Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


2.1.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Promkes 2016)
PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran.
Tangan adalah bagian tubuh kita yang paling banyak tercemar
kotoran dan bibit penyakit. Ketika memegang sesuatu, dan berjabat
tangan, tentu ada bibit penyakit yang melekat pada kulit tangan kita. Telur
cacing, virus, kuman dan parasit yang mencemari tangan, akan tertelan
jika kita tidak mencuci tangan dulu sebelum makan atau memegang
makanan. Dengan cara demikian umumnya penyakit cacing menulari
tubuh kita. Di samping itu, bibit penyakit juga dapat melekat pada tangan
kita setelah memegang uang, memegang pintu kamar mandi, memegang
gagang telepon umum, memegang mainan, dan bagian-bagian di tempat
umum. (M. Fajaruddin Natsir, 2018)
Menurut (Sulistiyowati 2011) Perilaku hidup bersih dan sehat
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri)
dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. Sedangkan menurut Atikah Proverawati & Eni Rahmawati
(2012: 2), perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh
anggota keluarga.Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. Lebih lanjut Atikah Proverawati & Eni
Rahmawati (2012: 29), menjelaskan bahwa pola hidup sehat adalah suatu
gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga.
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku-perilaku yang
berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatannya. Menurut Becker yang dikutip oleh
(Natoatmodjo 2003) perilaku kesehatan ini terdiri dari :
a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang
disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan
tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih) dengan kata
lain sering disebut dengan istilah empat sehat lima sempurna.
b. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas
dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga.
Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia dan status
kesehatan yang bersangkutan.
c. Tidak merokok, Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan
berbagai macam penyakit. Ironianya kebiasaan merokok ini,
khususnya di Indonesia, seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50%
penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil suatu
penelitian , sekitar 15% remaja telah merokok. Inilah tantangan
pendidikan kesehatan kita.
d. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras
dan mengkonsumsi narkoba, cenderung meningkat. Sekitar 1%
penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan
minuman keras.
e. Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat
tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan.
f. Mengendalikan stress. Stress akan terjadi pada siapa saja, dan
akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Stres tidak dapat kita
hindari, yang penting dijaga agar stress tidak menyebabkan gangguan
pada kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress
e`3dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya
tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks, penyesuaian
diri kita dengan lingkungan dan sebagainya Dari berbagai pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku hidup bersih
dan sehat adalah segala tindakan atau perilaku seseorang yang disadari
dan diterapkan untuk mencapai keadaan sehat, baik sehat secara
jasmani dan rohani yang didapat dari hasil pembelajaran sehingga
seseorang tersebut mampu menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Perilaku hidup sehat bersih (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma
kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam membangun
kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya.Ada beberapa
indikator PHBS di sekolah dasar yaitu :
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun,
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
d. Olahraga yang teratur dan terukur,
e. Memberantas jentik nyamuk,
f. Tidak merokok di sekolah,
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan,
h. Membuang sampah pada tempatnya

2.1.2. Cuci tangan pakai sabun

a. Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran


dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air yang
mengalir (Depkes RI, 2007) dan menurut PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)-UNPAD (Universitas Padjajaran) Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
merupakan suatu kebiasaan membersihkan tangan dari kotoran dan berfungsi
untuk membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci
tangan yang baik membutuhkan peralatan seperti sabun, air mengalir yang bersih,
dan handuk yang bersih.(Murwaningsih 2016)

b. Waktu yang dianjurkan untuk mencuci tangan

Kedua tangan kita selalu terlibat dalam setiap aktifitas kita. Tangan yang
kotor akan memudahkan mikroorganisme pathogen masuk ke tubuh kita. Ada
beberapa aktifitas kita yang mengharuskan kita untuk melakukan cuci tangan
setelah maupun sebelum kita melakukan aktifitas tersebut.Dalam program PHBS
waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah (Kemenkes RI, 2011).

1) Sebelum dan sesudah makan

2) Sebelum memgang makanan

3) Setelah buang air besar dan juga air kecil

4) Setelah menyentuh unggas/hewan, termasuk ungags/hewan piaraan

5) Setelah bermain/berolahraga

6) Sebelum mengobati luka

7) Sebelum melakukan kegiatan apapun memasukkan jari-jari ke dalam


mulut atau mata

8) Setelah membuang ingus dan membuang sampah

9) Setelah memegang uang

10) Setelah memegang sarana umum

11) Sebelum masuk kelas

12) Sebelum masuk kantin. Beberapa waktu tersebut perlu kita biasakan
kepada anak sekolah agar menjadi kebiasaan yang baik setelah mereka dewasa
nanti(Warsiti 2015).
c. Tujuan mencuci tangan

Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi
transmisi pathogen-patogen kuman dengan cepat dan secara efektif (carl A
Osbome, 2008). Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat juga
berkonstribusi menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti Salmonella dan
Infeksi E.Coli (CDC and The American Society for Microbiology, 2005).
Mencuci tangan dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sangatlah penting dan mudah dilakukan. Untuk menwujudkan Indonesia
sehat 2010 (Iswara, 2007)

Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau dari :

1) Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan

2) Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit kelapa tangan

3) Kontak mulut dan tangan saat makan/minum

4) Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna(Listyowati 2012).

Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir (Kusmiyati,
2010). Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya
mikroorganisme.Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara
bermakna mengurangi jumlah mikrooganisme penyebab penyakit seperti virus,
bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Masalah-masalah yang sering
muncul karena kuragnya kepedulian terhadap cuci tangan pakai sabun akan dapat
timbul penyakit seperti diare, ISPA, kolera, cacingan, flu, dan Hepatitis A
(Proverawati dan Rahmawati, 2012)

Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat


dianggap sebagai sebab utama infeksi nosocomial yang menular di pelayanan
kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai
contributor yang penting terhadap timbulnya wabah(Prihatin 2015). Ada 6
langkah dalam mencuci tangan yang baik dan benar, dengan durasi pada
prosedurnya yaitu 20-30 detik, Menurut WHO (2016): Sebelum memulai terlebih
dahulu basahi telapak tangan menggunakan air yang mengalir kemudian beri
sabun secukupnya.

1) Langkah pertama: ratakan sabun dengan kedua telapak tangan.

2) Langkah kedua: telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dan
menggosok punggung tangan kiri serta sela-sela jari tangan kiri, begipula
sebaliknya.

3) Langkah ketiga: gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan.

4) Langkah keempat: jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci. 16

5) Langkah kelima: gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.

6) Langkah keenam: gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di


telapak tangan kiri dan sebaliknya

Selanjutnya bilas tangan dengan menggunakan air yang mengalir, lalu


keringkan dengan handuk. Setelah itu menutup kran air menggunakan tangan
yang dilapisi dengan handuk untuk menghindari kontak langsung tangan dengan
kran(WHO 2016).

Kesehatan dengan perilaku memiliki hubungan yang berkesinambungan,


seseorang yang sehat akan terlihat dari perilaku yang sehat pula. Sesuai dengan
hal tersebut maka perilaku yang sehat akan menggambarkan seseorang yang
memiliki kualitas hidup baik. Sehingga perlu di tingkatkan kesadaran masyarakat
dalam perilaku CTPS. (Gracia Risnawati, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2011. Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka.
Cendekia Utama

Atikah Proverawati, dkk. (2012). PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Depkes RI, (2008). Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan :Dalam Pencapaian


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),Pusat Promosi Kesehatan; Jakarta

Depkes RI, (2008). Promosi Kesehatan di Sekolah, Pusat Promosi Kesehatan;


Jakarta

Desmita.(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Fatimah, Siti (2012). Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan terhadap
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas 4
dan 5 SDN Kembaran Kecamatan Loanan Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa
Tengah. Skripsi FKM UI ; Depok.

Fitrianingsih, (2010). Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan terhadap Perubahan


Pengetahuan, Sikap dan Praktek PHBS Siswa Kelas 4 dan 5 SDN Ciruncung
Kecamatan Ciruncung Kabupaten Sukabumi Tahun 2010, Skripsi FKM UI ;
Depok.

Green, Lewrence and M. W. Kreuter, (2005). Health Program Planning An


Educational and Ecological Approach Fourth Edition, The Mc Graw Hill
Company: New York

Gunarsa, S. (2010). Seri Psikologi : psikologi perkembangan. PT BPK Gunung


Mulia.

Ilham dkk.(2014) Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik: Volume 2 Nomor 3.


Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian Diare Di SD
Advent Sario Kota Manado,.

Kemenkes RI (2011). Promosi kesehatan di daerah bermasalah kesehatan. Jakarta,


kementrian kesehatan.

Kemenkes RI (2011). Panduan pembinaan dan penilaian PHBS rumah tangga.


Jakarta.

Kemenkes RI (2015). "Ayo biasakan cuci tangan pakai sabun."

Kurniawan, A. a. (2016). Perilaku hidp bersih dan sehat siswa kelas IV-VI SD
negeri ngentak banturetno banguntapan bantul tahun ajaran 2015-2016. jurusan
pendidikan olahraga. Jogja, Universita Negeri Yogyakarta.

Listyowati, D. (2012). Pengaruh intervensi promkes terhadap pengetahuan sikap


dan praktek cuci tangan pakai sabun pada siswa kelas 5 di SD pengasinan kota
bekasi Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Maulidyawati; (2011). Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan dalam
Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Siswa Kelas 3 dan 4 SD/MI Attahiriyah Kecamatan Ciracas Jakarta
Timur, Skripsi FKM UI; Depok

Murwaningsih, S. (2016). "Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Sdn Ii Kota


Karang Bandar Lampung." VII. Natoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku
Kesehata. Jakarta, Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). promosi kesehatan, teori dan aplikasi. Jakarta,


Rineka Cipta.

Nurul, A. R. (2014). Hubungan perilaku cuci tangan terhadap penyakit diare pada
siswa sekolah dasar negeri Ciputat 02.

Prihatin, L. (2015). Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di
SMP N 2 Mojolaban sukoharjo. Kebidanan. Surakarta, STIKES Kusuma Husada.
Promkes (2016). "Perilaku Hidup Bersih Sehat Diakses dari
http://promkes.depkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-disekolah.".

Rahmawati (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Cuci


Tangan Pakai Sabun Pada anak di Janturan Mlatisleman Yogyakarta. Skripsi
Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah:
Yogyakarta.

Rinandanto Anang, (2015). sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
disd negeri balangan 1 kecamatan minggir kabupaten sleman.

Sitorus, N. dan Luci Fransisca. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap


Pengetahuan dan Sikap Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SDN 157 Kota
Palembang Tahun 2014. Penerbit: Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
Keperawatan, Palembang.

Sugiyono, P. D. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D.
Sulistiyowati, L. S. (2011). Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Jakarta Kementerian Kesehatan RI.

Suryabrata. (2006). " Psikologi Pendidikan". Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Suryaningsih,widya(2009). Intervensi peningkatan perilaku cuci tangan pakai


sabun pada siswa kelas 5 SDN pengasinan kota bekasi tahun 2012 .Fakultas
kesehatan masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Sarayati safirah (2016). Analisis faktor perilaku seksual pada anak di SDN Dukuh
Kupang II-489 kecamatan dukuh pakis kelurahan dukung kupang Surabaya.

Warsiti (2015). Gambaran Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada siswa mi
muhammadiyah godog polokarto sukoharjo, Stikes Kusuma Husada.

Wati, Ratna. (2011). Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci


Tangan terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V di
SDN Bulukantil Surakarta.Skripsi Program Studi Kebidanan FK Univ. Sebelas
Maret; Surakarta.

Tones K., Tilford S., Robinson Y., (1990) Health Education. Effectiveness and
efficiency,T J Presss Ltd., Great Britain

WHO (2016). "Clean hands protect against infection."(2016). Clean hands protect
against infection. World Health Organization Web Site.

Natsir, M, F. (2018). .Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. “Pengaruh Penyuluhan


CTPS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa SDN 169 Bonto Parang
Kabupaten Jenenponto”. Universitas Hasanuddin.

Risnawati, G. (2016). Jurnal Promkes. “Faktor Determinan Perilaku Cuci Tangan


Pakai Sabun (CTPS) pada Masyarakat di Tanah Kalikedinding”. Universitas
Airlangga

Anda mungkin juga menyukai