Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

AKIDAH AKHLAK

“AKHLAK TERHADAP KELUARGA, KERABAT DAN TETANGGA’’

KELOMPOK 11 :

S1 KEPERAWATAN / PROGRAM B

1. Sri Rezeki Sultan 183145105148

2. Shafira Permaniya Putri 183145105053

3. Minarni Zahria Kapota 183145105008

4. Nurliana 183145105012

5. Indah Lustiaty 183145105032

Universitas Mega Rezky Makassar

Tahun Ajaran 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang

senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan, kekuatan, serta kesempatan

sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya. Tidak lupa shalawat dan salam

beriringan dengan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada Baginda

Rasulullah SAW karena atas segala pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para

sahabat, sehingga kini kita mampu mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi,

lebih dalam dari lautan terdalam, serta lebih jauh dari batas pandangan mata.

Adapun makalah ini berisikan materi tentang “Akhlak Terhadap Keluarga, Kerabat

Dan Tetangga” yang bertujuan sebagai bahan bacaan. Dalam makalah ini, penulis menyadari

masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah

penulis selanjutnya.

Makassar, Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A. Latar Belakang ................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan . .............................................................................................. 5
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................ 6

A. Pengertian akhlak . ........................................................................... 6


B. Akhlak terhadap keluarga ................................................................ 7
C. Akhlak terhadap kerabat .................................................................. 10
D. Akhlak terhadap tetangga ................................................................. 12
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................... 17

A. Kesimpulan . ...................................................................................... 17
B. Saran . ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud
dalam bebrapa hal diantaranya; Rassulullah SAW diutus kepada umatnya untuk
membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT melalui Malaikat Jibril AS,
diantaranya yaitu untuk menyempurnakan Akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW dalam salah satu hadisnya; “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan
keluluran Akhlak.(HR.Malik). mendefinisikan agama sebagai akhlak yang baik.
Dalam sabda Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya tentang makna agama, Beliu
menjawab; “bahwa agama adalah akhlak yang baik”. Rasulullah SAW juga
bersabda “Timbangan yang berat pada hari perhitungannanti adalah Takwa kepad
Allah dan Akhlak yang mulia”.
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan
untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila
adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan
tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak,
sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah
menentang kesadaran itu.

4
2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
 Pengertian Akhlaq
 Akhlaq dan aktualisasinya dalam kehidupan

3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
 Untuk mengetahui aktualisasi dari macam-macam akhlaq dalam kehidupan

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Akhlak
Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa
yang berarti menciptakan. Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan saja
merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun Dalam KBBI, akhlak berarti
budi pekerti atau kelakuan. Secara terminologis ada beberapa defenisi tentang akhlaq :

1) Imam al-Ghazali:
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2) Ibrahim Anis:
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
3) Abdul Karim Zaidan:
“Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotsn
dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatanya baik atau buruk, untuk kemudian
memilih melak ukan atau meninggalkannya.

Ketiga defenisi yang dikutip di atas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau
Khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akanmuncul
secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan
lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

6
2. AKHLAK TERHADAP KELUARGA
Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana seharusnya
akhlak kita terhadap keluarga dan karib kerabat, meskipun tidak dijelaskan secara tersirat
namun ia dapat kita pahami secara tersurat melalui pemahaman yang dapat kita ambil
dari maksud ayat tersebut, di dalam al-Qur’an kata keluarga di istilahkan dengan ٌ‫ أ َ ْهل‬dan
kata kerabat hadir dengan istilah ‫قُ ْربَى‬. Berikut beberapa contoh ayat al-Qur’an yang
berbicara tentang keluarga dan karib kerabat, yang dari contoh ayat tersebut dapat
dijadikan sebagai akhlak terhadap keluarga.
 Akhlak Terhadap Orangtua :
a. Hendaknya senantiasa berbuat baik kepada orang tua

‫ص ْينَا‬
َّ ‫سانَ َو َو‬ ِ ْ ‫علَى َو ْهنًا أ ُّمه َح َملَتْه ِب َوا ِلدَ ْي ِه‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ‫صاله َو ْهن‬ َ ‫َو ِل َوا ِلدَي َْك ِلي ا ْشك ْر أ َ ِن‬
َ ‫عا َمي ِْن ِفي َو ِف‬
َّ َ‫صير إِل‬
‫ي‬ ِ ‫ْال َم‬
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat) baik kepada dua orang ibu
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu”. (QS. Lukman 31:14).

b. Lakukan perbuatan yang mendatangkan keridhoan Allah dan keridhoan ibu


bapak.
“Keridhoan Allah itu terletak pada keridhoan ibu bapak dan kemurkaan Allah itu
terletak pada kemurkaan kedua ibu bapak pula.” (HR. Tirmidzi dan Hakim).
c. Hendaknya tidak berkata kasar dan memelihara dengan sebaik-baiknya.
َ َ‫سانًا َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإيَّاه ِإ َّّل تَ ْعبدوا أَ َّّل َربُّكَ َوق‬
‫ضى‬ َ ْ‫َو َّل أف لَه َما ت َق ْل فَ ََل ِك ََله َما أ َ ْو أَ َحده َما ْال ِكبَ َر ِع ْندَكَ يَبْلغَ َّن ِإ َّما ِإح‬
‫ك َِري ًما قَ ْو ًّل لَه َما َوق ْل تَ ْن َه ْره َما‬
“Dan Robb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah
seorang dari keduanya atau keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka jangan sekali-kali mengatakan "uf, ah, uh, us, hus" dan janganlah kamu
membentak mereka” (QS. Al-Isro' 17:23).

7
d. Berbuat baik kepada orang tua bukan saja ketika masih hidup, tetapi setelah
mereka wafatpun perlu dilakukan.
“….dengan cara (1) menyolatkan/ mendoakan kepada keduanya, (2) memohonkan
ampun kepada keduanya, (3) menepati janji keduanya, (4) menyam-bung silaturahim
yang dikenalnya, (5) menghormati sahabatnya.” (HR. Abu Dawud).
e. Janganlah durhaka kepada ibu bapak

‫اْل ْش َراك ثَ ََلثًا ْال َكبَائِ ِر ِبأ َ ْكبَ ِر أن َِبئك ْم أَ َّل‬ َّ ‫ش َهادَة ْال َوا ِلدَي ِْن َوعقوق ِب‬
ِ ْ ِ‫اّلل‬ َ ‫ور َو‬ ُّ ‫ور قَ ْول أ َ ْو‬
ِ ‫الز‬ ُّ
ِ ‫الز‬

“Mahukah aku ceritakan kepada kamu sebesar-besar dosa besar? Ada tiga perkara,
yaitu mensyirikkan Allah, menghardik kedua ibu bapa dan bersaksi palsu atau kata-kata
palsu.(HR. Bukhori dan Muslim).

 Akhlak terhadap anak :


a. Anak adalah rahmat Allah, hendaknya disyukuri dengan curahan kasih sayang
‫ِع ْن ِدنَا ِم ْن َرحْ َمةً َم َعه ْم َو ِمثْلَه ْم أ َ ْهلَه َو َءات َ ْينَاه‬
“Dan Kami kembalikan kepadanya anak isterinya bersama mereka seganda mereka
sebagai rahmat dari sisi kami.” (QS. Al-Anbiya' 21:84).
b. Anak adalah amanah Allah, maka hendaknya dididik dan diajari tentang berbagai
keperluan hidupnya untuk dunia dan akhirat.
“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Al-Baqoroh 2:284).
c. Hendaklah orang tua membangun dan melatih kepercayaan diri anak untuk
menjadi pemimpin orang-orang yang bertaqwa. (QS. Furqan 25:74)
d. Hendaklah setiap orang tua selalu berdoa untuk anak-anaknya
ِ ‫إِ َما ًما ِل ْلمتَّقِينَ َواجْ عَ ْلنَا أَعْين ق َّرة َ َوذ ِريَّاتِنَا أ َ ْز َو‬
‫اجنَا ِم ْن لَنَا هَبْ َربَّنَا‬
“Ya, Robb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan anak keturunan
kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertaqwa (QS. Al-Furqan 25:74).

8
 Akhlak terhadap suami :
a. Hendaknyalah menjaga cinta kasih sayangnya, menjaga amanahnya,
mempercayainya, agar ketenteraman dan kedamaian rumah tangga terjaga dan
terwujud

‫يَتَفَ َّكرونَ ِلقَ ْوم ََليَات ذَلِكَ فِي إِ َّن َو َرحْ َمةً َم َودَّة ً بَ ْينَك ْم َو َجعَ َل إِلَ ْي َها ِلتَسْكنوا أ َ ْز َوا ًجا أ َ ْنفسِك ْم ِم ْن لَك ْم َخلَقَ أ َ ْن َءايَاتِ ِه َو ِم ْن‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri


dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. “(QS. Ar-Rum 30:21)

b. Hendaknya selalu menjaga keshalihahan dan kehormatan diri sendiri, baik


ketika suami ada maupun tidak ada.
“Perempuan yang terbaik yaitu bila kau lihat menyenangkan, bila kau perintah
mentaatinya, bila diberi janji diterimanya dengan baik, dan bila kau pergi, dijaganya
dengan baik dirinya dan hartamu.” (HR. Nasa’i). (Baca pula QS. 33:33)
c. Hendaknya melayani suami dengan sebaik-baiknya dan tidak akan pernah
menolak ajakannya, kecuali untuk berbuat maksiat. (HR. Muslim).
d. Hendaknya tidak menyakiti suami, baik dengan perkataan atau perbuatan.
“Tidaklah seorang isteri menyakiti suaminya di dunia, kecuali isteri-isteri dari kalangan
bidadari berkata kepadanya, “Janganlah engkau menyakitinya, nanti engkau akan
dimusuhi Allah. Suami yang ada di sisimu ibarat tamu yang segera berpisah denganmu
yang akan segera berjumpa dengan kami.” (HR. Ibnu Majah).
e. Hendaknya tidak mengumbar atau menyebarluaskan keburukan-keburukan
suami.

9
 Akhlak Terhadap Isteri :
a. Hendaknya memperlakukan istri dengan sebaik-baiknya
‫سا َء ت َِرثوا أ َ ْن لَك ْم يَ ِح ُّل َّل َءا َمنوا ا َّلذِينَ يَاأَيُّ َها‬
َ ِ‫ض ِلتَذْهَبوا ت َ ْعضلوه َّن َو َّل ك َْرهًا الن‬ ِ ‫احشَة يَأْتِينَ أ َ ْن ِإ َّّل َءاتَيْتموه َّن َما ِببَ ْع‬
ِ َ‫ِبف‬
‫وف َو َعا ِشروه َّن م َب ِينَة‬ ِ ‫سى ك َِر ْهتموه َّن فَإ ِ ْن ِب ْال َم ْعر‬
َ ‫ّللا َو َيجْ َع َل َش ْيئًا ت َ ْك َرهوا أ َ ْن فَ َع‬ ً ِ‫َكث‬
َّ ‫يرا َخي ًْرا ِفي ِه‬
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka
melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
(QS. An-Nisa 4:19).
b. Hendaknya memberi makan, pakaian dan tempat tinggal sesuai dengan apa yang ia
makan atau yang ia pakai.

‫وف َو ِكس َْوته َّن ِر ْزقه َّن لَه ْال َم ْولو ِد َو َعلَى‬
ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬

“…Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
ma`ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya…”. (QS.
Al-Baqarah 2:233, baca juga At-Thalaq 65:6)

c. Hendaknya mengajari dan mendidik isteri tentang ulumuddin agar hidupnya


selamat. (QS. At-Tahrim 66:6).
d. Hendaknya menerima keadaan isterinya dan tidak mencelanya.
“Janganlah seorang laki-laki beriman membenci wanita beriman. Apabila ia tidak
menyukai sebagaian dari akhlaknya tentu ia akan menyukai akhlaknya yang lain
(HR. Muslim).
e. Hendaknya tidak membeberkan rahasia dan aib isterinya

10
3. AKHLAK TERHADAP KERABAT
a. Hendaknya tetap menjaga dan menjalin hubungan silaturahim

َ ‫ٌِو ْاْل َ ْر َح‬


ٌ‫ام‬ َ َ ‫واٌَّللاٌَالَّذِيٌت‬
َ ‫سا َءلُونَ ٌ ِبه‬ َّ ُ‫ٌواتَّق‬
َ ‫سا اء‬
َ ‫اٌو ِن‬ ‫اٌر َج ااًلٌ َكث ا‬
ٌَ ‫ِير‬ َّ ‫اٌو َب‬
ِ ‫ثٌمِ ْن ُه َم‬ َ ‫واٌربَّ ُك ُمٌالَّذِيٌ َخلَقَ ُك ْمٌمِ ْنٌنَ ْف ٍس‬
َ ‫ٌواحِ دَة ٌٍَو َخلَقَ ٌمِ ْن َهاٌزَ ْو َج َه‬ ُ َّ‫َياأَيُّ َهاٌالن‬
َ ُ‫اسٌاتَّق‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
‫ٌرقِيباا‬ َّ ‫ِإ َّن‬
َ ٌ َ‫ٌَّللاٌَ َكان‬

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan


kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’ 4:1).

b. Hendaknya jangan sampai hubungan silaturahim terputus hanya karena salah


seorang dari kerabat itu berkuasa atau memegang jabatan lalu sombong (QS.
Muhammad 47:22)
c. Hendaknya memberikan hak kepada kerabat, sesuai dengan kemampuannya,
apalagi jika Allah melapangkan rezeki kepadanya.

ْ َ‫فَآتٌِذ‬
ُ ‫اٌالقُ ْر َبىٌ َحقَّ ٌه‬

“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya,…” (QS. Ar-Rum 30:38).

d. Hendaknya bersikap dan berakhlak yang baik dan berkata yang baik kepada
kerabat.

‫ار ُزقُو ُه ْمٌمِ ْنه ٌَُوقُولُواٌلَ ُه ْمٌقَ ٌْو اًلٌ َم ْع ُروفاا‬ َ ‫ىٌو ْال َم‬
ْ َ‫سا ِكينُ ٌف‬ َ ‫ىٌو ْاليَت َا َم‬ ْ ُ‫ٌال ِق ْس َمةٌَأُول‬
َ َ‫وٌالقُ ْرب‬ ْ ‫ض َر‬
َ ‫َو ِإذَاٌ َح‬

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin,
maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik.” (QS. An-Nisa 4:8).

11
f. Hendaklah berakhlak atau menyayangi kerabat yang muda seperti menyayangi
anak-anaknya sendiri. Kakak laki-laki dapat menjadi wali nikah bagi adik-adiknya,
jika ayahnya telah tiada.
g. Tetap menjalin hubungan silaturahim dengan kerabat, meskipun mereka kafir
seperti berbuat baik kepada ayah dan ibu yang kafir. Akan tetapi tetap
ingat syariat Allah yang lainnya.
j. Benar-benar berbara’ terhadap kerabat yang mereka itu benar-benar menentang
Allah dan Rasul-Nya.

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah danhari akhirat,
saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, atau keluarga mereka.” (QS. Al-
Mujadalah 58:22)

4. AKHLAK TERHADAP TETANGGA


Yang dinamakan tetangga mencakup seorang muslim dan seorang kafir, seorang
ahli ibadah dan seorang fasik, teman dan musuh, orang asing dan orang senegri, orang
yang bisa memberi manfaat dan orang yang memberi madharat, orang dekat dan orang
jauh serta yang paling dekat dengan rumahnya dan paling jauh.
Ada beberapa pendapat tentang batasan tetangga : Al-Uza’i berpendapat : ‘Empat
puluh rumah dari setiap arah’. Ibnu Syihab juga berpendapat demikian. Ali bin Abi
Thalib berkata : ‘Siapa saja yang mendengar panggilan, maka dia adalah tetangga masjid’
Sekelompok manusia berkata :’Barangsiapa tinggal bersama seseorang disuatu
tempat atau kota, maka dia adalah tetangga. Rasulullah Saw bersabda, "Sebaik-baik
sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik
tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya". (HR. Ahmad dan at-
Tirmidzi). Banyak cara dan kiat untuk menjadi tetangga terbaik dan mendapatkan simpati
dan cinta para tetangga, serta merasakan tulus dan mulianya kasih sayang dari mereka.
Di antara adab-adab yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah
sebagai berikut:
a. Tidak Menyakiti Tetangga dan Memuliakannya.

