Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari energi listrik sangat diperlukan
untuk melakukan kegiatan. Salah satu perusahaan besar dalam pembangkitan
tenaga listrik yaitu PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG yang merupakan
anak perusahaan dari PLN. Dimana unit-unit pembangkitan tenaga listrik yang
tersebar di Indonesia sekitar 9000 MW.
PT. INDONESIA POWER Unit Pembangkitan Semarang
memproduksi 1.408,93 MW energi listrik, yang terdiri dari 3 Unit PLTU, 3
Unit PLTG, dan 2 Blok PLTGU yang masing-masing PLTGU tediri dari 3 Gas
Turbin Generator (GTG) dan 1 unit Steam Turbine Generator (STG).
Pembangkit adalah suatu sumber daya baik aktif maupun reaktif yang
dibutuhkan untuk mensupply suatu beban listrik. Peralatan yang terdapat dalam
suatu pembangkit ada berbagai macam jenis, mulai dari generator, trafo, motor,
relay, circuit breaker , dll . Didalam sebuah pembangkit perlu adanya suatu sistem
kelistrikan untuk mensupply beban-beban dalam yang diperlukan suatu
pembangkit untuk beroperasi atau pun starting.
Sistem kel istrikan yang bagus adalah sistem kelistrikan yang terjamin
keberlangsungannya dengan tidak mengenal waktu. Maka jika sistem utama
terjadi kerusakan atau gangguan yang sekiranya bisa memutus keberlangsungan
berjalannya sistem kelistrikan, maka disitu perlu diperlukannya back-up sistem
dan pemeliharaan rutin yang efektif agar sistem kelistrikan bisa terjaga
keberlangsungannya.
Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat judul,
"Perawatan Baterai Pada Generator Turbin Uap PLTGU Blok II PT.
Indonesia Power UP Semarang " sebagai laporan kerja praktik.

1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat
dambil perumusan masalah, yaitu: bagaimana perawatan baterai pada
generator turbin uap blok II di PLTGU UP Semarang dan apa saja yang
harus dilakukan untuk pemeliharaan baterai?

1.3 Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah: untuk mengetahui cara
memelihara baterai secara baik dan benar, guna mencegah terjadinya kerusakan
dan untuk mengetahui cara penanganan baterai.

1.4 Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu dan lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah:
Tempat : PLTGU BLOK II PT. Indonesia Power UP Semarang
Waktu : 1 Oktober 2018 s.d 30 Oktober 2018

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Umum Penelitian


1. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah didapat di
bangku kuliah kedalam praktik yang sesunguhnya
2. Mendapatkan pengalaman tentang kerja teknis dilapangan yang
sesungguhnya, sehingga akan didapat gambaran yang sama tentang
berbagai hal mengenai dunia kerja yang aplikatif
3. Mendapatkan gambaran yang nyata dan pemahaman yang lebih jelas
tentang riset dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki
4. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap lingkungan kerja
sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai
upaya untuk memperluas wawasan kerja

2
1.5.2 Manfaat Khusus Penelitian
1. Untuk memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Teknologi Yogyakarta
2. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
mempelajari secara langsung manajemen pembangkit di PT.
INDONESIA POWER UP SEMARANG
3. Mengetahui dan mempelajari bagaimana sistem pemeliharaan
peralatan tenaga listrik pada PT. INDONESIA POWER UP
SEMARANG
4. Dapat menyebutkan komponen-komponen sistem pemeliharaan peralatan
listrik serta dapat menjelaskan prinsip dasar pemeliharaan tenaga listrik
5. Mengetahui macam-macam kerusakan yang terjadi pada peralatan tenaga
listrik
6. Dapat memilihara peralataan listrik pada industri

1.6 Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan pada penulisan Laporan Kerja Praktik ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan cara studi pustaka, melihat referensi dari buku
di dalam ataupun di luar perpustakaan, maupun di internet untuk
mendapatkan dasar teori, spesifikasi, dan analisa pembahasan.
2. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati dan melihat secara
langsung di lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan,
teknisi, maupun operator. Tujuannya adalah untuk mengetahui situasi
dan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan tempat mencari data.
3. Metode Partisipasi
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan cara membantu para teknisi
maupun asisten teknisi PT. Indonesia Power UP Semarang dalam

3
melakukan pekerjaannya di divisi Listrik PLTGU Blok II.
4. Metode Dokumentasi
Metode ini merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan "Perawatan Baterai Pada
Generator Turbin Uap PLTGU Blok II ".
5. Metode Bimbingan
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan pengarahan dan bimbingan dari
pembimbing lapangan dalam menyusun sistematika Laporan Kerja
Praktik dan prosedur lain yang mendukung dalam penulisan Laporan
Kerja Praktik.

1.7 Sistematika Penyusunan Laporan


Laporan kerja Praktik ini dibagi menjadi lima bab yang saling
berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja
Praktik ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang, waktu dan tempat kerja praktik,
maksud dan tujuan kerja Praktik, batasan masalah, metode pengumpulan data
dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJUAN PUSTAKA
Penjelasan mengenai profil PT. Indonesia Power secara umum, mulai
dari sejarah, visi-misi, motto, tujuan dan nilai-nilai, makna bentuk dan warna logo,
budaya perusahaan dan PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang
secara khusus: Sejarah, lokasi, fasilitas dan struktur organisasi.
Tinjauan Pustaka berisi tentang penelitian yang sejenis/setipe sebelumnya
pernah dilakukan oleh peneliti lain dan Dasar Teori yang mendiskripsikan
pengertian, jenis-jenis dan prinsip dasar
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang proses Kerja Praktik yang dilakukan di PT.
Indonesia Power UP Semarang dari awal start sampai finish diantaranya adalah:
Alat dan bahan yang mendiskripsikan peralatan yang digunakan peneliti dan

4
penelitian tersebut meneliti tentang apa. Metode Penelitian yaitu seperti Metode
Wawancara, Observasi dan Studi Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam
mencari data.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang pengertian umum baterai pada sistem tenaga listrik yang
dikhususkan pada "Perawatan Baterai Pada Generator Turbin Uap PLTGU Blok
II PT. Indonesia Power UP Semarang" meliputi bagian-bagiannya, sistem
pengoperasian, pemeliharaan, serta apa saja yang dilakukan untuk mencegah
kerusakan Baterai Generator Turbin Uap di PLTGU Blok II tersebut.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting dalam
laporan serta yang diperoleh selama kerja Praktik di PT. Indonesia Power
Unit Pembangkit Semarang

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan


Bentuk logo PT. Indonesia Power UP Semarang seperti yang ditunjukan
pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Bentuk Logo PT. Indonesia Power


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
Pada awal 1990-an pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut
diawali dengan berdirinya Paiton Swasta 1, yang dipertegas dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden nomor. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan
sumber daya swasta melalui pembangkitpembangkit listrik swasta. Kemudian
pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan
kerangka dasar kebajikan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan sub Sektor
Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturasi sektor
ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada 1994 PLN diubah statusnya dari
PERUM menjadi PERSERO. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3
Oktober 1995, PT PLN (PERSERO) membentuk dua anak perusahaan, yang
tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh
BUMN tersebut. Salah satu dari anak perusahaan tersebut adalah PT
Pembangkitan Tenga Listrik Jawa-Bali I, atau dikenal dengan PLN PJB I. Anak
perusahaan ini ditunjukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.

6
Pada 3 oktober 2000, tepatnya pada ulang tahunnya yang ke-5, manajemen
perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB1 menjadi
PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai
persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu
dekat.
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru
didirikan pada pertengahan 1990-an, PT. Indonesia Power mewarisi berbagai
sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, dengan
menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, panas bumi, dan
sebagainya. Namun demikian dari pembangkit-pembangkit tersebut, terdapat
pula beberapa pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA
Ubruk, PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun
1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang
bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT. Indonesia Power sama dengan
keberadaan listrik di Indonesia. Pembangkit –pembangkit yang dimiliki core
bussiness PT. Indonesia Power adalah operasi dan pemeliharaan pembangkit
serta pengembangan pembangkit. Adapun jenis usahanya adalah Unit
Pembangkitan (UP), Unit Jasa Pembangkitan (UJP), Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan (UPJP) serta 1 Unit Jasa Pemeliharaan (UJH). Secara
keseluruhan, PT. Indonesia Power memiliki daya mampu sebesar 14.000 MW
(hasil perjumlahan dari dayayang dihasilkan UP, UJP, UPJP. dari daya yang
tersedia di Indonesia daya tersebut merupakan daya mampu terbesar yang
dimilik oleh sebuah perusahaan pembangkit di Indonesia, (Sumber:
www.indonesiapower.co.id) .

2.1.1 Visi, Misi, Motto PT. Indonesia Power


PT. Indonesia Power sebagai perusahaan memilik visi, misi, dan motto
perusahaan yang memiliki makna tersendiri.
Untuk visi dan misi PT. Indonesia Power UP semarang seperti yang ditunjukan
pada gambar 2.2 berikut :

7
Gambar 2.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Power
(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
1. Visi
“Menjadi perusahaan energi tepercaya yang tumbuh berkelanjutan.”
2. Misi
“Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait
yang bersahabat dengan lingkungan.”
3. Motto
Motto PT. Indonesia Power adalah “ Trust Us for Power excellence ”
Motto tersebut menunjukan kepercayaan diri para “Stakeholder” yang
diperoleh dari layanan “excellence”perusahaan.

2.1.2 Makna dan Bentuk Logo PT. Indonesia Power


Pada gambar 2.1 diatas, secara keseluruhan nama Indonesia Power
merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan
sebagai power utility company di Indonesia. Walaupun bekan merupaka satu-
satunya power utility company di Indonesia, namun karena perusahaan memiliki
kapasitas terbesar di Indonesia bahkan di kawaannya, maka nama Indonesia
Power dapat dijadika brand name
Bentuk :
1. Karena nama yang kuat, kata INDONESIA dan POWER ditampilkan
dengan menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat (future book regular
dan future bold).

8
2. Penggunaan bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga
Listrik” yang merupakan 8lingkup usaha utama perusahaan.
3. Titik atau bulatan merah (Red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang
kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili. Red
dot brarti kesatuan tekat dan perasaan insane Indonesia Power dalam
bekerja dan berusaha untuk meningkatkan daya saing adlam usaha
mewujudkan keberlangsungan hidup perusahaan.
Warna :
1. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER, pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, makna warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri berteknologi tinggi, efisien, aman,
dan ramah lingkungan.
Penggabungan Logo :
Indonesia Power adalah anak perusahaan PT. PLN (persero) untuk menunjukan
posisi tersebut, logo PT. PLN (persero) mengikuti ukuran tinggi logo Indonesia
Power tanpa titik merah.

2.1.3 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan merupakan bagian dari budaya / culture perusahaan yang
dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut.
Secara umum nilai-nilai yang dimiliki seseorang akan menetukan tingkah
laku dan mempengaruhi pilihan atau keputusan yang dibuat. IP AKSI adalah
nilai yang akan mewarnai perilaku, sudut pandang, keputusan sari semua insane

9
Indonesia Power.
Dari bentuk budaya PT. Indonesia Power UP semarang seperti yang ditunjukan
pada gambar 2.3 berikut :

Gambar 2.3 Budaya Perusahaan PT. Indonesia Power


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
Empat nilai perusahaan “IP AKSI” :
1. Integritas
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik
kepada perusahaan.
2. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang
pekerjaannya.
3. Proaktif
Insan Indonesia Power senantiasa peduli dan cepat tanggap melakukan
peningkatan kinerja untuk mendapatkan kepercayaan stakeholder.
4. Sinergi
Insan Indonesia Power senantiasa membangun hubungan kerjasama yang
produktif atas dasar saling percaya untuk menghasilkan karya unggul.

10
Keempat nilai tersebut diaplikasikan dalam rangka peningkatan pelayanan dan
kualitas produktivitas dengan cara the way we think , the way we act,and the way
we do business.

2.1.4 Bisnis Utama PT. Indonesia Power


PT. Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN
(Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN
Pembangkit Jawa Bali I (PT PJB I). Pada tanggal 8 Oktober, PT PJB I berganti
nama menjadi Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan perusahaan untuk
menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik independen yang berorientasi
bisnis murni.
Kegiatan utama bisnis perusahaan saat ini yakni fokus sebagai penyedia
tenaga listrik melalui pembangkitan tenaga listrik dan sebagai penyedia jasa
operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik yang mengoperasikan pembangkit
yang terbesar di Indonesia. Selain mengelola unit pembangkit, Indonesia Power
memiliki 5 anak perusahaan, 1 perusahaan patungan, 1 perusahaan asosiasi, serta
2 afiliasi dari anak perusahaan untuk mendukung strategi dan proses bisnis
perusahaan.
Selain itu Indonesia Power memiliki 9 anak perusahaan yaitu :
1. PT. ARTHA DAYA COALINDO
2. PT. COGINDO DAYA BERSAM
3. PT. GCL INDOTENAGA
4. PT. INDO PUSAKA BERAU
5. PT. INDO RIDLATAMA POWER
6. PT. PERTA DAYA GAS
7. PT. PUTRA INDOTENAGA (PIT)
8. PT. RAJAMANDALA ELEKTRIKA POWER
9. PT. TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER

11
2.1.5 PT. Indonesia Power UP Semarang
Unit Pembangkitan Semarang dibangun pada bulan September 1973 dan
selesai tahun 1978 oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Thermis
(PIKITTERM) yang menghasilkan PLTU Unit I dan II siap untuk
dioperasikan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Wilayah XIII
No.003/PW/XIII/81, pada tanggal 1 Juli 1981 diresmikan PLTU Sektor
Semarang Unit I dan II berkapasitas 100 MW.
Dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi No. 016/DIR/83 tanggal 12
Februari 1983 Sekor Semarang dalam organisasi PLN Pembangkitan dan
Penyaluran Jawa Barat, PLN Sektor Semarang mengelola 3 unit PLTU dan 4
Unit PLTG. Pada bulan November 1993 Unit Pembangkitan Semarang
ditambah dengan 2 blok unit PLTGU (combined cycle) terdiri dari 6 x 100
MW PLTG dan 2 x 100 MW PLTU. Karena penambahan besar daya
terpasang tersebut keberadaan PLTG Pandan Lamper Unit 1 sampai 4
dihentikan operasinya sejak awal tahun 1994. Sejak tanggal 1 November
1994, berubah namanya menjadi PT PLN PJB UPS yang berkedudukan di Jl.
Ronggowarsito Semarang.
Unit Pembangkit Semarang mengelola unit - unit Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), Gas (PLTG), dan Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas terpasang
sebesar 1.413,33 MW yang tersebar di 3 lokasi yaitu PLTU dan PLTGU
Tambak Lorok (Semarang), PLTG Lomanis (Cilacap), PLTD Legon bajak
(Karimunjawa) dan PLTG Sunyaragi (Cirebon). Unit pembangkitan Semarang
memegang peranan yang penting dalam menjaga keandalan dan mutu sistem
kelistrikan Jawa- Bali terutama Jawa Tengah.

2.1.6 Kapasitas Daya PT. Indonesia Power UP Semarang


Daya yang terpasang di Unit Pembangkitan Semarang ini seperti
yang ditujukan pada tabel 2.1 berikut:

12
Tabel 2.1 Daya terpasang PT. Indonesia Power UP Semarang.
(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
Mesin pembangkit Daya terpasang Merek mesin Tahun oprasi
PLTU
Tambak Lorok 1 50 MW GE 1978
Tambak Lorok 2 50 MW GE 1978
Tambak Lorok 3 200 MW Mitsubishi 1982
PLTGU
Tambak Lorok GTG 1.1 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 1.2 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 1.3 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok STG 1.0 188 MW GE 1997
Tambak Lorok GTG 2.1 109,65 MW GE 1996
Tambak Lorok GTG 2.2 109,65 MW GE 1996
Tambak Lorok GTG 2.3 109,65 MW GE 1996
Tambak Lorok STG 2.0 188 MW GE 1997
PLTG
Sunyaragi 2 20,3 MW Alsthom 1976
Cilacap 1 29 MW Westinghaus 1996
Cilacap 2 26 MW e
Westinghaus 1996
PLTD e
PLTD Karimunjaya 4,40 MW Mesin Diesel 2016
Total Daya Terpasang 1.413,3 MW

2.1.7 Lokasi PT. Indonesia Power UP Semarang


PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang dibangun pada area
seluas kurang lebih 400.000 m2 yang terletak di Jalan Ronggowarsito,
Komplek Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pemilihan lokasi yang dekat dengan pantai karena pengoperasian PLTU
memerlukan air yang cukup banyak, selain itu untuk memudahkan transportasi

13
untuk mengangkut bahan bakar yang digunakan PLTU dengan kapal laut.
Bisa dilihat lokasi PT. Indonesia Power UP semarang seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.4 berikut :

Gambar 2.4 Lokasi PT. Indonesia Power UP Semarang


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
Sedangkan untuk sub-unit dari pusat pembangkit PLTG Sunyaragi
berlokasi di jalan H.R Darsono, Sunyaragi, Cirebon, kota yang yang berada di
jalur pantai utara jawa. Sementara sub-unit pembangkit PLTG Cilacap berlokasi
di jalan M.T Haryono, Cilacap, wilayah selatan jawa, berada di barad daya kota
semarang. Dan sub-unit PLTD Karimunjawa berada di pulau karimunjawa,
berada di utara kota Semarang. Sedangkan lingkungan PT. Indonesia Power UP
Semarang seperti yang ditunjukan pada gambar 2.5 berikut :

Gambar 2.5 Lingkungan PT. Indonesia Power UP Semarang


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
2.1.8 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UP Semarang
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,

14
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks struktur organisasinya.
Secara umum dapat dikatakan, struktur organsasi merupakan gambaran skematis
yang menjelaskan hubungan kerja, pembagian kerja, tanggung jawab, serta
wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula.
Struktur organisasi PT. Indonesia Power UP Semarang dapat di lihat dalam
Direksi PT. Indonesia Power Nomor : 147 K/010/IP/2017 dibawah ini :
Struktur organisasi yang ada pada Unit Pembangkitan Semarang dapat
dilihat melalui Gambar 2.6 dibawah, dimana setiap manajer berbagai bidang
langsung berada di bawah pimpinan seorang General Manager.

Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UP Semarang


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)

15
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Proses Produksi Listrik Pada PLTGU


PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang sebagai penghasil listrik
bersekala besar, memiliki 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan
total kapasitas terpasang sebesar 300 MW dan 2 unit Psmbangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) yang masing-masing memiliki kapasitas 500 MW. Satu
unit PLTGU terdiri dari :
1. Tiga unit Gas Turbine Generator dengan kapasitas 3 x 100 MW.
2. Tiga unit Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
3. Satu unit Steam Turbine Generator (STG) dengan kapasitas terpasang 2 x
200 MW.
Secara umum sistem produksi tenaga listrik dari PLTGU di bagi menjadi
dua siklus, yaitu :
1. Open Cycle
Sebagai pemutar awal saat turbin belum menghasilkan tenaga, motor
crangking mulai berputar dengan menggunakan energi listrik yang diambil
dari jaringan 150 kV Jawa-Bali. Motor Crangking berfungsi memutar
kompresor sebagai penghisap udara luar, dengan terlebih dahulu melalui
air inlet filter. Udara luar ini akan diubah menjadi udara bertekanan untuk
sebagian kecil pembakaran dan sebagian besar untuk pendingin turbin,
disisi lain bahan bakar gas maupun bahan bakar solar (HSD) dimasukkan
kedalam ruang bakar atau combustion chamber. Pada saat bahan bakar
gas dan udara bertekanan yang berasal dari kompresor bercampur
dengan combustion chamber, maka bersamaan dengan itu busi (spark
plug) mulai memercikkan api sehingga menyulut pembakaran. Gas
panas yang dihasilkan dari proses pembakaran inilah yang akan
digunakan sebagai penggerak atau pemutar turbin gas. Sehingga listrik
dapat dihasilkan setelah terlebih dahulu diolah pada generator.
Generator akan menghasilkan listrik dengan tegangan 11,5 kV. Pada
proses open cycle gas buangan dari turbin gas akan langsung dibunag

16
melalui cerobong exhaust/stack (Kadir, 2005).
2. Combined Cycle / Closed Cycle
Gas buang dengan suhu 550°C yang keluar dari turbin gas dimanfaatkan
lagi setelah terlebih dahulu diatur oleh selector valve atau diverter dumper
untuk dimasukkan kedalam HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang
memiliki drum. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap
agar menghasilkan tenaga listrik pada generator. Uap bekas turbin tersebut
diembunkan lagi di condensor kemudian air condensate dipompa oleh
condensate water pump dipompa lagi kedalam drum untuk kembali
diuapkan, pola operasi yang digunakan, tidak selalu bergantung pada
ketiga kondisi diatas. Kondisi unit-unit pembangkit juga mempengaruhi
pola operasi yang dipilih. Jika 1 unit GTG dan 1 unit HRSG mengalami
gangguan, maka digunakan pola operasi 2-2-1 (2 unit GTG, 2 unit HRSG,
an 1 unit STG beroperasi), dapat dikatakan bahwa PLTGU Tambak Lorok
merupakan pembangkit yang beroperasi start-stop setiah hari. PLTGU
hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk start-up sistem.
Lebih cepat jika dibandingkan dengan PLTU yang membutuhkan waktu
hingga beberapa jam untuk start-up sistem. Daya listrik yang dihasilkan
pada proses open cycle tentu lebih kecil dibandingkan daya listrik yang
dihasilkan pada saat combine cycle / closed cycle. Pada prakteknya, kedua
siklus diatas disesuaikan dnegan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya
hanya di inginkan daya listrik open cycle karena pasokan daya dari open
cycle sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga, stack
holder yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat closed,
dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong exhaust,
apabila dengan open cycle kebutuhan listrik masyarakat belum terpenuhi
maka diambil langkah untuk menerapkan combined cycle. Namun
demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada
kondisi continous running. Apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi , perubahan setting, mur, atau baut yang mulai
kendur, dan sebagainya. Selain itu, dengan continous running lebih

17
mengefektifkan daya sehingga, daya yang dihasilkan menjadi lebih besar
(Kadir, 2005).
Secara garis besar, untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) pada PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang
dapat dibagi menjadi tiga proses, yaitu :
1. Proses Produksi Listrik Turbine Gas
Sebagai pemutar awal saat tubin belum menghasilkan tenaga, motor cranking
mulai berputar dengan menggunakan energy listrik yang diambil dari jarigan 150 KV. Motor
cranking ini berfungsi untuk memutar compressor sebagai penghisap udara luar dan
menaikkan tekanan udara, dengan terlebih dahulu rnelalui air filter.
Disisi lain bahan bakar berupa gas CNG (Compress Nature Gas) dipompa dengan
pompa bahan bakar untuk dimasukkan ke dalam ruang bakar / combustion chamber.
Kondisi bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar dan udara atomizing yang
berasal dari compressor bercampur dalam combustion chamber, maka bersamaan dengan
itu busi (spark plug) mulai memercikan api sehingga menyulut pembakaran. Proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat
dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperature. Gas panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran akan berekspansi ke sisi turbin dan menggerakkan sudu-
sudu pada turbin gas.
Generator yang dipasang pada sutu poros dengan turbin gas akan ikut berputar dan
menghasilkan energy listrik. Daya yang dihasilkan dapat mencapai 100 MW untuk tiap gas
turbine generator.
Pada PLTGU memiliki dua blok dengan masing-masing blok terdiri dari tiga buah
gas turbine generator. Karena tegangan yang dihasilkan dari generator masih rendah, maka
pada tahap selanjutnya tegangan ini aka disalurkan ke transformator utama untuk menaikan
menjadi 150 KV. Jadi pada proses open cycle maka gas buang dari turbin gas akan
langsung dibuang melalui cerobong exhaust stack.
2. Proses Produksi Turbin Uap
Gas panas pembuangan dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah teriebih
dahulu diatur oleh selector valve untuk dimasukkan ke dalam Heat Recovery
Steam Generator (HRSG) sebagai pemanas air. Uap yang dihasilkan dipakai

18
untuk memutar turbin uap agar dapat menghasilkan tenaga listrik pada generator.
Uap bekas dari turbin akan diembunkan di condenser, kemudian air condensate
dipompa oleh condensate pump dan dimasukkan ke dalam deaerator. Deaerator
berfungsi untuk memanaskan air condensate dan menghilangkan gas-gas (non
condensable gas) dari air condensate. Selanjutnya air akan dipompa lagi oleh
feed water pump ke dalam drum pada HRSG unuk kembali diuapkan. Inilah
yang disebut dengan combined cycle / closed cycle. Jadi secara singkat dapat
dikatakan bahwa combined cycle merupakan rangkaian open cycle ditambah
dengan proses pemanfaatan kembali gas buang dari proses open cycle untuk
menghasilkan uap sebagai penggerak turbin.
3. Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tegangan listrik yang dihasilkan generator turbin gas dan generator turbin
uap masih rendah sehingga tegangan tersebut harus dikirim terlebih dahulu ke
transformator utama (11,5 / 150 KV) untuk dinaikkan tegangannya. Tegangan
150 KV yang dihasilkan dari transformator utama selanjutnya dialirkan melalui
tiang transmisi pada switchyard dankemudian dikirim ke gardu induk melalui
transmisi tegangan.
Proses PLTGU selengkapnya dapat dilihat dalam gambar 2.8 atau siklus PLTGU
di bawah ini :

Gambar 2.7 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)

19
2.2.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTU
Proses awal PLTU yaitu dimulai dan air laut yang dipompa masuk ke
reverse osmosis rnenyaring garam-garam yang terkandung pada air laut,
sehingga dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant. Kemudian air
tawar hash desalinasi akan dipompa masuk ke make up water tank. Make up
water tank merupakan wadah untuk air penambah hasil pengembunan uap
setelah rnenggerakkan turbin. setelah itu, air tawar yang berada pada make up
water tank akan dipompa kembali menuju demin water tank untuk dimumikan
sehingga menjadi air murni yang sudah tidak mengandung mineral apapun. Air
perlu dimurnikan untuk menghindari korosi pada komponen utama. Selanjutnya
air murni tersebut masuk ke condensor untuk menambah volume air yang
diembunkan pada condenser. Kemudian air condensate akan dipompa dan
masuk ke low pressure heater sebagai pemanas menggunakan excause steam,
tujuannya adalah untuk efisiensi siklus dan penghemat bahan bakar. Air
kemudian masuk deaerator, deaerator berfungsi untuk membuang gas-gas yang
tidak dibutuhkan dari air condensate seperti oksigen (02), carbondioksida (CO2)
dan non condensable gas lainnya. Selanjutnya air dipanaskan kembali pada high
pressure heater. Barulah setelah dipanaskan air masuk boiler untuk dijadikan
steam atau uap (Kadir, 2005).
Adapun dalam proses pengoperasiannya, boiler ditunjang oleh beberapa
peralatan seperti ruang bakar sebagai tempat pembakaran bahan bakar gas dan
udara, cerobong exhaust stack, dan komponen-komponen lain seperti :
1. Economizer
Economizer terdiri dari beberapa pipa lengkung horizontal, air masuk
melalui economizer inlet header dan mengalir kearah atas menghalangi
aliran gas melalui pipa-pipa economizer. Air panas dari economizer keluar
mengalir langsung ke steam drum melalui pipa pengisian. Economizer
berfungsi sebagai pemanas air yang berasal dari deaerator dimana air yang
mencapai titik didihnya akan menjadi uap dan masuk ke steam drum.
2. Steam Drum
Drum uap merupakan tempat dimana terjadinya pemisahan uap. Uap yang

20
masih terdapat kadar air akan di alirkan ke bawah drum secara gravitasi
dan mengalir ke tempat penampungan untuk dikeluarkan melalui down
corner.
3. Superheater
Superheater digunakan untuk memanaskan lebih lanjut uap sehingga
benar-benar menjadi uap kering. Kemudian uap kering dari superheater
akan bertekanan 166 kg/cm2 dan bertemperatur 535°C akan disalurkan
untuk menggerakkan high pressure turbine.
4. Reheater
Reheater merupakan suatu alat yang digunakan untuk memanaskan
(menaikkan) kembali temperature uap yang telah melakukan kerja
menggerakkan high pressure turbine dan tekanannya berkurang. Uap dari
high pressure turbine tersebut dipanaskan kembali hingga pada
temperature 535°C namun tidak menaikkan kembali tekanan uapnya untuk
kemudian menggerakkan intermediate pressure turbine dan diteruskan
utnuk menggerakkan low pressure turbine. Proses Pembangkit Listrik
Tenaga Uap seperti yang ditunjukan pada gambar 2.9 berikut :

Gambar 2.8 Proses Pernbangkit Listrik Tenaga Uap


(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
Setelah ketiga turbin (high pressure turbine, intermediate turbine, dan low
pressure turbine) bergerak, generator yang satu poros dengan turbin akan
ikut bergerak dan menghasilkan tenaga listrik. Karena tegangan listrik
yang dihasilkan masih rendah sehingga tegangan tersebut harus dikirim

21
terlebih dahulu ke transformator utama (11,5 / 150 K V) untuk dinaikkan
tegangannya. Tegangan 150 KV yang dihasilkan dari transformator utama
selanjutnya dialirkan melalui tiang transmisi pada switchyard dan
kemudian dikirim ke gardu induk melalui transmisi tegangan.

2.2.3 Perawatan
Perawatan merupakan suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu peralatan, sistem, atau memperbaiki suatu sistem
sampai kondisi yang bisa diterima. Di dalam praktek pemeliharaan masa lampau
dan saat sekarang, pemeliharaan dapat diartikan sebagai tindakan merawat mesin
atau peralatan pabrik dengan memperbarui usia pakai suatu mesin atau
peralatan. Mesin merupakan suatu hal yang sering dipermasalahkan antara
bagian pemeliharaan dan bagian produksinya. Secara umum sebuah produk yang
dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia
penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal
denagan pemeliharaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan
pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan mesin yang digunakan dalam
proses produksi (Sumber: http://pemiliharaanbaterai.blogspot.co.id )

2.2.4 Tujuan Perawatan


Tujuan pe adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit
beroperasi sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar dan fatal.
Peralatan tersebut memiliki masa pakai yang lebih lama menghasilkan kerja
yang optimal serta tingkat keselamatan lebih terjamin.
Tujuan lain dapat berupa :
1. Menjaga kinerja agar tetap maksimal
2. Mengurangi terjadinya kerusakan peralatan
3. Meningkatkan keamanan peralatan
4. Untuk menjamin kesiapan oprasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
Dalam perawatan dibedakan menjadi 2 (dua) kegiatan, yaitu :
1. Pemeriksaan

22
Pemeriksaan dalam hal ini adalah melihat, mencatat. Kegiatan ini
dilakukan saat sistem beroperasi.
2. Pemiliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pengujian, perbaikan, dan
membersihkan peralatan. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada dilakukan
ketika sistem beroperasi dengan pemiliharaan rutinan. Apabila terdapat
salah satu peralatan yang terkena gangguan maka akan dilakukan
perbaikan sistem.

2.2.5 Baterai
Baterai adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible adalah di dalam baterai
berlangsung proses pengubahan tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (proses charging), pengisian
kembali dengan regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan
melewatkan arus dalam arah (polaritas) yang berlawanan dalam sel. Baterai
menjadi pemasok listrik utama jika terjadi gangguan atau black out. (Sumber:
http://pemiliharaanbaterai.blogspot.co.id )

2.2.6 Jenis-jenis Baterai


Jenis baterai dapat di klarifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Jenis elektrolit baterai
Menurut jenis elektrolitnya, baterai dapat dibagi menjadi dua yaitu, baterai
kering (elektrolit pada baterai berupa serbuk kering) dan baterai cair
(elektrolit pada baterai berupa cairan).
2. Bahan elektrolit baterai
Menurut bahan elektrolit yang terkandung di dalam baterai, baterai dapat
dibedakan menjadi baterai yang berbahan dasar asam timah berupa cairan
asam sulfat (H2SO4) dan baterai alkali dengan kandungan potassium
hydroxide (potassium hydroxide) (KOH).

23
2.2.7 Fungsi Baterai
Baterai merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam suatu pusat
pembangkit listrik.
Pada pusat pembangkit listrik sumber arus searah digunakan untuk:
1. Memasok keperluan instalasi penerangan darurat
2. Mentripkan breaker apaila terjadi jaringan gangguan
3. Mensupply kontrol DC (Pline, Control mark V, Emergency lube oil pump)
4. Mensupply alat-alat telekomunikasi
5. Sebagai cadangan daya listrik ke beban
6. Supaya pembangkit memiliki keandalan yang tinggi
7. Apabila unit pembangkit mengalami black out beban masih bisa
beroperasi

24

Anda mungkin juga menyukai