Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT

PERCOBAAN VII
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS LAMUN

OLEH :

NAMA : ASNIAR MELINDA PUTRI


STAMBUK : F1D118005
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : SITI SAMRAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lamun adalah tumbuhan laut sejenis rumput yang hidup di dasar laut,

anggota tumbuhan berbunga (angiospermae) yang mampu beradaptasi untuk

hidup sepenuhnya di dalam lingkungan air asin yang dangkal. Lamun memiliki

banyak manfaat bagi ekosistem laut, misalnya menyediakan makanan bagi

organisme lain, menjadi stabilisator dasar perairan dengan memperlambat

gerakan arus dan ombak sehingga air laut menjadi tenang, sebagai rumah atau

daerah asuhan bagi organisme laut serta menjadi komoditas yang mendatangkan

keuntungan bagi masyarakat.

Keberadaan lamun dipengaruhi oleh beberapa faktor alam, diantaranya

suhu, sanilitas, kecerahan perairan dan substrat tempat lamun memperoleh

nutrien. Suhu mempengaruhi proses fisiologi yaitu fotosintesis, laju respirasi,

dan pertumbuhan. Lamun dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25 – 30

⁰C. Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur, lamun

akan mengalami kerusakan fungsional jaringan sehingga mengalami kematian

apabila berada di luar batas toleransinya. Lamun dapat hidup pada kisaran

salinitas 10 – 45 ‰. Kecerahan perairan menunjukan kemampuan cahaya untuk

menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Lamun membutuhkan intensitas

cahaya yang tinggi untuk proses fotosintesis dalam proses pertumbuhannya.

Kondisi substrat berperan penting dalam penyediaan sumber nutrisi bagi lamun.

Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan di dunia, beberapa jenis

lamun tersebut adalah Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Enhalus


acoroides, Halodule uninervis, Halophila decipiens dan Syringodium

isoetifolium. Spesies-spesies lamun tersebut memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum

Identifikasi Jenis-Jenis Lamun.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengidentifikasi jenis-jenis lamun?

2. Bagaimana membedakn dan menunjukan jenis-jenis lamun berdasarkan

spesiesnya?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi jenis-jenis lamun.


2. Untuk membedakan dan menunjukan jenis-jenis lamun berdasarkan

spesiesnya.

3. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada prktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis lamun?


2. Dapat membedakan dan menunjukan jenis-jenis lamun berdasarkan

spesiesnya?
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada hari Ahad, 6 Oktober 2019,

pukul 08.00 – 16.00 WITA. Bertempat di Pantai Tanjung Tiram dan dilanjutkan

di Laboratorium Biologi Unit Ekologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.


B. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Alat Kegunaan
1. Jurnal atau literatur Sebagai alat bantu identifikasi lamun
2. Kantung plastik Untuk menyimpan sampel lamun
3. Kamera Untuk dokumentasi
4. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah beberapa jenis lamun

yang ditemukan dilaut.

D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat.
2. Mengambil lamun yang ditemukan dilaut.
3. Mengamati ciri morfologi lamun menggunakan jurnal identifikasi.
4. Mengidentifikasi jenis-jenis lamun dan mengklasifikasikannya.
5. Mendokumentasikan jenis-jenis lamun yang diperoleh.
6. Menggambar bagian morfologi lamun pada lembar pengamatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Identifikasi Jenis-jenis Lamun


No. Jenis Gambar Gambar Klasifikasi
Lapangan literatur
1 2 3 4 5
1. Thalassia Regnum: Plantae
hemprchi Divisi : Angiospermae
Class : Liliopsida
Ordo : Hidrocharitales
Family :Hydrocharitaceae
Genus : Thalassia
Spesies:Thalassia hempricii

(Nurzahraeni, 2014)
2. Enhalus Regnum: Plantae
acoroides Divison: Angiospermae
Class : Liliopsida
Ordo : Hidrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Species: Enhalus acoroides

(Nurzahraeni, 2014)

3. Halodue Regnum : Plantae


pinifolia Divisi : Angiospermae
Class : Liliopsida
Ordo : Potamogetonales
Family: Potamogetonaceae
Genus : Halodule
Species: Halodule pinifolia

(Nurzahraeni, 2014)

B. Pembahasan
Lamun adalah salah satu jenis tumbuhan berbunga yang hidup di perairan

laut. Lamun adalah tumbuhan laut yang sepenuhnya menyesuaikan diri dengan

hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari rhizoma, daun dan akar.

Rhizoma adalah batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta

berbuku-buku. Buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,

berdaun dan berbunga, serta tumbuh akar. Rhizoma dan akar inilah yang

menahan hempasan ombak dan arus. Hamparan lamun yang mendiami dasar

laut membentuk ekosistem padang lamun. Keberadaan padang lamun sangat


penting untuk keberlanjutan biota laut dan bermanfaat secara ekonomi dan sosial

bagi masyarakat lokal.


Pengamatan karakteristik dan jenis-jenis lamun di Pantai Tanjung Tiram

dilakukan dengan metode jelajah, identifikasi dilakukan dengan mendata sampel

lamun yang berada di kawasan atau pinggiran pantai. Sampel yang diperoleh

kemudian diamati ciri serta strukturnya, dilakukan dokumentasi untuk

menyimpan informasi dari lamun yang teridentifikasi. Identifikasi lamun

dimudahkan dengan membandingkan sampel lamun yang didapat dengan

gambar literatur lamun pada sumber yang terpercaya.


Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh tiga spesies lamun yang berhasil

di identifikasi. Ketiga jenis lamun tersebut, diantaranya Thalassica hemprchi,

Enhalus acoroides dan Halodue pinifolia. Lamun memiliki karakteristik yang

berbeda. Thallasia hemprichii memiliki ciri khusus yaitu rhizoma yang beruas-

ruas daun spesies ini berbentuk seperti pita dan tumbuh agak melengkung

berbentuk seperti sabit yang tebal. Tegakkan rata-rata memiliki 3 helai daun.

Batang dengan pelepah daun yang menyelimuti dan akar serta rhizoma

berbentuk seperti saluran yang berbuku-buku. Ujung daun berbentuk setengah

lingkaran dengan tepi daun mulus tidak bergerigi. Panjang daun pada subsrat

pasir berlumpur memiliki rata-rata 79,80 mm dan rata-rata panjang daun pada

substrat pasir pecahan karang yaitu 77,57 mm. Thalassia hemprichii di daerah

ini tumbuh pada substrat pasir berlumpur dan subsrat pasir pecahan karang.
Enhalus acoroides merupakan salah satu jenis lamun yang mempunyai

morfologi yang besar. Enhalus acoroides memliki rambut-rambut berwarna

hitam yang tumbuh pada rhizoma dan memiliki akar yang banyak. Ujung daun

tumbuhan ini terdapat gerigi. Enhalus acoroides di daerah ini tumbuh pada
substrat pasir, pasir berlumpur dan pasir pecahan karang. Jenis lamun banyak

ditemukan dipantai berpasir.


H. pinifolia hidup di zona sublittoral, biasanya tumbuh di dasar berpasir

atau berlumpur. Observasi menunjukkan bahwa spesies ini hidup di lingkungan

energi tinggi maupun rendah, namun sebagian besar berada di teluk yang

terlindung dan di wilayah yang tergenang air saat surut terendah. Spesies ini

merupakan spesies pioner yang dominan dalam lingkungan perairan yang

mengalami gangguan atau di lingkungan yang tidak menguntungkan bagi spesies

lamun lainnya. Spesies ini memiliki daun yang sangat panjang sekitar 6,9-15,2

cm dan sangat sempit dengan lebar sekitar 0,1-0,2 cm, setiap tegakan terdapat 1-

2 helai daun. Ukuran batang yang pendek dengan akar yang tumbuh dari

rhizoma yang memiliki warna coklat kehitaman. Lingkungan yang tidak

menguntungkan ini, termasuk daerah-daerah yang mengalami fluktuasi musiman

salinitas, perpindahan substrat pasir dan kerusakan mekanik.


Keragaman lamun di daerah pantai Tanjung Tiram menunjukan tingkatan

yang rendah. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam proses identifikasi

ataupun karena faktor tidak terjangkaunya daerah pengambilan sampel.

Keberadaan lamun sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan,

diantaranya suhu, temperatur, kedalaman, intensitas cahaya, kecerahan air dan

tipe substrat. Berdasarkan pernyataan (Audy, 2012), bahwa suhu adalah faktor

yang penting bagi organisme di laut karena dapat mempengaruhi aktivitas

metabolisme ataupun perkembangbiakan organisme tertentu. Kisaran suhu

optimal bagi spesies lamun adalah 280-30°C pada saat cahaya penuh. Pengaruh
suhu bagi lamun sangat besar, suhu mempengaruhi proses fisiologi seperti

fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi jenis-jenis lamun dialakukan dengan mengambil beberapa sampel

lamun yang ada di kawasan Pantai Tanjung Tiram, kemudian mengamati ciri

atau karakteristik sampel dengan membandingkannya pada literatur atau

sumber yang terpercaya.


2. Klasifikasi jenis lamun dilakukan untuk membedakan jenis-jenis lamun

berdasarkan jenisnya. Masing-masing lamun di identifikasi dan

dikelompokkan berdasarkan tingkatan takson yang sesuai.


B. Saran

Saran yang di ajukan pada praktikum ini adalah sebaga kepada pihak

laboratorium agar menyiapakan anggaran untuk keperluan praktikum lapangan.


DAFTAR PUSTAKA

Alpriliyanti, S., 2018, Penyerapan Karbon oleh Lamun Jenis Thalassia hemprichii
dan Cymodocea rotundata pada Kedalaman yang Berbeda di Gusung
Bonebatang, Kota Makassar, Skripsi, Departemen Ilmu Kelautan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Audy, B., Jaya, G. dan Abdul, H., 2012, Studi Kerapatan dan Penutupan Jenis
Lamun di Kepulauan Spermonde, Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan,
22(3) : 156

Rawung, S., Ferdinand, F., Tilaar. dan Ari, B. R., 2018, Inventarisasi Lamun di
Perairan Marine Field Station Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Unsrat Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Jurnal
Ilmiah Platax, 6(2) : 39

Syukur, A., 2015, Keragaman Jenis Lamun (Seagrass) dan Status Konservasinya
di Pulau Lombok, Jurnal Biologi Tropis, 15(2): 172

Tangke, U., 2010, Ekosistem Padang Lamun (Manfat, Fungsi dan Rehabilitasi),
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan, 3(9): 15

Anda mungkin juga menyukai