12
Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang
diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi.
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan
hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya". (Muttafaq 'alaih)
Beliau Saw juga bersabda, "Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi
Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman!,
Mereka para sahabat bertanya, "Siapa ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab,
"Seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". Di antara sikap
memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah: memberikannya
hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahyu ‘anhu ia berkata, "Wahai Rasulullah!
Saya memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau Saw
menjawab, "Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya darimu?" (HR. al-
Bukhari)
b. Memulai Salam.
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati)
seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt
berfirman,
‫ض‬ ْ ‫…" ِل ْلمؤْ ِمنِينَ َجنَا َحكَ َو‬
ْ ‫اخ ِف‬
Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (QS.
15:88).
Begitu juga menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di
antara kaum muslimin. Rasulullah Saw bersabda, "… Maukah aku beritahu
kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian mengerjakannya, maka kalian
akan saling mencintai: Tebarkan salam di antara kalian." (HR. Muslim)
c. Bermuka Berseri-seri (ceria) saat bertemu.
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para
shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah Saw. Dari Jarir bin
Abdullah ra ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah Saw melihatku kecuali ia
tersenyum padaku." (HR.Muttafaq 'alaih).
d. Menolong Saat dalam Kesulitan.

13
Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan
menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi Saw
bersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin (suku asy'ari) adalah jika
perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di
Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki
dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat
mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan
aku adalah bagian dari mereka." (HR. Muttafaq 'alaih).
e. Menerima Udzur (permohonan maaf).
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi
dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga.
Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap
seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada
manusia yang tidak pernah berbuat salah. Bahkan yang lebih utama adalah
memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Sikap inilah yang dapat menambah
kecintaan tetangga kepada kita.
f. Menasehati dengan lemah lembut.
Manusia yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak pula
membenci orang yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak
menerima kalau dirinya dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta
tidak beretika. Allah Swt sungguh telah memuji Nabi Saw dan mengaruniakan
sifat lemah lembut kepada beliau, sebagaimana firman-Nya,
ًّ َ‫ظ ف‬
َّ َ‫ظا ك ْنتَ َولَ ْو ۖ لَه ْم ِل ْنت‬
‫ّللاِ ِمنَ َرحْ َمة فَ ِب َما‬ ِ ‫َح ْولِكَ ِم ْن َّل ْنفَضُّوا ْالقَ ْل‬
َ ‫ب َغ ِلي‬
artinya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…" (QS. Ali 'Imran: 159).
Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Lembut, Dia mencintai
kelembutan dalam segala urusan." (HR. Muttafaq 'alaih).
g. Menutup Aib.
Seorang mu'min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya,
menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya

14
selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah. Dengan sikap ini pula
kita akan meraih simpati dan cinta tetangga. Nabi Saw bersabda, "Barang
siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di
dunia dan di Akhirat." (HR. Muslim).
h. Saling Berkunjung.
Nabi Saw bersabda tentang keutamaan berkunjung ini, "Sesungguhnya
ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung. Maka Allah
Swt mengutus seorang malaikat untuk mengawasi perjalanannya. Malaikat
tadi bertanya kepadanya, "Mau ke mana kamu?” Lalu ia menjawab, "Saya
mau mengunjungi saudaraku di kampung." Lalu ia bertanya kembali, "Apa
kamu ingin mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab, "Tidak, tetapi karena
saya mencintainya karena Allah”. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah
utusan Allah Swt kepadamu, dan sesungguhnya Allah Swt mencintaimu
sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya." (HR. Muslim).
Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi
tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya
terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat
tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya. Maka
hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau hal itu
membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga
hendaklah tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang
dapat membuat tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan
merindukan kedatangan kita untuk kali berikutnya.
i. Bersikap Ramah.
Di antara sekian banyak kiat sukses meraih simpati para tetangga dan
mempererat hubungan di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah
tamah terhadap mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut,
atau dengan memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan
mengundang mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya. Allah
Swt berfirman,

15
َ ‫ّللا ۗ أَذًى يَتْبَع َها‬
‫صدَقَة ِم ْن َخيْر َو َم ْغ ِف َرة َم ْعروف قَ ْول‬ َّ ‫َح ِليم َغنِي َو‬

artinya, "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (si penerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun". (QS. Al-Baqarah: 263).
Nabi Saw bersabda, "Saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling
mencintai." (HR. al-Bukhari).

16
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak merupakan hal yang
paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling
baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Akhlak baik terhadap Allah Swt.,terhadap
Rasulullah Saw,Pribadi, Sesama Manusia dan Lingkungan hidup perlu diaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

2.Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam
golongan kaumnya.

17
Daftar Pustaka

https://www.bacaanmadani.com/2017/08/akhlak-terhadap-tetangga-dan-masyarakat.html

https://www.academia.edu/7322545/Akhlak_Dalam_Keluarga

18

Anda mungkin juga menyukai