Kelompok 7
Kelompok 7
NAMA KELOMPOK 7:
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat, taufik
serta karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“KONSTRUKSI RUMAH DENGAN BAHAN BAKU BAMBU” sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan. Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen Teknologi Bahan, FATHUR RAHMAN RUSTAN, ST.. Dalam kesempatan ini
kami menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan selesai dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Demikian kata pengantar dari kami. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya, dan semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua AMIN.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………...........................
1
1.2 Tujuan …………………………………..……......................................................
3
1.3 Rumusan Masalah ………………………………..................................................
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Tujuan
4
2.1.1 Pengertian Bambu …………………………………………………...…............
4
2.1.2 Fakta-Fakta Bambu ………………………………………………………….....
4
2.1.3 Bambu Sebagai Bahan Konstruksi …….............................................................
4
2.1.4 Variasi Desain Rumah Bambu ...........................................................................
6
2.1.5 Jenis-Jenis Bambu ………………………………………………………….....
8
2.1.6 Contoh Desain Rumah Bambu ....... …………………………………...............
13
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Bambu ……………………………...…….............
16
2.1.8 Sistem Konstruksi Bambu ..................................................................................
19
2.2 Rumusan Masalah
20
2.2.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu
beralih ke bambu ? ............................................................................................. 21
2.2.2 Pemanfaatan bambu............................................................................................ 23
BAB IV
PENUTUP
28
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………................
28
4.2 Saran …………………………………………………………………..................
28
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalah ini adalah untuk memaparkan
pemahaman tentang :
1.2.1 Menjelaskan pengertian dari bambu secara spesifik
1.2.2 Memberikan variasi jenis bahan baku bangunan alternatif dari bambu
1.2.3 Memberikan contoh desain rumah modern dari bahan baku bambu
Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun naskah ilmiah kelayakan sosial
ekonomi dan lingkungan dalam penerapan teknologi bahan bangunan untuk perumahan
tradisional berupa peta dan kelayakan sosial ekonomi serta kriteria lokasi penerapan
teknologi.
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan
masalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu
beralih ke bambu ?
1.3.2 Apa manfaat dari limbah bahan baku bambu ?
Studi Pustaka
2.1 Tujuan
Bambu adalah sejenis tanaman yang memiliki rongga dan ruas di batangnya, bambu
merupakan salah satu tanaman yang memiliki sistem rhizoma dependen yang unik karena
mampu tumbuh dengan cepat yaitu sekitar 60 cm per-hari. Dibeberapa daerah diindonesia,
telah mempergunakan bambu sebagai salah satu keperluan sehari-hari seperti bakul nasi,
tampah/perangkap ikan, tempat kue, topi bambu, kerajinan tangan, dan alat musik. Bahkan
dinegri cina bambu telah dipergunakan sebagai salah satu bahan pengobatan untuk luka
infeksi karena mengandung sumber pottasium yang rendah kalori rasa manisnya terkenal
sebagai sumber protein dan nutrisi yang baik.
Telah dijelaskan sebelumnya apa itu bambu dan apa saja manfaatnya bagi kehidupan
manusia, namun tidak hanya keuntungan yang bisa didapat dari bambu berikut juga terdapat
fakta-fakta baru mengenai bambu:
Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30% lebih banyak ke
atmosfer dibandingkan dengan pohon-pohon sebelumnya. Hal ini membuat bambu sangat
baik untuk menyerap gas rumah kaca dan memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan
segar.
Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari 90cm dalam sehari,
Sekitar 3.8cm dalam satu jam Tidak ada tanaman lain di bumi bisa melakukan ini. Bambu
dapat mencapai kedewasaan penuh dalam 1 - 5 tahun.
3. Regenerasi Bambu yang Cepat
Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru dari sistem
perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan bahan kimia, pestisida atau
pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-daun yang terjatuh memberikan nutrisi yang
diperlukan agar bisa didaur ulang kembali ke dalam tanah.
Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah atas akan mudah
terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai yang sangat membahayakan satwa-
satwa liar. Namun hal ini tidak berlaku bagi bambu, karena sistem perakaran bambu akan
terus tumbuh bahkan setelah pemanenan. Tunas baru akan muncul dan akar bambu masih
mampu menjaga kestabilan tanah dan mempertahankan nutrisi yang ada.
Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam kondisi
iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik dari fakta alam.
Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu 28.000 PSI. Bambu memiliki unsur
intrinsik yang kuat dalam struktur molekulnya dan telah digunakan sebagai bahan bangunan
selama ribuan tahun.
Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun Bambu yang bertindak
sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif untuk menghambat dan mencegah lebih dari
70% bakteri yang mencoba untuk tumbuh di atasnya, bisa dalam bentuk alami atau kain.
8. Bambu Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri yang
menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia
berbahaya dalam air. Arang bambu dapat menghilangkan kebutuhan akan aroma parfum
kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak sedap.
Rebung telah menjadi sumber makanan pokok selama ribuan tahun, terutama di Asia.
Tunas bambu adalah bahan makanan yang rendah lemak, rendah kalori serta rendah
kolesterol. Rebung juga merupakan sumber serat dan potasium yang sangat baik. Satu porsi
rebung menyediakan 10% nutrisi dari asupan nutrisi harian yang disarankan. Kerenyahan
rebung dapat dihidangkan dalam sup favorit Anda, salad atau sebagai pelengkap masakan
utama Anda.
Konstruksi bambu adalah ilmu yang sangat kompleks, Pada tahun 1980 - an
konstruksi bambu mengalami perkembangan yang luar biasa, walaupun pada pembangunan
di Indonesia hal itu belum terwujud dan bahkan masih memiliki kesan sebagai bahan
bangunan rakyat miskin.sehingga sayangnya studi yang mendetail tentang kekuatan bambu di
Indonesia sebagai konstruksi masih langka dan tidak lengkap.
Konstruksi Bambu dan alang- alang cukup populer untuk pertimbangan. karena
Bahan ini adalah murah dan berkelimpahan, orang awam dapat membangun rumah mereka
sendiri dengan perkakas yang sederhana dengan ketrampilan dan metoda yang diperlukan
untuk konstruksi.
Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu. Tanpa perhatian pada
pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan dengan
pengawetan dan pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15 tahun.
Penentuan sifat- sifat mekanis bambu berdasarkan prasyarat bahwa bambu yang
digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering dengan kadar air
12%. Dalam penentuan sifat mekanika selalu perlu ditentukan nilai rata- rata sebagai berikut :
- Pada bagian batang yang diperhatikan (ρ = 570 - 760 kg/m3)
- Berat jenis bambu di Indonesia dianggap rata- rata sebagai 700 kg/m3.
Kekuatan geser adalah ukuran kekuatan bambu dalam hal kemampuannya menahan
gaya- gaya yang membuat suatu bagian bambu bergeser dari bagian lain di dekatnya. Bagian
batang tanpa ruas memiliki kekuatan terhadap gaya geser yang 50% lebih tinggi daripada
batang bambu yang beruas. Di Indonesia kekuatan geser yang diizinkan II arah serat adalah
2.45 N/mm2.
Kekuatan tarik bambu untuk menahan gaya- gaya tarik berbeda- beda pada bagian
dinding batang dalam atau bagian luar. Lebih baik digunakan Bagian batang yang terletak
pada bagian bawah yang memiliki kekuatan terhadap gaya tarik yang 12 % lebih tinggi, Di
Indonesia tegangan tarik yang diizinkan II arah serat adalah 29.4 N/mm2.
Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya- gaya yang berusaha
melengkungkan batang bambu atau menahan muatan mati atau hidup. Karena bambu
merupakan bahan yang elastis, maka lendutan yang terjadi sesuai kekuatan bahan menjadi
lebih tinggi (rata- rata 1/20). Hal ini perlu diperhatikan pada pembangunan gedung, dimana
lendutan konstruksi biasanya tidak boleh melebihi 1/300 dari lebar bentang. Di Indonesia
tegangan lentur yang diizinkan adalah 9.8 N/mm2.
Kekuatan tekan bambu untuk menahan gaya- gaya tekan berbeda- beda pada bagian
ruas dan bagian diantara ruas batang bambu, Bagin batang tanpa ruas memiliki kekuatan
terhadap gaya tekan yang 8 - 45 % daripada batang bambu yang beruas, Di Indonesa
tegangan tekan yang diizinkan II arah serat adalah 7.85 N/mm2.
Modul elastis Bambu yang berbentuk pipa dan berbentuk langsing lebih
menguntungkan dibandingkan batang yang utuh karena nilai kekuatannya lebih tinggi.
Kepadatan serat kokoh pada bagian dinding luar batang bambu meningkatkan kekuatan
maupun elastisitas. Seperti pada bahan bangunan kayu, modul elastis menurun ( 5- 10 %)
dibawah beban yang meningkat. Di Indonesia modul elastis dapat diperhitungkan dengan 20
kN/mm2.
Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu adalah:
Jika kita perhatikan, ada beberapa macam alasan dan keuntungan yang membuat kita
harus meyakini bahwa desain rumah bambu ternyata desain rumah terbaik untuk kediaman
manusia.
1. Desain rumah bambu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Lihatlah bangunan-
bangunan gazebo yang dibangun secara alami ditempat-tempat wisata, mushala serta tempat-
tempat persinggahan yang cukup nyaman untuk dikunjungi. Bahkan bangunan rumah tinggal
pun yang terbuat dari bambu bisa dirancang lebih estetis dan natural menawan.
2. Desain rumah bambu termasuk pada desain rumah tahan gempa sebab anyaman bambu tak
akan mudah roboh sebagaimana bangunan batu. Jika pun Anda kejatuhan dinding bambu,
akibatnya tentu tidak akan seburuk jika Anda tertimpa batu-batu rumah gedung.
3. Rumah bambu lebih nyaman, dingin dan tak memerlukan perawatan yang mahal. Rumah
bambun tak membutuhkan AC karena kesejukan alami akan datang menyusup ke sela-sela
dinding rumah.
4. Desain rumah bambu dengan pengelolaan ketahanan yang benar, dapat bertahan selama 20
tahun.
5. Desain rumah bambu menjaga pemiliknya dari rasa sombong dan angkuh dari kekayaan
rumah, namun juga tak perlu membuat minder para pemiliknya, karena dengan pola desain
rumah bambu yang unik dan kreatif, bisa jadi rumah bambu menjadi perhatian setiap orang.
Bambu merupakan salah satu tanaman lingkungan yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan alam. Dengan banyaknya bambu yang ditanam, tentu saja akan menjaga
keselamatan lingkungan. Di siang hari, pori-pori alami bambu mampu melepaskan udara
dingin yang disimpannya pada malam hari. Hasilnya, siang hari di dalam rumah tetap terasa
sejuk. Sebaliknya di malam hari, pori-pori mampu melepaskan panas yang ditabungnya pada
siang hari. Alhasil, Anda akan menghabiskan malam di dalam rumah terasa lebih hangat.
Selain bernilai artistik, alasan penggunaan rumah bambu sebagai material bangunan memang
atas dua hal tersebut. Bambu mampu meredam panasnya matahari siang, sebaliknya
menghangatkan rumah di dinginnya malam. Tidak heran, dengan cungkupan udara dingin
yang menyelimuti kawasan Puncak - Cianjur, Jawa Barat, banyak bangunan vila memakai
bambu sebagai material bangunan bahkan interiornya. Meski tidak seratus persen
mendominasi semua sudut bangunan, beberapa restoran tradisional sunda pun banyak
menggunakan konsep bambu sebagai daya tariknya. Bagi Anda yang tertarik dengan konsep
rumah bambu ini tentu tidak sulit memilih. Model rumah bambu terbilang variasi, mulai
rumah bambu berarsitektur tradisional, modern standar, serta semi permanen. Berdasarkan
variasi tersebut, penggunaan bambu bisa begitu dominan, separuh, atau sekadar pemanis di
beberapa sudut bagian tertentu.
a) Ditinjau dari segi fleksibelnya sambungan dengan baut terlihat rapi dan bersih
sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus.
b) Menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena
konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa).
LANTAI BAMBU :
Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka permukaan lantainya harus ditinggikan
(minimal 40-50 cm dari tanah) oleh sebab itu biasanya bangunan seperti ini berupa konstruksi
panggung.
DINDING BAMBU :
Biasanya untuk penggunaan dinding bambu menggunakan anyaman bambu yang sudah
dibelah – belah namun ada juga yang menggunakan bambu utuh.
ATAP :
Untuk rumah bambu kebanyakan besar menggunakan atap dari ijuk, daun
kelapa/lontar/nipah, dan jerami karena bahan tersebut murah dan mudah dalam
pengerjaannya.
Stend.
2. Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. Pring ori Jawa, Sulawesi
3. Bambusa atra Lindl. Loleba Maluku
4. Bambusa balcooa Roxb. - Jawa
5. Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. Bambu duri Jawa, Sulawesi, Nusa
Tenggara
6. Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Bambu pagar, Jawa
Munro cendani
7. Bambusa horsfieldii Munro. Bambu embong Jawa
8. Bambusa polymorpha Munro. - Jawa
9. Bambusa tulda Munro. - Jawa
10. Bambusa vulgaris Schard. Awi ampel, haur Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Maluku
11. Dendrocalamus asper Bambu petung Jawa, Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi
12. Dendrocalamus giganteus Munro. Bambu sembilang Jawa
13. Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. Bambu batu Jawa
14. Dinochloa scandens O.K. Bambu cangkoreh, Jawa
Kadalan
15. Gigantochloa apus Kurz. Bambu apus, tali Jawa
16. Gigantochloa atroviolacea Bambu hitam, wulung Jawa
17. Gigantochloa atter Bambu ater, jawa Jawa
benel,
buluh
18. Gigantochloa achmadii Widjaja. Buluh apus Sumatera
19. Gigantochloa hasskarliana Bambu lengka tali Jawa, Bali, Sumatera
20. Gigantochloa levis (Blanco) Merr. Buluh suluk Kalimantan
21. Gigantochloa manggong Widjaja. Bambu manggong Jawa
22. Gigantochloa nigrocillata Kurz Bambu lengka, terung Jawa
terasi
23. Gigantochloa pruriens Buluh rengen Sumatera
24. Gigantochloa psedoarundinaceae Bambu andong, Jawa
gambang surat
25. Gigantochloa ridleyi Holtum. Tiyang kaas Bali
26. Gigantochloa robusta Kurz. Bambu mayan, temen Jawa, Bali, Sumatera
serit
27. Gigantochloa waryi Gamble Buluh dabo Sumatera
28. Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. - Jawa
29. Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. Bambu eul-eul Jawa
30. Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera bambu uncea Jawa
31. Schizotachyum blunei Ness. Bambu wuluh, Jawa, NTT, NTB,
tamiang Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi Maluku.
32. Schizotachyum brachycladum Kuez. Buluh nehe, awi Jawa, Sumatera,
buluh,
Sulawesi, Maluku
ute wanat, tomula
33. Schizotachyum candatum Backer ex Buluh bungkok Sumatera
Heyne
34. Schizotachyum lima (Blanco) Merr. Bambu toi Sulawesi, Maluku,
Irian
Jaya
35. Schizotachyum longispiculata Kurz. Bambu jalur Jawa, Sumatera,
Kalimantan
36. Schizotachyum zollingeri Stend. Bambu jala, Jawa, Sumatera
cakeutreuk
37. Thryrsostachys siamensis Gamble. - Jawa
2.1.6 Contoh Desain rumah bambu
Desain Tradisional
Desain Modern
Semi modern
2.17 Kelebihan dan Kekurangan Bambu :
Saya akan memaparkan tentang pembuatan GAZEBO yang akan saya rencanakan
terbuat dari 97 % bambu dan 3 % bahan selain bambu. Bambu yang akan saya gunakan
seluruhnya terbuat dari 3 jenis bambu, yakni bambu petung / betung, bambu andong, dan
bambu tali / apus. Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda. Untuk kolom utama,
menggunakan jenis bambu betung / petung berdiameter 16 cm, untuk kuda-kuda
menggunakan jenis bambu andong berdiameter 10 – 12 cm.
Mengapa kami menggunakan dua macam sambungan. Karena jika menggunakan satu
macam sambungan akan memiliki kekurangan yang banyak, sehingga untuk menutupinya
digunakan dua macam sambungan agar lebih sempurna dan meminimalisir kekurangan dari
sambungan pertama ataupun kedua.
