Anda di halaman 1dari 13

ISBD

MANUSIA DAN PERADABAN

A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai
dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
B. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan
tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
 ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.
 UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan
fisik.
 SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan leb
 KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.

 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY


Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah
mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

 ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

 PAULA J. C & JANET W. K


Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab
atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

C. Unsur-unsur yang membangun Manusia


Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang
membangun manusia.

1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:

a. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang
dan waktu.
b. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan
d. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal:
62-84).

2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:

a. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan
energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-
proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara
langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.

b. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan
saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai
berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
c. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima
tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

D. Hakekat Manusia

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan
Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa
nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan
mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar
mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk
sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.

2.2. Peradaban

A. Pengertian Peradaban

Istilah peradaban dalambahasa inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadapperkembangan kebudayaan.Definisi peradaban
menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban merupakan bagian dari unsur kebudayaan
yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmupengetahuan, adat sopan santun
pergaulan, kepandaian menulis, organisasikenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

B. Wujud Peradaban
Dalam penjelasan Rohiman Notowidagdo menjelaskan bahwa terjadinya disharmoniantara Barat
dan Timur disebabkan pikiran Barat tentang Timur yang penuh dengan bayangannegatif dan
prasangka, akibatnya alam pikiran Barat dan Timur tidak pernah bertemu. Dalam pikiran Timur,
Barat digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinamisme, saintisme,
positivisme, dan sekularisme. Sebaliknya, Barat membayangkan Timursebagai kemiskinan,
kebodohan, ststis, fatalis, dan kontemplatif. Tentu saja gambaran yang demikian menimbulkan sikap
berlawanan yang akhirnya mewujudkan permusuhan (konflik), disharmoni,persaingan, dan perang.

Perbedaan presepsi tersebut dapat dirasakan ada peradabannya. Karena Peradaban hanya
menekankan pada unsur tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berfikir) mungkin unsur nurani
(perasaan). Peradaban menurut Konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal (tingkat berfikir),
sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan unsur nurani (perasaan,
estetis).Dengan demikian di kalangan orang Barat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih
dulu unggul dibandingkan dengan orang timur. Dikalangan orang Timur, hati nurani (perasaan) lebih
diutamakan dari pada akal (ratio). Benar menurut akal, belum tentu baik dan belum tentu sesuai
dengan hati nurani.

C. Hakikat Peradaban

Koentjaraningrat (1990) menjelaskan bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban.
Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk
menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan sendiri
berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan
penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat
diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang
tinggi dan mulia. Prof. Dr. Nurcholis Madjid ( Islam Dan Pluralism ) menggunakan istilah civilization
(peradaban) merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh mansyarakat, dan menjadi
hukum yang di tunduki secara bersama pula.

1. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur
kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan
santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.

2. Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan
dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan
keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau
agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan
terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara
berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.Pada waktu
perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus,
indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan
telah memiliki peradaban yang tinggi. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi
oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan teknologi dan, Ilmu pengetahuan.

D. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti
barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia,
baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi
manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju
pada prilaku pada manusia. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara,
cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusia yang
mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal).

Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata
cociety civilis. istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga,
atau masyarakat madani.
Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Nurcholis
majid menyebut masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang berbudi luhur,
berakhlak mulia, dan berperadaban, dengan ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai
prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan
dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah (Budi Munawar
Ranchman. 2011:183). Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society
memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan
antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self
sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau
nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

E. Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya

Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran
manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap
kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan,
dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi. Adanya kebudayaan
bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons, dan
mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan
potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan
berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan
kebudayaan.Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda,
bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk
mengantisipasi tantangan tadi.

Pandangan sebagian ahli materialisme memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir karena
ketundukan manusia terhadap pola produksi dan alat – alat produksi atau secara umum
pengendalian sifat hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
sementara pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh murtadha muntahhari ( 2002 ) dalam
bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam Semesta. Bahwa sifat hewani dan sifat manusiawi
manusia telah menjadi satu kesatuan yang berevolusi yang menjadikan manusia sebagai organism
yang memiliki tindakan dan kecendurungan. Selanjutnya manusia marupakan manusia yang memiliki
pengetahuan dan beragama dengan istilah lain memiliki kebutuhan spiritual, sehingga dalam
perkembanganya budaya manusia akan berevolusi ketingkat dimana pembebasan manusia dari
ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan perekonomianya tadi menjadi masyarakat yang
terus memenuhi kebutuhan ideology dan agamanya atas dasar tuntutan sifat manusiawinya tadi.
Itulah titik evolusi kebudayaan manusia di masa depanya menurut murtadha muntahhari.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni,
teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya
yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan,
tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina
Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang
menjadi ciri budaya setempat.

Mengacu pada pandangan Nurcholish Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social budaya
telah di contohkan oleh masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya masyarakat
egaliter dimana antara kemajemukan masyarakat yang ada di madinah telah melahirkan saling
menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan ras dan warna kulitnya, hal lain yang
menjadi ciri khas kehidupan social budaya yang merefleksikan wujud masyarakat ber peradaban
pada masa itu dimana tingkat partisipatis dan kebersamaan yang tinggi serta terciptanya demokrasi
atas dasar musyawarah bersama. ( Budy Munawar Racman 2011: 183 - 184 )

Dari paparan di atas merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya masyarakat.
Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu
sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan
perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.
Kemabli ke evolusi budaya dalam tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap peradaban
pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi
agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,
mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap
peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.

F. Dinamika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia

Menurut nurcholis madjid dalam risalah singkatnya yang di tuangkan dalam Nilai – nilai dasar
perjuangan, menerangkan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk tertinggi dengan di bekali
kemampuan spiritual ( iman ), dan kemampuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menusia
menyangkut alam dan manusia, sehingga tugas manusia ialah bagaimana menciptakan sejarah.
Selanjutnya nurcholis manjdid mengatakan bahwa alam memiliki perubahan dan perkembangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan dan perkembangan inilah yang memungkinkan
terciptanya evolusi dan dari sejarah yang di ciptakan oleh manusia meninggalkan kebudayaan dan
nilai – nilai maupun tradisi yang ada di masyarakat tersebut.

Gelombang ketiga yang di tandai dengan revormasi dalam bidang komunikasi melahirkan suatu
masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang
berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan
mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.

John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan
perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena
interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh
kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:

1. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.

2. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.

3. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.

4. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.

5. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.

6. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.


7. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.

8. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.

9. Perubahan dari utara ke selatan.

10. Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.

Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri.
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu
fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi
komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek
penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi digerakkan oleh
kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa
ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:

 Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan


antarmanusia diseluruh dunia.

 Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet


menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan
massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

 Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

 Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik,
serta transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya misalnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

 Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional,
inflasi regional, dan lain-lain.

G. Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani


1. Tradisi

Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan satu
penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka tiap
bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu dengan yang lainnya berbeda
satu sama lain.

Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang merupakan adat
kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian bahwa cara
– cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar, serta hal ini merupakan sumber
yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa.

Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah – daerah suku – suku
bangsa adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu
keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan ber“bhinneka”. Adat
bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.

2. Modernisasi

a. Konsep Modernisasi.

Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia Barat dalam lima
abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya
revolusi industri pada abad ke – 18, yang mengubah cara produksi tradisional ke modern.

Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :

Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana produksi
barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.

Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasinal
dengan integrasi yang baik.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :[15]

a) Modernisasi menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang
kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang dalam
banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.
b) Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi
dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus berpedoman kepada
dunia sekitar yang mengalami kemajuan.

c) Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda – beda tetapi tujuan
utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas – luasnya.

d) Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan
seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat ke arah
kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat
kehormatan tertentu.

b. Syarat-syarat Modernisasi.

Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan –
angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :

 Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.

 Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.

 Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.

 Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat komunikasi masa.

 Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak pengurangan
kepercayaan.

 Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.

c. Ciri-ciri Modernisasi.

Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :

 Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.

 Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi, dan akulturasi.


 Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.

 Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.

 Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.

 Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi
kebendaan yang berlebihan.

 Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk


kekayaan.

3. Masyarakat Madani

Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society”diterjemahkan sebagai masyarakat sipil,
masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab.[16] Apapun bentuk tindakannya yang
pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang berada di luar negara.

Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep civil
society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini
sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat
yang ditandai oleh supremasi hukum.

H. Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki Manusia


Beradab

Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan berkumpul serta
hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu tertentu yang disebut
masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan hubungan dan kerjasa (interaksi) antara
yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial.Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai
beberapa tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari
marah bahaya, dan melanjutkan keturunan.

Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus mengadakan hubungan
dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa mengadakan interaksi dengan manusia yang
laintidak mungkin kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan primer dan
juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk individu, dimana
dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan kepentingan orang
lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jika
tidak maka dapat menimbulkan kekacauan, pertentangan diantara sesama manusia sehingga
keteraturan, ketetraman tidak akan terwujud.

Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang bagaimana
seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam
masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti aturan – aturan, norma – norma
adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat. Jika manusia
telah dapat menciptakan hal –hal tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat memahami
arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.

I. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia

Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan,
terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia, hal ini membawa
pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.

Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka
luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem – sistem sosial
yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup
manusia.

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan
waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas– batas negara sering menjadi kabur dan
bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra
Siswarini[17] adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya
mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam menghadapi
kemerosotan mutu lingkungan hidup.

Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma atau
heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal – hal yang
sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat.Selain itu juga terjadinya diorientasi
atau alienasi. Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai
sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan
manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada didalamnya, dapat
memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi sebaliknya jika
digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.

Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab
dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi
dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang
pengangguran.

Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa agar tetap
eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat, adalah dengan
meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan dan teknologi serta
informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai – nilai dan moral bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai