Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

LOG RADIOAKTIF
(Gamma Ray Log, Neutron Log, Dan Formation
Density Log)

4.1. TUJUAN ANALISIS


4.1.1. Gamma Ray Log
Gamma Ray Log mempunyai fungsi antara lain:
1. Untuk membedakan lapisan shale dan non-shale pada sumur open hole
atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.
2. Sebagai pengganti Spontaneous Potential Log untuk maksud-maksud
pendeteksian lapisan permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu
 Rw 
resistif   hasil Spontaneous Potential Log tidak telalu akurat.
 Rmf 
3. Untuk korelasi batuan.
4. Untuk mendeteksi mineral-mineral radioaktif.
5. Untuk menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water
plugging).
4.1.2. Neutron Log
Fungsi Neutron Log:
1. Untuk menentukan porositas (Ø) total.
2. Untuk mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Formation Density Log).
3. Untuk penentuan korelasi batuan.
4.1.3. Density Log
Density Log berfungsi:
1. Untuk mengukur Ø batuan.
2. Untuk mengidentifikasi mineral batuan.
3. Untuk mengevaluasi shallysand dan lithologi yang kompak.
4. Untuk mendeteksi adanya gas (GOC).

50
51

4.2. DASAR TEORI


4.2.1. Gamma Ray Log
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh
ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan
gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde.
Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar gamma yang
bersangkutan.
Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat
radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang
bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali
lapisan tersebut mengandung mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif
atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam potassium yang
terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat
digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi.
Selain itu pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi kadar kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian
produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data logging.

Gambar 4.1.
Gamma Ray Log Curve
(http://coalgeology.com)
52

Jenis detector yang sering digunakan pada rangkaian Gamma Ray Log:
1. Ionization Chamber
Prinsip kerja Ionization Chamber:
a) Didalam tabung terdapat gas bertekanan tinggi. Sinar radioaktif
kemudian menumbuk steel case, tetapi hanya sinar gamma yang dapat
masuk.
b) Karena bertumbukan dengan gas bertekanan tinggi, maka energi dari
sinar gamma akan mengecil, sehingga menimbulkan tambahan elektron
1000 kali lebih banyak dari awal ionisasi.
c) Karena elektron bermuatan negatif dan kawat bermuatan positif, maka
elektron akan ditarik kearah kawat dan menimbulkan arus listrik.
d) Arus listrik kemudian direkam oleh recorder dan menimbulkan garis
pada kertas chart.
2. Geiger Muller Counter
Prinsip kerja Geiger Muller Counter:
Pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan Ionization Chamber, tetapi alat
ini memiliki perbedaan dalam beberapa hal, yaitu:
a) Tekanan gas telah diperkecil.
b) Tegangan kawat diperbesar, sehingga akumulasi elektron dikawat lebih
cepat sehingga proses ionisasi lebih cepat.
c) Pada Ionization Chamber, kekuatan ionisasi hanya tergantung pada sinar
gamma.
d) Pada tipe ini, dengan tegangan kawat yang tinggi akan menstimulasi
sinar gamma untuk berdisintegrasi, sehingga ionisasi akan lebih cepat.
3. Scintillation Counter
Komponen utamanya adalah crystal dan photo multifier tube.
o Sifat batuan yang diukur:
 Yang diukur adalah intensitas radioaktif alamiah yang dikandung oleh
batuan formasi.
 Intensitas radioaktif, yaitu sinar Alpha   , sinar Beta   dan sinar

Gamma   .
53

 Sinar Alpha   dan sinar Beta  memiliki daya tembus yang lemah
sehingga sinar ini terabsorpsi oleh batuan, akibatnya intensitas
radioaktif tidak tertangkap oleh alat.
 Sedangkan sinar Gamma   memiliki daya tembus yang paling besar
(kuat) sehingga dapat terdeteksi oleh alat.
 Besar kecilnya intensitas radioaktif alamiah tergantung dari jenis
batuannya, sehingga dari besar kecilnya intensitas yang tertangkap
oleh alat dapat diketahui jenis batuannya (lithologinya).
o Nama-nama alat yang menjadi bagian dari Gamma Ray Log:
 Recorder.
 Hoist.
 Paper Drive Transmission.
 Electrical Cable.
 Amplifier Section.
 Gamma Ray Detector Section.
o Prosentase Vclay:
 100% = shale
 15–99% = shandy shale
 5–15% = shally shale
 0–5% = clean shale
54

Gambar 4.2.
Gamma Ray Log Tool
(http:// www.cbgcorp.com)

4.2.2. Neutron Log


Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi dari
neutron dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang
ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek
sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada operasi logging, neutron
meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan cepat akan
berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua
inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling
dominan adalah atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu
hidrogen. Setelah energi neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut
akan menyebar didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap
dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan
55

silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma.


Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air,
minyak dan gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan
diperlambat pada jarak yang sangat dekat dengan sumber dan akibatnya hanya
sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini yang menjadi
dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan porositas.
Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi
maka porositasnya rendah.

Gambar 4.3.
Gamma Ray API Units, Neutron / Density Log Curve
(http:// www.cbgcorp.com)

Faktor yang berpengaruh terhadap kurva Neutron Log, antara lain:


 Pada lapisan shale.
Porositas effektif lapisan shale maka hasil pencatatan Neutron Log
akan menunjukkan porositas yang besar karena shale mengandung
ion H  yang besar, sehingga harga porositas perlu dikoreksi.
 Formasi gas.
56

Jumlah atom H  per unit volume dalam gas lebih kecil dibandingkan
dengan porositas pada formasi yang mengandung minyak dan air.
 Kekompakan batuan.
Batuan kompak mempunyai porositas mendekati 10% akan
berpengaruh menurunkan harga ØN hingga harga minimum
(mendekati 0%), sehingga kekompakan batuan yang bervariasi akan
memperkecil harga ØN.
 Kandungan air asin dan air tawar.
Kandungan air asin dan air tawar dalam batuan akan memperbesar
ØN ke harga mendekati porositas riil.
 Kandungan minyak.
Karena prosentase air sedikit dalam batuan yang didominasi minyak,
maka ØN batuan akan turun.

Gambar 4.4.
Neutron Log Tool
(http:// www.ge-energy.com)
57

4.2.3. Density Log


Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar gamma
dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding lubang bor. Pada
saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan
elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan
kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan
kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas
sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari
densitas batuan formas
Sinar gamma yang menyebar dan mencapai detektor dihitung dan akan
menunjukkan besarnya densitas batuan formasi. Formasi dengan densitas tinggi
akan menghasilkan jumlah elektron yang rendah pada detektor. Densitas
elektron merupakan hal yang penting disini, hal ini disebabkan yang diukur
adalah densitas elektron, yaitu jumlah elektron per cm3. Densitas elektron akan
berhubungan dengan densitas batuan sebenarnya, ρb yang besarnya tergantung
pada densitas matrik, porositas dan densitas fluida yang mengisi pori-porinya.
Kondisi penggunaan untuk density log adalah pada formasi dengan densitas
rendah dimana tidak ada pembatasan penggunaan lumpur bor tetapi tidak dapat
digunakan pada lubang bor yang sudah di casing. Kurva Density Log hanya
terpengaruh sedikit oleh salinitas maupun ukuran lubang bor.
Kondisi optimum dari density log adalah pada formasi unconsolidated
sand dengan porositas 20 % - 40 %. Kondisi optimum ini akan diperoleh
dengan baik apabila operasi penurunan peralatan kedalam lubang bor dilakukan
secara perlahan agar alat tetap menempel pada dinding bor, sehingga pada
rangkaian tersebut biasanya dilengkapi dengan spring.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kurva Density Log, antara lain :
 Batuan sangat kompak
Batuan sangat kompak porositasnya mendekati harga nol, sehingga per satuan
volume (cc) seluruhnya atau hampir seluruhnya terdiri dari matriks batuan.
Dengan demikian batuan mempunyai densitas paling besar, dimana Ø = 0, dan ini
disebutt dengan densitas matriks (ρma) .
58

 Batuan permeabel dengan kandungan air asin


Air asin mempunyai densitas lebih rendah dibanding batuan yang seluruhnya
terdiri dari matriks.
 Batuan permeabel dengan kandungan minyak
Batuan yang mengandung minyak, maka densitasnya lebih rendah daripada
berisi air asin, sebab densitas air asin lebih besar daripada minyak.
 Batuan permeabel mengandung gas
Batuan yang mengandung gas, densitasnya lebih rendah lagi dibanding
dengan yang berisi minyak.
 Batubara (coal)
Batubara mempunyai densitas yang paling rendah diantara semua jenis
batuan.

Gambar 4.5.
Gamma Ray,Density Porosity, Neutron Porosity Curve
(http:// www.ge-energy.com)
59

Gambar 4.6.
Density Log Tool
(http:// www.cbgcorp.com)

Gambar 4.7.
Kurva Gamma Ray Log, Neutron Log and Density Log
(Penilaian Formasi “Interpretasi Log Untuk Shaly Sand” – Pertamina)
60

4.3. ANALISIS
4.3.1. Data
Kedalaman analisa :
 Tebal lapisan yang dianalisa = 1750 - 1960 ft
Data radioaktif :

 ma (limestone) = 2.65


gr
cc

 f (salt water) = 1.1


gr
cc

 clay = 2.6
gr
cc
Data log tambahan :
 Bit size = 8,5”
 △tma = 54 µsec/ft
 △tf = 185 µsec/ft
 Bed thickness = 1 ft

4.3.2. Prosedur Perhitungan


Gamma Ray Log
 Menentukan tebal lapisan yang dianalisa
 Menentukan besarnya Grmax
 Membaca besarnya GRmax dan GRmin dari slip Log Gamma Ray
 Membaca besarnya defleksi kurva GRlog sebagai GRread untuk setiap
interval kedalaman yang dianalisa
 Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan :
GR read  GR min
Vclay 
GR max  GR min
Neutron Log
 Dari ketebalan yang dianalisa, menentukan besarnya defleksi kurva
neutron log (Nlog)
 Menentukan besarnya harga  Nclay
61

 Menentukan besarnya porositas neutron dengan persamaan :


N = (1.02  Nlog) + 0.00425
 Menentukan besarnya Ncorr dengan persamaan :
Ncorr = N – (Vclay x  Nclay)

Density Log
 Pada tebal lapisan yang sama, menentukan b dari defleksi kurva
density log
 Menentukan ma = 2.65 untuk limestone, f = 1.1 gr/cc
 Menentukan FDL dengan persamaan :
ρ ma  ρ b
φ FDL 
ρ ma  ρ f
 Menentukan  Dclay, dengan persamaan :
ρ ma  ρ clay
φ Dclay  ; untuk clay = 2.6 gr/cc
ρ ma  ρ f
 Menentukan harga  FDLcorr dengan persamaan :
 FDLcorr = FDL – (Vclay x  Dclay)
 Menentukan porositas rata - rata dari Neutron Log dan Density Log
2  φ Ncorr   7  φ FDcorr 
dengan persamaan : *=
9

4.3.3. Perhitungan
Gamma Ray
 Lapisan yang dianalisa = 1750 ft
 GRmax = 160 (dari grafik)
 GRmin = 53 (dari grafik)
 GRread (1750 ft) = 145.098
GRread  GRmin
 Vclay =
GRmax  GRmin
62

145.098  53
=
160  53
= 0.86
Neutron Log
 Φ N log = 0,412 (dari grafik)
 Φ N clay = 0.43 (dari grafik)
 ΦN = (1.02 Φ N log) + 0.00425
= (1.02  0,412) + 0.00425
= 0.4245
 Φ N corr = Φ N – (Vclay  Φ N clay)
= 0.4245 – (0.86  0.43)
= 0.0547
Density Log
ρ ma  ρ b
 Φ FDL =
ρ ma  ρ f
2.65  2.25
=
2.65  1.1
= 0,258
ρ ma  ρ clay
 Φ Dclay =
ρ ma  ρ f
2.65  2.6
=
2.65  1.1
= 0.032
 Φ FDL corr = Φ FDL – (Vclay  Φ Dclay)
= 0.258 – (0.86  0.032)
= 0.230
2  φ Ncorr   7  φ FDcorr 
 Φ =
9
2  0.0547   7  0.230
=
9
= 0.191
63

Ket : Perhitungan di atas hanya pada kedalaman 1750 ft, perhitungan dilakukan
per kedalaman dengan interval 10 ft.

Tabel IV-1.
Tabulasi Perhitungan Radioaktif Log

Kedalaman GRmax GRmin GRread


No. Vclay
(ft) (API) (API) (API)
1 1750 160 53 145.098 0.86
2 1760 160 53 141.176 0.824
3 1770 160 53 141.176 0.824
4 1780 160 53 133.33 0.75
5 1790 160 53 133.33 0.75
6 1800 160 53 113.725 0.5675
7 1810 160 53 84.31 0.293
8 1820 160 53 88.235 0.329
9 1830 160 53 143.137 0.842
10 1840 160 53 105.88 0.494
11 1850 160 53 129.411 0.714
12 1860 160 53 105.88 0.49
13 1870 160 53 94.117 0.39
14 1880 160 53 125.49 0.677
15 1890 160 53 129.41 0.714
16 1900 160 53 139.216 0.806
17 1910 160 53 149.02 0.897
18 1920 160 53 126.67 0.689
19 1930 160 53 141.176 0.824
20 1940 160 53 133.33 0.751
21 1950 160 53 137.255 0.787
22 1960 160 53 82.35 0.274
64

Lanjutan Tabel IV-2.


Tabulasi Perhitungan Radioaktif Log (lanjutan)

No ΦNclay ΦNLog ΦN ΦNcorr ρb ΦFDL


1 0.4245 0.0547
0.43 0.412 2.25 0.258
2 0.43 0.441 0.454 0.0997 2.26 0.252
3 0.43 0.441 0.454 0.0997 2.26 0.252
4 0.43 0.405 0.417 0.0945 2.268 0.246
5 0.43 0.394 0.406 0.0835 2.25 0.258
6 0.43 0.376 0.388 0.144 2.288 0.234
7 0.43 0.318 0.329 0.203 2.17 0.31
8 0.43 0.318 0.329 0.186 2.18 0.303
9 0.43 0.365 0.377 0.015 2.3 0.226
10 0.43 0.259 0.268 0.056 2.268 0.246
11 0.43 0.411 0.423 0.1159 2.543 0.069
12 0.43 0.33 0.34 0.13 2.27 0.245
13 0.43 0.412 0.423 0.2616 2.1 0.354
14 0.43 0.394 0.406 0.115 2.307 0.221
15 0.43 0.365 0.377 0.07 2.3 0.226
16 0.43 0.406 0.418 0.071 2.3 0.226
17 0.43 0.4 0.412 0.026 2.278 0.24
18 0.43 0.4235 0.4362 0.14 2.318 0.214
19 0.43 0.381 0.393 0.039 2.292 0.23
20 0.43 0.394 0.406 0.083 2.298 0.227
21 0.43 0.402 0.414 0.076 2.337 0.201
22 0.43 0.226 0.235 0.117 2.19 0.297
65

Tabel IV-3
Tabulasi Perhitungan Radioaktif Log (lanjutan)

No ΦDclay ΦFDLCorr Φ
1 0.191
0.032 0.230
2 0.032 0.2256 0.1976
3 0.032 0.2256 0.1976
4 0.032 0.222 0.1937
5 0.032 0.234 0.2006
6 0.032 0.216 0.2
7 0.032 0.3 0.278
8 0.032 0.292 0.268
9 0.032 0.199 0.158
10 0.032 0.23 0.191
11 0.032 0.046 0.061
12 0.032 0.23 0.207
13 0.032 0.34 0.325
14 0.032 0.199 0.18
15 0.032 0.203 0.173
16 0.032 0.2 0.171
17 0.032 0.211 0.17
18 0.032 0.192 0.18
19 0.032 0.204 0.167
20 0.032 0.203 0.176
21 0.032 0.176 0.154
22 0.032 0.288 0.25
66

4.3.4. Analisis Data


1. Pada kedalaman 1750 terdapat volume clay (Vclay) = 0.86 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.191 yang
tergolong baik.
2. Pada kedalaman 1760 terdapat volume clay (Vclay) = 0.824 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.1976 yang
tergolong baik.
3. Pada kedalaman 1770 terdapat volume clay (Vclay) = 0.824 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.1976 yang
tergolong baik.
4. Pada kedalaman 1780 terdapat volume clay (Vclay) = 0.75 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.1937 yang
tergolong baik.
5. Pada kedalaman 1790 terdapat volume clay (Vclay) = 0.75 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.2006 yang
tergolong sangat baik.
6. Pada kedalaman 1800 terdapat volume clay (Vclay) = 0.5675 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.2 yang
tergolong baik.
7. Pada kedalaman 1810 terdapat volume clay (Vclay) = 0.293 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.278 yang
tergolong istimewa.
67

8. Pada kedalaman 1820 terdapat volume clay (Vclay) = 0.329 yang


mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.268 yang
tergolong istimewa.
9. Pada kedalaman 1830 terdapat volume clay (Vclay) = 0.842 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.158 yang
tergolong baik.
10. Pada kedalaman 1840 terdapat volume clay (Vclay) = 0.494 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.191 yang
tergolong baik.
11. Pada kedalaman 1850 terdapat volume clay (Vclay) = 0.714 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.061 yang
tergolong buruk.
12. Pada kedalaman 1860 terdapat volume clay (Vclay) = 0.49 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.207 yang
tergolong istimewa.
13. Pada kedalaman 1870 terdapat volume clay (Vclay) = 0.39 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.325 yang
tergolong istimewa.
14. Pada kedalaman 1880 terdapat volume clay (Vclay) = 0.677 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.18 yang
tergolong baik.
15. Pada kedalaman 1890 terdapat volume clay (Vclay) = 0.714 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
68

kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.173 yang


tergolong baik.
16. Pada kedalaman 1900 terdapat volume clay (Vclay) = 0.806 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.171 yang
tergolong baik.
17. Pada kedalaman 1910 terdapat volume clay (Vclay) = 0.897 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.17 yang
tergolong baik.
18. Pada kedalaman 1920 terdapat volume clay (Vclay) = 0.689 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.18 yang
tergolong baik.
19. Pada kedalaman 1930 terdapat volume clay (Vclay) = 0.824 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.167 yang
tergolong baik.
20. Pada kedalaman 1940 terdapat volume clay (Vclay) = 0.751 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.176 yang
tergolong baik.
21. Pada kedalaman 1910 terdapat volume clay (Vclay) = 0.787 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.154 yang
tergolong baik.
22. Pada kedalaman 1910 terdapat volume clay (Vclay) = 0.274 yang
mengidentifikasikan lapisan tersebut adalah lapisan sandy shale yang
kurang produktif. Dari analisa porositas diperoleh  = 0.25 yang
tergolong istimewa.
69

4.4. PEMBAHASAN
Radioactive Log adalah suatu jenis logging yang menggunakan sinar-sinar
radioaktif yang dapat menembus formasi serta memberikan pembacaan dalam
bentuk kurva-kurva pada slip log. Gamma Ray Log termasuk log radioaktif yaitu
log yang mencatat radioaktivitas alamiah yang dipancarkan oleh peluruhan unsur
Uranium U 238 , Thorium Th 232  dan Potassium K 40  . Hal ini berguna untuk
membedakan lapisan shale dan non-shale pada sumur open hole atau cased hole
dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak, Sebagai pengganti Spontaneous
Potential Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan permeable, karena
 Rw 
untuk formasi yang tidak terlalu resistif   hasil Spontaneous Potential Log
 Rmf 
tidak telalu akurat, korelasi batuan, mendeteksi mineral-mineral radioaktif.
Neutron Log merupakan jenis alat pengukur porositas (porosity tool) yang
termasuk dalam radioaktif log karena menggunakan neutron yang ditembakan ke
formasi terus-menerus. Neutron-neutron ini akan bertabrakan dengan atom-atom dari
material formasi, dan mengakibatkan neutron akan kehilangan sebagian energinya.
Karena massa atom hidrogen hampir sama dengan neutron, kehilangan energi
terbesar akan terjadi bila keduanya bertabrakan. Kehilangan energi terbesar adalah
fungsi (pengaruh) dari konsentrasi hidrogen dalam formasi. Karena hidrogen dalam
formasi berada di pori-pori yang terisi fluida, kehilangan energi akan berhubungan
dengan porositas formasi. Neutron Log berfungsi untuk menentukan porositas (Ø)
total batuan, mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Density Log), penentuan korelasi batuan.
Density Log menunjukkan besarnya densitas (bulk density) dari batuan yang
ditembus lubang bor dengan cara memancarkan sinar gamma yang kuat ke formasi.
Sinar gamma akan bertabrakan dengan elektron, kemudian dipantulkan kembali dan
terekam dalam log. Banyaknya energi yang hilang akibat tumbukan dengan elektron
dalam formasi menunjukkan densitas elektron dalam batuan. Density Log dilakukan
untuk mengukur Ø total batuan, mengidentifikasi mineral batuan, mengevaluasi
shallysand dan lithologi yang kompak.
70

Untuk tiap - tiap kedalaman, mula - mula ditentukan GRmax dan


GRmin dari slip log Gamma Ray, Harga GRmax dan GRmin ini adalah sama untuk
tiap kedalaman. Harga GRmax sebesar 160 dan GRmin sebesar 53. GRmax dibaca
dari defleksi kurva GR yang paling kanan sedangkan GRmin dibaca dari defleksi
kurva yang paling kiri. Setelah itu untuk tiap - tiap kedalaman dibaca nilai GR
lognya .Misalkan pada depth 1750 ft nilai GRnya sebesar 145,098. Nilai - nilai
dari GRmax , GRmin, dan GR log nantinya digunakan untuk menentukan nilai
volume clay.
Pada neutron log mula - mula membaca nilai porositas neutron untuk tiap -
tiap kedalaman. Lalu, untuk porositas dari clay dibaca dari defleksi kuva neutron
yang paling besar. Nilai dari porositas clay ini adalah sama utnuk setiap
kedalaman. Dari harga porositas Neutron dari grafik log dapat dihitung harga
porositas neutron lapisan tersebut. Karena pada lapisan tersebut terdapat clay,
maka harga porositas neutron tersebut harus dikoreksi terhadap clay.
Untuk density log mula - mula ditentukan nilai densitas bulk dari batuan
untuk masing - masing kedalaman. Dengan densitas matriks sebesar 2,65 gr/cc
untuk formasi limestone dan densitas fluida sebesar 1 gr/cc untuk freshwater dan
densitas clay sebesar 2,6 gr/cc maka dapat dihitung ΦFDL dan ϕDClay. Akibat
adanya clay maka porositas dari density log tersebut harus dikoreksi terhadap clay
seperti pada neutron log. Perhitungan porositas neutron koreksi dan porositas
neutron density koreksi dilakukan sampai kedalaman yang terakhir sehingga dapat
ditentukan nilai porositas rata - ratanya.
Pada kedalaman 1750 - 1910 ft berdasarkan prosentase VClay,
menunjukkan bahwa kedalaman tersebut diisi oleh batuan dengan jenis shandy
shale (15-99%). Sedangkan porositas rata – rata dari kedalaman 1750 ft sampai
1960 ft adalah 0,195 (19,5 %) sehingga tergolong porositas yang baik (15 – 20%).
Defleksi kurva density log menunjukan besarnya densitas batuan (  b ),
semakin besar defleksi kearah positif menunjukan semakin besar densitasnya
sedangkan semakin besar defleksi kearah negativ semakin kecil densitasnya.
Densitas besar menunjukan porositas kecil sedangkan densitas kecil menunjukan
porositas besar, karena porositas berhubungan langsung dengan densitas.
71

Biasanya indikasi suatu zona mengandung hidrokarbon dapat dilihat secara cepat
dengan adanya perpotongan antara kurva density log dan neutron log atau biasa
disebut dengan crossover.
Aplikasi lapangan dari gamma ray log adalah untuk membedakan lapisan
shale dan non-shale, mendeteksian lapisan permeable, korelasi batuan, mendeteksi
mineral-mineral radioaktif.
Aplikasi lapangan dari neutron log adalah untuk menentukan porositas (Ø)
total batuan, mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Density Log), penentuan korelasi batuan.
Aplikasi lapangan dari density log adalah untuk mengukur Ø batuan,
mengidentifikasi mineral batuan, mengevaluasi shallysand dan lithologi yang
kompak.
72

4.5. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kedalaman 1750 – 1910 ft merupakan lapisan sandy shale (15 -
99%).
2. Porositas pada kedalaman 1750 – 1910 ft mempunyai porositas rata –
rata sebesar 0,1978 (19,78 %) yang tergolong sebagai porositas yang
baik (15 – 20 %).
3. Gamma Ray Log merupakan alat logging untuk mengukur intensitas
radioaktif pada batuan.
4. Neutron Log pada dasarnya digunakan untuk menentukan porositas total
batuan tanpa memandang apakah pori - pori terisi oleh hidrokarbon atau
air formasi.
5. Formation Density Log adalah alat logging yang memiliki prinsip kerja
memancarkan sinar radioaktif dan menerimanya kembali, berbeda
dengan Gamma Ray Log yang memiliki prinsip kerja menyerap sinar
radioaktif yang besar berasal dari batuan formasi.
6. Kesalahan praktikum ini bisa dikarenakan kesalahan dalam perhitungan,
kesalahan pembacaan grafik log, kesalahan alat hitung, maupun
kesalahan dari praktikan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai