Anda di halaman 1dari 11

Alat pengukur gempa

1. PENDAHULUAN

2.
3.
Kenapa Kekuatan gempa diukur dengan skala Richter Ya, ?
Ilmuwan seismologi dari Amerika Serikat ini lahir di Hamilton,
Ohio, Amerika Serikat. Dia berhasil menyelesaikan gelar
doktornya di Institut Kalifornia pada 1928. yang bernama
Charles Richter

Pada 1927, Richter bekerja pada Institut Carnegie, selanjutnya


dia diterima di Institut Teknologi Kalifornia tempat dia belajar
dulu. Kemudian, dia diangkat menjadi profesor pada bidang
seismologi pada 1952.

4.
5.
Richter mengembangkan skala untuk mengukur kekuatan
gempa bumi pada tahun 1935 yang dikenal sebagai skala
Richter. Skala untuk mengukur kekuatan gempa telah
diperkenalkan terlebih dahulu oleh pendahulunya De Rossi
pada 1880-an dan Giuseppe Mercalli pada 1902, tetapi
keduanya masih menggunakan skala kualitatif berdasarkan
tingkat kerusakan bangunan setelah terjadi gempa bumi. Tentu
saja ini hanya bisa diterapkan di tempat yang ada
bangunannya dan sangat tergantung dari jenis material
pembuat bangunannya.

6.
7.
Sementara, Richter bersama rekan-rekannya sesama ilmuwan
berhasil menemukan alat ukur kekuatan gempa yang
didasarkan kepada tingkat energi yang dilepaskan pusat
gempa. Richter membagi tingkat kekuatan gempa itu dari
ukuran satu hingga sembilan. Salah satu buku Richter yang
cukup terkenal di bidang sesismlogi berjudul, Seismicity of the
Earth yang ditulis bersama Gutenberg.
8.
ilmuwan penemu alat ukur kekuatan gempa adalah Charles
Richter. Sebagai bentuk penghargaan atas temuannya, maka
satuan untuk kekuatan gempa disebut skala Richter.
9.
1.1. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan permukaan bumi. Gempa
bumi yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar bagi gedung, jembatan dan bangunan
lain, termasuk korban nyawa. Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan paling luar yang
disebut kerak bumi. Kerak bumi yang pecah membentuk potongan-potongan besar yang
saling berpasangan, seperti kepingan puzzle yang besar. Potongan-potongan ini disebut
lempeng. Lempeng ini bergerak perlahan dan mendesak bebatuan. Akibatnya, tekanan
bertambah besar. Jika tekanan semakin besar, bebatuan bawah tanah akan pecah dan
terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa bumi.
Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000-nya cukup kuat untuk kita
rasakan.

Di bawah kerak bumi terdapat lapisan lunak terbentuk dari batuan panas yang lumer. Kerak
bumi yang terbentuk dari nikel dan besi dengan bahagian yang padat ditengahnya. Kerak
tersebut bisa mencapai ketebalan 70 km di bawah barisan pengunungan terbesar di dunia.
Kebanyakan gempa bumi berasal dari kerak bumi. Kadang-kadang gempa bumi juga bisa
terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi
gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1. Gempa dangkal, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)
2. Gempa sedang, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)
3. Gempa dalam, (Hyopocenter terletak pada kedalaman > 200 km)

Bagi seorang engineer yang penting adalah Gempa dangkal.

1.2. Pengukuran Kekutan dan Alat Ukur Gempa

Ilmuan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog. Mereka
menggunakan alat pengukur yang disebut seismograf atau seismometer. Alat itu digunakan
untuk mencatat pola gelombang seismik dengan memperhitungkan kekuatan sekaligus
lamanya gempa. Pencatatannya dilakukan beberapa tempat yang berbeda, sehingga pusat
gempa dan episentrumnya bisa diketahui secara tepat.

Untuk mengukur gempa terbesar, para seismolog juga menggunakan skala getaran gempa.
Skala ini didasarkan pada ukuran patahan yang tercatat, jumlah gerakan dipermukaan, dan
lamanya gempa bumi. Angka tertinggi yang dihasilkan kurang lebih sama dengan skala
Richter yang berkekuatan sampai tingkat ke-7. Angka tertinggi yang pernah tercatat oleh skala
ini adalah 9.5 untuk gempa bumi yang menyebabkan meletusnya gunung berapi tahun 1960 di
pantai Chili. Bencana ini telah menewaskan 5.700 penduduk. Sedangkan menurut skala
Richter. Getarannya berkekuatan 8,3.
1.3. Skala Richter

Pada tahun 1935, ahli seismologi Amerika, Charles F. Richter (1900 – 1985) mengembangkan
sistem pengukuran kekutan gempa. Setiap angka pada skala Richter menggambarkan 10 kali
peningkatan gerakan tanah yang tercatat oleh seimograf. Jadi pada gempa bumi dengan
kekuatan 7, tanah bergerak 100 kali lebih banyak dari pada gempa berkekuatan 5 pada skala
Richter.

Tabel 1. Efek kekuatan gempa


KEKUATA KETERANG RATA- INTENSITAS DEKAT
N AN RATA EPISENTRUM
0 – 1,9 - 700.000 Tercatat, tapi tidak terasa
2 – 2,9 - 300.000 Tercatat, tapi tidak terasa
3 – 3,9 KECIL 40.000 Dirasakan oleh sedikit
orang
4 – 4,9 RINGAN 6.200 Dirasakan oleh banyak
orang
5 – 5,9 SEDANG 800 Agak merusak
6 – 6,9 KUAT 120 Merusak
7 – 7,9 BESAR 18 Sangat merusak
1 dalam
8 – 8,9 DAHSYAT 10 – 20 Menghancurkan
tahun
Gambar 1. Charles F. Richter

2. RUMUSAN KORELASI SKALA GEMPA

Dengan alat “Accelerogram” maka kita dapat mengintegrasikan hasilnya, dengan


menggunakan teknik computer (metoda Simson Rule). Kesemua parameter di atas disebut
parameter fisik. Masalahnya bagaimana korelasi dari MMI tersebut dengan hasil pencatatan
dengan menggunakan accelerograph. Menurut Guttenberg-Richter, korelasi kedua-duanya
dinyatakan dengan tabel sebagai berikut:
Ada dua rumus yang tidak sama untuk
Log a = I/3 – ½
Log a = I/4 + ¼

Korelasi di atas dapat dirumuskan sbb :


MMI = 3 log a + 3/2
MMI = 4 log a – 1

Sehingga diperoleh tabel :


Tabel 2. hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan
rumus MMI = 3 Log a + 3/2).

Skala MMI Percepatan Tanah a cm/det2


I
1.000
II
2.000
III
5.000
IV
10.000
V
20.000
VI
50.000
VII
100.000
VIII
200.000
IX
500.000
X
1000.000
XI
2000.000
XII
Tabel 3. Hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI)
(berdasarkan rumus MMI = 4 Log a - 1).
Skala MMI Percepatan Tanah a cm/det2
I
4,217
II
7,499
III
13,335
IV
23,714
V
42,170
VI
74,989
VII
133,352
VIII
237,137
IX
421,697
X
749,894
XI
1333,521
XII

DR. Richter mengintroduce suatu skala yang dikenal dengan skala Richter. Menurutnya
didefinisikan bahwa :
“Magnitude adalah logaritma dari amplitudo (simpangan) maksimum dalam micron
yang tercatat pada 100 km dari epysentrum dengan alat pencatat standard Wood-Anderson,
dimana alat ini mempunyai priode bebas 0.8 detik dan pembesaran 2800 kali serta factor
redaman 0.8”.

Jadi dengan demikian janganlah dikabulkan antara pengertian intensitas gempa dan
magnitude gempa. Intensitas ini bergantung pada :
1. Jarak Epicentre
2. Kedalaman Fokus (jarak dari hypocentre)
3. Magnitude Gempa
Intensitas

Episentrum

Hiposentrum

Gambar 1. Cara menentukan pusat gempa

Menurut Richter, hubungan antara parameter skala dengan parameter physik dirumuskan sbb :

Log E = 11.4 + 1.5 M

Besarnya energi yang dilepas oleh suatu gempa

Dimana : E = Energi dalam erg (dyne cm)


M = Magnitude (skala Richter)

Hasil penyelidikan dari Donovan, mengetengahkan suatu persamaan yang dikenal dengan
persaman “Atenuasi” yang berbentuk :
0 , 58 M
e
A  1320 
max .
 R  25 1,52
dengan deviasi standard = 0.84
R = Jarak ke hypocentre
M = Magntude gempa

3. CONTOH HITUNGAN KORELASI SKALA GEMPA

a. Gempa ringan guncang Denpasar (kutipan harian Riau pos)


 Kejadian gempa pada hari Rabu 11 Maret 1998 pukul 23.33 WIB
 Merupakan gempa tektonik berkekutan 4.8 skala richter
 Episentrum gempa terletak 08.77 derajat lintang selatan & 115.01 derajat bujur timur
atau 20 km di barat daya Denpasar
 Durasi gempa dirasakan lebih kurang 1 menit
 Pusat gempa hiposentrum terletak 80 km di bawah laut
 MMI (modified mercali intensity) berada pada skala III, artinya menurut petugas
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Kamis tanggal 12 Maret getaran dirasakan
nyata dalam rumah, terasa seperti truk lewat

Pembahasan :
2 2
R  20  80  82,462115 km
0 , 58 M
e 21362,3865 2
a max .  1320    17,46391 cm/dt
 R  25  1 , 52 1223,230134
2
a  0,84  17,46391  14,66969 cm/dt
max .

MMI = 3,968566  IV

b. Gempa di Sumatra Barat (kutipan harian Riau pos)


 Merupakan gempa tektonik berkekutan 6.5 skala Richter
 Episentrum gempa terletak 160 km kota Padang & 125 km dari kota Padang Panjang
 Pusat gempa hiposentrum terletak 40 km dibawah permukaan tanah
 MMI (Modified Mercali Intensity) berada pada skala IV

Pembahasan :
1. Dari Kota Padang
2 2
R  160  40  164,9242 km
0 , 58 M
e 57261,69 2
amax .  1320    19,69799 cm/dt
 R  25 1, 52 2906,981
2
amax .  0,84  19,69799  16,54631 cm/dt

MMI = 4,177688  IV

2. Dari Kota Padang Panjang


2 2
R  125  40  131,244 km
0 , 58 M
e 57261,69 2
amax .  1320    26,50226 cm/dt
 R  25 1, 52 2160,634
2
a  0,84  26,50226  22,26189 cm/dt
max .

MMI = 4,693131  IV

c. Palu, diguncangg gempa 4.9 skala Richter (kutipan harian Riau Pos, hari Sabtu 1 Juni
2002)
Gempa tektonik yang menggoyang kota Palu di Sulawesi Tengah pada hari kamis malam
(30/5) berkekuatan 4.9 pada Skala Richter (SR). Hasil analisa BMG (Badan Meteorologi
dan Geofisika) Palu menyebut, gempa yang terjadi sekitar pukul 20.45 WITA berpusat
pada koordinat 1.26 Lintang Selatan dan 119.43 Bujur Timur dengan kedalaman 62 kilo
meter dari permukaan tanah.
“Sementara jarak pusat gempa sekitar 59 kilo meter arah barat daya Palu“, kata Sofyan,
petugas BMG setempat, Jumat (31/5) siang. Warga Palu sendiri merasakan getaran
gempa itu cukup kuat berkisar 2-3 MMI (Modificated Mercantly Intensity) dan kota
Donggala sekitar 3 MMI. Pihak Polresta Palu yang dihubungi terpisah menyatakan
belum menerima laporan korban jiwa atau kerusakan bangunan akibat gempa yang
berlangsung lebih dari 10 detik itu (ant).
Pembahasan :
R 622  592  85,58621 km
0 , 58 M
e 22638,04134 2
amax.  1320    17,71795 cm/dt
 R  25  1, 52 1277,6899
2
a  0,84  17,71795  14,883078 cm/dt
max .

MMI = 3,993653  IV

4. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Parameter Richter Magnitude tidak dapat memberitahu kita tentang besar efek-efek
gempa bumi pada lokasi tertentu, karena besar efek suatu gempa tergantung pada Richter
magnitude dan jarak lokasi sumbernya terhadap suatu lokasi lain tertentu.

2. Adapun cara untuk memperoleh MMI ini adalah dengan menyebarkan petugas untuk
mengadakan wawancara dengan penduduk setempat dan sekitarnya dimana gempa itu
terjadi. Hasil dari beberapa wawancara dikumpulkan untuk dianalisa, yang selanjutnya
ditetapkan & diklasifikasikan skala MMI-nya.

3. Dari hasil tersebut diatas dibuat suatu peta yang menunjukan tempat-tempat dimana
gempa dirasakan sama pengaruhnya. Peta yang demikian disebut PETA ISOSEISMAL

DAFTAR PUSTAKA
Sumber: http://www.anehdidunia.com/2012/04/penemu-alat-ukur-gempa-
bumi.html#ixzz2NzPFrV22

Kiyoshimoto, Analisis Perancangan Gedung Tahan Gempa, penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.

Neil Morris, Gempa Bumi, penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2002.

Dr. David L. Hutchisuni, ME, Phd. MNZIG, Design of Multistorey Earthquake Resistant
Buildings, penerbit Departemen Pekerjaan Umum, 1981.

Anda mungkin juga menyukai