Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
NIP. 116116
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah juga inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
berjudul “Bio “Oryza” Butanol : Inovasi Bahan Bakar Butanol Ramah Lingkungan
Berbasis Limbah Jerami Padi dengan Metode Enzymatic Hydrolysis dan Fermentasi
Bakteri Clostridium acetobutylicum”. Karya tulis ini menyajikan sebuah solusi
permasalahan energi dan lingkungan dengan mengembangkan energi baru
terbarukan. Usulan ini diharapkan dapat diterapkan guna mendukung kebijakan
pemerintah Indonesia dalam penggunaan energi baru terbarukan dalam bauran
energi nasional minimal sebesar 23% pada tahun 2025 dan menjadi 31% pada tahun
2050 seperti yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014.
1. Ibu Laksmi Dewi, S.T., M.S. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, koreksi dan saran dalam menyusun karya tulis ini.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk
moril maupun materiil.
3. Teman-teman mahasiswa Universitas Pertamina yang senantiasa
mendukung dan memotivasi.
Menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih memiliki banyak
kekurangan, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun agar
mampu menghasilkan karya tulis yang lebih baik. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi penulis dan masyarakat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
v
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
vi
DAFTAR TABEL
Tabel III. Emisi Bahan Bakar pada Mesin Pembakaran Internal ....................... 15
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Bio “Oryza” Butanol : Inovasi Bahan Bakar Butanol Ramah Lingkungan
Berbasis Limbah Jerami Padi dengan Metode Enzymatic Hydrolysis dan
Fermentasi Bakteri Clostridium acetobutylicum
(1)laksmi.dewi@outlook.com, (2)ekkyfadholi@gmail.com,
(3)syifa.fadlillah@gmail.com, (4)defirkat14@gmail.com
Abstrak Ketidakseimbangan antara laju produksi dengan laju konsumsi energi fosil
yang semakin meningkat setiap tahunnya dapat mengakibatkan krisis energi di
masa depan. Penggunaan energi fosil yang berlebihan pun memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan seperti perubahan iklim global, dan berpotensi menghasilkan
beragam zat pencemar yang dapat menurunkan kualitas udara. Pengembangan
sumber energi alternatif merupakan suatu langkah penting untuk mengurangi
ketergantungan terhadap energi fosil, serta sebagai wujud dukungan terhadap
kebijakan pemerintah Indonesia dalam merealisasikan kemandirian energi melalui
energi baru terbarukan salah satunya yaitu pengembangan biobutanol. Biobutanol
adalah senyawa alkohol yang memiliki ikatan empat atom karbon dan merupakan
salah satu bahan bakar terbarukan yang diproduksi dari biomassa melalui proses
fermentasi bakteri Clostridium acetobutylicum. Biobutanol memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan bioetanol antara lain lebih tidak korosif sehingga lebih
mudah untuk didistribusi, memiliki energi pembakaran yang lebih besar, memiliki
kandungan energi yang lebih tinggi, serta dapat langsung digunakan sebagai bahan
bakar mesin pengganti bensin tanpa perlu ditambahkan dengan bahan bakar fosil
dan tanpa harus melakukan modifikasi mesin. Jerami padi merupakan limbah hasil
pertaninan yang sarat mengandung selulosa sehingga potensial untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku produksi biobutanol. Jenis data yang digunakan dalam karya
tulis ini adalah data sekunder dengan pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai literatur akuntabel yang memiliki relevansi dengan pembahasan. Produksi
biobutanol berbasis jerami padi ini yakni melalui tahap pretreatment menggunakan
metode Enzymatic Hydrolysis dan selanjutnya tahap fermentasi bakteri Clostridium
acetobutylicum menghasilkan butanol dan produk samping berupa aseton dan
etanol. Biobutanol mampu meminimalisir ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil serta dapat menyebabkan penurunan emisi gas buang secara signifikan
sehingga menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan memiliki dampak
negatif terhadap lingkungan antara lain perubahan iklim global, gangguan
kesehatan dan berpotensi menghasilkan beragam zat pencemar yang dapat
mencemari udara, seperti gas Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx),
Sulfur Oksida (SOx), Hidrokarbon (HC), Ozon (O3), dan partikulat yang sebagian
besar diakibatkan oleh kendaraan bermotor (Colls, 2010). Salah satu solusi untuk
menangani masalah ini yaitu dengan cara mengembangkan bahan bakar alternatif
terbarukan ramah lingkungan sebagai pengganti bahan bakar minyak dan sebagai
upaya untuk mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam menargetkan
penggunaan energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional minimal sebesar
23% pada tahun 2025 dan menjadi 31% pada tahun 2050 seperti yang tertuang pada
Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014.
