Resume PPKN HAM
Resume PPKN HAM
A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi
dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu
diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita
sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pancasila
Dasar hukum HAM yang paling tinggi dan paling utama adalah sila-sila
pada Pancasila. Kelima sila Pancasila memuat hak asasi manusia
dengan penjabaran sebagai berikut:
Sila 1 : Menjamin kebebasan dalam memeluk agama
Sila 2 : Memperlakukan manusia dengan pantas sesuai dengan harkat,
martabat dan derajatnya
Sila 3 : Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
Sila 4 : Menjamin warga negara untuk berkumpul, berpendapat dan
berperan serta dalam pemerintahan
Sila 5 : Menjamin untuk hidup layak dan memperoleh kesempatan dalam
bekerja
Pengertian Eksposisi
2. UU no 26 Tahun 2000
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM menyatakan
bahwa Pelanggaran HAM yakni “setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau
dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku”.
Jenis pelanggaran HAM berat dapat kamu simak sebagai berikut antara
lain:
2. Kejahatan Kemanusiaan
- Pembunuhan
- Pemusnahan
- Perbudakan
- Penyiksaan
- Penganiayaan
- Penghilangan paksa
- Kejahatan apartheid
Jenis pelanggaran HAM ringan adalah bentuk pelanggaran HAM yang
tidak mengancam keselamatan jiwa namun harus tetap dilindungi
karena sangat berbahaya bagi individu.
4 of 4
Pelanggaran HAM ringan
Jenis Pelanggaran HAM
(Sumber: iStockphoto)
Jenis pelanggaran HAM ringan adalah bentuk pelanggaran HAM yang
tidak mengancam keselamatan jiwa namun harus tetap dilindungi
karena sangat berbahaya bagi individu.
Jenis pelanggaran HAM ringan, dapat kamu lihat sebagai berikut antara
lain:
1. Melakukan penganiayaan
1. Hak asasi pribadi (personal rights) seperti hak hidup, hak bebas
bergerak, hak bebas menyatakan pendapat, hak bebas aktif dalam suatu
organisasi dan hak bebas untuk memilih, memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing sesuai aturan di negaranya.
Secara historis HAM memiliki riwayat perjuangan panjang . Menurut teaching human
right HAM adalah hak – hak yang melekat pada setiap manusia yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia . Secara garis besar perkembangan HAM di
Indonesia dapat dibagi ke dalam 2 yaitu :
Pemikiran HAM pada periode ini dapat dijumpai dalam sejarah kemunculan
organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo ( 1908 ) , sarekat Islam
(1911) , Indische partij (1912) , PKI (1902) , perhimpunan Indonesia (1925) , dan
partai Nasional Indonesia . Dalam sejarah HAM di Indonesia Boedi Oetomo
mewakili organisasi pergerakan nasional mula – mula menyuarakan kesadaran
berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi – petisi yang ditujukan
kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar .
Sejarah HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi
sejarah perjalanan HAM di Indonesia di mana pada masa itu muncul partai –
partai politik , adanya kebebasan , serta dilaksanakannya pemilu secara aman ,
bebas , dan demokratis .
Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM di Indonesia . Pada
masa B.J Habibie perhatiannya terhadap pelaksanaan HAM mengalami
perkembangan secara signifikan . Pada masa ini telah dilakukan pengkajian
terhadap kebijakan pemerintah di orde baru serta penyusunan aneka peraturan
perundang-undangan yang erat kaitannya dengan pemberlakuan HAM di
Indonesia
Tercermin dalam UUD 1945 bahwa Indonesia saat itu sudah mengakui hak
asasi manusia. Contohnya dengan pernyataan,”bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa” dan tujuan pembangunan nasional
Indonesia, “mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum,
melindungi segenap bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia” yang
memiliki arti persamaan hak setiap individu Bangsa Indonesia. Terakhir,
pernyataan HAM juga tersirat dan tersurat dalam bunyi kelima sila nilai-nilai dasar
Pancasila yang juga tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Sementara, pasal-pasal dalam UUD 1945 membahas secara terperinci satu
persatu hak asasi manusia dan aturannya. Hak asasi manusia tersebut diatur
dalam pasal-pasal sebagai berikut.
Bab X
Warga Negara
Pasal 27
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
Pasal 28
Pasal 28 A
Pasal 28 B
(2) Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
(1) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya, Hak
untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni, dan budaya
(2) Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif.
Pasal 28 D
(1) Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil
dan perlakuan yang sama di depan hukum.
(2) Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja
Pasal 28 E
(1) Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
memilih pekerjaannya, kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
(2) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap
sesuai hati nuraninya.
Pasal 28 F
Pasal 28 G
(1) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda, Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia.
(2) Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia.
Pasal 28 H
(1) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, Hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan .
(2) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai
persamaan dan keadilan
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh
siapapun.
Pasal 28 I
(1) Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif)
(2) Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak
mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminatif tersebut
Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan dan melindungi hak asasi dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketetiban
umum.
BAB XI
AGAMA
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
BAB XII
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.
BABXIII
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
Pasal 32
BAB XIV
Pasal 33
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(5) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Pasal 27
Pasal 28 B
Hak setiap orang untuk membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah, sesuai
dengan hukum agamanya masing-masing dan disahkan oleh negara sesuai aturan
yang berlaku. Pasal 28 B terdiri dari 2 ayat, di mana ayat kedua berisi tentang hak
setiap orang atas kelangsungan hidup. tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
Pasal 28 C
Ayat 1, undang-undang yang mengatur tentang HAM di mana negara memahami
kebutuhan dasar / hak asasi tentang pengembangan diri.Ayat 2, mengandung
pernyataan hak setiap orang untuk4 memajukan diri secara kolektif untuk berbuat
sesuatu bagi bangsa dan negaranya.
Pasal 28 D
Terdiri dari 4 ayat yang secara keseluruhan saling menyambung satu sama lain. Pasal
ini mengandung pernyataan hak atas pengakuan, jaminan, dan perlindungan hukum,
hak untuk mendapatkan imbalan yang adil dalam hubungan kerja, hak untuk
mendapatkan kesempatan yang sama dalam pemerintahan, dan hak yang sama dalam
status kewarganegaraan.
Pasal 28 E
Ayat 1. Pada pasal ini sebenarnya menegaskan atau memperinci tentang pelaksanaan
pasal 29 UUD 1945 sebelum amandemen menegaskan tentang hak setiap orang untuk
memilih dan memeluk agamanya masing-masing tanpa paksaan, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, serta memilih tempat tinggal di wilayah negaranya dan
berhak kembali.
Ayat 2. Mengandung pernyataak atas kebebasan setiap orang untuk bebas meyakini
kepercayaan, meyakatakan sikap dan pikiran, yang sesuai dengan ahti nuraninya. Ayat
3. Pernyataan yang mengaskan ahk setiap orang untuk bebas berkumpul, berserikat,
dan berpendapat.
Pasal 28 F
Pasal ini dijelaskan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan media saat
ini. Berisikan tentang hak atau kebebasan pada setiap orang untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
Pasal 28 G
Pernyataan pasal 28 F adalah perlindungan pemerintah dan negara atas hak setiap
orang untuk mendapatkan perlindungan dirinya dan keluarga atas harta benda yang
berada di bawah kekuasaannya, berhak untuk bebas dari ancaman dan ketakutan, dan
berhak untuk mendapatan suakan dari negara lain.
Pasal 28 H
Pasal 28 H ini terdiri dari 4 ayat, yang masing-masing berisi hak tentang : hak setiap
orang untuk kesejahteraan lahir dan bathin, mendapatkan tempat tinggal yang layak,
dan hak untuk pelayanan kesehatan yang layak ; hak setiap orang untuk mendapatkan
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang
sama untuk mencapai persamaan dan keadilan ; hak setiap orang untuk jaminan
sosial ; Hakaatas kepemilikan pribadi sesuai aturan yang berlaku.
Pasal 28 I
Ayat 1. Hak tiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum
yang berlaku surut ; hak atas bebas dari perlakuan diskriminatif ; perlindungan terhadap
budaya dan hak masyarakat tradisional ; semua perlindungan atas a negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat 2. Mengandung
pernyataan bahwa setiap orang bebas dari perlakuan diskriminatif. Ayat 3. HAk
dihormati identitas budaya dan masyarakat tradisionalnya selaras dengan
perkembangan zaman. Ayat 4. Perlindungan dan penanggungjawab pelaksanaan HAM
adalah pemerintah Ayat 5. Pelaksanaan HAM di Indonesia diatur dengan lebih rinci oleh
peraturan perundang-undangan
Pasal 28 J
PAsal 28 J terdiri dari 2 ayat yang isinya mengenai kewajiban setiap orang untuk
menghormati hak asasi orang lain
Pasal 29
Pasal 29, terdiri dari 2 ayat yang menyatakan dan menegaskan bahwa negara
berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa dan setiap warga negara berhak
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
3. Pasal 31
Pasal ini merupakan aturan tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan dan kewajibannya mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai oleh
pemerintah.
Pasal 33
Pasal 33 juga terdiri dari 3 ayat yang berisi pernyataan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ; cabang-
cabang produksi yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara ; dan bahwa penggunaan seluruh sumber daya alam yang
ada dalam bumi, air , dan tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
HASIL DISKUSI
Kelompok II(Arif) : Mengapa kasus-kasus besar yang ada di Indonesia tidak begitu
diperhatikan?
Jawab: Bukannya tidak diperhatikan melainkan, bukti-bukti yang ditemukan pada sebuah kasus
sangat sedikit atau tidak memadai untuk kelanjutannya ke proses hukum
Bukti yang sulit ditemukan menjadi penyebab penyelesaian kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
masa lalu di Indonesia tidak bisa diungkap secara menyeluruh. Bukti semakin sulit ditemukan lantaran
orang-orang yang diduga menjadi pelaku juga tidak diketahui keberadaannya.
Begitu tegas Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Sidarto Danusubroto dalam diskusi bertajuk
"Konstitusionalisme dan Penyelesaian Pelanggaran HAM Masa Lalu" di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat
(21/8).
"Bagaimana bukti-bukti mau ditemukan, orang-orangnya saja sudah hilang," beber Sidarto
Ketiadaan bukti-bukti yang cukup membuat berkas penyidikan para pelaku tidak bisa lengkap. Maka
jangan heran, kata Sidarto, setiap kali berkas penyidikan masuk ke Kejaksaan Agung selalu dikembalikan
ke Komnas HAM.
"Berkas penyelidikan yang diserahkan ke Kejaksaan selalu dikembalikan ke Komnas HAM karena belum
lengkap," beber mantan ajudan Presiden Soekarno itu.
Keberadaan sebagian besar pelaku yang tidak diketahui dan tidak adanya bukti-bukti yang cukup,
membuat rekomendasi pembentukan pengadilan ad hoc selalu dimentahkan. Sebab, rekomendasinya
tidak pernah bisa sampai ke DPR dan presiden.
Meski begitu, lanjut Sidarto, pemerintah tengah mencari jalan keluar lain terhadap permasalahan ini.
Salah satunya dengan rekonsiliasi bagi para korban pelanggaran HAM masa lalu.
"Rekonsiliasi diupayakan untuk mengatasi kebuntuan bagi penegak hukum dalam menyelesaikan kasus
masa lalu," demikian Sidarto.
Guru Besar Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Arskal Salim, mengungkapkan bahwa setidaknya ada
dua alasan kenapa kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lampau tidak kunjung
terselesaikan. Pertama, menurut Arskal, ialah tidak adanya “Political Will” dari Pemerintah untuk
menuntaskan kasus-kasus tersebut. “Kasus HAM masa lalu ini masalah yang sensitif dan bisa timbulkan
kerugian stabilitas politik yang mahal harganya. Ini tidak mudah bagi Pemerintah yang berkuasa
sekarang,” ungkapnya dalam diskusi ‘Menagih Nawa Cita: Evaluasi 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK’ di
Ruang Diorama UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Kamis (20/10).
Yang kedua, lanjut Arskal, adalah menurunnya tekanan-tekanan dari dunia Internasional terkait
penyelesaian kasus-kasus HAM tersebut. Pasalnya, tekanan dari dunia Internasional seringkali bisa
menyelesaikan segala permasalahan yang ada
Ia pun membandingkan dengan era Presiden Soeharto dulu. Pada tahun 1990an, menurutnya, Soeharto
mengalami tekanan yang berat dari dunia Internasional, bahkan hingga ia harus melakukan negosiasi-
negosiasi agar keluar dari tekanan tersebut.
“Tekanan itu sudah meredup, tidak seperti dulu. Hari ini karena semua negara lagi sibuk dengan
masalah-masalahnya sendiri, sehingga tekanan-tekanan Internasinal harus diakui sudah menurun,”
ujarnya
Oleh karena itu, Arskal menambahkan, Pemerintah harus bisa menyelesaikannya secara mandiri. Bukan
saja demi martabat Bangsa Indonesia, tapi juga demi masa depan para generasi penerus agar bisa
terlepas dari belenggu masa lampau.
“Kita harus berani buka bahwa ada yang terjadi di masa silam, harus kita akui itu. Begitu juga harus ada
keterbukaan dan kerelaan untuk mengakui fakta-fakta yang terjadi. Disinilah tantangan besar bagi
Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa penuh kepribadian,” katanya
Kelompok III(Syahrul Syam) : Mengapa HAM perlu dilindungi aturan hukum?
Jawab:pertama.Karena memang sudah merupakan amanah UUD 1945 yang tercantum pada
alinea 1 sampai 4.kedua, sejalan dengan Pancasila.ketiga, karena Indonesia merupakan negara
hukum.
Alenia pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa..” kalimat tersebut
mengambarkan bahwa setiap bangsa pada dasarnya memiliki kesamaan hak atas kebebasan untuk
hidup.
Alenia kedua : “…mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adail dan makmur”. Sesuai buyi alenia kedua tersebut maka
terdapat jaminan dalam hak di bidang ekonomi, keadilan, dan politik.
Alenia ketiga : ”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas…”. Penyataan diatas memilik makna pengakuan terhadap hak untuk memiliki hidup merdeka
merupakan pemberiaan Yang Maha Kuasa. Maka sebab itu, tak ada siapapun yang mengingkarinya.
Alenia keempat : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan selutuh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan khidupan bangsa, dan Negara serta melaksanakan
kesejahteraan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial…”. Penyataan tersebut mempunyai arti jika setiap warga Negara berhak atas jaminan hidup
sejahtera, aman, pendidikan, kemerdekaan, kehidupan damai serta perlakuan adil.
Sejalan dengan Pancasila
Pancasila merupakan dasar bernegara Indonesia dan meyakini bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki dua aspek, yang pertama adalah aspek individu alias pribadi dan kedua
ialah aspek sosial atau bermasyarakat. Maka, setiap manusia di Indonesia memiliki kewajiban dalam
menghormati serta mengakui HAM orang lain.
Menurut pendapat saya, Jaminan HAM yang paling sering dilanggar/disimpangi adalah Kebebasan
Beribadah , seperti yang dituliskan pada UUD 1945 Pasal 28 E ayat 1 : Setiap orang bebas memeluk
agama dan beribadah menurut agamanya,memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkanya serta berhak
kembali. Menurut saya kebebasan beribadah masih sering dibatasi oleh oknum oknum tertentu.
Sering terjadi diskriminasi terhadap rumah-rumah ibadah yang ingin membuat IMB (Izin mendirikan
bangunan), Perusakan Rumah Ibadah. Contoh kasusnya adalah Pelarangan pendirian rumah beribadah
GKI Taman Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi, Kasus perusakan rumah ibadah di Sleman,
Pelarangan jemaat Ahmadiyah di Pandeglang dan Jawa Timur, Dst.
HAM tentang Hak Beribadah penting untuk dijamin, perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan
pemenuhannya karena jika dibiarkan akan terjadi perpecahan dan kekerasan.
Korban pelanggaran HAM Tentang Hak Beribadah perlu dilindungi untuk menjauhkan dari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Solusi yang bisa saya berikan untuk mengurangi pelanggaran Hak Beribadah mungkin POLRI bersifat
netral dalam menangani kasus intoleransi beragama, Komnas HAM agar melakukan upaya-upaya untuk
memastikan terjadinya pengadilan terhadap pelaku pelanggaran Hak atas kebebasan beribadah.
Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah tegas dan nyata untuk para pelaku pelanggaran.
Pemerintah memastikan terpenuhinya hak-hakkorban intoleransi. Sebaiknya jangan terlalu fanatik
terhadap Agama,agar tidak terjadi kesalah pahaman dan perpecahan antar umat beragama.
HAM tentang Hak Beribadah penting untuk dijamin, perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan
pemenuhannya karena jika dibiarkan akan terjadi perpecahan dan kekerasan.
Korban pelanggaran HAM Tentang Hak Beribadah perlu dilindungi untuk menjauhkan dari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Solusi yang bisa saya berikan untuk mengurangi pelanggaran Hak Beribadah mungkin POLRI bersifat
netral dalam menangani kasus intoleransi beragama, Komnas HAM agar melakukan upaya-upaya untuk
memastikan terjadinya pengadilan terhadap pelaku pelanggaran Hak atas kebebasan beribadah.
Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah tegas dan nyata untuk para pelaku pelanggaran.
Pemerintah memastikan terpenuhinya hak-hakkorban intoleransi. Sebaiknya jangan terlalu fanatik
terhadap Agama,agar tidak terjadi kesalah pahaman dan perpecahan antar umat beragama
Kelompok V (Akbar) : Apa tugas dan tanggung jawab negara terhadap perlindungan HAM?
Jawab : Dalam hal HAM, negara memiliki peran yang sangat penting yakni sebagai tokoh utama
dalam penegakan hukum, maksudnya adalah negara memiliki tanggung jawab guna
menegakkan, melindungi, memenuhi, menghormati, serta memajukan Hak Asasi
Manusia.Kewajiban dan tanggung jawab negara dalam kerangka pendekatan berbasis HAM bisa
dilihat dalam tiga bentuk:
1. Menghormati: merupakan tanggung jawab negara untuk tidak ikut campur untuk mengatur
warga negaranya ketika melaksanakan hak-haknya. Negara berkewajiban untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan yang akan menghambat pemenuhan dari seluruh hak asasi.
2. Melindungi: kewajiban negara agar bertindak aktif untuk memberikan jaminan perlindungan
terhadap hak asasi warganya. Negara berkewajiban mengambil tindakan-tindakan untuk
mencegah pelanggaran semua HAM oleh pihak ketiga.
3. Memenuhi: Negara berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah legislatif, administratif,
hukum, dan tindakan-tindakan lain untuk merealisasikan secara penuh HAM.
Kewajiban untuk menghormati, melindungi dan memenuhi masing-masing mengandung unsur
kewajiban untuk bertindak (obligation to conduct), yaitu negara disyaratkan melakukan langkah-
langkah tertentu untuk melaksanakan pemenuhan suatu hak, dan kewajiban untuk berdampak
(obligation to result), yaitu mengharuskan negara untuk mencapai sasaran tertentu memenuhi
standar substantif yang terukur.
Sebagai pihak yang memangku tanggung jawab, negara dituntut harus melaksanakan dan
memenuhi semua kewajiban yang dikenakan kepadanya secara sekaligus dan segera. Jika
kewajiban-kewajiban tersebut gagal untuk dilaksanakan maka negara akan dikatakan telah
melakukan pelanggaran.
Kelompok VI (Mutmainnah) : Tanggapan Anda terhadap hukuman mati apakah bukan
merupakan pelanggaran HAM?
Jawab : Menurut Saya hukuman mati bukan merupakan sebuah pelanggaran HAM. Karena hal
ini merupakan sebuah hukuman sebab akibat.maksudnya adalah korban hukuman mati
dikenakan hukuman yang setimpal dengan apa yang telah diperbuatnya.contoh kecilnya adalah
sebagai seorang bandar narkoba yang sangat berpengaruh membuat generasi muda hancur dan
akan lebih banyak korban jika sang pengedar tetap hidup dan melakukan perbuatannya
tersebut.Hukuman Mati tidak Selalu Melanggar HAM. Tren banyak negara yg menghapuskan
hukuman mati tdk dapat di jadikan alasan menolak hukuman mati, karena situasi dan kondisi tiap
negara tidak sama. Hukuma mati tidak melanggar HAM, Justru menjual dan mengedarkan
narkoba itulah pelanggaran HAM yg sebenarnya, karena dpt merusak kehidupan rakyat
indonesia Undang- undang nomor 12 tahun 2005, tentang Kovenan Internasional Hak Sipil dan
Politik, salah satu pasalnya menyatakan, kalau negara belum bisa menghapuskannya (hukuman
mati), hukuman mati hanya diperbolehkan untuk kejahatan serius," sebenarnya mengurung orang
di dalam penjara pun merupakan hak Tuhan. Menjatuhkan hukuman penjara dan menjatuhkan
hukuaman mati pada dasarnya sama-sama mengambil hak Tuhan, tetapi hak untuk menghukum
itu, dengan hukuman mati atau memenjarakan, dibolehkan oleh Tuhan sendiri dengan asal diatur
dengan hukum. Merampas HAM dengan menghukum orang ke penjara adalah mengambil hak
Tuhan, merampas HAM dengan menghukum mati orang sama juga mengambil hak Tuhan tetapi
sebenarnya penjatuhan hukuman itu memang diizinkan oleh Tuhan sendiri dan bukan dirampas
dari-Nya. MK menyatakan dalam putusannya hukuman mati tidak bertentangan dengan
konstitusi. “Jadi UU kita ada aturan hukuman mati, jadi secara hukum tidak ada lagi perdebatan,
karena hukuman mati sudah masuk hukum positif,” ketentuan internasional hak asasi manusia
Pasal 3 DUHAM terdapat ketentuan & pengecualian dan ketentuan yang membolehkan
penjatuhan hukuman mati yaitu Pasal 4 ayat (1) ICCPR derogable right yang pada intinya
hukuman mati dapat dilaksanakan dengan kualifikasi kejahatan tersebut membehayakan publik.
Jus Constituendum , antara lain sebagai berikut : Pidana Mati dilaksanakan oleh regu tembak
dengan menembak terpidana sampai mati; Pelaksanakan pidana mati tidak di muka umum;
Pidana mati tidak dijatuhkan kepada anak di bawah umur delapan belas tahun; Pelaksanaan
Pidana mati terhadap wanita hamil atau orang sakit jiwa ditunda sampai wanita tersebut
melahirkan atau orang sakit jiwa tersebut sembuh. Pidana mati baru dapat dilaksanakan setelah
ada persetujuan Presiden dan Penolakan Grasi oleh. tren banyak negara yg menghapuskan
hukuman mati tdk dapat di jadikan alasan menolak hukuman mati, karena situasi dan kondisi tiap
negara tidak sama. Hukuma mati tidak melanggar HAM, Justru menjual dan mengedarkan
narkoba itulah pelanggaran HAM yg sebenarnya, karena dpt merusak kehidupan rakyat
indonesia. maka dari itu hukuman mati diberlakukan sesuai UUD dan marwah Konstitusi. (baca:
Hukuman Mati Tidak Melanggar HAM dan Sesuai dengan UUD & Konstitusi Indonesia →
goo.gl/OMkg36 ) Amerika Serikat pun tdk menghapus hukuman mati, di Negara bagian → Texas
Eksekusi Mati seorang Terpidana Kasus pemerkosaan. http://t.co/ Ri1ckI6O3x
http://t.co/x7inwueOOm Saya bisa memahami kegalauan Pemerintah Australia, karena memang
kewajiban mereka utk melindungi warga negaranya. Indonesia pun pasti akan melakukan hal yg
sama. Tetapi Indonesia adalah negara berdaulat, yg mempunyai hukum dan aturan tersendiri yg
tdk dapat di intervensi. Mengenai ancaman pemerintah Australia yg memboikot dan melarang
warga Australia berkunjung ke Bali bukanlah hal serius. Eksekusi hukuman mati tdk akan
membuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Negara Australia akan memanas. Masih
ingatkah tindakan SBY yg menarik pulang Duta besar indonesia utk Australia sebagai bentuk
protes atas tindakan penyadapa yg dilakukan Australia. Namun itu hanya berlangsung 6 bulan
saja seiring dgn membaiknya sikap Australia. Dan terbukti hingga kini hubungan Australia dan
Indonesia baik saja. Bagi Aktivis dan organisasi pegiat HAM, yg menolak hukuman mati dgn
mengatas-namakakan HAM adalah pemikiran yg dangkal dan tidak objektif. Bukankah sudah
jelas Hukuman mati di Indonesia tidak dapat di vonis sembarangan & hanya utk kejahatan luar
biasa yg membahayakan seperti: Pembunuhan berencana,mutilasi,kejahatan
Genosida(kemanusiaan),dan korupsi. bahwa ada pemikiran bahwa hukuman mati adalah
pembunuhan yg di legalkan itu adalah sebuah pemikiran tolol, Jangan melihat dari 1 sisi saja. Di
mana letak keadilan bagi korban & keluarga, terutama korban yg tewas krn kejahatan luar biasa
tsb. Di mana letak keadilan bagi keluarga yg ditinggakan ? Bukankah itu juga merampas hak
hidup korban ? Di mana letak keadilan walaupun tersangka di penjara seumur hidup. Bahkan
bnyk terpidana narkoba justru jadi bandar di dalam sel ? Hukuman mati tdk selalu melanggar
HAM. dan hukuman mati bukanlah merampas dan mengambil hak hidup tersangka dari Tuhan,
Jika ada yg berpendapat hukuman mati tdk bisa dilakukan krn hukum indonesia dpt di rekayasa
dan rawan terjadi salah eksekusi adalah salah, Bukankah eksekusi mati tdk langsung dilakukan,
sebelumnya melewati mekanisme dan tahapan seperti PK, Grasi, bahkan dapat amnesti. Itupun
dlm waktu yg relatif lama, bahkan ada yg puluhan tahun. Kalaupun terjadi rekayasa dan salah
eksekusi itupun adalah kehendak tuhan, krn sekuat apapun usaha terpidana
menolak/mempercepat eksekusi, jika memang sudah saatnya dan kehendak tuhan maka tewaslah.
Mengenai rekayasa hukum itu domain yg berbeda. Kalau terlanjur di ekpekusi, Memang orang
yg sudah wafat tdk dpt hidup kembali utk mencari keadilan. Maka itulah tugas utk kita yg masih
hidup untuk menegakan kedila
Kelompok VII (Rosita) : Tanggapan Anda terhadap penegakan HAM di Indonesia?
Jawab : Upaya penegakan hukum di Indonesia memang sudah baik karena lembaga sudah
sangat memadai.tetapi, para aparat dari lembaga tersebut masih bellum bisa memaksmalkan
kerjanya sehingga banyak kasus-kasus pelanggaran HAM masih belkum dapat ditangani dengan
baik dan benar.
Dalam penegakan HAM di Indonesia perangkat ideologi Pancasila dan UUD 1945 harus dijadikan acuan
pokok, karena secara terpadu nilai-nilaidasar yang ada di dalamnya merupakan The Indonesia Bill Of
Human Right.
Keinginan pemerintah untuk menegakkan HAM di Indonesia yaitu untuk menjaga dan melindungi hak
yang terdapat pada orang lain yang tertanam sejak lahir yang diberikan oleh YME. Menjadikan bangsa
Indonesia bangsa yang menjunjung tinggi HAM dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Dalam penegakan HAM di Indonesia perangkat ideologi Pancasila dan UUD 1945 harus dijadikan acuan
pokok, karena secara terpadu nilai-nilaidasar yang ada di dalamnya merupakan The Indonesia Bill Of
Human Right.
Keinginan pemerintah untuk menegakkan HAM di Indonesia yaitu untuk menjaga dan melindungi hak
yang terdapat pada orang lain yang tertanam sejak lahir yang diberikan oleh YME. Menjadikan bangsa
Indonesia bangsa yang menjunjung tinggi HAM dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Tetapi realita yang terjadi saat ini berbeda dengan apa yang diinginkan. Karena masih terdapat
pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Pelanggaran HAM adalah tindakan mengambil
atau merenggut hal-hak orang lain dengan paksa. Kasus pelanggaran ham yang terjadi di Indonesia
sudah ada sejak dulu, mulai era setelah kemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru dan juga setelah
reformasi. Beberapa kejadian pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia adalah peristiwa Trisakti, Kasus
pembunuhan Munir, Tragedi Semanggi, Tragedi Bom Bali, Konflik Sampit, dan masih banyak lagi.
Peristiwa-peristiwa ini tidak bisa hanya ditinggal saja namun harus dijadiakn pelajaran yang sangat
berharga untuk Indonesia. Korban yang dimakan dari kejadian tersebut tidaklah sedikit namun ribuan
bahkan jutaan orang tidak bisa mendapat apa yang seharusnya menjadi milik mereka, hak untuk hidup.
Kebebasan ini seakan-akan dianggap remeh dan tidak ditegakkan secara adil.
Baru-baru ini ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengeluarkan catatan merah akan sejumlah
kasus pelanggaran HAM yang belum diselesaikan pada era Jokowi. Komnas HAM mencatat ada tiga jenis
pelanggaran HAM yang belum tergarap pada 4 tahun masa kepresidenannya. Yang pertama yaitu
penuntasan HAM berat masa lalu , yang dijanjikan Jokowi pada saat awal ia menjabat. Kedua, konflik SDA
dan Agraria, yang mencuat terus bersamaan dengan pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah
pembangunan bandara internasional di Kulon Progo, Jogjakarta dimana banyak masyarakat yang masih
menolak dan banyak yang masih belum mendapat konsinyasi, parahnya lagi ada keluarga yang tidak ingin
meninggalkan rumahnya dan membangun tenda disekitar lahan pembangunan, padahal masih ada
anggota keluarganya yang berusia dibawah 10 tahun. Ketiga adalah kasus intoleransi dan kebebasan
berekspresi, yaitu penyerangan terhadap Jemaah Ahmadiyah di Lombok Timur yang sampai sekarang
belum menemukan titik terang.
Dari kasus-kasus yang sudah terjadi maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada 2 faktor yang
mendukung terjadinya pelanggaran HAM yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yaitu
adanya dorongan seseorang untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari dalam diri pelaku
pelanggaran HAM. Seperti ego yang tinggi dan selalu mementingkan diri sendiri, Kesadaran akan HAM
rendah, dan kurangnya sikap toleransi. Sedangkan faktor eksternal, yaitu faktor di luar diri manusia yang
mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM. Faktor- faktornya yaitu
penyalahgunaan kekuasaan, ketidaktegasan aparat penegak hukum, teknologi yang disalahgunakan,
kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi.
Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan elit politik agar
penegakan hak asasi manusia berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Sudah menjadi kewajiban
bersama segenap komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran hak asasi manusia tidak terulang
lagi.
Untuk mencegah sebuah pelanggaran HAM, diperlukan adanya peran serta dari berbagai pihak. Baik itu
masyarakat maupun pemerintah. Adapun tindakan upaya pencegahan pelanggaran HAM yang dapat kita
lakukan yaitu dengan cara mepelajari, memahami dan menerapkan pentingnya Hak Asasi Manusia dalam
kehidupan sehari-hari dan menerapkan pentingnya HAM dalam kehidupan sehari-hari.