Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Mekanika tanah adalah disiplin teknik sipil yang memprediksi karakteristik kinerja
tanah, dengan menggunakan teknik statika, teknik dinamika, mekanika fluida, dan
teknologi lainnya yang juga berkaitan dengan geologiteknik. Jenis konstruksi, jenis
peralatan yang akan digunakan, jenis pondasi, bahan pendukung, dan banyak aspek
pekerjaan konstruksi lainnya sangat dipengaruhi oleh hasil dari studi mekanika tanah. Pada
dasarnya mekanika tanah mempelajari tentang proses pembentukan tanah, sifat fisik dan
kimia tanah, kompresibilitas tanah, permeabilitas, konsolidasi, dan lain sebagainya.
Dalam pandangan Teknik Sipil, Tanah adalah himpunan mineral, bahan organic,
dan endapan-endapan yang relative lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar
(bedrock) butiran yang relative lemah disebut karbonat., zat organik, atau oksid yang
mengendap diantara partikel-partikel. Proses pelapukan batuan atau proses geologi atau
yang lainnya yang terletak di dekat permukaan bumi membentuk tanah baik yang bersifat
fisik maupun kimia.
Umumnya pelapukan terjadi akibat proses kimia yang dipengaruhi oleh oksigen,
karbondioksida dan air (teruttama yang mengandung asam dan alkali). Jika hasil pelapukan
masih berada di tempat asalnya maka tanah ini disebut juga tanah residual (residual soil)
dan apabilatanah berpindah tempatnya disebut tanah terangkut (transported soil).
Istilah pasir, lempung, lanau atau lumpur digunakan untuk menggambarkan
sifatnya yang khusus. Sebagai contoh lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan
plastis, sedangkan pasir digambarkan sebagai jenis tanah yang bersifat tidak kohesif
(granular).
Untuk mengetahui apa itu ilmu Mekanika Tanah, khuusnya komposisi tanah,
klasifikasi tanah, aliran air dalam tanah dan konsep tegangan efektif.
1.3 PERMASALAHAN
makalah ini memahas tentang:
1. Komposisi tanah
2. Klasifikasi taah
3. Aliran air dalamtanah
4. Konsep tegangan efektif
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Komposisi Tanah
Pandangan Teknik Sipil, tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan
endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zar organik, atau
oksida-oksida yang mengendap di antara partikel-partikel. Ruang di antara partikel-partikel
dapat berisi air, udara, ataupun keduanya.Proses pelapukan batuan atau proses geologi
lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi membentuk tanah.
Proses pembentukan tanah dari batuan induknya: proses fisik maupun proses kimia.
a. Proses secara fisik : proses batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, dapat
terjadi akibat adanya pengaruh erosi, angin, air, manusia, atau hancurnya partikel tanah
akibat perubahan suhu atau cuaca. Partikel-partikel dapat berbentuk bulat, bergerigi
maupun bentuk-bentuk di antaranya.
b. Proses secara kimia : proses pelapukan terjadi oleh pengaruh oksigen, karbon dioksida,
air (terutama yang mengandung asam atau alkali) dan proses-proses kimia yang lain.
Jenis tanah berdasar letak hasil pelapukan
a. Tanah Residual : hasil pelapukan masih berada di tempat asalnya (residual soil)
b. Tanah terangkut : hasil pelapukan telah berpindah tempatnya (transported soil).
Dalam kondisi alam, kebanyakan jenis tanah terdiri dari banyak campuran lebih dari satu
macam ukuran partikelnya.
Gambar 2.1
Tiap unit tetrahedron terdiri dari 4 atom oksigen mengelilingi sebuah atom
silicon. Kombinasi beberapa unit tetrahedron membentuk lembar silica (silica sheet), tiga
atom oksigen yang di dasar dipakai bersama oleh tetrahedron yang berdekatan.
Tiap unit octahedron terdiri dari 6 hidroxil yang mengelilingi satu atom aluminium.
Kombinasi beberapa unit octahedron aluminium hidroxil membentuk lembar octahedron
yang disebut gibbsite, kadang-kadang atom-atom magnesium mengganti aluminium, hal ini
disebut lembar brucite.
Mineral Kaolinite, satu lembar kaolinite terdiri dari berlapis-lapis lembar silica
dan gibbsite yang tiap lapis silica-gibbsite tebalnya 7,2 Å. Lembar-lembar tersebut diikat
oleh hidrogen. Kaolinite berada dalam bentuk lempengan, yang dimensi lateralnya
1000 – 10000 Å, tebal 100 – 1000 Å. Luas permukaannya = 15 m2/gr. (luas permukaan
perunit massa disebut specific surface).
Illite, satu lembar illite terdiri dari sebuah lembar gibbsite yang menyatu dan diapit
oleh 2 lembar silica. Kadang-kadang disebut mica lempung (clay mica), tebal 1 lembar
10 Å, lembar satu dengan yang lainnya diikat oleh ion potasium (natrium). Ada substitusi
aluminium untuk silicon pada lembar tetrahedral. Substitusi elemen tanpa mengubah
bentuk kristal disebut substitusi isomorphous. Lembar-lembar illite menyatu menyerupai
lembar yang mempunyai dimensi lateral 1000 – 5000 Å dan tebal 50 – 500 Å. Specific
surface = 80 m2/gr.
Mineral-mineral Montmorillonite, Strukturnya mirip illite, yaitu 1 lembar gibbsite
diapit oleh 2 lembar silica, tetapi substitusi isomorphousnya ialah magnesium dan besi
untuk aluminium dari lembar octahedral. Di sini tidak ada potasium untuk mengikat lembar
satu dengan yang lainnya, tetapi air. Dimensi lateralnya 1000 – 5000 Å dan tebalnya 10 –
50 Å dengan specific surface = 800 m2/gr. Partikel lempung mempunyai muatan listrik
negatif pada permukaannya yang disebabkan oleh adanya substitusi isomorphous dan
putusnya kontinyuitas di ujung. Muatan negatifnya lebih besar kalau specific surfacenya
lebih besar. Pada lempung kering, muatan listrik negatif diimbangi oleh cation yang bisa
berpindah-pindah seperti Ca++, Mg++, Na++, dan K+ diseputar partikel. Kalau air
ditambahkan pada lempung, cation tadi beserta sedikit anion mengambang di sekitar
partikel lempung. Yang ini disebut diffuse double layer. Konsentrasi cation berkurang kalau
jarak dengan partikel bertambah.
Pada gambar 2.2 ditunjukkan suatu elemen tanah yang dinyatakan dalam volume, V, dan
berat, W, sebagaimana yang terdapat dalam keadaan di alam. Untuk mengembangkan
hubungan berat volume, elemen tanah tersebut dapat dibagi dalam tiga fase (yaitu tanah
padat, air dan udara) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.2. Dengan demikian volume
total tanah dapat dinyatakan sebagai berikut :