Anda di halaman 1dari 8

Perpindahan Massa 03 – Assignment 2

Aliya Fahira
Grace Nathalie

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 2019


___________________________________________________________________

Pendahuluan
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
menguap (volatilitas). Proses yang dilakukan yaitu mendidihkan campuran sehingga
menguap dan uap didinginkan kembali dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan lebih mudah menguap. Titik didih suatu cairan adalah suhu saat tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer.
Flash vaporation adalah distilasi satu tahap dengan prinsip kesetimbangan uap-cair.
Sebuah umpan campuran cairan dipompa melalui pemanas untuk menaikkan suhu dan
entalpi campuran. Campuran kemudian mengalir melalui katup dan tekanan berkurang,
menyebabkan cairan untuk menguapkan sebagian. Dimana pada tekanan yang lebih rendah,
ada beberapa komponen yang lebih volatil terhadap komponen lainnya. Setelah campuran
memasuki volume cukup besar (Flash Drum) dengan keadaan flash, cairan dan uap terpisah.
Aseton atau biasa disebut propanon atau dimetil keton adalah senyawa berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton larut dalam berbagai perbandingan
dengan air, etanol, dietil eter. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan,
cairan pembersih kuku, membersihkan resin kaca serat, epoksi, dan solven berbagai polimer.
Kebutuhan aseton di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih mendatangkan Aseton dari Amerika Serikat,
Belanda, Cina, Korea, Jepang, dan Singapura. Indonesia mengimpor aseton sebanyak
13.401 ton pada tahun 2004, 12.251 ton pada tahun 2005, dan 14.203 ton pada tahun 2006.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah: “sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain”.
Dilihat dari wujudnya, limbah B3 terdiri dari limbah gas, padat, dan cair. Dilihat dari
struktur kimianya, terdapat limbah cair yang tidak dapat bercampur (larut) dengan air,
bercampur sebagian dan bercampur sempurna. Limbah aseton merupakan limbah cairan
yang larut sempurna dengan air dan banyak ditemukan di berbagai industry seperti industri
otomotif, cat warna, degumming agents, dan lainnya. Dengan melakukan proses pemurnian
aseton, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industry aseton di dalam negeri.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung hasil komposisi dari flash vaporation pada single-state
operation untuk campuran biner dan multikomponen dengan memanfaatkan metode
analitis dan metode numeris menggunakan software UNISIM?
2. Bagaimana proses pemurnian campuran aseton baik secara biner maupun
multikomponen dapat memberikan keuntungan dengan analisis segi ekonomi?

Tujuan Penulisan
1. Mendorong mahasiswa memahami dan mengaplikasikan konsep perhitungan flash
vaporation pada single-state operation untuk campuran biner dan multikomponen.
2. Mengajak mahasiswa melihat kegiatan pemurnian sebagai aplikasi ilmu Perpindahan
Massa dan mendorong untuk memahami proses pemurnian sebagai usaha ekonomi.

Soal dan Pembahasan

Campuran dua komponen (biner)


Campuran biner memiliki 60% mol acetone dan 40% mol air pada suhu 80oC di
evaporasi pada tekanan 101,325 kPa. Diketahui titik didih aseton adalah 56 oC dan titik
didih air adalah 100 oC, dan divaporasi sebanyak 70%. Kemudian memodelkan dan menulis
nilai-nilai yang diketahui. D

Zf

Basis : 100 mol Feed


F = 100 mol
Xf = 0,5
D = 70 mol
W = 30 mol
 Mencari grafik kesetimbangan fasa acetone dan air
T ‘C PA (kPa) PB (kPa) x y*
56 101,3287 16,58846 0,999992 0,999998648
60 115,1556907 20,00304 0,854679 0,971312322
64 131,2796204 23,99802 0,720813 0,933878765
68 149,1321821 28,65055 0,603224 0,887811465
72 168,8375673 34,04497 0,49916 0,831723751
76 190,5235735 40,27314 0,406354 0,764053481
80 214,3213861 47,43469 0,322934 0,683044763
84 240,3653519 55,63738 0,24734 0,586727912
88 268,7927435 64,99734 0,17827 0,472897422
92 299,7435183 75,63932 0,114628 0,339087714
96 333,3600708 87,69696 0,055487 0,182546383
100 369,7869825 101,3129 5,61E-05 0,000204602

 Melakukan plotting data diatas sehingga didapatkan grafik kesetimbangan


1.2

y = 1.6099x3 - 3.7376x2 + 3.1208x + 0.0155


Fraksi mol aseton fasa gas (yA)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Fraksi mol aseton fasa liquid (xA)

Grafik 1. Grafik Keseimbangan fasa Campuran Aseton dan Air

 Menghitung slope dari garis operasi


𝑾 𝟑𝟎 𝟑
𝒔𝒍𝒐𝒑𝒆 = − =− =−
𝑫 𝟕𝟎 𝟕
Karena Xf aseton = 0,5 jika dilihat dari garis y = x akan didapat Yf = 0,5
Sehingga garis operasi didapatkan dari titik (0,5 ; 0,5) dengan gradient m = -3/7
1.2

Fraksi Mol Aseton pada Fase Gas, yA


1 y = 1.6099x3 - 3.7376x2 + 3.1208x + 0.0155

0.8

0.6 y = -0.4286x + 0.857

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Fraksi Mol Aseton pada Fase Cair, xA

Grafik 2. Grafik kesetimbangan fasa dan garis operasi


Berdasarkan grafik didapatkan titik potong yang dilambangkan bulatan kuning dengan nilai Xa =
0,29 dan y*A = 0,71. Maka, hasil dari flash distilasi campuran biner adalah aseton 71%

Campuran multikomponen
Campuran multikomponen memiliki 60% mol acetone, 16% mol air, dan 24% mol etanol.
Diketahui titik didih aseton adalah 56 oC, air 100 oC, dan etanol adalah 78,37oC . Campuran
didistilasikan 1 atm dalam flash dengan target aseton sebanyak 76%.

D
yA,D
yB,D
yC,D
Za,f

Zb,f W

Zc,f XA,W
Basis : 100 kmol Feed XB,W
XC,W
Za,f = 0,6

Zb,f = 0,16

Zc,f = 0,24

Y*AD = 0,76
 Mencari nilai suhu (T) dengan UNISIM

Gambar 3 . Ilustrasi single-stage operation with UNISIM

Gambar 4. UNISIM membantu mencari suhu dengan target y*AD = 0,76


Berdasarkan perhitungan UNISIM didapatkan nilai suhu sebesar 61,10oC. Kemudian mencari nilai
W/D menggunakan goal seek dengan menggunakan rumus berikut :

dengan sigma y*D = 1 sehingga dimasukkan ke dalam tabel di bawah berikut. Dengan bantuan goal
seek didapatkan nilai W/D = 1,94 atau W = 1,94 D

Tabel 1. Goal Seek Excel untuk mendapat nilai W/D

 Memasukkan persamaan W = 1,94 D ke dalam rumus neraca massa


𝐹 =𝐷+𝑊
100 = 𝐷 + (1,94 𝐷)
100 = 2,94 𝐷
𝐷 = 34,02 𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
𝑊 = 65,98 𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
 Mencari nillai Xw masing masing komponen menggunakan rumus :

Tabel 2. Mencari nilai Xw aseton, air, dan etanol

Didapatkan aseton 76% hasil distilasi flash sebanyak 34,02 kgmol (D), maka massa yang
dihasilkan yaitu : massa = mol x Mr = (34,02 kmol)(58,08 kg/kmol) = 1975,9 kg = 1,98 ton aseton.
Analisis Ekonomi
Suatu industri merintis usahanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi dengan
ketersediaan yang terbatas sehingga dapat mendapatkan untuk yang besar. Persaingan antar
perusahaan tidak hanya berada di dalam negeri, tetapi juga mencakup aspek internasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, perkembangan jumlah impor aseton di Indonesia
setiap tahun semakin bertambah. Berikut data yang berhasil dikumpulkan.

Tabel 3. Data Impor Aseton di Indonesia (sumber : BPS, 2007)

Impor Aseton di Indonesia


16 y = 0.356x3 - 3.3064x2 + 9.6036x + 4.2678
14 R² = 0.9271
Jumlah Impor Aseton (ton)

12
10
8
6
4
2
0
2002 2003 2004 2005 2006

Sehingga jika diproyeksikan pada tahun 2019, maka jumlah impor diperkirakan sebesar :
𝑦 = 0,356 (2019)3 − 3,3064(2019)2 + 9,6036(2019) + 4,2678
𝒚 = 𝟗𝟏𝟔. 𝟖𝟗𝟎 𝒕𝒐𝒏
Sehingga kebutuhan aseton di Indonesia masih sangat besar dan dapat dimanfaatkan produksinya
dengan pemurnian limbah aseton dari pabrik. Berikut adalah harga yang akan dikeluarkan untuk
memproduksinya :

Alat dan Bahan Baku Harga


Aseton dari limbah -
Aseton murni (Rp 185.000 / kg) 185.000/kg x 1,28 ton = Rp 236,8 juta
Alat distilasi Rp 30.000.000 – Rp 50.000.000
Lahan, SDM, pemasaran Rp 100.000.000

Sehingga jika industri ini berjalan baik akan menghasilkan margin sebesar Rp 100 juta.

Daftar Pustaka
Treybal, R.E. (1981). Mass Trasnfer Operations (Third Edition). Mc. Graw Hill. Singapura
Perancangan Pabrik Aseton Dehidro Genasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015

Anda mungkin juga menyukai