Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

A. Pengertian

Chronic kideny disease atau peniskil ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk
sedikitnya 3 bulan dengan tanpa penurunan glomerulus filbabion rate (GFR) (Nahas&Kevin,2010).

CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi dimna ginjal mengalami penurunan fungsi secara
lambat,progeresif. Irreveriabel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempersembahkan metabolisme, cairan dan leseimbangan elektrolib, sehingga terjadi uremia atau
ezotemia(Smeltbzer,2009).

CKD merupakan suatu perubaha fungsi ginjal yang prpgresif dan irreversibel. Pada gagal ginjal
tidak mampu mempertahankan keseimbangan cairan sisa metabolisme sehingga menyebabkan
peniskil gagal ginjal stadiun akhir (Terry&Aurora,2013).

B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi

Ginjal adalah oran ekreasi yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan
internal dengan suatu menjaga komposisi cairan tubuh/ekstaeluler. Ginjal merupakan dua
buah organ yang berbentuk seperti gggggg berwarna merah kebiruan. Ginjal terletak pada
dinding perbenas dedomen. Berubah di daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang
dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakanag atau diluar rongga perbaneum.

Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang mulai dari ketinggian vertebrata
torakalis sampai vertebrata lumbakalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri
karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan. Masing-masing ginjal
memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal 2,5 cm, berat ginjal pada pria dewasa 150-
19 gram dan wanita 112-155 gram.

Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefian yang merupakan satuan fungsional ginjal.
Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.00 nefian. Setiap nefian bisa
membentuk urin sendiri karena itu fungsi dari sabu nefian dapat menerangkan fungsi dari
ginjal.

Urin produk akhir dan funsgi ginjal dibentuk dari darah oleh nefron. Nefron berdiri atas
sabu glomerulus, tabulasi proksimus ansabenle, dan tabulus diskolis. Banyak tubulus jeluar
membentuk tubulus kolongembes. Dari tubulus kolengenkes, urine mengalir kedalam pelus
ginjal. Dari sana urin meninggalkan ginjal melalui uereker dan menalir ke dalam kantung
kemih. Tiap ginjal manusia berdiri dari kuranglebih 1 juta nefron dan semua berfungsi sama.
Tiap nefron berbentuk dari 2 komponens utama, yaitu :

1) Glomerulus dan kapsula bowman, tempat dan larutan difitrasi dari darah
2) Tubulua yang mereabsorpsi maberial pembing dari filtrable dan memungkinkan
bahan-bahan sampah dan material yang tidak dibutuhlan untuk tetap dalam fitrasi
dan mengalir ke pelvis renalis sebagai urine. Glomerulus berdiri atas sekumpulan
kapler-kapler yang mendapat suplai nutrisi dari arberi oraferem, dan diperdarahi oleh
araferem. Glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowman. Arberi oraferem mensupkai
darag ke kapiler peritutular. Yang dibagi menjadi 4 bagian :
1. Tubulus proksimus
2. Ansabele
3. Tubulus distalis
4. Tubulus kolengntes
Sebagian air dan elektokolib kedalam darah dikopiler pemtutuler. Produk akhir
metabolisme. Keluar melalui urin, nefron bersusun sedemikian rupa sehingga
bagian depan tubulus diskalis berada pada pertemuan arberi oraferem dan
oferan, yang dekat dengan glomerulus. Ditempat ini sel-sel macukdensa dari
tubulus diskalis terletak berdekatan pada sel-sel jukesla glomerulus dari dingding
arberi oraferm. Kedua tipe sel ini ditambah sel-sel jaringan ikat membentuk
arporabus junksela glomerulus.
2. Fisiologi
Menurut Brunner (2007), fungsi utama adalah mempertahankan keseimbangan air dan
kadar unsur kimia (elekbrotbi, hormon, gula darah, dll) dalam cairan tubuh, mengatur
takanan darah, membantu mengendalikan keseimbangan asam basa darah, membuang
sisa baha kimia dari dalam tubuh. Berlandaskan sebgai kelenjar serba mengahsilkan
hormon0hormon dan sendiri yang memiliki fungsi pebing dalam tubuh.
Tiga tahapan pembentukan urin :
1) Filtrasi glomerulus
Fghjh
2) Reabsorpsi
Zat-zat yang difiltasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu non elektrolit, elektrolit dan
air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi hhh zat-zat tersebut kembali lagi
zat-zat yang sudah difiltrasi.
3) Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transpor aktif molekul molekul dari aliran darah melalui
tubulas ke filtrasi banyak substansi yang disekeresi tidak terjadi secara alamiah dalam
tubuh(misalnya, penisdan). Subtansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh
termasuk asa, urat dan kekuranganserbut ion-ion hidrogen.
Pada tubulus diskolis, transport aktif natrium sistem carier yang juga terlibat dalam
sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubulas (Bowman,2007).
C. Ekologi
Penyebab CKD menurut Price,2006:817 dibagi menjadi 8 kelas, antara lain:
1. Infeksi misalnya pretan efitas kronis
2. Penyakit pandangan misalnya glomerulonefitas
3. Gangguan jaringa penyambung musaknya lupus, eritemabus, sistenik, poliartebis
4. Penyakit vaskula hipertensif misalnya nefroslerosus beningna, nefrosklreritas
5. Ganguan kongemikal dan heredter misalnya penyakit polikribik, asidons tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik, misalnya DM, golib hipertaru tradisme, aelodosis
7. Nefropabel baksis, misalnya penyalgunaan analgetik
8. Nefropabi dostruktif, misalnya saluran kemih bagian atas, hipertripiproskab striktur uretra
an amalikongemikal pada leher kantung kemih dan uretra (Price,2006).
D. Patofisiologi
Pada waktu terjadinya kegagalan ginjal sebagian nefron(termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utut sedangkan yang lain rusak(hipotesis nefron utut). Nefron-nefron yang
utuh hipertropi dn memproduksi volume fitrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun
dalam keadaan oenurunan GFR/ daa saring. Metode adoptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai ¾ dari nefron0nefron rusak. Beban bahan yang harus dilaut menjadi lebih
bear dari pada yang bisa direbsoprsi berakibat diuresis asmobik disedtai polusi dan haus.
Selanjutnya karenajumlah nefron yang rusak bertambah banyak disertai timbul disertai
rebemsi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagaln ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 8-%-90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang sedimikian nilai kereabnim dearance turun sampai 15ml/menit
akan lebih rendah itu (Barbaraclong, 2009:368).
Fungsi rebal menurun, produk akhir metabolisme protein(yang normalnya
diekssasikan kedalam unn) tertumbun dalam darah. Terjadi urenia dan mempengaruhi setiap
sistem tubuh. Semakin banyak tertumbun produk sampah maka gejala akan semakin berat
(Brumner&Suddarbh,2006).
E. Manifestasi Klinis
Menurut Brimner&Suddarb,2005 setiap sistem tubuh pada ginjal kronis dipengaruhi oleh
kondisi uremia, maka pasien akan menunjukan sejumlah benda dan gejala.
a. Manisfestasi kardiovasikuler
Mencakup hipertensu beraikbat rebensi cairan dan natriumdari aktivitas sistem
rennangotensi-aldosketeran).Pitting edema(kaki,tangan, jaknum), edema
prnorbikal,fricbion rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manisfestasi pulmoner
Krekels septum kenkal dan liat, napas dangkal, pernapasan kuesmaul
c. Manifestasi gastrontestinl
Napas berbau amonia, ukerasi dan pendarahan pada mulut angreksia, mual, muntah
konskipasi dan diare pendarahan saluran gasbronteskinal
d. Manisfestasi dermabologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik, pruribus,eksimosis, kuku tipis an rambut
tipis dan kasar
e. Manisfestasi muskuloskelekal
Kram dan, kekunkan dan hilang, struktur tulang, foot drop
f. Manisfestasi reproduksi
Amonere dan akrofi testukuler
F. Pemeriksaan diagnosa
a. Radiologi
Dibutuhkan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk membuktikan ukuran ginjal dan adanya massa
kistu,obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
2. Biopsi ginjal dilakukan untuk menentukan ukuran sel jaringan untuk diagnosis
hiskologis
3. Endoskopi gijal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal
4. EKG mungkin abnormla menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
b. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, beban oarenkim, anatomi susbem pelunokolises, dan
ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokolises dan urete
proksimal. Kandung kemih dan prostat.
c. Pemeriksaan radiologi jantung
Mancari adanya kardiomegali, efesi perikardibis.
d. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya heperbofi venkrikal benda-benda perikordibis,
hiperkalemia.

