Assignment 2 - Aliya Fahira Dan Grace Nathalie
Assignment 2 - Aliya Fahira Dan Grace Nathalie
Aliya Fahira
Grace Nathalie
Pendahuluan
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
menguap (volatilitas). Proses yang dilakukan yaitu mendidihkan campuran sehingga
menguap dan uap didinginkan kembali dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan lebih mudah menguap. Titik didih suatu cairan adalah suhu saat tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer.
Flash vaporation adalah distilasi satu tahap dengan prinsip kesetimbangan uap-cair.
Sebuah umpan campuran cairan dipompa melalui pemanas untuk menaikkan suhu dan
entalpi campuran. Campuran kemudian mengalir melalui katup dan tekanan berkurang,
menyebabkan cairan untuk menguapkan sebagian. Dimana pada tekanan yang lebih rendah,
ada beberapa komponen yang lebih volatil terhadap komponen lainnya. Setelah campuran
memasuki volume cukup besar (Flash Drum) dengan keadaan flash, cairan dan uap terpisah.
Aseton atau biasa disebut propanon atau dimetil keton adalah senyawa berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton larut dalam berbagai perbandingan
dengan air, etanol, dietil eter. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan,
cairan pembersih kuku, membersihkan resin kaca serat, epoksi, dan solven berbagai polimer.
Kebutuhan aseton di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih mendatangkan Aseton dari Amerika Serikat,
Belanda, Cina, Korea, Jepang, dan Singapura. Indonesia mengimpor aseton sebanyak
13.401 ton pada tahun 2004, 12.251 ton pada tahun 2005, dan 14.203 ton pada tahun 2006.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah: “sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain”.
Dilihat dari wujudnya, limbah B3 terdiri dari limbah gas, padat, dan cair. Dilihat dari
struktur kimianya, terdapat limbah cair yang tidak dapat bercampur (larut) dengan air,
bercampur sebagian dan bercampur sempurna. Limbah aseton merupakan limbah cairan
yang larut sempurna dengan air dan banyak ditemukan di berbagai industry seperti industri
otomotif, cat warna, degumming agents, dan lainnya. Dengan melakukan proses pemurnian
aseton, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industry aseton di dalam negeri.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung hasil komposisi dari flash vaporation pada single-state
operation untuk campuran biner dan multikomponen dengan memanfaatkan metode
analitis dan metode numeris menggunakan software UNISIM?
2. Bagaimana proses pemurnian campuran aseton baik secara biner maupun
multikomponen dapat memberikan keuntungan dengan analisis segi ekonomi?
Tujuan Penulisan
1. Mendorong mahasiswa memahami dan mengaplikasikan konsep perhitungan flash
vaporation pada single-state operation untuk campuran biner dan multikomponen.
2. Mengajak mahasiswa melihat kegiatan pemurnian sebagai aplikasi ilmu Perpindahan
Massa dan mendorong untuk memahami proses pemurnian sebagai usaha ekonomi.
Zf
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Fraksi mol aseton fasa liquid (xA)
0.8
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Fraksi Mol Aseton pada Fase Cair, xA
Campuran multikomponen
Campuran multikomponen memiliki 60% mol acetone, 16% mol air, dan 24% mol etanol.
Diketahui titik didih aseton adalah 56 oC, air 100 oC, dan etanol adalah 78,37oC . Campuran
didistilasikan 1 atm dalam flash dengan target aseton sebanyak 76%.
D
yA,D
yB,D
yC,D
Za,f
Zb,f W
Zc,f XA,W
Basis : 100 kmol Feed XB,W
XC,W
Za,f = 0,6
Zb,f = 0,16
Zc,f = 0,24
Y*AD = 0,76
Mencari nilai suhu (T) dengan UNISIM
dengan sigma y*D = 1 sehingga dimasukkan ke dalam tabel di bawah berikut. Dengan bantuan goal
seek didapatkan nilai W/D = 1,94 atau W = 1,94 D
Didapatkan aseton 76% hasil distilasi flash sebanyak 34,02 kgmol (D), maka massa yang
dihasilkan yaitu : massa = mol x Mr = (34,02 kmol)(58,08 kg/kmol) = 1975,9 kg = 1,98 ton aseton.
Analisis Ekonomi
Suatu industri merintis usahanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi dengan
ketersediaan yang terbatas sehingga dapat mendapatkan untuk yang besar. Persaingan antar
perusahaan tidak hanya berada di dalam negeri, tetapi juga mencakup aspek internasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, perkembangan jumlah impor aseton di Indonesia
setiap tahun semakin bertambah. Berikut data yang berhasil dikumpulkan.
12
10
8
6
4
2
0
2002 2003 2004 2005 2006
Sehingga jika diproyeksikan pada tahun 2019, maka jumlah impor diperkirakan sebesar :
𝑦 = 0,356 (2019)3 − 3,3064(2019)2 + 9,6036(2019) + 4,2678
𝒚 = 𝟗𝟏𝟔. 𝟖𝟗𝟎 𝒕𝒐𝒏
Sehingga kebutuhan aseton di Indonesia masih sangat besar dan dapat dimanfaatkan produksinya
dengan pemurnian limbah aseton dari pabrik. Berikut adalah harga yang akan dikeluarkan untuk
memproduksinya :
Sehingga jika industri ini berjalan baik akan menghasilkan margin sebesar Rp 100 juta.
Daftar Pustaka
Treybal, R.E. (1981). Mass Trasnfer Operations (Third Edition). Mc. Graw Hill. Singapura
Perancangan Pabrik Aseton Dehidro Genasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015