Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
100/menit 100/menit
rangsangan)
c. Etiologi
Bayi berat lahir rendah dapat terjadi pada bayi kurang bulan dan
bayi cukup bulan (Amellia, 2019: 227). Berikut penjelasan tentang
factor risiko penyebab bayi mengalami BBLR berdasarkan masa
gestasi:
1) Prematur murni
Prematur murni adalah neonatus yang lahir dengan usia kehamilan
< 37 minggu. Faktor penyebabnya adalah sebagai berikut :
2) Faktor Kehamilan
Menurut Amellia (2019) factor kehamilan yang
mempengaruhi kejadian BBLR adalah berikut ini :
a) Gemeli (hamil ganda), Pada kehamilan ganda
kemungkinan terjadi hidramnion bertambah 10 kali lebih
besar sehingga akan menyebabkan partus prematurus.
Selain itu pada kehamilan ganda pembesaran rahim lebih
besar dari pada kehamilan tunggal sehingga kemungkinan
belum mencapai aterm tetapi sudah partus, karena otot
rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
keregangan tertentu, sehingga setelah melewati batas
tersebut akan terjadi kontraksi sehingga akan
menimbulkan proses persalinan (Saiffudin, 2010).
b) Hamil dengan hidramnion
c) Preeklampsia/Eklampsia, Pada preeklamsi terdapat
spasmus arteriola spinalis desidua akibat menurunnya
aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi
plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan
janin terganggu. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan
terhadap rangsangan sering mudah terjadi partus
prematurus (Saiffudin, 2010)
d) Ketuban Pecah Dini (KPD), Jika ketuban sudah pecah,
maka dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan
angka kematian ibu dan anak sehingga persalinan harus
segera diakhiri. Pada ketuban pecah dini juga akan
mengawali kontraksi sehingga dapat menyebabkan partus
prematurus (Saiffudin, 2010).
e) Perdarahan antepartum
3) Faktor ibu
Manuaba (2010) menyebutkan faktor ibu yang menyebabkan
kejadian BBLR adalah :
a) Kurang gizi saat hamil
b) Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun, Usia ibu pada waktu
hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
merupakan etiologi terjadinya BBLR (Saiffudin, 2010).
Menurut Hartanto (2013) jika umur ibu kurang dari 18
tahun masih dalam masa pertumbuhan sehingga panggul
masih relatif sempit yang mangakibatkan KPD, dan KPD
merupakan faktor predisposisi terjadinya BBLR prematur
dan jika umur ibu lebih dari 35 tahun merupakan faktor
penyebab kelainan kongenital.
c) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
d) Ibu memiliki riwayat penyakit menahun seperti :
(1) Hipertensi
(2) Jantung
(3) Gangguan pembuluh darah (perokok)
4) Faktor Janin
5) Faktor Kebiasaan
6) Dismatur
Merupakan bayi yang lahir dengan berat lahir tidak sesuai dengan
usia kehamilannya menurut Maryunani (2014). Berikut factor
penyebab BBLR :
1) Faktor Ibu
a) Ibu yang mengidap penyakit hipertensi
b) Gagal ginjal kronik
c) Perokok
d) Menderita Diabetes Militus
e) Toksemia
f) Hipoksia ibu
g) Gizi buruk
h) Peminum alcohol
2) Faktor Janin
a) Kelainan kromosom
b) Gemelli
c) Infeksi dalam kandungan (TORCH)
d) Cacat bawaan
3) Faktor Uteri dan Plasenta
a) Kelainan pembuluh darah
b) Insersi tali pusat yang tidak normal
c) Uterus bicornis
d) Infark plasenta
e) Sebagian plasenta terlepas
4) Faktor Eksternal
Kondisi social ekonomi yang rendah. Ibu yang berstatus sosial
ekonomi rendah, nutrisi dan rumahnya buruk serta tinggal di
tempat yang jauh lebih padat dan kondisi tidak higienis.Selain
itu karena faktor kurang gizi menyebabkan sekitar 70% wanita
hamil mengalami anemia ringan, bahkan 4-5% mengalami
anemia berat.
d. Gambaran Klinis BBLR
Menurut Manuaba (2010) gambaran umum yang muncul pada BBLR
adalah :
a) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gr
b) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 45 cm
c) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
d) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
e) Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
f) Kepala relative besar
g) Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
h) Otot hipotonik-lemah
i) Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas)
j) Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus
k) Kepala tidak mampu tegak
l) Pernafasan sekitar 45 sampai 50 per menit
m) Frekuensi nadi 100 sampai 140 per menit
d) Istirahat
Bayi mempunyai kesempatan untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periode trasnsisi ke kehidupan luar uterin, berlangsung
dalam fase tidur selama 30 menit sampai 2 jam persalinan (Marmi,
2012).
e) Personal hygiene
Mandi : …. x/hari
Ganti pakaian bayi : … x ganti popok … x sehari
Bayi sudah dimandikan jam …., setiap BAK, pakaian bayi kotor atau
basah pakaian bayi selalu diganti (Marmi, 2012)
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Dikaji untuk mengetahui keadaan umum mencangkup keadaan
umum baik, sedang, lemah (Matondang, 2003).
(2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis,apatis,
somnolen, spoor, delirium (Matondang, 2003).
(3) Tanda-tanda vital, meliputi :
1) Pernafasan ( Respirasi Rate): Pemeriksaan harus mencakup
frekuensi pernapasan,irama atau keteraturan, kedalaman, dan
tipe atau pola pernapasan (Matondang, 2003). Pada bayi dengan
BBLR pada hari pertama frekuensi pernafasan 40 – 50per menit,
hari-hari berikutnya 35 – 45 menit per menit(Wiknjosastro,
2005).
2) Suhu : Pada umumnya yang diukur adalah suhu aksila. Dapat
pula diukur di rektum, lipat paha, atau bawah lidah.Pada
umumnya suhu aksila 1oC lebih rendah dari padasuhu rektum,
sedangkan suhu mulut 0,5oC lebih rendahdari pada suhu rektum.
Dalam keadaan normal suhuaksila adalah 36-37oC (Matondang,
2003).Pada bayi dengan BBLR suhu tubuh berkisar 34oC –
37oC(Wiknjosastro, 2005).
3) Denyut Jantung : Dinilai pada keempat ekstremitas. Penilaian
mencakup frekuensi atau laju nadi, irama, kualitas nadi,
danekualitas nadi (Matondang, 2003). Pada bayi BBLR nadi
seperti bayi normal, yaitu 100-160 kali per menit (Wiknjosastro,
2005).
2. Pemeriksaan Fisik Sistematis
Pemeriksaan fisik secara sistematis adalah sebagai berikut :
a) Kepala : Bentuk mesochepal atau mikrochepal serta adakah
kelainan cephal (Wong, 2004).
b) Rambut : Bersih/tidak, mudah dicabut/tidak, warnanya apa (Farrer,
2003).
c) Muka : Bersih/tidak, warnanya apa, sistematis/tidak (FKUI, 2002).
d) Mata : Adakah kotoran di mata, warna putih disklera dan warna
merah muda dikonjungtiva (Varney, 2004).
e) Hidung: Adakah nafas cuping, kotoran yangmenyumbat di jalan
nafas (Farrer, 2003).
f) Telinga : Adakah serum atau cairan dan simetris atautidak (Wong,
2004). Pada BBLR tulang rawan daun telinga belum
sempurnapertumbuhannya, sehingga seolah-olahtidak teraba
tulang rawan daun telinga (Surasmi, 2003).
g) Mulut : Bibir warna apa, mukosa basah atau kering, adakah
kelainan labioskisis atau labiopalatoskisis (Surasmi, 2003).
h) Leher: Adakah pembesarankelenjar thyroid,adakah keretakan pada
clavicula (normalrata atau tanpa gumpalan di sepanjangtulang
simetris) (Varney, 2004)
i) Dada : adakah pembesaran buah dada, pernafasan, adakah retraksi,
frekuensi bunyi jantung, adakah kelainan (Wong, 2004).
j) Abdomen : Adakah pembesaran hati dan limfa, talipusat berdarah
atau tidak pembuluh darah pada tali pusat, warna tali pusat (Farrer,
2003).
k) Kulit : Adakah lanugo sedikit atau berlebih,apakah kulit lembab
atau hangat ketikadisentuh, adakah pengelupasan pada
kulit(Varney, 2004). Pada BBLR rambut lanugo masih banyak
(Surasmi, 2003).
l) Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun, jikaperempuan
apakah labia mayora sudah menutupi labia minora (Varney, 2004).
Pada BBLR testis belum turun padaskrotum dan labia mayora
belum menutupi labia minora (Wiknjosastro, 2007).
m) Ekstremitas : Adakah terdapat kelainan seperti oedema, polidaktili
atau sindaktili, fraktur ekstremitas danatrogiposis (pergerakan
sendi yang terbatas) (Wong, 2004). Tumit mengkilap,telapak kaki
halus (Surasmi, 2003).
n) Tulang Punggung : Adakah pembengkakan atau ada cekungan
(Wong, 2004).
o) Anus : Adakah lubang anus atau tidak (Farrer, 2003).
3. Pemeriksaan Refleks
a) Reflek Moro
Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas
dan ke bawah, terkejut dan relaksasi dengan cepat atau positif
(Wiknjosastro, 2005). Pada BBLR tidak selalu diikuti oleh gerakan
fleksi (Matondang, 2003).
b) Reflek Rooting
Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh ke arah
sentuhan.Pada bayiprematur reflek rooting lemah (Stright,2005).
Pada bayi BBLR, karena otothipotonik, kepala biasanya mengarah
kesatu sisi, gerakan otot jarang (Wiknjosastro, 2007).
c) Reflek Suching
Reflek menghisap pada bayi premature reflek menghisap dan
menelan belumsempurna pada BBLR reflek lemah (Wiknjosastro,
2007).
d) Reflek Plantar
Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan di
dasar jari-jari kakinya (Matondang, 2003). Pada bayi BBLR reflek
plantar berkurang (Stright, 2005).
e) Reflek Tonic Neck : Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala
diputar ke satu sisi. Normalnyareflek ini tidak terjadi setiap kali
kepaladiputar (Matondang, 2003). Pada bayi BBLR reflek tonic
leher lemah (Wiknjosastro, 2006).
f) Reflek Palmar
Jari bayi melekuk di sekeliling benda dan menggenggamnya
seketika bila jari diletakkan di telapak tangan (Stright, 2005). Pada
BBLR gerakan otot jarang tetapi lebihbaik dari bayi cukup bulan
(Wiknjosastro, 2007).
4. Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar Kepala : Pada kasus BBLR biasanya lingkar kepala
kurang dari 33 cm (Manuaba, 2010).
b) Lingkar dada : Pada kasus BBLR biasanya lingkar dada kurang
dari 30 cm (Manuaba, 2010).
c) Panjang badan : Pada BBLR biasanya panjang badan kurang dari
45 cm (Surasmi, 2003).
d) Berat badan : Pada BBLR biasanya berat badan kurang dari 2.500
gr (Surasmi, 2003).
ASASSMENT
a. Diagnosa kebidanan
Yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan (Varney, 2007).
Diagnosa : Bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Dasar :
Data Subyektif : Ibu mengatakan bayi kecil (Ladewig, 2006)
Data Objektif :
BB kurang dari 2.500 gram (Wiknjosastro,2007).
PB kurang dari 46 cm
LK kurang dari 33 cm, LD kurang dari 30 cm
Alat kelamin pada bayi laki-laki testisnya belum turun dan
pada perempuan labia mayora belum menutupi minora
Reflek bayi masih lemah.
b. Masalah
Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney,
2007). Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah adalah terganggunya pemenuhan nutrisi.
c. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis
pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan
kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-
masalah yang spesifik (Varney, 2007).Pada kasus Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) ini potensial terjadi hipotermi, sindrom gawat nafas,
hipoglikemi, hiperbilirubinemia, (Varney, 2007).
1) Hipotermi
Dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal
dan stabil yaitu 36oC-37oC, setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu
lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi
pengaruh pada kehilangan panas bagi tubuh selain itu hipotermi dapat
terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas yang sangat terbatas karena
pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan
yang sedikit, luas permukaan tubuh relatif besar dibanding dengan
berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Surasmi, 2003).
2) Sindrom Gawat Nafas
Kesukaran pernapasan pada bayi BBLR dapat disebabkan belum
sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru
yangmerupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan
dindingalveoli paru. Pertumbuhan surfaktan paru mencapai
maksimumpada minggu ke-35 kehamilan (Surasmi, 2003).
3) Hipoglikemia
Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukkan
bahwa hipoglikemia sebanyak 50% pada bayiBBLR. Glukosa
merupakan sumber utama energi selama masajanin. Bayi aterm dapat
mempertahankan kadar gula darah 50-60mg/dl selama 72 jam
pertama, sedangkan bayi dengan beratbadan lahir rendah dalam kadar
40 mg/dl (Surasmi, 2003). BBLR membutuhkan ASI atau PASI
sesegera mungkin setelahlahir dan minum sangat sering setiap 2 jam
pertama pada minggu pertama (Proverawati dan Ismawati, 2010).
4) Hiperbilirubinemia
Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar,kurangnya
enzim glukorinil transferase sehingga konjugasibilirubin inderek
menjadi bilirubin direk belum sempurna, dankadar albumin darah
yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar
kurang (Surasmi, 2003).
d. Antisipasi
Antisipasi adalah masalah yang mencerminkan kesinambungan dariproses
manajemen kebidanan. Beberapa data mengidentifikasikan situasiyang
gawat dimana bidan harus segera bertindak atau untuk dikonsultasi dengan
dokter atau untuk dikonsultasikan anggota tim kesehatan yanglain sesuai
kondisi pasien (Varney, 2007).
a) Antisipasi gangguan pernafasan
Hindari kehilangan panas dengan cara metode Kangguru, periksa bayi
dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu axilla, mendorongibu mulai
menyusui bayinya (Wiknjosastro, 2005).
b) Antisipasi pertahanan suhu tubuh bayi menurut Wiknjosastro (2005),
meliputi :
1) Kontak kulit : Dapat dilakukan dengan cara metode kangguru
2) Pemancar panas : Dapat diketahui dengan cara sinar matahari dapat
masuk di kamar
3) Inkubator : Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gr dirawat
dalam inkubator dengan suhu 35oC dan untuk berat badan 2000 –
2500gr dengan suhu 34°C dapat diturunkan 1oC per minggu.
4) Ruang hangat :Untuk menghindari hilangnya panas dari tubuh bayi
melalui proses radiasi dan konfeksi.
c) Antisipasi Hipoglikemi
BBLR membutuhkan ASI atau PASI sesegera mungkin setelah lahir
dan minum sangat sering setiap 2 jam pertama pada minggu pertama
(Proverawati dan ismawati, 2010).
PELAKSANAAN
a. Perencanaan
Adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan
pasien.Berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien
sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan (Varney,
2007). Rencana asuhan pada bayi berat badan lahir rendah menurut
Wiknjosastro (2007), antara lain :
a) Lakukan pemantauan terhadap kondisi bayi
b) Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu,
respirasi dan heart rate
c) Kaji reflek menghisap
d) Pertahankan kehangatan
e) Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
f) Berikan hasil kolaborasi
g) Beri nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi
h) Lakukan perawatan tali pusat
i) Lakukan penimbangan secara ketat
j) Berikan informasi pada ibu/keluarga tentang keadaan bayinya
b. Implementasi / Tindakan
Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan.
Pelaksanaan asuhan ini bias dilakukan untuk klien atautenaga kesehatan
lainnya (Varney, 2007). Pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir dengan
BBLR menurut Wiknjosastro (2007) adalah sebagai berikut :
a) Melakukan pemantauan terhadap kondisi bayi
b) Melakukan pemantaun terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi
dan heart rate
c) Mengkaji reflek menghisap
d) Mempertahankan kehangatan
e) Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak
f) Memberitahukan hasil kolaborasi
g) Memberi nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi
h) Melakukan perawatan tali pusat
i) Melakukan penimbangan secara ketat
j) Memberikan informasi pada ibu/keluarga tentang keadaan bayinya
c. Hasil
Sebuah perbandingan antara hasil yang aktual dengan hasil yang
diharapkan. Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun
dapat terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah
diidentifikasikan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Pada kasus
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ini yang ingin dicapai adalah terjadi
kenaikan berat badan pada bayi, bayi terhindar dari hipotermi, keadaan
umum bayi baik, kebutuhan cairan terpenuhi, reflek hisap bayi baik
(Varney, 2007).