PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat
dambil perumusan masalah, yaitu: bagaimana perawatan baterai pada
generator turbin uap blok II di PLTGU UP Semarang dan apa saja yang
harus dilakukan untuk pemeliharaan baterai?
2
1.5.2 Manfaat Khusus Penelitian
1. Untuk memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Teknologi Yogyakarta
2. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
mempelajari secara langsung manajemen pembangkit di PT.
INDONESIA POWER UP SEMARANG
3. Mengetahui dan mempelajari bagaimana sistem pemeliharaan
peralatan tenaga listrik pada PT. INDONESIA POWER UP
SEMARANG
4. Dapat menyebutkan komponen-komponen sistem pemeliharaan peralatan
listrik serta dapat menjelaskan prinsip dasar pemeliharaan tenaga listrik
5. Mengetahui macam-macam kerusakan yang terjadi pada peralatan tenaga
listrik
6. Dapat memilihara peralataan listrik pada industri
3
melakukan pekerjaannya di divisi Listrik PLTGU Blok II.
4. Metode Dokumentasi
Metode ini merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan "Perawatan Baterai Pada
Generator Turbin Uap PLTGU Blok II ".
5. Metode Bimbingan
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan pengarahan dan bimbingan dari
pembimbing lapangan dalam menyusun sistematika Laporan Kerja
Praktik dan prosedur lain yang mendukung dalam penulisan Laporan
Kerja Praktik.
4
penelitian tersebut meneliti tentang apa. Metode Penelitian yaitu seperti Metode
Wawancara, Observasi dan Studi Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam
mencari data.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang pengertian umum baterai pada sistem tenaga listrik yang
dikhususkan pada "Perawatan Baterai Pada Generator Turbin Uap PLTGU Blok
II PT. Indonesia Power UP Semarang" meliputi bagian-bagiannya, sistem
pengoperasian, pemeliharaan, serta apa saja yang dilakukan untuk mencegah
kerusakan Baterai Generator Turbin Uap di PLTGU Blok II tersebut.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting dalam
laporan serta yang diperoleh selama kerja Praktik di PT. Indonesia Power
Unit Pembangkit Semarang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Pada 3 oktober 2000, tepatnya pada ulang tahunnya yang ke-5, manajemen
perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB1 menjadi
PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai
persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu
dekat.
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru
didirikan pada pertengahan 1990-an, PT. Indonesia Power mewarisi berbagai
sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, dengan
menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, panas bumi, dan
sebagainya. Namun demikian dari pembangkit-pembangkit tersebut, terdapat
pula beberapa pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA
Ubruk, PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun
1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang
bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT. Indonesia Power sama dengan
keberadaan listrik di Indonesia. Pembangkit –pembangkit yang dimiliki core
bussiness PT. Indonesia Power adalah operasi dan pemeliharaan pembangkit
serta pengembangan pembangkit. Adapun jenis usahanya adalah Unit
Pembangkitan (UP), Unit Jasa Pembangkitan (UJP), Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan (UPJP) serta 1 Unit Jasa Pemeliharaan (UJH). Secara
keseluruhan, PT. Indonesia Power memiliki daya mampu sebesar 14.000 MW
(hasil perjumlahan dari dayayang dihasilkan UP, UJP, UPJP. dari daya yang
tersedia di Indonesia daya tersebut merupakan daya mampu terbesar yang
dimilik oleh sebuah perusahaan pembangkit di Indonesia, (Sumber:
www.indonesiapower.co.id) .
7
Gambar 2.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Power
(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
1. Visi
“Menjadi perusahaan energi tepercaya yang tumbuh berkelanjutan.”
2. Misi
“Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait
yang bersahabat dengan lingkungan.”
3. Motto
Motto PT. Indonesia Power adalah “ Trust Us for Power excellence ”
Motto tersebut menunjukan kepercayaan diri para “Stakeholder” yang
diperoleh dari layanan “excellence”perusahaan.
8
2. Penggunaan bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga
Listrik” yang merupakan 8lingkup usaha utama perusahaan.
3. Titik atau bulatan merah (Red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan simbol komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang
kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili. Red
dot brarti kesatuan tekat dan perasaan insane Indonesia Power dalam
bekerja dan berusaha untuk meningkatkan daya saing adlam usaha
mewujudkan keberlangsungan hidup perusahaan.
Warna :
1. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER, pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, makna warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri berteknologi tinggi, efisien, aman,
dan ramah lingkungan.
Penggabungan Logo :
Indonesia Power adalah anak perusahaan PT. PLN (persero) untuk menunjukan
posisi tersebut, logo PT. PLN (persero) mengikuti ukuran tinggi logo Indonesia
Power tanpa titik merah.
9
Indonesia Power.
Dari bentuk budaya PT. Indonesia Power UP semarang seperti yang ditunjukan
pada gambar 2.3 berikut :
10
Keempat nilai tersebut diaplikasikan dalam rangka peningkatan pelayanan dan
kualitas produktivitas dengan cara the way we think , the way we act,and the way
we do business.
11
2.1.5 PT. Indonesia Power UP Semarang
Unit Pembangkitan Semarang dibangun pada bulan September 1973 dan
selesai tahun 1978 oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Thermis
(PIKITTERM) yang menghasilkan PLTU Unit I dan II siap untuk
dioperasikan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Wilayah XIII
No.003/PW/XIII/81, pada tanggal 1 Juli 1981 diresmikan PLTU Sektor
Semarang Unit I dan II berkapasitas 100 MW.
Dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi No. 016/DIR/83 tanggal 12
Februari 1983 Sekor Semarang dalam organisasi PLN Pembangkitan dan
Penyaluran Jawa Barat, PLN Sektor Semarang mengelola 3 unit PLTU dan 4
Unit PLTG. Pada bulan November 1993 Unit Pembangkitan Semarang
ditambah dengan 2 blok unit PLTGU (combined cycle) terdiri dari 6 x 100
MW PLTG dan 2 x 100 MW PLTU. Karena penambahan besar daya
terpasang tersebut keberadaan PLTG Pandan Lamper Unit 1 sampai 4
dihentikan operasinya sejak awal tahun 1994. Sejak tanggal 1 November
1994, berubah namanya menjadi PT PLN PJB UPS yang berkedudukan di Jl.
Ronggowarsito Semarang.
Unit Pembangkit Semarang mengelola unit - unit Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), Gas (PLTG), dan Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas terpasang
sebesar 1.413,33 MW yang tersebar di 3 lokasi yaitu PLTU dan PLTGU
Tambak Lorok (Semarang), PLTG Lomanis (Cilacap), PLTD Legon bajak
(Karimunjawa) dan PLTG Sunyaragi (Cirebon). Unit pembangkitan Semarang
memegang peranan yang penting dalam menjaga keandalan dan mutu sistem
kelistrikan Jawa- Bali terutama Jawa Tengah.
12
Tabel 2.1 Daya terpasang PT. Indonesia Power UP Semarang.
(Sumber: http://www.indonesiapower.co.id)
Mesin pembangkit Daya terpasang Merek mesin Tahun oprasi
PLTU
Tambak Lorok 1 50 MW GE 1978
Tambak Lorok 2 50 MW GE 1978
Tambak Lorok 3 200 MW Mitsubishi 1982
PLTGU
Tambak Lorok GTG 1.1 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 1.2 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 1.3 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok STG 1.0 188 MW GE 1997
Tambak Lorok GTG 2.1 109,65 MW GE 1996
Tambak Lorok GTG 2.2 109,65 MW GE 1996
Tambak Lorok GTG 2.3 109,65 MW GE 1996
Tambak Lorok STG 2.0 188 MW GE 1997
PLTG
Sunyaragi 2 20,3 MW Alsthom 1976
Cilacap 1 29 MW Westinghaus 1996
Cilacap 2 26 MW e
Westinghaus 1996
PLTD e
PLTD Karimunjaya 4,40 MW Mesin Diesel 2016
Total Daya Terpasang 1.413,3 MW
13
untuk mengangkut bahan bakar yang digunakan PLTU dengan kapal laut.
Bisa dilihat lokasi PT. Indonesia Power UP semarang seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.4 berikut :
14
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks struktur organisasinya.
Secara umum dapat dikatakan, struktur organsasi merupakan gambaran skematis
yang menjelaskan hubungan kerja, pembagian kerja, tanggung jawab, serta
wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula.
Struktur organisasi PT. Indonesia Power UP Semarang dapat di lihat dalam
Direksi PT. Indonesia Power Nomor : 147 K/010/IP/2017 dibawah ini :
Struktur organisasi yang ada pada Unit Pembangkitan Semarang dapat
dilihat melalui Gambar 2.6 dibawah, dimana setiap manajer berbagai bidang
langsung berada di bawah pimpinan seorang General Manager.
15
2.2 Landasan Teori
16
melalui cerobong exhaust/stack (Kadir, 2005).
2. Combined Cycle / Closed Cycle
Gas buang dengan suhu 550°C yang keluar dari turbin gas dimanfaatkan
lagi setelah terlebih dahulu diatur oleh selector valve atau diverter dumper
untuk dimasukkan kedalam HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang
memiliki drum. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap
agar menghasilkan tenaga listrik pada generator. Uap bekas turbin tersebut
diembunkan lagi di condensor kemudian air condensate dipompa oleh
condensate water pump dipompa lagi kedalam drum untuk kembali
diuapkan, pola operasi yang digunakan, tidak selalu bergantung pada
ketiga kondisi diatas. Kondisi unit-unit pembangkit juga mempengaruhi
pola operasi yang dipilih. Jika 1 unit GTG dan 1 unit HRSG mengalami
gangguan, maka digunakan pola operasi 2-2-1 (2 unit GTG, 2 unit HRSG,
an 1 unit STG beroperasi), dapat dikatakan bahwa PLTGU Tambak Lorok
merupakan pembangkit yang beroperasi start-stop setiah hari. PLTGU
hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk start-up sistem.
Lebih cepat jika dibandingkan dengan PLTU yang membutuhkan waktu
hingga beberapa jam untuk start-up sistem. Daya listrik yang dihasilkan
pada proses open cycle tentu lebih kecil dibandingkan daya listrik yang
dihasilkan pada saat combine cycle / closed cycle. Pada prakteknya, kedua
siklus diatas disesuaikan dnegan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya
hanya di inginkan daya listrik open cycle karena pasokan daya dari open
cycle sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga, stack
holder yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat closed,
dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong exhaust,
apabila dengan open cycle kebutuhan listrik masyarakat belum terpenuhi
maka diambil langkah untuk menerapkan combined cycle. Namun
demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada
kondisi continous running. Apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi , perubahan setting, mur, atau baut yang mulai
kendur, dan sebagainya. Selain itu, dengan continous running lebih
17
mengefektifkan daya sehingga, daya yang dihasilkan menjadi lebih besar
(Kadir, 2005).
Secara garis besar, untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) pada PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang
dapat dibagi menjadi tiga proses, yaitu :
1. Proses Produksi Listrik Turbine Gas
Sebagai pemutar awal saat tubin belum menghasilkan tenaga, motor cranking
mulai berputar dengan menggunakan energy listrik yang diambil dari jarigan 150 KV. Motor
cranking ini berfungsi untuk memutar compressor sebagai penghisap udara luar dan
menaikkan tekanan udara, dengan terlebih dahulu rnelalui air filter.
Disisi lain bahan bakar berupa gas CNG (Compress Nature Gas) dipompa dengan
pompa bahan bakar untuk dimasukkan ke dalam ruang bakar / combustion chamber.
Kondisi bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar dan udara atomizing yang
berasal dari compressor bercampur dalam combustion chamber, maka bersamaan dengan
itu busi (spark plug) mulai memercikan api sehingga menyulut pembakaran. Proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat
dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperature. Gas panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran akan berekspansi ke sisi turbin dan menggerakkan sudu-
sudu pada turbin gas.
Generator yang dipasang pada sutu poros dengan turbin gas akan ikut berputar dan
menghasilkan energy listrik. Daya yang dihasilkan dapat mencapai 100 MW untuk tiap gas
turbine generator.
Pada PLTGU memiliki dua blok dengan masing-masing blok terdiri dari tiga buah
gas turbine generator. Karena tegangan yang dihasilkan dari generator masih rendah, maka
pada tahap selanjutnya tegangan ini aka disalurkan ke transformator utama untuk menaikan
menjadi 150 KV. Jadi pada proses open cycle maka gas buang dari turbin gas akan
langsung dibuang melalui cerobong exhaust stack.
2. Proses Produksi Turbin Uap
Gas panas pembuangan dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah teriebih
dahulu diatur oleh selector valve untuk dimasukkan ke dalam Heat Recovery
Steam Generator (HRSG) sebagai pemanas air. Uap yang dihasilkan dipakai
18
untuk memutar turbin uap agar dapat menghasilkan tenaga listrik pada generator.
Uap bekas dari turbin akan diembunkan di condenser, kemudian air condensate
dipompa oleh condensate pump dan dimasukkan ke dalam deaerator. Deaerator
berfungsi untuk memanaskan air condensate dan menghilangkan gas-gas (non
condensable gas) dari air condensate. Selanjutnya air akan dipompa lagi oleh
feed water pump ke dalam drum pada HRSG unuk kembali diuapkan. Inilah
yang disebut dengan combined cycle / closed cycle. Jadi secara singkat dapat
dikatakan bahwa combined cycle merupakan rangkaian open cycle ditambah
dengan proses pemanfaatan kembali gas buang dari proses open cycle untuk
menghasilkan uap sebagai penggerak turbin.
3. Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tegangan listrik yang dihasilkan generator turbin gas dan generator turbin
uap masih rendah sehingga tegangan tersebut harus dikirim terlebih dahulu ke
transformator utama (11,5 / 150 KV) untuk dinaikkan tegangannya. Tegangan
150 KV yang dihasilkan dari transformator utama selanjutnya dialirkan melalui
tiang transmisi pada switchyard dankemudian dikirim ke gardu induk melalui
transmisi tegangan.
Proses PLTGU selengkapnya dapat dilihat dalam gambar 2.8 atau siklus PLTGU
di bawah ini :
19
2.2.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTU
Proses awal PLTU yaitu dimulai dan air laut yang dipompa masuk ke
reverse osmosis rnenyaring garam-garam yang terkandung pada air laut,
sehingga dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant. Kemudian air
tawar hash desalinasi akan dipompa masuk ke make up water tank. Make up
water tank merupakan wadah untuk air penambah hasil pengembunan uap
setelah rnenggerakkan turbin. setelah itu, air tawar yang berada pada make up
water tank akan dipompa kembali menuju demin water tank untuk dimumikan
sehingga menjadi air murni yang sudah tidak mengandung mineral apapun. Air
perlu dimurnikan untuk menghindari korosi pada komponen utama. Selanjutnya
air murni tersebut masuk ke condensor untuk menambah volume air yang
diembunkan pada condenser. Kemudian air condensate akan dipompa dan
masuk ke low pressure heater sebagai pemanas menggunakan excause steam,
tujuannya adalah untuk efisiensi siklus dan penghemat bahan bakar. Air
kemudian masuk deaerator, deaerator berfungsi untuk membuang gas-gas yang
tidak dibutuhkan dari air condensate seperti oksigen (02), carbondioksida (CO2)
dan non condensable gas lainnya. Selanjutnya air dipanaskan kembali pada high
pressure heater. Barulah setelah dipanaskan air masuk boiler untuk dijadikan
steam atau uap (Kadir, 2005).
Adapun dalam proses pengoperasiannya, boiler ditunjang oleh beberapa
peralatan seperti ruang bakar sebagai tempat pembakaran bahan bakar gas dan
udara, cerobong exhaust stack, dan komponen-komponen lain seperti :
1. Economizer
Economizer terdiri dari beberapa pipa lengkung horizontal, air masuk
melalui economizer inlet header dan mengalir kearah atas menghalangi
aliran gas melalui pipa-pipa economizer. Air panas dari economizer keluar
mengalir langsung ke steam drum melalui pipa pengisian. Economizer
berfungsi sebagai pemanas air yang berasal dari deaerator dimana air yang
mencapai titik didihnya akan menjadi uap dan masuk ke steam drum.
2. Steam Drum
Drum uap merupakan tempat dimana terjadinya pemisahan uap. Uap yang
20
masih terdapat kadar air akan di alirkan ke bawah drum secara gravitasi
dan mengalir ke tempat penampungan untuk dikeluarkan melalui down
corner.
3. Superheater
Superheater digunakan untuk memanaskan lebih lanjut uap sehingga
benar-benar menjadi uap kering. Kemudian uap kering dari superheater
akan bertekanan 166 kg/cm2 dan bertemperatur 535°C akan disalurkan
untuk menggerakkan high pressure turbine.
4. Reheater
Reheater merupakan suatu alat yang digunakan untuk memanaskan
(menaikkan) kembali temperature uap yang telah melakukan kerja
menggerakkan high pressure turbine dan tekanannya berkurang. Uap dari
high pressure turbine tersebut dipanaskan kembali hingga pada
temperature 535°C namun tidak menaikkan kembali tekanan uapnya untuk
kemudian menggerakkan intermediate pressure turbine dan diteruskan
utnuk menggerakkan low pressure turbine. Proses Pembangkit Listrik
Tenaga Uap seperti yang ditunjukan pada gambar 2.9 berikut :
21
terlebih dahulu ke transformator utama (11,5 / 150 K V) untuk dinaikkan
tegangannya. Tegangan 150 KV yang dihasilkan dari transformator utama
selanjutnya dialirkan melalui tiang transmisi pada switchyard dan
kemudian dikirim ke gardu induk melalui transmisi tegangan.
2.2.3 Perawatan
Perawatan merupakan suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu peralatan, sistem, atau memperbaiki suatu sistem
sampai kondisi yang bisa diterima. Di dalam praktek pemeliharaan masa lampau
dan saat sekarang, pemeliharaan dapat diartikan sebagai tindakan merawat mesin
atau peralatan pabrik dengan memperbarui usia pakai suatu mesin atau
peralatan. Mesin merupakan suatu hal yang sering dipermasalahkan antara
bagian pemeliharaan dan bagian produksinya. Secara umum sebuah produk yang
dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia
penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal
denagan pemeliharaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan
pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan mesin yang digunakan dalam
proses produksi (Sumber: http://pemiliharaanbaterai.blogspot.co.id )
22
Pemeriksaan dalam hal ini adalah melihat, mencatat. Kegiatan ini
dilakukan saat sistem beroperasi.
2. Pemiliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pengujian, perbaikan, dan
membersihkan peralatan. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada dilakukan
ketika sistem beroperasi dengan pemiliharaan rutinan. Apabila terdapat
salah satu peralatan yang terkena gangguan maka akan dilakukan
perbaikan sistem.
2.2.5 Baterai
Baterai adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible adalah di dalam baterai
berlangsung proses pengubahan tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (proses charging), pengisian
kembali dengan regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan
melewatkan arus dalam arah (polaritas) yang berlawanan dalam sel. Baterai
menjadi pemasok listrik utama jika terjadi gangguan atau black out. (Sumber:
http://pemiliharaanbaterai.blogspot.co.id )
23
2.2.7 Fungsi Baterai
Baterai merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam suatu pusat
pembangkit listrik.
Pada pusat pembangkit listrik sumber arus searah digunakan untuk:
1. Memasok keperluan instalasi penerangan darurat
2. Mentripkan breaker apaila terjadi jaringan gangguan
3. Mensupply kontrol DC (Pline, Control mark V, Emergency lube oil pump)
4. Mensupply alat-alat telekomunikasi
5. Sebagai cadangan daya listrik ke beban
6. Supaya pembangkit memiliki keandalan yang tinggi
7. Apabila unit pembangkit mengalami black out beban masih bisa
beroperasi
24