Bab Iii Rti
Bab Iii Rti
LANDASAN TEORI
3.2 Rekrutmen
Diagram alir perhitungan AHP secara garis besar dapat dilihat pada
Gambar 3.2 berikut ini:
Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang
bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan
yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif
sebagaimana yang dipersentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Analytic
Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari :
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka
penilaian harus diulangi kembali.
A. Decomposition
Struktur hirarki yang terlihat pada Gambar 3.3 disusun untuk membantu
proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan
yang terlibat dalam sistem. Sebagian besar masalah menjadi sulit untuk
diselesaikan karena proses pemecahannya dilakukan tanpa mempelamarng
masalah sebagai suatu sistem dengan suatu struktur tertentu.
B. Comparative Judgement
D. Logical Consistency
dengan elemen i.
Rasio rasio yang didapat
langsung dari
pengukuran.
A. Matriks
.................. (1)
................ (2)
........................(3)
Agar λ menjadi eigen value, maka harus ada pemecahan tak nol dari
persamaan ini. Akan tetapi, persamaan diatas akan mempunyai pemecahan tak nol
jika dan hanya jika seperti persamaan (4).
....................... (4)
....................... (5)
................... (6)
.... (7)
............. (8)
Seperti yang di uraikan diatas, maka untuk pair –wise comparison matrix
diuraikan seperti seperti persamaan (9).
....................... (9)
.........................(10)
..........................(11)
.......................(12)
Salah satu model utama AHP yang membedakannya dengan model- model
pengambilan keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi
mutlak. Dengan model AHP yang memakai persepsi decision maker sebagai
inputnya maka ketidakkonsistenan mungkin terjadi karena manusia memiliki
keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau harus
membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka decision maker
dapat menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.
..................... (14)
n = Orde matriks
..................... (15)
CR = Rasio Konsitensi
RI = Indeks Random
Bila matriks pair - wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0,100
maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima jika
tidak maka penilaian perlu diulang.
..................... (16)
Langkah berikutnya adalah mencari lamda max dengan rumus jumlah lamda
dibagi jumlah alternative
7.964253 : 6 = 1.327376
1.327376 : 5 = 0.265472
0,143534+0,103592 = 0,247126
Dalam sistem skornya menjadi 24,7 untuk skor pendidikan. Simulasi ini
dapat di gunakan untuk menghitung kriteria dan alternatif masing masing pelamar
kerja di perusahaan Alfamart.