e. Biopsi ginjal
Dilakukan bila terdapat kerugian dalam diagnostik gagal ginjal kronis akan perlu untuk
mendahului etiologurasi
f. Pemeriksaan laboratorium
1) Laju endap darah
2) Unn
Volume : biasanya kurang dari 400ml/jam
Warna : secara noral perubahan urin mungkin disebabkan oleh pus/nanah, bakteri
lemak partikel kdoid fosfat sedirmasi soker, warna kecaklakan menunjukan adanya
mobbin darah parfinn
Berat jenis : kurang dari 1.015
Osmolalitas : kurang daru 3500 mosim.kg menunjukan kerusakan tubular,
amarasio/urenum sering
3) Ureum dan kreatinin
Ureum :
Kredinin : biasanya meningkat dalam proporsi kadar krebinim 10mosim/kg diduga
tahap akhir(mungkin rendah yaitu 5)
4) Hiponatremia
5) Hipokolemia
6) Hipolbuminermia dan hipokolisberlemia
7) Hipolbuminermia dan hipokolesbrolemia
8) Gula darah tinggi
9) Hioertinglisendo
10) Asolisis melatabolik (Smltzer,2001, Rubenskain Dkk, 2007)

G. Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lainya penderita CKD akan mengalami beberapa komplikasi-
komplikasi dari CKD menurut Smelbzer dan Bare (2001) serta Suwtro (2006) Antara lain:
1. Hiperkalemi aktitat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin angrobenersi
aloskeran
2. Perikardibis efusi perikardial dan tumponad jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan diakses yang telah edikusit
3. Hiperbensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin angrobenersi
aloskeran
4. Anemia akibat penurunan eritropakin
5. Penyakit tulang
6. Uremia akibat peningkatan kadar urenum dalam tubuh
7. Gagal jantung
8. Manutrisi karena anoreksia, mual dan muntah
9. Hiperporatiroid, hiperkalemia dan hiperfosfotemia(Smwltzer dan bare, 2001)
H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1. Untuk memeilihara fungsi renal dan menunda dialisis cairan mengontrol proses
penyakit kontrol kkk darah (diet, kontrol bera badan dan abat-abatan) dan
mengurangi intake prokerin (pembehasan protein, menagan protein yang adkuat
untuk mencegah atau mengurangi kabotolisme)
2. Mengurangi menifestasi ekstra renal seperti prunkus, n......
3. Mempromosikan kualitas hiduppasien dan anggota keluarga (Black, Hawlis, 2005)
b. Penatalaksanaan medis
1. Pengobatan hipertensi, target penurunan tekana darah yang dianjurkan <140/90
mmhg/kg
2. Obat-obatan nefrotosik
Obat-obatan aminoglikasida, OAINS, kontrol radiologi dan adat-adat yang dapat
menyediakan nefrilitas interbilitas harus dihindari ( Black dan Hawski, 2005).

Anda mungkin juga menyukai