Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbilitas dan angka kematian (mortalitas)
(adib,2009).
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko tekanan stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung
dan kerusakan ginjal (Faqih, 2007).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006)
B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer) merupakan
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau
genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit
lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor
makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang
tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemingkinan menderita
hipertensi menjadi lebih besar. Faktor faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain
stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (M.Adib, 2009).
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor itu bermula jaras saraf simpatis yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keuar dari pusat vasomotor duhantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron masing – masing ganglia melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pusat
ganglia ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis erangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang yang mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin yang pada akhirnya menyebabkan
vasokonstriksi korteks adrenal serta mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi tersebut juga menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi
angiotensi II, yaitu suatu vasokonstrikor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu : sakit kepala, jantung
berdebar debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah,
penglihatan kabur, wjah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari,
telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mmual, muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang krena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut
Sutanto (2009), gejala – gejala yang mudah diamati antra lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing
atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga
berdengung, sukar tidur, sesak nafas, easa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang –
kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Urinalis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah.
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh hipertensi.
2. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
3. Koleterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskular di masa depan
4. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertropi ventrikel kiri.
5. Hemoglobin/hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan sel – sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor – faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
6. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
7. Glukosa hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
8. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek
samping terapi diuretic.
9. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium dapat meningkatkan hipertensi
10. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak atero
matosa (efek kardiovaskular)
11. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
12. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
13. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya diabetes.
14. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi
15. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi klasifikasi pada area katup, deposit pada dan atau takik aorta,
pembesaran jantung.
16. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensepalopati, atau feokromositama (doenges, 2000; John, 2003;
sodoyo, 2006).

F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian keperawatan
a. Aktifitas/istirahat
Gejala : kelemahan, keletihan, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :
- frekuensi jantung meningkat
- perubahan irama jantung
- takipnea
b. srkulasi
gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup dan penyakit
serebrovaskular
tanda :
- kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk
diagnosis)
- nadi : denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis
- ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer), pengisian
kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi)
- kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia), kemerahan
c. integritas ego
gejala :
- riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik (dapat
mengindikasikan perubahan serebral)
- faktor – faktor stress multiple (hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan)

tanda :

- letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian tangisan yang meledak
- gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sektor mata), gerakan fisik cepat,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara
d. eliminasi
gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( seperti infeksi/obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal masa yang lalu)
e. makanan/cairan
gejala :
- makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur), gula gula yang berwarna hitam,
kandungan tinggi kalori
- mual , muntal
- perubahan berat badan akhir akhir ini (meningkat/menurun)
- riwayat penggunaan diuretik
tanda :
- berat badan normal dan obesitas
- adanya oedema
f. neurosensori
gejala :
- keluhan pening/pusing
- berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara
spontan setelah beberapa jam)
- episode kebas kebas, dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh
- gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)
- episode epistaksis
g. nyeri/ketidaknyamanan
gejala :
- angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri
ekstremitas bawah)
- sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
- nyeri abdomen atau massa (feokromositoma)
h. pernafasan
gejala :
- dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
- takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksimal
- batuk dengan atau tanpa sputum
- riwayat merokok
tanda :
- distress respirasi/penggunaan obat aksesori pernafasan
- bunyi nafas tambahan (krekles/mengi)
- sianosis
i. keamanan
gejala :
- gangguan koordinasi atau cara berjalan
- episode parestesia unilateral transion
- hiptensi postural
j. pembelajaran atau penyuluhan
gejala :
- faktor – faktor risiko keluarga, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes
mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal
- penggunaan pil kb atau hormon lain; penggunaan obat atau alkohol (doenges, 2000;
Ruhyanudin, 2007)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan hipertensi yang muncul menurut (doenges, 2000; Nathea,2008) adalah
sebagai berikut :
1. Resko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah
2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

H. RENCANA TINDAKAN
1. Resiko tinggi penuruna curah jantung berhubungan dengan vaskntriksi pembuluh darah
Intervensi :
a. Observasi tekanan darah
Rasional :
perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
keterlibatan/bidang masalah vaskuler
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan ferifer
Rasional :
Denyutsn karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati/palpasi. Denyut pada
tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontruksi
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Rasional :
S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium,
peekembangan S3 menunjukkan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels,
mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal
jantung kronik.
d. Amati warna kulit, kelembapan, suhun dan masa pengisian kapiler
Rasional :
Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung
e. Catat adanya demam umum/tertentu
Rasional :
Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler
f. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktifitas/keributan lingkungan, batasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal
Rasional :
Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi
g. Anjurkan teknik relaksasi, panduan distraksi dan imajinasi
Rasional :
Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang, sehingga
akan menurunkan tekanan darah
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti hipertensi, diuretik
Rasional :
Menurunkan tekanan darah
2. Intoleransi aktifitas berhungan dengan kelemahan umum ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan parameter, frekwensi nadi 20
per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeri dada,
kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan
Rasinal :
Parameter menunjukan respon fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan indikator
derajat pengaruh kelebihan kerja jantung
b. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan/kelelahan, TD
stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri
Rasional :
Stabilitas fisiologi pada istirahat penting memajukan tingkat aktivitas individual
c. Dorong memajukan aktivotas/toleransi perawatan diri. (konsumsi oksigen miokardia selama
berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada.
Rasional :
Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan tiba – tiba pada kerja jantung
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat
gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya
Rasional :
Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu
keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
e. Dorong pasien untuk partisipsi dalam memilih periode aktivitas
Rasional :
Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah
kelemahan
3. Nyeri (akut) : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional :
Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi
b. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya : kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan leher
Rasional :
Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan menghambat/memblok
respon simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi dan dapat meningkatkan sakit kepala :
mengejan saat BAB, batuk panjang dan membungkuk
Rasional :
Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya
peningkatan tekanan vakuler serebral
d. Bantu pasien daam ambulasi sesuai kebutuhan
Rasional :
Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat
kondisi klien
e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien istirahat selama 1 jam setelah makan.
Rasional :
Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll.
DAFTAR PUSTAKA

adib, M. (2009). Cara mudah memahami dan menghindari hipertensi, jantung dan stroke. Edisi I.
Yogyakarta: CV. Dianloka.

Muttaqin, A. (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler.
Jakarta: salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai