Skenario Cancer Cerebrum
Skenario Cancer Cerebrum
Assalamualaikum wr. Wb
Baiklah, mari kita saksikan role play dari kelompok 8 yang berjudul Asuhan keperawatan
palliatif dengan teknik komunikasi pada keluarga dengan kanker otak.
Koriah Dewi Safitri sebagai Astuti dengan panggilan kesayangannya Ntut / kembaran Helen
yang tidak seiras.
Role play ini disponsori oleh baksgor, bubur kacang hijau, jambu red, shampo dove, dan
minuman hits jaman milenial...Thaitea mineral water.
Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Helen yang terkena penyakit mematikan yaitu
kanker otak. Helen difonis terjangkit penyakit tersebut di usia 17 tahun dan dalam jangka waktu 3
tahun. Kanker otak tersebut perlahan merubah penampilan fisik helen.
Helen mulai merasakan beberapa gejala yang tidak wajar ditubuhnya seperti sakit kepala yang
berlebihan, kelemahan otot, tubuh sering kesemutan dan juga mimisan. Helen mulai merasakan gejala
ini mulai 2 bulan terakhir, tetapi dia menganggapnya hal yang sepele.
Hari ini helen menjalankan aktivitas seperti biasa disekolah, dan Helen merasakan kelemahan
ditubuhnya saat olah raga.
Sesampainya di rumah sakit, Helen langsung dibawa ke UGD dan Dokter langsung
melakukan pemeriksaan kepada Helen...... (diam sebentar) .. 5 menit kemudian Helen sadar.
Helen : Saya merasakan kepala saya sangat sakit dok, dan tubuh saya seperti kesemutan dok.
Dokter Cuti : Sudah berapa lama kamu mengalami hal seperti ini? Apakah sering?
Keesokan harinya...
Perawat : Ini dok hasil pemeriksaan pasien H elen ( sambil menyerahkan hasil pemeriksaan
penunjang)
Dokter Cuti : Oh ini ada kelainan pada otak pasien. Bisa kita lihat ini ada penumbuhan jaringan baru
di otaknya. Dan bisa dipastikan pasien ini mengalammi Kanker otak. Sebaiknya kita
harus sampaikan hal ini kepada pasien dan keluarganya.
Dokter Cuti : Hari ini saya mau menyampaikan penyakit kamu. Sebelumnya kamu tau gak, kamu
sebenarnya sakit apa?
Helen : Gak tau dok. Cuma saya ngerasa sering sakit kepala, sering mimisan. Saya pikir itu Cuma
gejala kelelahan aja.
Dokter Cuti : Kamu pengen tau gak sebenarnya kamu sakit apa?
Helen : Iya dok. Saya pengen tau. Memangnya saya sakit apa dok?
Dokter Cuti : Jadi begini buk, Helen. Saya harus menyampaikan berita ini. Dari hasil pemeriksaan
yang sudah kita jalankan, kamu mengalami Kanker otak. Dimana diotak kamu itu
adanya pertumbuhan sel-sel baru, dan ini sudah berlangsung selama 1 tahun terakhir
ini. Dan gejala yang kamu alami itu adalah gejala dari kanker otak.
Mak Beti : ( Dia tidak mengungkapkan kata-kata. Terpaku dan syok)
Perawat : Ini sudah pasti buk. Karena kita sudah melakukan pemeriksan. Dan hasilnya tepat dan
akurat.
Dokter Cuti : Kita bisa melakukan tindakan seperti operasi, kemoterapi dan masih banyak terapi-
terapi yang lain.
Mak beti : Lakukan apapun yang terbaik untuk anak saya dok
Instrumen malam
Malam harinya Helen susah tidur, dia merasakan sedikit nyeri dibagian kepalanya.
Helen : Kenapa harus aku Ya Allah? Kenapa harus aku yang mengalami penyakit mematikan ini?
Seandainya aku bisa mengulang waktu, aku gakmau ada diposisi seperti ini. (Helen sambil
menangis)
Perawat : Jadi begini, sebentar lagu Dokter akan memberikan konsultasi kepada adek. Jadi adek bisa
pilih alternatif pengobatan yang adek inginkan. Mungkin nanti saya bisa membantu adek
dalam memilih alternatif pengobatan tersebut.
Dokter Cuti : Jadi sekarang kita akan membahas alternatif pengobatan untuk si adek. Jadi ada
beberapa pengobatan yang bisa kita lakukan, yaitu ada kemoterapi, operasi, dan
radioterapi.
Kalau kita lakukan kemoterapi, itu berguna untuk menekan sel-sel kanker di otak kamu
dan untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul. Tetapi ada sejak sampingnya, seperti
rambut rontok, kehilangan selera makan, dan juga mual muntah.
Kalau kita lakukan operasi, ini berguna untuk mengangkat sel kanker yang ada di otak,
tetapi untuk kemungkinan berhasilnya operasi itu hanya 10 %, dan kalaupun operasinya
berhasil, tidak menutup kemungkinan sel kankernya akan kembali lagi.
Dan yang terakhir itu ada radioterapi, nah ini hampir sama juga dengan kemoterapi
dimana disini kita mengarahkan sinarnya yang lebih tinggi untuk menekan sel kanker.
Kalau untuk efek sampingnya, sama halnya dengan kemoterapi.
Perawat : Jadi bagaimana keputusan ibu terhadap terapi pengobatan yang akan kita lanjutkan kepada
si adek? Dan adek juga berhak ikut memilih terapi pengobatan yang adek mau.
Mak beti : Jadi gimana nak? Terapi pengobatan mana yang kamu mau?
Helen : Sebenarnya saya takut menjalani kemoterapi ini. Karena saya pernah baca bebrapa artikel
bahwa orang yang menderita kanker otak itu gabakalan lama hidupnya.
Perawat : Adek harus optimis menjalankan kemoterapinya, karena kemoterapi ini dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker yang ada di otak.
Ntut : Kakak harus kuat ya demi Emak dan Aku. Kakak gak boleh putus asa. Kakak harus berjuang
(sambil memeluk Kakaknya)
Aku boleh minta sesuatu gak sama Emak,.. sama Ntut ? Dan aku minta izin..
Mak Beti & Ntut : Emangnya kamu mau minta izin untuk apa?
“THE END”