Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

INSTRUMENTASI KLIMATOLOGI

Dosen Pengampu:

Ir. Gusniwati, M.P.

Dr. Ir. Elis Kartika, M.Si.

Di susun oleh :

Nama : Rero Montero Manik


Nim : D1A018024
Kelas :A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam,


sehingga segala kegiatan dipermukaan bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca dan
iklim. Ada 3 komponen yang saling pengaruh-mempengaruhi yaitu soil, plant,
atmosphere (tanah-tumbuhan-atmosfir). Dalam dunia pertanian sasaran utamanya
adalah mengelola tanaman beserta faktor lingkungannya untuk mendapatkan hasil
yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Salah satu unsur cuaca seperti angin, dapat juga mempengaruhi hasil dari
pertanian itu sendiri. Angin sangat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan dari tanaman tersebut, karena angin bisa membantu proses
perkembangbiakan tanaman-tanaman pertanian. Angin sangat berpengaruh pada
curah hujan suatu daerah, karena yang menentukan dimana hujan turun adalah
angin yang menghembuskan awan mendung ke suatu daerah.

Dalam kehidupan sehari hari kelembaban udara adalah sesuatu yang juga
sangat penting, karena ini akan sangat mempengaruhi temperature. Dalam
atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara
disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung
pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan
uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang
terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut
sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa
udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban
spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer
yang terkandung, termasuk uap air. jika massa uap air tidak diikutkan, maka
disebut sebagai massa udara kering.
Suhu menyatakan tingkat energi rata rata suhu benda. Ia dinyatakan dalam satuan
derajat (o). Ada banyak macam satuan penggolongan suhu, namun yang umum
digunakan adalah sistem Celsius, Sistem Kelvin dan sistem Fahrineit.

Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu


benda atau sistem. Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata
yang dimiliki oleh molekulmolekul suatu benda. Dengan demikian suhu
menggambarkan bagaimana gerakan molekulmolekul benda. Sebagai contoh
ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, dan beberapa sifat fisik
benda tersebut akan berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya
perubahan suhu disebut sifat termometrik. Termometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur sebuah benda. Dari sifat termometrik tersebut,
termometer dibuat

1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kondisi cuaca pada waktu tertentu dalam waktu yang
singkat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfir pada waktu tertentu yang
sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Udara mempunyai sifat yang sangat
dinamis. Suhu dan kelembaban udara akan berubah dari waktu ke waktu.
Intensitas cahaya yang diteruskan ke permukaan bumi setelah melalui lapisan
atmosfir akan selalu berubah pula, tergantung keadaan penyebaran dan ketebalan
awan. Demikian pula halnya dengan kecepatan dan arah angin. Kondisi atmosfir
yang dinamis, berubah dalam waktu singkat (dalam jam atau hari) disebut cuaca.

Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca yaitu :

a. Suhu udara

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu. Satuan suhu digunakan derajat celcius (ºC), di Inggris dan beberapa
negara lainnya dinyatakan ºF yang menetapkan titik didih air dalam 212ºF dan
titik lebur es 32ºF. Dalam skala perseratusan (skala Celcius) ditetapkan titik didih
air 100º dan titik lebur es 0º. Kedua skala tersebut menunjukkan suhu yang sama
pada -40º. Suhu Fahrenheit dapat diubah menjadi derajat Celcius: F 32 (9 /
5)C.

b. Tekanan udara

Berat sebuah kolom udara per satuan luas di atas sebuah titik
menunjukkan tekanan atmosfir (tekanan udara) pada titik tersebut. Distribusi
tekanan horizontal dinyatakan oleh isobar; garis yang menghubungkan tempat
yang mempunyai tekanan atmosfir sama pada ketinggian tertentu. Tekanan
atmosfir berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Tekanan udara diukur
berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Satuannya
atmosfir (atm) atau mm Hg atau mbar, dimana tekanan udara 1atm = 760mmHg =
1.013mbar. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat
(elevasi atau altitud). Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11mbar untuk
setiap bertambahnya ketinggian tempat sebesar 100 m.

c. Kelembaban udara

Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Dalam
kelembaban dikenal beberapa istilah. Kelembaban mutlak adalah massa uap air
yang berada dalam satu satuan udara, yang dinyatakan gram/m3. Kelembaban
spesifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa
udara, yang dinyatakan gram/kg. Kelembaban relatif merupakan perbandingan
jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung udara
pada temperatur tertentu, dinyatakan dalam %. Angka kelembaban relatif dari 0–
100%, dimana 0% artinya udara kering, sedang 100% artinya udara jenuh dengan
uap air dimana akan terjadi titik-titik air. Besaran yang digunakan untuk
menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi, dimana kelembaban
tersebut berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Menjelang tengah hari
kelembaban nisbi berangsur turun, kemudian pada sore hari sampai menjelang
pagi bertambah besar.

d. Curah hujan

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air berasal dari awan
yang terdapat di atmosfir. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk
dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu, dan asam
belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari
udara. Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter (1inci = 25.4mm).
Jumlah curah hujan 1mm menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi
permukaan 1mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke
atmosfir.

e. Angin

Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat
ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang
sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) seragam
dalam arah yang horizontal. Gerakan angin berasal dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Kecepatan angin dibagi atas kelas atau tingkatan
berdasarkan kerusakan yang diakibatkan angin dan kecepatan angin, sebagaimana
yang diperlihatkan pada Tabel 1 berikut. Angin mempunyai arah yaitu arah dari
mana angin bertiup biasanya dinyatakan dalam 16 titik kompas (U, UTL, TL,
TTL dan sebagainya) untuk angin-angin permukaan, untuk angin di atas
dinyatakan derajat atau 1/10 derajat dari utara, searah jarum jam. Kecepatan angin
km/jam,mil/jam, m/det, knot, dimana 1km/jam = 0.621mil/jam = 0.278 knot,
1knot = 1.852km/jam = 1.151mil/jam = 0.514m/det.

f. Radiasi Matahari

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses


thermonuklir yang terjadi di Matahari. Energi radiasi Matahari berbentuk sinar
dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi Matahari sendiri terdiri dari
dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar
yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet,
sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah.

g. Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan suatu konsep yang bersifat luas, karena dapat
digunakan untuk menggolongkan sifat-sifat panas dari suatu sistem. Selain itu,
suhu tanah merupakan faktor penting dalam menentukan proses-proses físika
yang terjadi di dalam tanah, serta pertukaran energi dan massa dengan atmosfer,
termasuk proses evaporasi dan aerasi. Suhu tanah juga mempengaruhi proses
biologi seperti perkecambahan biji, pertumbuhan benih dan perkembangannya,
perkembangan akar, maupun aktivitas mikrobia di dalam tanah.
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 pukul 09.00 WIB
sampai dengan selesai di laboratorium Agroklimatologi Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : ATK,
Handphone, Lux meter, Thermohygro, Soil Thermometer

3.3 Langkah kerja

A. Dibawah Naungan

 Pengukuran Radiasi

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk mengukur radiasi matahari (Lux
meter)

2. Masukkan baterai kedalam lux Meter

3. Letakkan Lux Meter di bawah pohon yang rindang

4. Buka tutup Lux Meter

5. Hidupan kan Lux Meter

6. Amati angka yang muncul pada Lux Meter

7. Ambil dokumentasi pengamatan dengan handphone

8. Catat hasilnya pada buku

9. Lakukan 3 kali pengulangan

 Suhu Udara
1. Siapakan alat pengukur suhu udara

2.Gantung alat pengukur suhu di salah satu ranting pohong

3. Tunggu selama 10 menit

4. Amati pergerakan raksa di dalam thermometer suhu udara

5. Catat hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

 Suhu Tanah

1. Siapkancalat yang akan digunakan untuk mengukut suhu tanah

2. Gali tanah yang terlindungi sedalam 5 cm

3. Masukkan alat pengukur suhu dan tunggu selama 10 menit

4. Catat hasil dan ambil dokumentasi

5. Lakukan seluruh kegiatan diatas namun pada kedalaman tanah yang berbeda
yaitu 10 cm dan 15 cm.

 Kelembaban

1. Siapakan alat yang akan digunakan untuk mengkuru kelembaban


(Thermohygrometer)

2. Nyalakan thermohygrometer terlebih dahulu

3. Tekan tombol mode lalu tekan tombol maks untuk mengamati kelembaban
maksimum

4. Tunggu selama 15 menit.

5. Cata hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

7. Lakukan 3 kali pengulangan


B. Tanpa Naungan

 Pengukuran Radiasi

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk mengukur radiasi matahari (Lux
meter)

2. Masukkan baterai kedalam lux Meter

3. Letakkan Lux Meter di atas permukaan tanah

4. Buka tutup Lux Meter

5. Hidupan kan Lux Meter

6. Amati angka yang muncul pada Lux Meter

7. Ambil dokumentasi pengamatan dengan handphone

8. Catat hasilnya pada buku

9. Lakukan 3 kali pengulangan

 Suhu Udara

1. Siapakan alat pengukur suhu udara

2. Gantung alat pengukur suhu

3. Tunggu selama 10 menit

4. Amati pergerakan raksa di dalam thermometer suhu udara

5. Catat hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

 Suhu Tanah

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk mengukut suhu tanah

2. Gali tanah yang terpapar sinar marahari langsung sedalam 5 cm


3. Masukkan alat pengukur suhu dan tunggu selama 10 menit

4. Catat hasil dan ambil dokumentasi

5. Lakukan seluruh kegiatan diatas namun pada kedalaman tanah yang berbeda
yaitu 10 cm dan 15 cm.

 Kelembaban

1. Siapakan alat yang akan digunakan untuk mengkur kelembaban


(Thermohygrometer)

2. Nyalakan thermohygrometer terlebih dahulu

3. Tekan tombol mode lalu tekan tombol maks untuk mengamati kelembaban
maksimum

4. Tunggu selama 15 menit.

5. Cata hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

7. Lakukan 3 kali pengulangan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NO. Data pengukuran dibawah naungan Data pengukuran tanpa naungan

1. Suhu udara: Suhu udara:


1. 27˚C 1. 28˚C
2. 30˚C
3. 32˚C

2. Intensitas radiasi maatahari: Intensitas radiasi matahari:


1. 218 x 100 Lux 1. 268 x 100 Lux
2. 1341 x 100 Lux 2. 212 x 100 Lux
3. 0,15 x 100 Lux 3. 218 x 100 Lux
Rata-rata : Rata-rata:
1.559,15 x 100 Lux 698 : 3 = 232,66 x 100 Lux

3 Suhu tanah: Suhu tanah:


1. Kedalaman 5 cm = 27˚C 1. Kedalaman 5 cm = 28,5˚C
2. Kedalaman 10 cm = 26˚C 2. Kedalaman 5 cm = 28˚C
3. Kedalaman 15 cm = 25˚C 3. Kedalaman 5 cm = 29˚C

4 Kelembaban udara: Kelembaban udara:


1. Maksimum 1. Maksimum
Suhu = 29,1˚C Suhu = 31,8˚C
Kelembaban = 80% Kelembaban = 66%
2. Minimum 2. Minimum
Suhu = 27,3˚C Suhu = 26,6˚C
Kelembaban = 79% Kelembaban = 65%

5 Kecepatan angin
1. 0,5 m/s 10 detik 4 putaran
2. 1 m/s 38 detik 21 putaran
3. 1 m/s 8 detik 6 putaran
4.2 Pembahasan

Praktikum ini dilakukan agar kita dapat mengetahui perbedaan kondisi


cuaca pada waktu tertentu dalam kurun waktu yang singkat antara dibawah
naungan dan yang tidak dinaungi. Pada praktikum ini kita mengukur
perbandingan suhu udara, intensitas cahaya matahari, suhu tanah dan kelembaban
udara. Dari data yang diperoleh perbandingan antara dibawah naungan dan yang
tidak dinaungi tidak terlalu signifikan atau tidak terlalu berbeda jauh. Data pada
suhu udara dan intensitas cahaya lebih tinggi pada tanpa naungan. Pada suhu
tanah dan kelembaban udara ditempat yang ternaungi lebih tinggi dibandingkan
dengan tempat yang tidak ternaungi berbanding terbalik dengan suhu udara dan
intensitas cahaya matahari.
BAB V

KESIMPULAN

Setelah dilakukan pendataan dipperoleh kesimpulan perbandingan antara


dibawah naungan dan yang tidak dinaungi tidak terlalu signifikan atau tidak
terlalu berbeda jauh. Data pada suhu udara dan intensitas cahaya lebih tinggi pada
tanpa naungan. Pada suhu tanah dan kelembaban udara ditempat yang ternaungi
lebih tinggi dibandingkan dengan tempat yang tidak ternaungi berbanding terbalik
dengan suhu udara dan intensitas cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, B. 1992. Dasar-dasar Klimatologi. Penebar Swadaya, Jakarta

Kartasapoetra, G.A. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan


Tanaman, Bumi Aksara, Jakarta.

Lakitan, B. 2002. Dasar-dasar klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lakitan, B. 1992. Dasar-dasar Klimatologi. Penebar Swadaya, Jakarta

Linsley, K.R. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga, Jakarta.

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Departemen Pendidikan Dan


Kebudayaan, Jakarta

Soemeinaboedhy, Nyoman I, 2006. Agroklimatologi. UPT Universitas Mataram:


Mataram.

Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.

Tjasyono, Bayong. 2005. Klimatologi. ITB: Bandung.

Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai