestisida dan pupuk kimia, atau faktor geografis, musuh alami
tersebut tidak dapat hadir secara alami ke lahan pertanian.
b) Augmentasi adalah peningkatan populasi musuh alami hama yang telah ada,
dengan melepaskan varietas yang telah dikendalikan sifatnya. Pelepasan
populasi musuh alami hama dapat dilakukan dengan periode tertentu dan
dalam jumlah tertentu tergantung siklus hidupnya dan siklus pertanaman.
Augmentasi dibagi atas dua yaitu secara inokulasi dan Inundasi, secara
inokulasi dapat dikatakan bahwa pelepasan musuh alami yang dilakukan
bertujuan untuk generasi yang selanjutnya sedangkan secara inundasi adalah
pengaplikasian musuh alami yang dilakukan ketika terdapat OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman) yang muncul hingga OPT tersebut tidak ada.
c) Konservasi adalah mempertahankan musuh alami hama, yang telah
beradaptasi dengan baik dan sudah memiliki hubungan predasi yang tetap,
sehingga mempertahankannya akan lebih mudah. Penambahan fasilitas
tertentu seperti pemecah angin, pagar hidup, kolam, kompos, mulsa, dan
sebagainya dapat membantu mempertahankan populasi. Berbagai musuh
alami hama dapat memiliki habitat yang bervariasi. Burung hantu misalnya,
hidup di lubang pohon, katak berenang di kolam, dan landak hidup di
lubang-lubang di dalam tanah dan kayu. Sisa tanaman pertanian yang relatif
keras dan berkayu dapat dipertahankan di musim dingin sebagai sarana untuk
mempertahankan diri dari cuaca dingin.

Strategi Penanganan Hama Di Lahan Perkebunan


(Lahan Kering)
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai;
mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Akan tetapi tanaman perkebunan memiliki banyak sekali
hambatan.Hambatan ini desebabkan oleh banyaknya hma yang menyerang
tanaman ini,oleh karena itu diperlukan pengendalian hama selain pengendalian
hayati yakni :
A. Pengendalian Fisik
Merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik
sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama
yang ditujukan khusus untuk membunuh hama.
Beberapa perlakuan atau tindakan yang termasuk pengendalian fisik antara lain:
a. Perlakuan Panas
Perlakuan dengan panas yang paling berhasil apabila dilakukan pada ruang
tertutup. Seperti di gudang penyimpanan untuk mematikan hama gudang.
b. Penggunaan Lampu Perangkap
Ditujukan sebagai alat memonitoring serangga juga dapat digunakan sebagai alat
pengendali terutama untuk mengurangi populasi serangga hama.
c. Penghalang atau Barrier
Dimaksudkan untuk membatasi pergerakan serangga hama sehingga tidak
menjadi masalah bagi petani. Berbagai bentuk penghalang misalnya berupa
pemtang yang ditinggikan, adanya lubang atau selokan jebakan yang dibuat
disekeliling pertanaman. buah yang di bungkus dimaksudkan untuk mencegah
serangga meletakkan telur pada buah tersebut.
Contoh : Nangka yang dibungkus, untuk mencegah lalat buah meletakkan telur.

B. Pengendalian Secara Mekanik


Bertujuan untuk mematikan hama secara langsung baik dengan tangan atau
dengan bantuan alat atau bahan lain.
Cara pengendalian secara mekanik antara lain:
- Pengambilan dengan tangan, cara ini merupakan teknik yang paling sederhana
dan murah.
Contoh : Tryporiza innotata kelompok telurnya dikumpul.
- Gropyokan, cara ini untuk mematikan tikus baik yang ada di dalam sarang
maupun yang berada di luar sarang, dengan menggunakan alat pemukul.
- Memasang perangkap, serangga dapat diperangkap dengan menggunakan
berbagai jenis perangkap, seperti lem lalat dan perangkap tikus.
2. Hubungan Toleransi Konsumen Dengan Ambang Ekonomi
Ambang ekonomi adalah suatu batas dimana serangan hama sudah
seharusnya dilakukan pengendalian agar tidak meningkat sehingga tidak mencapai
tingkat kerusakan ekonomi. Apabila ambang ekonomi tidak dilakukan maka akan
berdampak pada tingkat toleransi konsumen, yang mana konsumen tidak mau
membeli suatu produk dari pertanian tersebut karena menurunnya kepercayaan
masyarakat akan produk tersebut.
Menurunnya tingkat toleransi konsumen dikarenakan kualitas dari produk
tersebut diragukan. Dari segi fisik produk tersebut memiliki tampilan yang
rusak,tidak menarik,jelek dan tidak dalam keadaan standar atau normal. Hal ini
tentu saja membuat tingkat toleransi konsumen terhadap produk pertanian tersebut
menurun sehingga tidak ingin membelinya. Dari segi non fisik seperti kandungan
yang ada di dalam suatu produk tersebut dipertanyakan baik keamanan untuk
dikonsumsi,kenikmatan rasa,serta jaminan mutunya.
Tentu saja seperti yang bisa kita liat kondisi saat ini, dimana banyak dari
petani-petani di indonesia yang mengalami kerugian karena produknya diserang
oleh hama. Terserangnya hasil produksi tentu saja akan mempengaruhi toleransi
konsumen terhadap produk dan mengakibatkan turunnya minat membeli dari
masyarakat akan suatu produk tersebut.
Selain itu hasil produksi dari petani yang juga akan menurun sehingga produk
yang dijual oleh petani sedikit sehingga kalah bersaing dengan petani-petani luar
dan petani di indonesia dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya
sendiri.
Oleh karena itu ambang ekonomi perlu dilakukan agar serangan hama dapat
di kendalikan atau dicegah sehingga tidak merugikan para petani di indonesia
serta toleransi konsumen akan kualitas produk dari petani meningkat. Karena
apabila kualitas dari produknya baik maka toleransi konsumen untuk membeli
produk tersebut sangatlah tinggi dan apabila pembelian meningkat, kegiatan
perekonomian akan berjalan dengan lancar
Daftar Rujukan atau Sumber :

1. http://disbun.inhilkab.go.id/pengendalian-hama-terpadu/
2. https://junaiditambak.blogspot.com/2018/05/pengamatan-hama-ambang-batas-ek
onomi.html
3. http://xerma.blogspot.com/2014/12/pengertian-dan-lingkup-pengendalian.html
4. http://infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com/2012/04/bentuk-bentuk-pengend
alian-hama-tanaman.html

Anda mungkin juga menyukai