PENDAHULUAN
1.4. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana
berpikir masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia
menjadi sangat penting. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai
mahasiswa dituntut untuk lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
Dari waktu ke waktu, Bahasa Indonesia berkembang dari mulai dari masa
sebelum kolonial hingga sampai di masa era globalisasi. Untuk itulah materi ini
sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika sebagai pemakai
bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah bahasa Indonesia. Melalui
perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai
perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya, maupun dari
segi tata bahasa dan kosa kata serta maknanya. Sekarang Bahasa Indonesia telah
menjadi bahasa modern yang digunakan dan dipelajari tidak hanya di seluruh
Indonesia tetapi juga di banyak negara. Bahkan keberhasilan bangsa Indonesia
dalam mengajarkan Bahasa Indonesia kepada generasi muda dicatat sebagai
prestasi dari segi peningkatan komunikasi antara warga Negara Indonesia.
Mahasiswa peserta kuliah perlu disadarkan akan kenyataan ini dan ditimbulkan
kebanggaannya terhadap bahasa Nasional kita.
1.4. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia sebelum Masa Kolonial ?
2. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia pada masa kolonial ?
3. Bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia pada masa era globalisasi ?
1
1.4. Tujuan
1. Dapat memahami tentang sejarah Bahasa Indonesia saat sebelum masa
kolonial
2. Dapat memahami perkembangan Bahasa Indonesia pada masa kolonial
3. Dapat mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia pada masa era
globalisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia berdekatan yang
ditemukan di Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati
tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit
berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M
(Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang
Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari
berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan
bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di
Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga
terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna.
Hal itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang
secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi
bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaanya terbatas di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian, Malaka
merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara dan mereka
membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan
mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah tersebut. Kota
Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi bandar utama
di kawasan Asia Tenggara.
4
batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra
(abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke
pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah
Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai
bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. (Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, n.d.).2
Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di
kawasa timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A.
van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi
Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801.
5
bahasa Melayu kuno pada saat itu bukan hanya digunakan di Sumatra, melainkan
juga digunakan di Jawa (Arifin, 1988:3). 4
1. Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen
yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit
buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur
(Taman Bacaan Rakyat). Badan ini pada tahun 1917 diubah menjadi
Balai Pustaka. Badan ini menerbitkan novel (seperti Siti Nurbaya dan
6
Salah Asuhan), buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan. Badan ini sangat membantu penyebaran bahasa Melayu di
kalangan masyarakat luas.
3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa
Indonesia dalam pidatonya. Hal ini merupakan pidato pertama
menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad.
4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin
mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia
yang kemudian disebut “Bahasa Indonesia”
5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan
dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir
Alisyahbana.
6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia.
7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di
Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh
cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
2.3 Bahasa Indonesia Setelah Kedatangan Jepang
7
keenam dari sepuluh butir maklumat itu berbunyi sebagai berikut: “Nama-nama
negeri dan kota diseloeroeh poelaoe Djawa jang mengingatkan kepada zaman
pemerintah Belanda almarhum ditoekar dengan nama-nama menoeroet kehendak
ra’jat.” Pengumuman sejenis, baik yang menyangkut pemberlakuan
kebijaksanaan politik pemerintah pendudukan Jepang, instruksi-instruksi,
peraturan-peraturan, maupun rencana perayaan hari-hari tertentu yang dianggap
dapat memberi semangat bagi perjuangan bangsabangsa Asia (baca: Jepang). Hal
ini kerap kali mengisi lembaran-lembaran halaman surat kabar Asia Raja.
8
menguasi wilayah Indonesia, pemerintah Jepang segera menerbitkan sejumlah
surat kabar dan majalah berbahasa Indonesia.Pada bulan Mei 1942, pemerintah
pendudukan Jepang mengeluarkan perintah bahwa semua toko, restoran, sekolah,
perusahaan, perhimpunan, dan sebagainya diharuskan mengganti papan nama,
tulisan dan reklame dengan yang berbahasa Jepang atau Indonesia.
Begitu pula, pada tahun 1942 itu, E. St. Harapan, penyusun Kitab Arti
Logat Melajoe, diminta segera menyusun kembali kamus itu. Terbitlah pada
tahun itu Kamoes Indonesia yang sebenarnya lebih merupakan edisi revisi Kitab
Arti Logat Melajoe karena di dalamnya memang ada penambahan beberapa entri.
Inilah kamus pertama yang memakai kata Indonesia dalam dunia perkamusan
Indonesia.72 Kamus yang tebalnya 452 halaman itu disusun hanya dalam waktu
70 hari. Waktu yang relatif singkat untuk penyusunan sebuah kamus. Namun,
tampak juga di sini bahwa kebutuhan kamus bahasa Indonesia waktu itu begitu
mendesak untuk segera menghapus segala pengaruh bahasa Belanda.
9
2.4 Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi
Sejalan dengan era globalisasi dan era informasi dewasa ini, kajian
tentang penggunaan Bahasa Indonesia secara lisan dan tulisan sangat penting.
Ada dua hal yang perlu dikaji dalam memandang Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
Hal itu didukung pula oleh adanya 32 perguruan tinggi di dunia yang
membina dan mengembangkan bahasa Indonesia kepada mahasiswa dalam
proses pembelajarannya. Jika dunia internasional bersikap adil, maka bahasa
Indonesia sudah saatnya dijadikan bahasa dunia Internasional. Hal ini sangat
beralasan kata Sugono, karena di samping bangsa Indonesia terus meningkatkan
kemampuan SDM-nya dan mampu pula memanfaatkan SDA secara maksimal.6
10
Setiap konsep dan gagasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangannya dapat diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Walaupun
demikian, tidak dapat dipungkiri pula bahwa pertumbuhan istilah dan kosa kata
dalam bahasa Indonesia itu dipengaruhi oleh adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang berada dalam percaturan dunia
internasional. Hal itu tentunya sesuatu yang wajar dan alamiah dalam setiap
bahasa yang hidup akibat adanya kontak antarbahasa dan antarbudaya yang ada.7
Ada hal yang menarik untuk diamati. Bagi kalangan penutur muda,
menggunakan bahasa Indonesia lebih dominan dan disukai daripada
menggunakan bahasa daerah. Salah satu alasannya adalah bahwa para pemuda
memang kurang menguasai bahasa daerah-nya, terutama di lingkungan
masyarakat yang bahasa deerahnya terdapat stratafikasi tutur bahasa (bahasa
Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Bali).
Di samping itu, ada beberapa hal yang menyebabkan para pemuda lebih
suka menggunakan bahasa Indonesia:
11
Bangsa Indonesia selalu bertekad menjunjung tinggi semua ketentuan
yang ada dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan termasuk
mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Oleh karena itu,
semua urusan negara yang resmi, seperti urusan tata usaha negera, peradilan,
penyelengaraan politik selalu menggunakan bahasa Indonesia. Di samping itu,
bahasa Indonesia juga digunakan dalam hubungan internasional; bahasa
Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan, pemerintahan, dan pelaksanaan pembangunan; bahasa
Indonesia digunakan sebagai prasyarat kecakapan untuk menduduki suatu
jabatan, menjadi pegawai negeri dan pegawai BUMN; serta bahasa Indonesia
harus digunakan pula pada papan nama berbagai perusahan pemerintah dan
swasta di seluruh wilayah Republik Indonesia. Di samping itu, sampai tahun
pelajaran 2008/2009 pemerintah masih mengevaluasi mata pelajaran bahasa
Indonesia secara nasional sebagai syarat mutlak bagi siswa untuk mendapatkan
STK dan STTB.
12
Bahasa Indonesia didukung oleh jumlah penutur yang besar. Bahasa
Indonesia dipelajari di dalam dan luar negeri, dan sangat memungkinkan
dijadikan sebagai Bahasa dunia internasional.
Berbagai istilah dan kosa kata dari disiplin ilmu pengetahuan tertentu
telah mewarnai corak fungsi Bahasa Indonesia sebagai pendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Setiap konsep dan gagasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangannnya dapat diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia akan tetap strategis karena Bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai Bahasa Negara dan juga sebagai Bahasa Nasional.
Digemari oleh kalangan penutur muda.
Semua urusan negara yang resmi, seperti urusan tata usaha negara,
peradilan, penyelenggaraan politik selalu menggunakan Bahasa
Indonesia.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional bahasa Indonesia dijadikan garis
kebijakan dalam penentuan jenis bahasa pengantar atau objek studi.
2. Bahasa Indonesia dalam perspektif persimpangan jalan
13
lebih unggul dari bahasa Indonesia. Pada aspek kekuasaan bahasa, dengan
menggunakan enam indikator: demografi, dispersi, mobilitas, ekonomi, idiologi,
dan kebudayaan, ternyata lima di antaranya bahasa Inggris lebih berkuasa
daripada bahasa Indonesia. Hanya satu-satunya menunjukkan kesetaraan adalah
aspek idiologi, itu pun masih berupa tanda tanya.9
Lebih menarik diperhatikan saat ini, setiap sekolah baik negeri maupun
swasta dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi telah
membelajarkan bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran atau matakuliah
penting di sekolah tersebut. Bahkan sudah ada issu bahwa beberapa yayasan akan
menerapkan bahasa pengatar SLTP dengan menggunakan bahasa Inggris. Ironis
sekali, karena satu sisi bangsa Indonesia merasa perlu mempelajari bahasa
Inggris dan memanfaatkannya sebagai wahana komunikasi internasional untuk
mengejar ketinggalan dari bangsa lain, pada sisi lain kita harus mempertahan
bahasa Indonesia agar tetap kuat, dicintai, dan dikembangkan supaya sejajar
dengan bahasa modern dunia internasional lainnya.
14
David Gladol (dalam Ali Saukah, 2003) mengemukakan beberapa informasi
penting tentang peran bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional,
dengan data-data sebagai berikut:
15
Adanya motivasi pedagogis untuk menyerap berbagai ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan berbagai motivasi itu, kecenderungan masyarakat
untuk menguasai bahsa Inggris semakin meningkat.8
Arus globalisasi melaju dengan pesat dan cepat. Kecepatan itu ditandai
dengan munculnya berbagai konsep dan gagasan baru tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi, yang di dalamnya termasuk Iptek di Indonesia. Perkembangan
Iptek berkaitan erat dengan perkembangan bahasa sebagai sarana pendukungnya.
Arus globalisasi akan berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia
(Abdullah, 2000).
16
Masih terbuka kemungkinan bahasa Indonesia semakin tersingkirkan
akibat faktor-faktor lain. Hal-hal itu akan terjadi apabila tidak ada komitmen
yang kukuh dari bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengembangkan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan kebanggaan bagi bangsa
Indonesia. Di samping itu harus adanya kemampuan bangsa Indonesia tampil
sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Sebagaimana dua negara Asia yang
telah menjadi macan Asia saat ini, yakni Negara Jepang dan negara Korea
Selatan. Kedua negara tersebut, kalau dilihat dari jumlah penutur dan pendukung
bahasa kedua negara jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan penutur dan
pendukung bahasa Indonesia, tetapi dengan perkembangan teknologinya bangsa
lain berusaha mempelajari bahasa kedua negara tersebut.
17
disimpulkan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan oleh Inggris
dan negara-negara persemakmurannya yang terus berkembang hingga menjadi
bahasa internasional yang paling banyak digunakan di dunia. Bahasa Inggris
tidak hanya sebagai persyaratan akademis untuk penguasaan terbatas dalam
aspek pengetahuan bahasa, tapi juga sebagai bahasa teknologi dan sains. Artinya
bahasa Inggris digunakan untuk berkomunikasi dan diekstrak dalam sains dan
teknologi. Sepertinya sebagian besar menggunakan bahasa Inggris, dan bahkan
beragam dokumen dan pedoman teknis untuk penggunaan dan peningkatan
perangkat yang bisa berbahasa Inggris. 13
18
lainnya. Klaim lain bahwa jika tanpa penguasaan bahasa Inggris itu baik, sebuah
negara tidak akan maju. Sosiolinguistik mempunyai peran yang dominan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya untuk penutur asing. Oleh karena
banyaknya ragam bahasa Indonesia maka pengajar bahasa Indonesia untuk orang
asing harus juga mengajarkan bahasa Indonesia berdasarkan tempat dan konteks
sosialnya selain bahasa Indonesia ragam baku. Dengan demikian, mahasiswa
asing tidak akan banyak mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dalam
masyarakat sehari-hari. Sebaiknya dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk
orang asing disesuaikan juga dengan konteks sosialnya bukan sekedar bahasa
Indonesia formal.15
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
13. Riani. 2014. “Dominasi Bahasa Inggris pada Nama Badan Usaha di
Yogyakarta”.
14. Rahayu, Putri. 2015. Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
dalam Pendidikan dan Pengajaran”
15. Saddhono, Kundharu. 2012. “Pengembangan Buku Bahasa Indonesia untuk
Penutur Asing: Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (The Development
of Indonesian Language Textbooks for Foreign Students:A Case Studies in
Sebelas Maret University) dalam The 3rd AISOFOLL di Jakarta 30 Oktober
-1 November 2012 oleh SEAMEO QITEP.
22