2.1.8 Sistem konstruksi bambu
Sistem rangka batang bambu merupakan struktur bangunan yang sangat efisien
terhadap penurunan dan getaran tanah. (Gempa bumi) dan terhadap tekanan dinamis (angin
sebagai gaya horizontal). Sebagai konstruksi ringan (bobot konstruksi lantai, dinding,
maupun atap ) menjadi sedikit dan dengan titik buhul pada sistem rangka batang yang bekerja
sebagai engsel, semua batang dapat bergerak sedikit tanpa mempengaruhi kestabilan
konstruksi. Bahan bangunan bambu serta strukturnya dapat berubah- ubah bentuknya secara
luas dan dengan demikian akan menghasilkan pemusnahan energi.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sistem rangka batang bambu dapat diterapkan
untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa bumi, pembangunan rumah panggung,
konstruksi dinding rangka, pelat lantai, maupun atap. Bambu juga dapat dimanfaatkan
sebagai tulangan beton. Selain untuk bahan bangunan struktur, bambu dapat digunakan
sebagai perlengkapan bangunan seperti pintu dan jendela maupun perlindungan pembukaan
dinding terhadap matahari (sirip, krepyak, kerai(, pipa dan pompa air serta konstruksi pagar.
- Bambu tanpa pengawetan mudah membusuk dan diserang oleh serangga dan cendawan,
terutama jika berhubungan dengan kelembaban tanah,
- Sesudah bambu ditebang, batang dalam waktu singkat dapat diserang serangga jika tidak
diawetkan langsung.
- Dalam keadaan kering bambu sangat rentan terhadap kebakaran dan membutuhkan
perawatan khusus.
- Kekuatan dan daya tahan memudar seturut umurnya (contoh kerusakan pektin yang
mengikat serat selulosa oleh bahan yang bersifat alkali atau kehilangan struktur sel oleh
serangga yang memakan kanjinya).
- Jangan menggunakan paku baha sebagai alat sambungan bambu, tetapi gunakan pasak
kayu/ bambu serta pengikatan.
- Jangan menggunakan bambu yang retak atau sudah terserang oleh serangga.
- Jangan menggunakan bambu yang dipotong diluar musim yang tepat.
2.2.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu
beralih ke bambu ?
Untuk itu, kita sebaiknya perlu mencari cara yang pas agar kita dapat menekan ongkos
konstruksi rumah tinggal yang akan kita bangun. Kita perlu mencari cara dan kreasi yang
lebih unik agar hemat namun tetap terlihat sedap dipandang mata. Caranya adalah dengan
pengguanaan material yang tepat guna, hemat, dan terjangkau. Misalnya dengan
menggunakan dinding batako yang lebih murah daripada batu bata. Lalu dengan cara
merancang dinding yang bervariasi dalam artian tidak semua dinding diplester dengan acian
semen halus dan cat, tapi ada variasi dan komposisi dinding yang mana yang memang
merupakan ekspose kasar dan yang mana yang halus. Dan dengan cara penggunaan atap
gelombang non-asbestos atau fiber semen yang tentu saja jauh lebih murah dan ramah
lingkungan ketimbang genteng beton ataupun genteng keramik.
Namun, ada cara yang lebih mudah lagi. Dengan melihat potensi Indonesia sebagai
negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Kita seharusnya dapat cukup jeli melihat
potensi sumber daya alam kita yang beraneka ragam ini. Sumber daya alam kita, khususnya
yang merupakan material bangunan yang paling banyak ditemui adalah kayu. Akan tetapi,
karena kayu harganya begitu mahal di pasaran, kayu menjadi material yang terasa cukup
mewah khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin membangun rumah
tinggal. Selain itu, isu lingkungan seperti penebangan hutan secara liar membuat kita
cenderung untuk prihatin terhadap sumber daya alam kita yang semakin menipis ini.
Selain kayu, sebenarnya bahan lain yang sering ditemui dan tumbuh dengan mudah di
Indonesia adalah bambu. Bambu dapat dengan mudah tumbuh dan berkembang di alam
Negara kita ini. Harganya pun murah dan terjangkau bagi siapa saja. Namun, memang benar
belum banyak orang yang melirik potensinya sebagai material alternatif yang dapat kita
gunakan sebagai elemen dekorasi rumah kita. Selain itu, pengetahuan kebanyakan
masyarakat kita terbatas tentang bambu pun agaknya cukup terbatas. Kebanyakan dari kita
hanya tahu bahwa bambu hanya sebagai penghias rumah makan ataupun saung yang berada
di desa-desa. Padahal, kekuatan bambu yang misalnya digunakan sebagai struktur utama
memiliki kekuatan yang tidak kalah jauh kalau dibandingkan dengan kayu. Bahkan dalam
beberapa kasus tertentu bambu kekuatannya lebih lentur daripada kayu.
Sudah waktunya Indonesia mempunyai standar bambu yang berlaku secara nasional
dengan merujuk pada standar bambu internasional yang sudah ada seperti, ISO 22156
(2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan dengan jenis bambu yang ada di
Indonesia. Langkah awal untuk maksud ini sudah dimulai dari di Puslitbang Permukiman
dengan menghadirkan para ahli/peneliti bambu dari UGM, ITB, IPB, LIPI, PROSEA dan
Puslitbang Permukiman yang hasilnya dapat dipakai sebagai informasi awal untuk langkah-
langkah selanjutnya dalam merealisasikan standar bambu. Dengan tersedianya standar
bambu untuk bangunan diharapkan produk yang menggunakan bambu dapat lebih
berkualitas, lebih lama umur pakainya, seragam dalam penggunaannya, dapat meningkatkan
nilai tambah bambu sehingga dapat menggantikan peran kayu di masa mendatang.
Pemanfaatan bambu
Memiliki rumah merupakan kebutuhan semua orang. Jika permasalahan yang muncul
adalah keterbatasan dana, membangun rumah tumbuh bisa menjadi solusi. Namun, satu opsi
yang tak kalah menarik adalah menggabungkan konstruksi permanen dengan semi permanen.
Misalnya, untuk kamar tidur dan kamar mandi sebagai ruang dengan privasi tinggi,
menggunakan tembok batako atau batu bata. Namun, untuk ruang lain, seperti ruang tamu,
ruang makan, dan dapur, bisa dibuat dengan bangunan semi permanen, berbahan bambu.
Kecuali fondasi, penggunaan BAMBU sebagai bahan bangunan umum dipraktekkan,
terutama elemen pokok, seperti dinding dan kolom.
Saat tersebut tentang dinding bambu, benak kita langsung mengarah pada gedek,
pelupuh, atau gubug. Kini, meski masih menggunakan materi tersebut, bisa dikombinasikan
dengan plester dinding. Anyaman bambu di sini sebagai alternatif pengganti batu bata.
Faktanya, bambu tidak tahan air hujan, dan plester itu cukup melindungi. Sungguh lumayan,
karena perpaduan itu bisa menghemat hingga setengah biaya pembangunan.
Secara teknis, salah satu cara pembuatan dinding bambu plester diawali dengan
terlebih dahulu membuat rangka, bisa menggunakan bambu atau kayu, secara modular.
Anyaman bambu yang sudah divernis ditempelkan dan dipaku. Lalu, kamprot dengan adukan
semen encer (1 semen : 4 pasir). Setelah kering, barulah dinding tersebut diplester dan diaci.
Pelupuh bisa menjadi opsi selain anyaman. Sistem pemasangannya tak jauh beda. Untuk
memperkuat daya lekat antara elemen anyaman/pelupuh bambu, gunakan kawat beton yang
dikaitkan pada rangka. Agar kokoh, dinding bambu harus diangker dengan balok ring. Jangan
lupa untuk memperhitungkan ukuran lubang bukaan, baik itu pintu, jendela, maupun lubang
angin.
Dinding bambu tidak hanya berupa anyaman atau pelupuh, bisa juga berupa
gelondongan bambu utuh, setengah gelondongan, juga bilah bambu yang disusun berjajar.
Fungsinya tidak hanya sebagai dinding utama, namun bisa sebagai secondary skin (kulit
kedua) yang mengontrol inflitrasi sinar matahari. Bisa pula sebagai partisi dalam ruang yang
fungsional dan dekoratif.
Bambu sebagai Kolom
Kolom, juga fondasi merupakan struktur utama bangunan. Fungsinya seperti tulang
pada tubuh manusia, membuat bangunan berdiri tegak. Sayangnya, bambu tidak bisa
digunakan sebagai fondasi yang ditanam dalam tanah karena sifatnya yang antilembab.
Fondasi yang bisa digunakan adalah fondasi umpak. Sedangkan untuk kolom, bambu bisa
dipakai sebagai pengganti kolom baja, batu bata, ataupun kolom dari kayu glugu. Di sini,
bambu berfungsi menggantikan tulangan beton. Besarannya ditentukan beban yang harus
ditopang, baik beban mati maupun beban hidup, serta gaya lateral atau tekanan angin.
Untuk teknis pembuatannya, diawali dengan memilih satu bambu ukuran besar,
semisal bambu petung atau beberapa bambu ukuran sedang yang digabung. Bebat seluruh
muka bambu dengan kawat ayam. Perkuat dengan paku 4 cm tiap 20 cm lalu divernis. Lapisi
dengan semen kamprot lalu diamkan hingga kering. Setelah itu, barulah diplester berbentuk
bulat atau kotak sesuai rancangan. Ujung bawah kolom bambu harus masuk sampai fondasi
dan diangker. Agar tidak dimasuki tikus atau rayap, ujung kolom tidak boleh bercelah, harus
ditutup dengan mortar.
Selain dinding dan kolom, bambu mewarnai berbagai elemen lain. Atap tersusun dari
bilah-bilah bambu. Untuk kuda-kuda, bambu gombong atau bambu andong adalah pilihan
tepat. Untuk membuat efek skylight, kita bisa memadukan kisi-kisi bambu dengan kaca atau
fiberglass. Plafon muncul dalam bentuk lembaran anyaman gedeg, sasak, atau bronjong.
Anyaman bambu sendiri tampil cantik sebagai wallpaper atau karpet. Bambu juga bisa
difungsikan untuk membuat tangga, anak tangga, railing (pegangan tangga), sopi-sopi
(dinding yang menyangga atap, bentuknya mengikuti kemiringan atap), lantai parket bambu,
daun pintu, daun jendela, dsb.
Jenis pondasi pada rumah semi permanen tetap memakai pondasi batu kali, rolaag
bata atau batako. Dinding peralihan dari bata/batako ke dinding bambu harus dibuat setinggi
minimal setengah meter dari tanah untuk menjaga anyaman bambu tetap kering sepanjang
tahun. Bahwasanya, kreasi tak mengenal batas, maka, mari padu padankan: batu, kayu, kayu
kelapa, batok kelapa, genteng, kaca, besi, alumunium, beton, dan semua material yang
tersedia di bumi ini.
Bangunan permanen menelan biaya pembangunan sekitar 1,7 juta/m2 s.d. 2 juta/m2
untuk satu lantai, sedangkan bangunan semi permanen yang menggunakan material bambu
jatuh di kisaran harga 800 ribu s.d. 1,2 juta/m2. Cukup signifikan sebagai langkah
penghematan.
Rumah bambu, representasi budaya yang membumi. Pasca gempa, rumah dengan rangka batu
bata atau beton banyak yang runtuh, sementara rumah bambu atau kayu tetap berdiri utuh.
Udara saling-silang, sejukan rumah, sejukan hati. Sungguh tak putus berharap, bambu adalah
material bangunan masa depan.
Ternyata limbah bambu yang selama ini tidak termanfaatkan mempunyai manfaat
yang cukup besar dan menguntungkan untuk para petani, khususnya mereka yang tinggal di
pedesaan. Hal ini karena limbah bambu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Selain
lingkungan menjadi bersih karena sampah-sampah tersebut dimanfaatkan, hasilnya juga dapat
digunakan untuk menyuburkan tanaman, khususnya untuk tanaman kebun atau pekarangan.
Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut.
Siapkan sebuah lubang
Kemudian cari juga daun serta ranting bambu yang sudah dibersihkan, keringkan,
kemudian potong kecil-kecil.
Masukkan ke dalam kantong plastik berukuran besar
Setelah semuanya tercampur, baru masukkan kedalam lubang yang tadi sudah digali,
setelah itu timbun kurang lebih 2/1,5 bulan
Mensiasati tingginya harga pupuk dengan limbah bambu.
Setelah tertimbun dua bulan, ambil campuran limbah bambu, kotoran kambing, dan tanah
yang telah membusuk dengan cara mengangkat kantong plastik. Kemudian aduk campuran
hingga merata, jemur dengan cara dianginkan supaya kalor berkurang.
Sesudah melewati proses-proses tersebut, pupuk kompos dari limbah bambu sudah dapat
digunakan. Hal ini tentu sangat membantu para petani khususnya dalam mensiasati tingginya
harga pupuk. Pupuk kompos ini secara ekonomis sangat murah karena dikerjakan dengan
cara-cara tradisional dan berbahan baku limbah-limbah yang ada di sekitar kita. Dengan
begitu, kita dapat menggunakan pupuk tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Selain ekonomis pupuk kompos ini juga ramah lingkungan, tidak akan mencemari tanah dan
habitat di sekitarnya, karena pupuk ini sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Dengan
demikian kita banyak mendapatkan keuntungan di antaranya: biaya produksi yang rendah,
mudahnya pembuatan, lingkungan yang terjaga kebersihannya karena adanya pemanfaatan
sampah, serta ramah lingkungan.
BAB III
Dari judul yang kami bahas, telah dihasilkan mungkin bagi orang Indonesia bambu
sering dipandang sebelah mata. Bambu di anggap materialnya “wong kere”. Bahan bangunan
bagi orang yang tidak mampu membeli batu bata, semen, genteng dan lain-lain yang relatif
mahal. Orang melihat bahan baku rumah adalah menunjukkan status sosial seseorang dan
mungkin gengsi seseorang. Maka hanya orang miskinlah yang dianggap yang mampu
membeli bambu dan hanya mampu mewujudkan desain rumah bambu saja. Kalo menurut
para ahli asing berpendapat bahwa bambu merupakan material masa depan yang berpotensi
menggantikan kayu karena makin menipisnya hutan tropis yang merupakan penghasil kayu
yang utama untuk saat ini. Bambu dapat dipersaingkan dengan baja dan harganya lebih
murah, namun kita harus pandai menjaga ketahanan dari bahan bambu dari faktor-faktor yang
yang dapat membuat bambu cepat rusak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumah bambu tidak hanya identik dengan bangunan desa atau kuno. Namun dengan
seiring berkembangnya zaman, rumah bambu dapat di modifikasi sedemikian rupa sehingga
rumah bambu juga mendapat kesan minimalis, modern, dan natural. Walaupun rumah bambu
dianggap bangunan tidak kokoh oleh masyarakat awam tetapi sebenarnya rumah bambu
sangatlah kokoh karena dapat meredam gempa.
4.2 Saran
- Dalam membuat konstruksi bangunan jangan hanya terpaku pada kayu atau bahan
lain yang sifatnya terbatas tapi kita juga harus melirik bambu dikarenakan bambu juga tidak
kalah mutunya dengan yang lain dan harganya pun cukup terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA
Albermani. F., (2007). “Light weight bmboo double layer grid system”, Journal of Engineering
Structures, pp : 1499–1506
Chen, G., Y. Xiao, B. Shan & L.Y. She, (2008). “Design and construction of a two-story modern
bamboo house”.
Proceeding Bamboo Modern Structures, CRC Press, London.
Correal, J. & L. Lopez, (2008). “Mechanical properties of Colombian glued laminated bamboo”.
Proceeding Bamboo Modern Structures, CRC Press, London.
Ghavami, K., (2008). “Bamboo: Low cost and energy saving construction materials”, Proceeding
Bamboo Modern Structures, CRC Press, London.
Guan, M.J. & E.C. Zhu, (2008). “Flexural properties of bamboo sliver laminated lumber under
different hygrothermal conditions”. Proceeding Bamboo Modern Structures, CRC Press,
London.
Inoue, M., K. Tanaka, Y. Tagawa, M. Nakahara, Y. Goto, M. Imabayashi & Y. Uchiyama,
(2008). “Application of bamboo connector to timber structure—Introduction of construction
and dismantlement of Japanese government pavilion Nagakute in Expo 2005 Aichi, Japan”.
Proceeding Bamboo Modern Structures, CRC Press, London.
Korde, C., A. Agrawal, S. Gupta & P. Sudhakar, (2008). “Experimental verification of bamboo-
concrete composite bow beam with ferro-cement bond”. Proceeding Bamboo Modern
Structures, CRC Press, London.
Morisco, (2006). Teknologi Bambu. UGM, Yogyakarta
-