Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai Negara yang tergolong negara agraris, nasi beras di Negara
Indonesia merupakan makanan pokok rakyatnya. Seluruh rakyat Indonesia
menjadikan nasi beras sebagai makanan pokok untuk dinikmati setiap harinya.
Oleh karena itu, kualitas beras menjadi hal penting untuk diperhatikan,
dikarenakan semakin bagusnya kualitas beras, maka akan semakin bagus pula
mutu makanan yang akan dihidangkan. Dalam proses pembuatan beras yang baik
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
mutu beras yang dihasilkan adalah cara pengeringan gabahnya. Cara pengeringan
gabah beras akan mempengaruhi mutu beras dalam segi isi dan kualitasnya.
Semakin bagus cara pengeringan beras, maka semakin bagus kualitas beras
tersebut jika dimasak nanti.

Dalam proses pengolahan padi modern, proses pengeringan gabah beras


tidak lagi menggunakan cahaya matahari, dikarenakan tidak efisien dilihat dari
segi waktu, tenaga manusia dan dari segi cuaca. Jika menggunakan tenaga
matahari waktu yang dibutuhkan cukup lama, dan membutuhkan tenaga manusia,
ditambah lagi jika hujan, maka proses pengeringan tidak dapat dilakukan.
Sedangkan dalam pengolahan padi modern, waktu pengeringan bisa lebih cepat,
dan bisa dilakukan kapan saja, baik hujan maupun tidak. Sebenarnya telah ada
pengering gabah buatan yang beredar dipasaran, akan tetapi harganya tidak
terjangkau bagi kebanyakan petani, begitu pula pengusaha kecil. Sehingga selama
ini kebanyakan pemerintah yang memberikan bantuan, padahal tidak setiap daerah
memperoleh bantuan.

Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk membuat sebuah alat
pengering gabah yang dapat membantu petani dan pengusaha kecil yang memiliki
keunggulan dari produk yang telah ada tetapi tidak lebih mahal dari sisi harganya.
Karena itu, dipilihlah judul “Perancangan Mesin Pengering Gabah Beras
Menggunakan Sensor Sht11 dan Lm35 dengan metode Fuzzy Logic”. Dengan

1
PERANCANGAN MESIN PENGERING GABAH BERAS MENGGUNAKAN
SENSOR SHT11 DAN LM35 DENGAN METODE FUZZY LOGIC

menggunakan sensor sht11, yaitu sebagai sensor suhu dan kelembapan, dapat
dirancang suatu alat pengering gabah beras tanpa menggunakan matahari dan bisa
digunakan kapan saja. Dengan demikian, para petani tidak perlu lagi repot-repot
mengeringkan gabah beras dengan menggunakan matahari, karena elemen panas
yang digunakan pada alat ini adalah sebuah lampu pijar, panas dari lampu ini
didekatkan ke wadah pada gabah yang berputar 360 secara perlahan agar panas
menyebar ke tiap sisi secara merata, dan wadah terbuat dari kawat kassa tipis
dengan lubang di sisi-sisinya, sehingga mempermudah dalam pengeringan.
Mereka juga tidak perlu lagi panik jika turun hujan, karena dengan alat pengering
gabah beras ini, selain bisa dipakai kapan saja, lebih mudah, lebih cepat, praktis
dan lebih efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dihadapi dalam perancangan aplikasi ini adalah :
1. Pengukuran suhu dan kelembapan objek untuk kemudian bisa
menghitung kadar air dan tingkat kekeringan gabah beras dengan
menggunakan sensor sht11.
2. Cara membandingkan suhu pemanas di ruangan yang menggunakan
sensor lm35 dengan suhu wadah gabah beras yang menggunakan
sensor sht11.
3. Pengeringan dan pemberian panas agar objek dapat memiliki suhu dan
kelembapan keluaran sesuai yang diinginkan.
4. Pengimplementasian metode fuzzy logic dalam proses pengeringan.

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah :
1. Menganalis sensor sht11 sebagai acuan yang menampilkan suhu dan
kelembaban pada proses pengeringan.
2. Menerapkan dan menganalisis kinerja fuzzy logic sebagai metode
dalam pengeringan gabah beras.

BAB I PENDAHULUAN Page 2


PERANCANGAN MESIN PENGERING GABAH BERAS MENGGUNAKAN
SENSOR SHT11 DAN LM35 DENGAN METODE FUZZY LOGIC

3. Membandingkan suhu pemanas dengan suhu wadah untuk kemudian


bisa mengetahui seberapa besar dan seberapa cepat panas yang diserap
oleh gabah beras pada wadahnya.

1.4 Manfaat
Manfaat dari perancangan ini adalah:
1. Menghasilkan sebuah mesin yang bisa dipakai di pabrik pengolahan
padi modern dengan efisiensi yang maksimal.

1.5 Batasan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini akan dibatasi pada
beberapa masalah, antara lain yaitu :
1. Mengatur kadar air gabah beras antara 5% - 14% ( ).
2. Tidak membahas analisis yang berhubungan dengan proses
perpindahan kalor dan atau proses kimiawi dan fisika lainnya kecuali
yang dibahas saja.
3. Menggunakan Mikrokontroller ATMega8535.

1.6 Sistematika Penulisan


Pembahasan tugas akhir ini disusun dalam lima bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, rumusan
masalah, batasan masalah, sistematika penulisan, dan
metodologi penyelesaian masalah.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi teori – teori yang mendukung dan mendasari pembuatan
Tugas Akhir ini.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Bab ini akan membahas mengenai perancangan keseluruhan
sistem dan diagram blok sistem aliran pengerjaan penelitian.
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISIS
Berisi pengujian dan analisis terhadap hasil yang diperoleh dari
tahap perancangan dan implementasi.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Page 3


PERANCANGAN MESIN PENGERING GABAH BERAS MENGGUNAKAN
SENSOR SHT11 DAN LM35 DENGAN METODE FUZZY LOGIC

Berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan sistem lebih


lanjut.
1.7 Metodelogi Penyelesaian Masalah
Metodologi yang digunakan dalam memecahkan permasalahan-
permasalahan dalam Tugas Akhir ini terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1. Studi Literatur
Pencarian referensi dan sumber-sumber yang berhubungan dengan
sensor sht11 dan lm35, proses pengukuran suhu dan kelembaban,
serta proses pengeringan menggunakan mikrokontroller dengan
metode Fuzzy Logic, dan pengontrolan motor DC.
2. Study pengembangan aplikasi
Bertujuan untuk menentukan rancangan suatu sistem dan analisa
terhadap sistem tersebut.
3. Tahap Perancangan Sistem
a. Perancangan Perangkat Lunak
Merancang program pada pada CVAVR Code Vision 2.04.4 untuk
mikrokontroller.
b. Perancangan Perangkat Keras
Merancang hardware pada sistem ini seperti sensor sht11 dan
lm35, motor dc, lcd dan heater.
4. Tahap Implementasi
a. Implementasi Perangkat Lunak
Pembuatan program CVAVR Code Vision version 2.04.4
b. Implementasi Perangkat Keras
Pembuatan hardware berupa PCB menggunakan bahan pertinak.
5. Tahap Analisis Pengujian Sistem
Bertujuan untuk melakukan analisa performansi yang dapat dicapai
oleh sistem.
6. Pengambilan Kesimpulan
Bertujuan untuk mengambil kesimpulan berdasar analisis yang sudah
didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN Page 4

Anda mungkin juga menyukai