Biobutanol merupakan salah satu bahan bakar yang potensial di masa depan
karena berasal dari bahan baku yang terbarukan serta ramah lingkungan. Biobutanol
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bioetanol diantaranya tekanan
uap yang lebih rendah dan lebih tidak korosif sehingga lebih mudah untuk
2
didistribusi, memiliki energi pembakaran yang lebih besar, memiliki densitas energi
yang lebih tinggi, serta dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin
pengganti bensin tanpa perlu ditambahkan dengan bahan bakar fosil dan tanpa harus
melakukan modifikasi mesin (Mahaprata, 2017).
Dalam karya tulis ini, digunakan jerami padi sebagai bahan baku untuk
memproduksi biobutanol. Jerami padi merupakan salah satu biomassa generasi
kedua yang mengandung selulosa sehingga potensial untuk dimanfaatkan sebagai
bahan baku produksi biobutanol. Saat ini jerami padi belum termanfaatkan dengan
baik karena sebagian besar hanya digunakan sebagai pakan ternak dan sisanya
dibiarkan membusuk atau dibakar. Hal ini dapat merusak lingkungan dan menjadi
penyumbang gas rumah kaca karena menghasilkan polutan (CO2, NOx, SOx).
Sehingga penggunaan jerami padi lebih potensial untuk diolah menjadi biobutanol
karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi yakni mencapai 39% berat kering,
27% hemiselulosa dan kandungan lignin sebesar 12% (Novia, 2014).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biobutanol
Butanol adalah senyawa alkohol yang memiliki ikatan empat atom karbon
dan empat struktur isomer dengan rumus molekul n-C4H9OH, dihasilkan dari
biomassa yang diproduksi melalui proses fermentasi bakteri Clostridium
acetobutylicum atau disebut ABE Fermentation. Menurut Lee (2008), butanol
memiliki sifat:
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang subur, dan memiliki
wilayah yang luas dalam bidang pertanian, termasuk pertanian padi yang setiap
tahunnya dapat menghasilkan limbah berupa jerami padi dalam jumlah yang besar.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2015, produksi padi di
Indonesia mencapai 75,4 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan, produksi
jerami padi yang dihasilkan dapat mencapai 50% dari produksi gabah kering panen
atau sekitar 37,7 juta ton. Sejauh ini, jerami padi merupakan limbah hasil pertanian
yang belum termanfaatkan dengan optimal, karena selama ini sebagian besar jerami
padi hanya digunakan untuk pakan ternak, media tumbuh jamur dan terkadang
harus dibakar ketika jumlahnya masih berlimpah. Namun dewasa ini, jerami padi
memiliki potensi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi bahan bakar
terbarukan biobutanol, karena merupakan golongan kayu lunak yang mengandung
komponen utama selulosa dan komponen lainnya seperti hemiselulosa, lignin, dan
abu. Adapun gambar jerami padi ditampilkan pada gambar I, dan kandungan jerami
padi disajikan pada Tabel II.
6
(Fajariah, 2012)
BAB III
METODE PENULISAN
1. Tinjauan Pustaka
Data dan informasi yang diperoleh diambil dari berbagai literatur akuntabel
yang diperoleh dari perpustakaan yang memiliki relevansi dengan
pembahasan.
2. Tinjauan Media
Informasi-informasi lain yang diperoleh sebagai input dalam penyusunan
karya tulis ini diperoleh dari jurnal penelitian edisi cetak dan online, serta
artikel ilmiah yang bersumber dari internet yang akuntabel. Informasi yang
diperoleh dalam tinjauan ini merupakan tambahan dari teori-teori yang
menjadi acuan.
3.3. Metode Analisis
LATAR BELAKANG
Adanya isu kelangkaan energi
Jerami padi yang belum termanfaatkan dengan baik dan memiliki potensi
sebagai bahan baku produksi biobutanol
Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional
TINJAUAN PUSTAKA
Biobutanol
Jerami Padi
Enzymatic Hydrolysis
Bakteri Clostridium acetobutylicum
ABE Fermentation
EKSPLORASI PERMASALAHAN
Penurunan persediaan bahan bakar fosil di muka bumi
Jerami padi yang kurang dimanfaatkan dengan optimal
Konsep penerapan biobutanol sebagai energi alternatif untuk transportasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Produksi biobutanol dari jerami padi ini akan menghasilkan produk bahan
bakar terbarukan ramah lingkungan, yang terdiri dari proses pretreatment
(perlakuan awal) menggunakan metode Enzymatic Hydrolysis untuk
menghilangkan lignin dan untuk mengonversi karbohidrat kompleks menjadi
monomer sederhana yang berasal dari selulosa dan hemiselulosa. Selanjutnya
proses fermentasi ABE untuk menghasilkan biobutanol beserta produk samping
berupa aseton dan etanol. Terdapat beberapa kelebihan proses fermentasi ABE
antara lain :
Pertama, jerami padi digiling hingga menjadi bubuk dengan ukuran partikel
maksimum sebesar 4 mm dan ditambahkan 4% (w/w) H2SO4 pada muatan padatan
15% (w/w). Praperlakuan dilakukan pada suhu 121oC selama 60 menit. Kemudian
sampel yang telah diberikan praperlakuan, dinetralisasikan dengan 10N NaOH agar
membuat pH menjadi 5,00. Padatan dipisahkan dengan pengayak basah dan
dikeringkan pada suhu kamar untuk menghilangkan kelembaban yang berlebih.
13
Berikut ini adalah hasil emisi bahan bakar pada mesin pembakaran internal.
Tabel III. Emisi Bahan Bakar pada Mesin Pembakaran Internal (Honig, 2014).
Emisi (g/km)
Bahan Bakar
CO CO2 NOx HC
31,81 1,911 3,28 0,185
B5
Keterangan :
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam karya tulis ini,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsep produksi biobutanol dari jerami padi dengan proses fermentasi ABE
sangat menguntungkan karena selain menghasilkan biobutanol, proses ini
juga menghasilkan produk lain yang berguna dan bernilai ekonomi.
2. Penggunaan metode Gas-stripping dapat mengeliminasi toksik dan
memurnikan kandungan biobutanol sehingga dapat dilakukan proses
produksi biobutanol yang berkelanjutan supaya target penggunaan energi
baru terbarukan dalam bauran energi nasional minimal sebesar 23% pada
2025 dapat tercapai.
3. Penggunaan bahan bakar biobutanol dapat mereduksi emisi gas buang
secara signifikan sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat mewujudkan
lingkungan yang bersih dan sehat.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Anggita Rezki. 2016. Cadangan Minyak Habis 12 Tahun Lagi, Pemerintah
Fokus Energi Baru. https://katadata.co.id/berita/2016/10/28/cadangan-
minyak-habis-12-tahun-lagi-pemerintah-fokus-energi-baru, Diakses pada 16
Juni 2018.
Colls J, Tiwary A. 2010. Air Pollution. New York (USA): Routledge Press.
Honig V, Kotek M, Marik J. 2014. Use of Butanol as a Fuel for Internal Combustion
Engines. Agronomy Research 12(2), 333-340. CULS-Czech University of
Life Sciences Prague, Kamycka. Czech Republic.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2015. Indonesia Energy Outlook.
https://www.esdm.go.id/id/publikasi//indonesia-energy-outlook diakses pada
02 Agustus 2018.
18
Lee, S.Y., Park, J.H., Jang, S.H., Nielsen, L.K., Kim, J., Jung, K.S. 2008.
Fermentative Butanol Production by Clostridia. Biotechnol. Bioeng. 101(2),
209-28.
Liu, D., Chen, Y., Ding, F.Y., Zhao, T. 2014. Biobutanol Production in a
Clostridium acetobutylicum Biofilm Reactor Integrated with Simultaneous
Product Recovery by Adsorption. Biotechnol Biofuels; 7:5.
Novia, Windarti Astriana, Rosmawati. 2014. Pembuatan Bioetanol dari Jerami Padi
dengan Metode Ozonolisis-Simultaneous Saccharification and Fermentation
(SSF). Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 20. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Tomas-Pejo E., Alvira P., Ballesteros M., Negro M.J. 2011. Pretreatment
Technologies for Lignocellulose-to-Bioethanol Conversion. pp: 149-176
Wang, S., Zhang, Y., Dong, H. 2011. Formic Acid Triggers the “Acid Crash” of
Acetone-Butanol-Ethanol Fermentation by Clostridium Acetobutylicum.
Applied and Environmental Microbiology, 77(5), 1674-1680.
NIM : 102316070
E-mail : ekkyfadholi@gmail.com
No. HP : 089618371339
BIODATA ANGGOTA 1
NIM : 105117034
E-mail : syifa.fadlillah@gmail.com
No. HP : 08128810248
BIODATA ANGGOTA 2
NIM : 102317019
E-mail : defirkat14@gmail.com
No. HP : 089519843640