Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di dalam masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat


menempati kedudukan yang tinggi, sehingga berdasarkan itu, suatu produk hukum yang baru
dibuat. Dari sini dapat digambarkan bahwa apabila terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat,
maka interpretasi terhadap hukum pun bisa berubah.

Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para
praktisi hukum di negara-negara barat. dan pandangan masyarakat tentang bedah plastik
berorientasi hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan
hidung, mengencangkan muka, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, ruang lingkup bedah
plastik sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti pada
kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir (congenital),
seperti bibir sumbing, kelainan pada alat kelamin, serta kelainan congenital lainnya. Namun
bukan berarti nilai estetika tak diperhatikan.

Di Indonesia ini juga pernah dibahas yang melibatkan para ahli kedokteran ahli hukum
positif dan hukum Islam. Mengenai pembahasan operasi plastik ini masih terus diperdebatkan.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat mengungkapkan suatu pandangan
konprehensif mengenai operasi plastik menurut hukum Islam.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk kecantikan?


2. Bagaimanakah operasi plastik untuk memperbaiki cacat atau akibat kecelakaan?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Mengetahui pengertian dan jenis operasi plastik


2. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari operasi plastik
3. Dan mengetahui sudut pandang islam tentang operasi plastik?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Operasi Plastik

Berdasarkan pada beberapa jurnal ilmiah, ada definis dari operasi plastik. Berdasarkan
jurnal Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad dalam
Hukum Islam, (Magelang: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah, 2015), menyatakan
bahwa operasi plastik atau biasa dalam bahasa inggris disebut sebagai Plastic Surgery
merupakan bedah ataupun operasi yang biasa dilakukan untuk memperbaiki anggota tuuh yang
tampak ataupun tidak dengan cara dibuang, dikurangi atau justru ditambah dan bertujuan untuk
memperbaiki fungsi tubuh dan estetika tubuh.

Pengertian Operasi Plastik Menurut Para Ahli selanjutnya dari Lukito Yuwono menuliskan
dalam Thesisnya yang berjudul ”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada
Pasien Bedah Plastik Berdasar pada Inform Concert”. Dimana bedah plastik merupakan cabang
khusus dari pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki kelainan bentuk dan kerusakan
ataupun cacat kulit serta jaringan otot di bawahnya.

Selain itu di tahun 1798 istilah “plastique” di gunakan oleh Desavid, dan pada 1938 dalam
bukunya Zeis istilah “plastic surgery” merupakan bagian dari buku yang judulnya “Handbuch
der Plastichen Chirurgie”. Orang yang pertama kali menggunakan istilah “plastic” adalah Von
grafe dalam monografinya yang berjudul “Rhinoplastic” pada tahun 1818 di Berlin dan karena
itulah banyak hal yang populer dan mulai dikaji. Bahkan sejak dulu sekalipun.

2.2 Tujuan Operasi Plastik

Setelah membahas Pengertian Operasi Plastik Menurut Para Ahli maka selanjutnya
adalah tujuan sebenarnya ada jika melakukan bedah plastik. Mengingat cukup banyak
sebenarnya orang yang sudah menaruh kesan negatif pada operasi plastik dan merasa bahwa
bedah plastik adalah hal yang salah. Nah untuk membuka sebenarnya apa tujuan dari operasi
plastik, ini ulasannya :

2
1. Bedah plastik ditujukan untuk hal-hal yang bersifat tidak disengaja

Jika berkaitan dengan medis maka kita membicarakan sebuah kejadian yang tidak
diinginkan. Siapa yang ingin mengalami kejadian yang mengerikan sampai harus ke rumah
sakit dan mendapatkan pertolongan atau sampai operasi. Tujuan bedah plastik pertama adalah
untuk menangani kejadian yang bersifat tidak sengaja.

Misalnya kejadian darurat sebuah kecelakaan yang mengharuskan seseorang di operasi


dan memperbaiki bagian tubuhnya kembali. Maka akan ada operasi khususnya operasi bedah
plastik jika terjadi kerusakan fisik seperti halnya bentuk wajah yang memang luka atau hancur
karena kecelakaan. Ada kasus lainnya juga seperti halnya luka bakar yang menghancurkan
banyak bagian kulit di tubuh maka dokter bedah plastik akan menangani dibantu dengan tim
medis lain.

2. Bedah plastik disengaja

Selanjutnya adalah bedah plastik yang disengaja, dimana bedah plastik ini bertujuan
bukan untuk mengobati namun untuk memenuhi kepuasan atau tingkat keinginan seseorang.
Bedah plastik yang ini bertujuan untuk keindahan seperti halnya memenuhi keinginan
seseorang untuk memperbaiki penampilan, menginginkan perubahan atau mengurangi
beberapa hal yang justru tidak diinginkan. Tujuan ini yang cukup banyak terjadi dan
membangun adanya klinik bedah plastik untuk kecantikan.

2.3 Jenis Operasi Plastik

Berdasarkan jenisnya operasi plastik dibagi kembali menjadi beberapa kategori :

A. Jenis – Jenis Bedah Plastik Berdasarkan Tujuan dan Prosedur

1. Operasi Bedah Rekonstruksi

Operasi plastik yang bisa dilakukan berdasarkan tujuan dan juga prosedur yakni operasi
rekonstruksi, dimana operasi ini berusaha untuk mengembalikan bentuk dan penampilan serta
fungsi dari bagian tubuh menjadi lebih baik minimal mendekati kondisi normal akibat
kerusakan akan sesuatu atau kecelakaan. Jenis pembedahan rekonstruksi terbagi menjadi
beberapa hal seperti Operasi Plastik Bibir layaknya bibir sumbing.

3
Dari rekonstruksi sendiri ada lagi pembagiannya seperti halnya perubahan karena bawaan
layaknya bibir sumbing. Kemudian rekonstruksi akibat trauma atau kecelakaan seperti luka
bakar, dan juga cacat karena infeksi noma dimana penderita mengalami disfigurasi yang masuk
kedalam tahap bahaya. Dalam operasi ini ada juga bedah mikro seperti penyambungan
pembuluh darah akibat amputasi jari.

2. Operasi Bedah Estetika

Operasi selanjutnya berdasarkan tujuannya yakni bedah estetik. Dimana pembedahan


dilakukan pada pasien normal namun menurut norma bentuk tubuh tersebut dirasa kurang
harmonik dan tidak terlihat baik.contoh dari operasi plastik estetik adalah Operasi Plastik
Hidung, Operasi Plastik Kelamin dan masih banyak lainnya.

B. Jenis-Jenis Bedah Plastik Berdasarkan Tempat Pembedahan

Selanjutnya adalah bedah plastik yang dilakukan dengan tujuan tempat pembedahannya.
Dalam hal ini dibagi menjadi beberapa part :

A. Bedah kosmetik
B. Eyelid surgery atau operasi penambahan kelopak mata
C. Mengencangkan kulit
D. Rhinoplasty atau memperbaiki hidung
E. Cheek implant atau mengubah bentuk tulang pipi menjadi naik
F. Liposuction atau menghilangkan lemak tubuh
G. Merubah ukuran payudara (bisa lebih besar atau operasi mengecilkan)
H. Rekonstruksi bibir
I. Mengurangi kerutan di bagian dahi
J. Bedah secara keseluruhan untuk kecantikan

2.4 Dampak Operasi Plastik

1. Dampak positif

Kali ini akan kita bahas mengenai dampak baik dari operasi plastik pada bagian wajah yakni :

4
1. Memperbaiki Penampilan

Ada satu manfaat paling banyak dicari adalah merubahah serta memperbaiki penampilan.
Sampai sekarang tidak sedikit pasien operasi plastik menginginkan perubahan dari segi estetika
hingga bentuk wajah hingga meningkatkan rasa percaya diri hingga citra tubuh lebih baik.

2. Menunjang Karir

Tidak sedikit pasien operasi plastik mendapatkan manfaat menarik yakni karir mereka semakin
lancar karena penampilan menjadi sebuah sorotan utama. Bisa dibayangkan dari para kalangan
selebritis pastinya memiliki berbagai karier terbaik karena melakukan berbagai macam operasi
untuk merubah beberapa bagian seperti hidung ataupun rhinoplasty.

3. Menyembuhkan Masalah Kesehatan

Tidak semua tujuan dari operasi plastik wajah ditujukan untuk merubah bentuk wajah saja,
akan tetapi bisa digunakan untuk masalah kesehatan. Berbagai gangguan kesehatan seperti
kanker ataupun lainnya diperlukan tindakan operasi bedah plastik sehingga tampilan wajah
terlihat normal.

2. Dampak Negatif

Disamping adanya dampak positif, operasi plastik juga memiliki dampak negatif
diantaranya :

1. Biaya Operasi Cukup Mahal

Ada satu dampak buruk dari tindakan operasi plastik khusus wajah salah satunya biayanya
yang cukup mahal. Memang dari proses operasi plastik cenderung memakan biaya cukup
mahal bisa mencapai 10-20 jutaan. Maka dari itu sebelum memutuskan untuk operasi plastik
wajah harus mempertimbangkan aspek-aspek harganya dahulu.

2. Hasil Operasi Tidak Sesuai Keinginan

Rata-rata dari banyak pasien mengalami sebuah hasil buruk terutama pasca operasi plastik
dimana tampilan wajah tidak membaik malah sebaliknya. Ada berbagai penyebab dari hasil
buruk pasca operasi salah satunya keahlian dokter bedah tidak mumpuni ditambah lagi
peralatan kurang memadahi.
5
3. Terjadi Komplikasi

Terakhir teradinya komplikasi menjadi dampak buruk dari operasi plastik di wajah. Biasanya
ada beberapa dampak seperti rasa memar, nyeri, mati rasa, dan lain-lain.

2.5 Sudut Pandang Islam Tentang Operasi Plastik

A. Hukum melakukan Operasi Plastik dengan Tujuan untuk Kecantikan


Allah menyukai yang indah-indah dan Islam juga membolehkan seseorang untuk
berhias atau mempercantik diri selama tidak berlebih-lebihan, apalagi sampai mengubah
ciptaan Allah.. Kalau kita pikir secara logika, apa ruginya Allah apabila ada yang melakukan
operasi kecantikan, sebab sesuatu yang telah baik diberikan Allah kemudian dilakukan lagi
upaya lain agar pemberian tersebut menjadi super lebih baik, tentunya kalau dipikir-pikir Allah
pasti senang, terlebih Allah juga menyukai hal-hal yang indah-indah.
Persoalan inilah yang perlu kita sadari bahwa tidak semua yang dilakukan manusia
yang menurut manusia baik adalah baik pula dalam pandangan Allah. Merubah bentuk salah
satu anggota tubuh yang berbeda dari apa yang diberikan Allah, dalam logika manusia
dipandang baik, karena akan lebih cantik, tampan dan menarik. Asalnya kulit yang diberikan
Allah hitam kemudian dirubah menjadi putih atau warna lainnya. Asalnya hidung yang
diberikan Allah pesek kemudian dirubah menjadi mancung dan sebagainya. Namun demikian,
apa yang dilakukan sebenarnya merupakan tindakan yang tidak percaya dengan pemberian
Allah dan dapat dikatakan sebagai bentuk penghinaan terhadap Allah.
Oleh karena itu merubah ciptaan atau pemberian Allah sebagaimana dideskripsikan di
atas sebenarnya bertentangan dengan kodrat dan iradat Allah. Seharusnya manusia menyadari
bahwa apapun yang diciptakan Allah di dunia ini bukan merupakan hal yang sia-sia (lihat Q.S.
al-Baqarah ayat 26) Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka
yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
"Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang
diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
Menurut pandangan manusia atau seseorang yang melakukan operasi bahwa salah satu
anggota tubuhnya kurang menarik, sehingga ia pun berkeinginan untuk merubahnya melalui
operasi. Padahal dalam pandangan Allah pemberian-Nya itu yang dipandang manusia kurang
menarik, sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa, hanya saja ia tidak mengetahui dan

6
menyadarinya. Mestinya manusia dapat bersyukur terhadap apa yang diberikan Allah dan
memberdayakan pemberian tersebut dengan baik.
Selain itu, apabila persoalan di atas dikembalikan kepada sumber hukum Islam yaitu
Alquran, maka Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang merubah ciptaan-Nya adalah
orang yang mengikuti jalan dan ajakan syaithan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S.
an-Nisa ayat 119 Artnya: Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-
telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". barangsiapa yang
menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata.
Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi plastik, yang hanya
bertujuan mempercantik diri termasuk perbuatan syetan yang dilaknat Allah. Contohnya,
operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk
menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Persoalan ini apabila
dilihat dari kaidah yang disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk
mempercantik [jirahah at-tajmil], maka hukumnya adalah haram.

B. Operasi Plastik untuk Memperbaiki Cacat atau Akibat Kecelakaan


Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk memperbaiki cacat yang
dibawa sejak lahir (al-’uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang
kemudian (al-’uyub at-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah
yang rusak akibat kebakaran/kecelakaan, maka dapat dikategorikan sebagai mubah atau
dibolehkan melakukan operasi tersebut.
Dalam ushul fikih, cacat atau akibat kecelakaan dapat dikategorikan sebagai mudharat
atau disebut kemudaratan. Kemudaratan mengakibatkan ketidakbaikan yang akhirnya
membuat orang yang mengalami kemudaratan ini tidak merasa nyaman beragama. Oleh karena
itu, Islam memang bukan agama yang memudah-mudahkan sesuatu, tetapi bukan pula agama
yang mempersulit. Kemudaratan mesti dihilangkan atau setidaknya menguranginya melalui
operasi plastik.
Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa cacat sejak lahir atau cacat akibat
kecelakaan adalah berdasarkan kaidah fikih yang berbunyi:

‫يزال الضرر‬

7
Artinya: Kemudaratan itu mesti dihilangkan”,

Sehingga operasi plastik pun legal dilakukan dengan ketentuan sesuai dengan tujuan
yang disebutkan. Selain itu, bolehnya melakukan operasi plastik adalah berdasarkan
keumuman (‘amm) dalil yang menganjurkan untuk berobat (at-tadawiy). Nabi SAW bersabda:

‫شفآء إ له أنزل ال دآء هالل مأأنزل‬


Artinya: Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula obatnya.
(HR Bukhari).

Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda pula:

‫تداو ْو هللا يآعباد‬


َ ‫فإن‬ّ ‫شفآء له وضع إال داء يصنع لم هللا‬
Artinya: Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya.” (HR Tirmidzi).
Dalam ushul fikih disebutkan bahwa selama tidak ada dalil yang mengkhususkan dalil
umum, maka selama itu pula dalil umum dapat diamalkan. Hadis di atas dipandang sebagai
hadis yang umum, dan dapat diamalkan atau dapat dijadikan hujjah, karena tidak ditemukan
adanya dalil yang mengkhususkannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk
kecantikan hukumnya haram dan apabila dilakukan untuk memperbaiki cacat yang dibawa
sejak lahir seperti bibir sumbing, kaki pincang dan sebagainya atau memperbaiki cacat akibat
kecelakaan, maka hukumnya mubah (boleh) sepanjang tidak ada ketentuan agama yang
dilanggar.

1. Operasi yang Bersifat Darurat atau Mendesak

Yaitu operasi plastik untuk memperbaiki bagian tubuh tertentu yang memiliki kerusakan atau
kegagalan fungsi. Operasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengembalikan
penampilan atau fungsi menjadi lebih baik atau setidaknya mendekati kondisi normal seperti
manusia pada umumnya misalnya operasi karena bibir sumbing sehingga susah untuk makan,
membuka penyumbatan pada bagian anus karena sakit, melakukan implant payudara karena
terkena kanker, memperbaiki hidung karena cacat, menyambungkan jari tangan atau kaki
karena kecelakaan, memperbaiki kulit akibat luka bakar, memperbaiki tulang akibat patah
tulang, dan lain lain.

8
2. Operasi yang Bersifat Opsional

Yaitu operasi yang bertujuan untuk mempercantik atau memperindah bentuk rupa dan tubuh
agar terlihat lebih menarik dengan cara ditambah, dikurangi, atau dibuang, operasi ini
merupakan tindakan kesengajaan atau berasal dari keinginan pasien sendiri, contohnya
memperbesar payudara, melangsingkan pinggang atau memperbesar pinggul, mengubah mulut
menjadi lebih kecil atau lebih merah dengan sulam bibir, membuat hidung lebih mancung,
melentikkan bulu mata, menaikkan atau menyulam alis, facelift atau mengencangkan kulit, dan
lain lain.

Dalam islam, terdapat hukum yang mengatur halal atau haram nya operasi tersebut dilakukan
berikut penjelasannya

1. Mubah

Operasi yang mubah atau boleh dilakukan adalah operasi yang bertujuan untuk memperbaiki
anggota tubuh yang cacat atau rusak, ada dua jenis yaitu :

A. Operasi karena cacat sejak lahir (al uyub al khalqiyyah) misalnya operasi bibir sumbing
agar bentuk dan fungsi lebih mendekati normal, memperbaiki susunan gigi yang maju
ke depan dan tidak normal struktur nya hingga menyulitkan untuk makan dan berbicara.
B. Operasi karena cacat yang datang kemudian (al uyub al thari’ah) misalnya cacat tangan
atau kaki karena kecelakaan, memperbaiki jaringan kulit yang rusak akibat kebakaran,
operasi mata karena katarak atau luka hingga fungsi penglihatan terganggu, operasi
suntik payudara wanita karena penyakit atrofi (pengecilan atau penyusutan jaringan
otot dan jaringan syaraf sehingga bentuk menjadi tidak normal.

Operasi plastik yang demikian boleh dilakukan karena bertujuan untuk mengobati seperti
dalam dalil berikut : “wahai hamba hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnyaAllah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya”.
(HR Tirmidzi no 1961).

Dari hadist tersebut dijelaskan hendaknya seseorang yang tertimpa sakit berusaha berobat agar
bisa sehat seperti sedia kala dan tidak terganggu dalam melakukan berbagai aktivitas.

9
Bahkan dalam kondisi tertentu diperbolehkan memindahkan atau menghilangkan bagian
tubuhnya jika kondisi tersebut membawa kepada penyakit yang lebih membahayakan atau
membahayakan nyawa, misalnya luka karena suatu penyakit misalnya kanker payudara yang
jika tidak diangkat akan menyebar ke anggota tubuh yang lain.

Operasi yang dilakukan tentunya harus dijalankan oleh pihak yang berkompeten dan diiringi
dengan doa kepada Allah agar diberi jalan kesembuhan atas penyakit nya.

2. Haram

Adapun operasi yang haram hukumnya ialah yang hanya bertujuan untuk mempercantik atau
memperindah bentuk tubuh semata karena nafsu duniawi tanpa ada niat mengobati atau
memperbaiki suatu kecacatan. Allah berfirman :

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya.” (QS At
Tin : 4)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah sebaik baik mkhluk yang diciptakan Allah,
manusia memiliki kecantikan atau ketampanan yang relatif dan berbeda satu dengan lainnya,
meskipun begitu, manusia sering merasa kurang bersyukur dengan pemberian Allah sehingga
senantiasa berusaha untuk memperindah fisik nya hingga mengubah ciptaan Allah dengan
melakukan operasi plastik.

Operasi plastik dengan tujuan dasar kecantikan sering disebut dengan istilah bedah kosmetik,
sebagian besar dilakukan oleh wanita dimana hasrat dasar mereka adalah suka berhias dan ingin
senantiasa tampil cantik dan menarik, sesungguhnya kecantikan bukan hanya dari fisik saja,
wanita yang memiliki inner beauty, kecerdasan, kesederhanaan, dan kecantikan alami lebih
menarik di mata laki laki, wanita sholehah yang memiliki akhlak baik dan lemah lembut juga
lebih indah di mata Allah.

Operasi bedah kosmetik ini haram hukumnya sesuai firman Allah berikut : “dan akan aku
(syetan) suruh mereka mengubah ciptaan Allah lalu benar benar mereka mengubahnya”. (QS
An Nisa 119). Ayat tersebut menjelaskan kecaman atas perbuatan syetan yang senantiasa
mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat diantaranya mengubah
ciptaan Allah (taghyir khalqillah).

10
Salah satu cara mensyukuri nikmat allah ialah dengan menerima kondisi yang sudah Allah
berikan dan tidak berupaya untuk mengubahnya dengan jalan operasi kecuali dalam keadaa
darurat.

Beberapa contoh tindakan operasi plastik yang diharamkan yaitu :

1. Menyambung Rambut atau Membuat Tatto

Dilakukan dengan cara menyambung rambut agar terlihat lebih panjang dan indah,
mengubah bentuk rambut dari keriting menjadi lurus sehingga menipu orang lain. Membuat
tatto dilakukan dengan melukis atau membuat tanda secara kekal pada anggota tubuh dengan
menusuk nusuk jarum menggunakan warna warna tertentu untuk tujuan kecantikan dan
dipamerkan. Padahal hukum bertato dalam islam sudah jelas bukan?

Perbuatan ini haram dan dilaknat Allah, Rasulullah bersabda dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Ibn Umar “Allah melaknat orang yang melakukan penyambungan rambut
dan membuat tatto, baik pelaku atau orang yang disuruh membuat tatto”.

2. Mengubah Jenis Kelamin dengan Mengubah Jenis Kelamin Laki Laki Menjadi
Perempuan atau Sebaliknya

Hal ini jelas tidak sesuai syariat islam karena mengubah takdir yang telah ditentukan
Allah seperti sabda Rasulullah berikut “Allah melaknat orang orang yang berusaha
menyerupai laki laki menjadi perempuan atau dari perempuan menjadi laki laki”. (HR Ibn
Abbas)

3. Memakai Kawat Gigi

Termasuk perbuatan yang dilarang karena memiliki unsur penipuan dan menghias diri
secara berlebihan, umumnya dilakukan karena ingin tampil lebih menarik atau mengikuti trend
belaka. tanam gigi menurut islam juga tidak diperbolehkan jika bertujuan secara berlebihan.
Rasulullah bersabda “yang merenggangkan gigi untuk kecantikan, mereka itu yang mengubah
ubah ciptaan Allah”. (Imam Al Qurthubi Rahimahullah dalam tafsirnya)

4. Sulam Bibir dan Sulam Alis

11
Hal ini tidak dibenarkan dalam syariat islam karena termasuk merubah ciptaan Allah
dan menyakiti diri sendiri sebagaimana diketahui proses nya dilakukan dengan digambar
menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam kulit hingga lapisan kulit kedua yang tentu
akan menyaktkan diri sendiri. Perbuatan tersebut dilarang seperti pada hadist berikut
“larangan tersebut adalah untuk alis dan ujung ujung wajah” (Sharh Shahih Muslim 14/106)

5. Membesarkan Payudara dengan Implan

Tidak diperkenankan jika hanya bertujuan untuk berbangga dan mempertontonkan


kecantikan diri. Hal tersebut merupakan kebiasaan wanita jaman jahiliyah dulu kala yang tidak
mengenal ilmu agama dan hanya diamanfaatkan sebagi budak lelaki. Allah berfirman dalam
QS Al Ahzab : 33

“dan hendaklah amu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang orang jahiliyah dahulu”.

Wanita barangkali memang merasa lebih percaya diri dengan bentuk tubuh yang indah,
apalagi jika berhubungan dengan suami, mereka akan merasa bangga jika tubuhnya disukai
oleh suami, boleh saja memperindah bentuk tubuh dengan cara alami yang tidak merusak
ciptaan Allah misalnya dengan olahraga rutin, makan makanan yang bergizi, dan memakai
masker kacang panjang yang dihaluskan untuk mengencangkan payudara. Tetapi jika sampai
memaksakan keadaan seperti operasi implan payudara maka hal itu tidak dibenarkan dalam
islam.

6. Melakukan Operasi Pada Selaput Dara (mengembalikan keperawanan)

Yang dilakukan untuk menutup aib dan penipuan karena pernah berbuat zina atau
maksiat dimana hal tersebut hanya mementingkan nafsu duniawi semata. Selain itu, aurat
wanita tersebut akan terlihat oleh orang lain sehingga hal ini tidak diperbolehkan dalam syariat
islam karena tidak dalam keadaan yang darurat. Hal ini haram karena lebih banyak mudharat
(bahaya) nya daripada manfaat nya, seperti firman Allah berikut “tidak boleh melakukan
perbuatan yang membuat mudharat baik permulaan ataupun balasan”. (HR Ibnu Majah)

2.6 Menurut Pandangan Ulama

12
Para ahli medis mendefinisikan operasi plastik sebagai operasi yang dilakukan untuk
mempercantik bentuk dan rupa bagian-bagian tubuh lahiriyah seseorang. Terkadang dilakukan
atas dasar kemauan yang bersangkutan, terkadang juga dilakukan karena alasan darurat
(terpaksa).

Operasi plastik yang dilakukan karena darurat atau semi darurat adalah operasi yang
terpaksa dilakukan, seperti menghilangkan cacat, menambah atau mengurangi organ tubuh
tertentu yang rusak dan jelek. Melihat pengaruh dan hasilnya, operasi tersebut sekaligus
memperindah bentuk dan rupa tubuh.

Cacat ada dua jenis: pertama, Cacat yang merupakan pembawaan dari lahir. Misalnya,
bibir sumbing, bentuk jari-jemari yang bengkok dan lain-lain. Kedua, Cacat yang timbul
akibat sakit yang diderita. Contohnya cacat yang timbul akibat penyakit kusta (lepra), akibat
kecelakaan dan luka bakar serta lain sebagainya.

Sudah barang tentu cacat tersebut sangat mengganggu penderita secara fisik maupun
psikis. Dalam kondisi demikian syariat membolehkan si penderita menghilangkan cacat,
memperbaiki atau mengurangi gangguan akibat cacat tersebut melalui operasi. Sebab cacat
tersebut mengganggu si penderita secara fisik maupun psikis sehingga ia boleh mengambil
dispensasi melakukan operasi. Dan juga karena hal itu sangat dibutuhkan si penderita.
Kebutuhan mendesak kadangkala termasuk darurat sebagai salah satu alasan keluarnya
dispensasi hukum. Setiap operasi yang tergolong sebagai operasi plastik yang memang
dibutuhkan guna menghilangkan gangguan, hukumnya boleh dilakukan dan tidak termasuk
merubah ciptaan Allah.

Pendapat ini dikemukan oleh Syaikh berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi ketika
membedakan antara operasi plastik yang dibolehkan dan yang diharamkan. Penjelasa ini
terpaku pada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

‫ت ِل ْل ُح ْس ِن‬ِ ‫ت َو ْال ُمتَفَ ِلّ َجا‬ َ ‫ت َو ْال ُمتَنَ ِ ّم‬


ِ ‫صا‬ ِ ‫صا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْست َ ْو ِش َما‬
ِ ‫ت َوالنه‬
َ ‫ام‬ ِ ‫َّللاُ ْال َوا ِش َما‬
‫ل َعنَ ه‬
‫ت خ َْلقَ ه‬
ِ‫َّللا‬ ِ ‫ْال ُمغَ ِيّ َرا‬

13
“Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang
mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan
cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Muslim)

Imam An-Nawawi menjelaskan, “Al–Wasyimah” adalah wanita yang mentato. Yaitu


melukis punggung telapak tangan, pergelangan tangan, bibir atau anggota tubuh lainnya
dengan jarum atau sejenisnya hingga mengeluarkan darah lalu dibubuhi dengan tinta untuk
diwarnai. Perbuatan tersebut haram hukumnya bagi yang mentato ataupun yang minta ditato.
Sementara ‘an-naamishah’ adalah wanita yang menghilangkan atau mencukur bulu wajah.

Sedangkan ‘al–mutanammishah’ adalah wanita yang meminta dicukurkan alisnya.


Perbuatan ini juga haram hukumnya, kecuali jika tumbuh jenggot atau kumis pada wajah
wanita tersebut, dalam kasus ini ia boleh mencukurnya. Sementara ‘al–mutafallijat’ adalah
wanita yang menjarangkan giginya, biasa dilakukan oleh wanita-wanita tua atau dewasa supaya
kelihatan muda dan lebih indah. Karena jarak renggang antara gigi-gigi tersebut biasa terdapat
pada gadis-gadis kecil. Apabila seorang wanita sudah beranjak tua giginya akan membesar,
sehingga ia menggunakan kikir untuk mengecilkan bentuk giginya supaya lebih indah dan agar
kelihatan masih muda.

Perbuatan tersebut jelas haram hukumnya baik yang mengikir ataupun yang dikikirkan
giginya berdasarkan hadits tersebut di atas. Dan tindakan itu juga termasuk merubah ciptaan
Allah, pemalsuan dan penipuan. Adapun sabda Nabi, “Yang mengikir giginya supaya kelihatan
cantik” maknanya adalah yang melakukan hal itu untuk mempercantik diri. Sabda nabi tersebut
secara implisit menunjukkan bahwa yang diharamkan adalah yang meminta hal itu dilakukan
atas dirinya dengan tujuan untuk mempercantik diri. Adapun bila hal itu perlu dilakukan untuk
tujuan pengobatan atau karena cacat pada gigi atau sejenisnya maka hal itu dibolehkan, wallahu
a’lam! (Syarh Shahih Muslim karangan Imam An-Nawawi XIII/107).

Suatu permasalahan yang perlu diperhatikan di sini ialah para ahli medis operasi plastik
tersebut biasanya tidak membedakan antara kebutuhan yang menimbulkan bahaya dengan
kebutuhan yang tidak menimbulkan bahaya. Yang menjadi interest mereka hanyalah mencari
keuntungan materi, dan memberi kepuasan kepada pasien dan pengikut hawa nafsu, materialis
dan penyeru kebebasan.

14
Mereka beranggapan setiap orang bebas melakukan apa saja terhadap tubuhnya sendiri.
Ini jelas sebuah penyimpangan. Karena pada hakikatnya jasad ini adalah milik Allah, Dia-lah
yang menetapkan ketentuan-ketentuan berkenaan dengannya sekehendak-Nya. Allah telah
menjelaskan kepada kita metoda-metoda yang telah diikrarkan Iblis untuk menyesatkan bani
Adam, di antaranya adalah firman Allah:

‫َو ََل ُم َرنه ُه ْم فَلَيُغَ ِيّ ُر هن خ َْلقَ ه‬


ِ‫َّللا‬

“Dan aku akan suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar
merubahnya.” (QS. An-Nisa: 119)

Ada beberapa pelaksanaan operasi plastik yang diharamkan karena tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan dispensasi syar’i yang disepakati dan karena termasuk mempermainkan
ciptaan Allah serta hanya bertujuan mencari keindahan dan kecantikan semata, misalnya
memperindah payudara dengan mengecilkan atau membesarkannya atau operasi untuk
menghilangkan kesan ketuaan, misalnya mengeritingkan rambut atau sejenisnya. Dalam hal ini
syariat tidak membolehkannya. Karena tidak ada kebutuhan yang darurat untuk melakukan hal
itu.

Hal itu dilakukan semata-mata untuk merubah dan mempermainkan ciptaan Allah
sesuai dengan hawa nafsu dan syahwat manusia. Hal itu jelas haram dan terlaknat pelakunya.
Dan juga karena termasuk dalam dua perkara yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu hanya
ingin mempercantik diri dan merubah ciptaan Allah. Ditambah lagi operasi plastik semacam
itu banyak mengandung unsur penipuan dan pemalsuan. Demikian pula injeksi dengan zat-zat
yang diambil secara haram dari janin yang gugur, yang mana perbuatan tersebut merupakan
kejahatan serius, dan efek samping serta mudharat lainnya yang timbul akibat operasi plastik
sebagaimana dijelaskan oleh pakar-pakar kedokteran.

Operasi plastik dipahami oleh masyarakat umum sebagai istilah medis yang mengacu
pada praktik bedah yang dilakukan pada bagian tubuh tertentu untuk memperbaiki atau
mengembalikan anggota tubuh tertentu ke bentuk semula atau bentuk yang dikehendaki.
Adapun operasi plastik pada wajah atau face off dalam istilah medis adalah upaya
merekontruksi wajah yang rusak karena suatu musibah agar kembali seperti semula.

15
Face off tersebut merupakan penemuan teknologi kedokteran yang dilakukan dengan
sistem bedah dan bila perlu dengan mengganti bagian wajah yang rusak dengan bagian tubuh
lainnya.
Perihal ini pernah diputuskan oleh para kiai melalui putusan lanjutan bahtsul masail
Komisi Bahtsul Masail Ad-Diniyyah Al-Waqi’iyyah Munas Alim Ulama di Gedung PBNU
Jakarta pada 21-22 Rajab 1427 H/16-16 Agustus 2006 M.
Ketika itu, para kiai mengatakan bahwa praktik face off ini lebih sering dilakukan oleh
kaum perempuan. Dalam Fathul Bari Syarah Shahihil Bukhari, karya Ibnu Hajar Al-Asqalani
disebutkan qaul Imam Ath-Thabari bahwa perempuan tidak boleh mengubah sesuatu dari
bentuk asal yang telah diciptakan Allah SWT, baik menambah atau mengurangi agar kelihatan
bagus. Seperti, seorang perempuan yang alisnya berdempetan, kemudian ia menghilangkan
(bulu alis) yang ada di antara keduanya, agar kelihatan cantik atau sebaliknya (kelihatan jelek
dengan berdempetannya).
Atau seorang perempuan yang memiliki gigi lebih lalu ia mencabutnya; atau giginya
panjang lalu ia memotongnya; atau perempuan itu berjenggot atau berkumis atau berbulu di
bawah bibirnya lalu mencabutnya; dan seorang perempuan yang rambutnya pendek atau tipis
lalu ia memanjangkannya atau menebalkannya dengan rambut orang lain; Semua itu adalah
termasuk perbuatan yang dilarang, karena mengubah apa yang telah diciptakan oleh Allah
SWT.
At-Thabari berpendapat pula, terkecuali jika ada bagian tubuh yang menimbulkan
madarat dan rasa sakit. Seperti, seorang perempuan yang memiliki gigi lebih atau giginya
panjang yang mengganggunya ketika makan, atau memiliki jemari lebih yang mengganggunya
atau menjadikan sakit maka boleh mencabut atau memotongnya. Dalam masalah yang terakhir
ini, laki-laki sama dengan perempuan.
Lalu bagaimana hukum face off (merekontruksi wajah) agar kembali seperti semula.
Mereka dalam forum tersebut menyatakan bahwa merekontruksi wajah agar kembali seperti
semula hukumnya boleh mengutip sejumlah pandangan ulama, salah satunya Syekh Wahbah
Az-Zuhayli berikut ini.
‫عاةِ التهأ َ ُّك ِد ِم ْن أ َ هن النه ْف َع‬ ٍ ‫ان إِلَى َم َك‬
َ ‫ان آخ ََر ِم ْن ِجس ِْم ِه َم َع ُم َرا‬ ِ ْ ‫ان ِم ْن ِجس ِْم‬
َ ‫اْل ْن‬
ِ ‫س‬ ٍ ‫ض ِو ِم ْن َم َك‬ ْ ُ‫وز نَ ْق ُل ْالع‬
ُ ‫يَ ُج‬
‫ض ٍو َم ْفقُو ٍد‬ ْ ‫ع‬ ُ ‫علَ ْي َها َوبِش َْر ِط أ َ ْن يَ ُكونَ ذلِكَ ِ ِْلي َجا ِد‬َ ‫ب‬ ِ ‫ْال ُمت ََوقهعِ ِم ْن ه ِذ ِه ْالعَ َم ِليه ِة أ َ ْر َج ُح ِمنَ الض َهر ِر ْال ُمت ََرت ه‬
‫ص أَذًى نَ ْف ِسيٍّا أ َ ْو‬
ِ ‫ش ْخ‬
‫ب ِلل ه‬ َ ُ ‫ب أ َ ْو إِزَ الَ ِة دَ َما َم ٍة ت‬
ُ ّ‫س ِب‬ ْ ‫ش ْك ِل ِه أ َ ْو َو ِظ ْيفَتِ ِه ْال َم ْع ُهودَةِ لَهُ أ َ ْو ِ ِْل‬
َ ِ‫ص ََلح‬
ٍ ‫ع ْي‬ َ ‫أ َ ْو ِ ِْل‬
َ ِ‫عادَة‬
‫ض ِويًّا‬
ْ ‫ع‬ ُ

16
Artinya, “Boleh memindah anggota badan dari satu tempat di tubuh seseorang ke tempat lain
di tubuhnya, disertai pertimbangan matang, manfaat yang diharapkan dari operasi semacam ini
lebih unggul dibanding bahayanya. Disyaratkan pula operasi itu dilakukan untuk membentuk
anggota badan yang hilang, untuk mengembalikannya ke bentuk semula, mengembalikan
fungsinya, menghilangkan cacat, atau menghilangkan bentuk jelek yang membuat seseorang
mengalami tekanan jiwa atau gangguan fisik,” (Lihat Syekh Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqhul
Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], jilid VIII, halaman 5124).
Forum lanjutan Munas NU ini juga mengutip pandangan Syekh Abdul Karim Zaidan,
salah seorang guru besar fiqih dan ushul fiqih di Iraq, perihal operasi medis dalam rangka
merekonstruksi wajah atau anggota tubuh lainnya karena yang cacat karena kecelakaan
tertentu.

ٍ‫ق أَ ْو َج ْرح‬ ٍ ‫ظا ِه َرةٍ ِم ْن َبدَنِ َها نَ ِتي َجةَ َح ْر‬ َ ٍ‫ش ْيءٍ ِمنَ الت ه ْش ِوي ِه فِي َو ْج ِه َها أَ ْو ِبأ َ ْجزَ اء‬ َ ‫اب ْال َم ْرأَة ُ ِب‬
ُ ‫ص‬َ ُ ‫قَ ْد ت‬
ُ ‫ي ٍ ِل ْل َم ْرأَةِ فَ َه ْل َي ُج‬
‫وز ِإ ْج َرا ُء‬ ّ ‫س ِبّبُهُ ِم ْن أَدًى َم ْع َن ِو‬
َ ُ‫اح ِت َمالُهُ ِل َما ي‬
ْ ‫اق‬ُ ‫ط‬ َ ُ‫ض َوهذَا الت ه ْش ِويهُ َالي‬ ٍ ‫أ َ ْو َم َر‬
‫ِين َوالت ه ْج ِمي ِل‬
ِ ‫ش ْيءٍ ِمنَ الت ه ْحس‬ َ ‫هت َه ِذ ِه ْال َع َم ِليهاتُ ِإلَى‬
ْ ‫احيه ٍة ِ ِْلزَ الَ ِة َهذَا الت ه ْش ِوي ِه َولَ ْو أَد‬
ِ ‫ت ِج َر‬ٍ ‫ع َم ِليها‬
َ
‫ت ْال َم ْرأَة ُ ِم ْن ِإ ْج َراءٍ ِم ْن ه ِذ ِه‬ َ َ‫ص َل َو َحتهى لَ ْو ق‬
ِ َ ‫صد‬ َ ‫صدَ ْاِل َ هو َل ِإزَ الَةُ الت ه ْش ِوي ِه الهذِي َح‬ ْ َ‫ِِل َ هن ْالق‬
ِ‫ِين بِإِزَ الَ ِة هذَا الت ه ْش ِوي ِه فَتَ ْبقَى ه ِذ ِه ْال َع َم ِليهاتُ فِي دَائِ َر ِة ْال ُمبَاح‬
ِ ‫ش ْيءٍ ِمنَ الت ه ْحس‬
َ ‫صي ُل‬ ِ ‫ْالعَ َم ِليها‬
ِ ‫ت ت َ ْح‬
‫ِين َو ْج ِه َها َجائِزَ ة ٌ َجا َء فِي فِ ْق ِه ْال َحنَابِلَ ِة َولَ َها َح ْل ُق َو ْج ٍه َو َح ِفّ ِه‬ ِ ‫ِِل َ هن َر ْغبَةَ ْال َم ْرأَةِ فِي تَ ْحس‬
ِ ‫َوتَ ْحسِينِ ِه َوتَ ْح َم‬
‫ير ِه‬

Seorang perempuan terkadang mengalami suatu cacat di muka, atau anggota badannya
yang luar, akibat luka bakar, luka robek, atau penyakit lain. Cacat ini tidak bisa dibiarkan oleh
seorang perempuan karena menyebabkan tekanan batin baginya. Maka apakah ia boleh
menempuh operasi untuk menghilangkannya? Operasi tersebut boleh ditempuhnya, meskipun
akan mengarah pada mempercantik dan memperelok diri. Sebab, tujuan utamanya
menghilangkan cacat. Bahkan, andaikata dengan operasi itu ia berniat untuk mempercantik diri
dengan hilangnya cacat tersebut, maka operasi itu tetap dalam taraf diperbolehkan. Sebab
kecenderungan perempuan mempercantik wajahnya diperbolehkan.
Dalam fiqh madzhab Hanbali ada keterangan, ‘Bagi perempuan boleh mencukur
(rambut) wajah, mengikisnya sampai habis, mempercantik dan memerahkannya,’” (Lihat

17
Syekh Abdul Karim Zaidan, Al-Mufashshal fi Ahkamil Mar’ah wa Baitil Mal, [Beirut,
Muassasatur Risalah: tanpa catatan tahun] jilid III, halaman 410).
Keterangan dari Syekh Abdul Karim Zaidan ini juga membolehkan operasi plastik
dalam rangka mempercantik diri di klinik-klinik kecantikan. Syekh Abdul Karim Zaidan
memandang bahwa operasi plastik untuk pada wajah demi kecantikan masih dalam batas-batas
kewajaran yang dibenarkan oleh syariat sebagaimana dikutip dari pandangan Mazhab Hanbali.

BAB III

18
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari uraian materi yang telah diungkapkan pada halaman sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa operasi plastik boleh dilakukan apabila bertujuan untuk
memperbaiki cacat sejak lahir seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian akibat
kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan. Sedangkan operasi plastik yang bertujuan untuk mempercantik diri
dengan sengaja merubah ciptaan ALLAH diharamkan karena merupakan salah satu bentuk
penyamaran yang bertentangan dengan syari’at ISLAM.

3.2 SARAN

Penulis menyarankan bagi pembaca agar dapat memahami pengertian operasi plastik,
macam-macamnya, serta mengetahui hukum-hukumnya dalam agama Islam. Bagi pembaca
dan mahasiswa lain yang ingin mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai materi
ini, maka dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

19
Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam Keluarga
Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002

http://sukriyanahcute.blogspot.com/2012/03/makalah-opresi-plastik.html

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Islam, Jakarta: PT Toko Gunung Agung,
1997.

Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan,

http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masalah-dan-
tindakan/ , 11122012 jam 10.10

Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer: Jilid 2. Jakarta: Gema


Insani Press, 1995.

http://Pengertian Operasi Plastik Menurut Para Ahli yang Wajib Diketahui _


SpesialisBedah.com.mhtml

http://Hukum_Operasi_Plastik_dalam_Islam[1].mhtml

20

Anda mungkin juga menyukai