Anda di halaman 1dari 21

PARAMETER PERENCANAAN

KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN


Beban Lalu Lintas

Tebal lapis perkerasan jalan ditentukan dari


beban yang akan dipikul. Besar arus lalu lintas
diperoleh dari :

1. Analisa lalu lintas saat ini :


- jumlah kendaraan
- jenis kendaraan
- konfigurasi sumbu dari tiap jenis kendaraan
- beban masing-masing sumbu kendaraan
2. Perkiraan faktor pertumbuhan lalu lintas
- analisa ekonomi
- analisa sosial

Kondisi di Indonesia :
- kurangnya data yang dibutuhkan
- belum adanya rancangan induk sebagian
besar wilayah di Indonesia.

Hal ini diatasi dengan melakukan konstruksi


bertahap, di mana lapis pondasi atas dilaksanakan
sesuai kebutuhan jangka panjang, tetapi lapis
permukaan dilaksanakan sesuai kebutuhan umur
rencana tahap pertama (5 – 10 tahun).
Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan


yang melewati suatu titik pengamatan selama
satu satuan waktu.

Dari pengamatan diperoleh :


- LHR rata-rata
- komposisi arus lalu lintas terhadap berbagai
kelompok jenis kendaraan
Pos perhitungan volume lalu lintas dipilih
sedemikian sehingga :

- Arus lalu lintas pada jalan tersebut tidak


terganggu oleh lalu lintas lokal.
- Pos perhitungan terletak pada lokasi yang
lurus, sehingga memudahkan untuk melihat
kendaraan yang akan dihitung.
- Pos perhitungan tidak terletak di dekat
persimpangan.
Angka Ekivalen Beban Sumbu

Karena setiap kendaraan memiliki


konfigurasi dan beban sumbu yang
berlainan, maka beban lalu lintas
dikonversikan dalam bentuk repetisi
sumbu tunggal seberat 8,16 ton.
Beban sumbu tunggal 8,16 ton diperhitungkan sebesar
satu lintasan ekivalen (satu derajat kerusakan).

Menurut Bina Marga :


4
E sumbu tunggal = (beban satu sumbu tunggal / 8160)
4
E sumbu ganda = 0,086 (beban satu sumbu ganda / 8160)

Contoh :
Berat kosong truk = 4,2 ton. Berat maksimum truk 18,2
ton. Konfigurasi sumbu depan adalah roda tunggal,
sumbu belakang adalah sumbu tunggal roda ganda.
Distribusi beban terhadap sumbu depan dan belakng
adalah 34% dan 66%.
Angka ekivalen dihitung sebagai berikut :

E truk kosong :
= [ 0,34 (4200 / 8160 ]4 + [ 0,66 (4200 / 8160 ]4
= 0,0009 + 0,0133 = 0,0142

E truk maksimum :
[ 0,34 (18200 / 8160 ]4 + [ 0,66 (18200 / 8160 ]4
= 0,3307 + 4,6957 = 5,0264

Angka ekivalen yang digunakan sebaiknya dari


hasil survey timbang di daerah lokasi.
Angka Ekivalen
Lintas Ekivalen

Repetisi beban dinyatakan dalam lintasan sumbu


standar yang dinamakan lintas ekivalen.
Lintas ekivalen dibedakan menjadi :

1. Lintas Ekivalen Permulaan


LEP = Σ (LHR x C x E)
LHR = Lintas Harian Rata-rata
C = Koefisien distribusi kendaraan
E = Angka ekivalen beban sumbu kendaraan
2. Lintas Ekivalen Akhir
LEA = Σ {LHR (1 + i)UR x C x E }
UR = umur rencana
i = angka pertumbuhan lalu lintas

3. Lintas Ekivalen Tengah


LET = (LEP + LEA) / 2

4. Lintas Ekivalen Rencana


LER = LET x UR/10
Koefisien Distribusi Kendaraan :
Lebar Perkerasan Jumlah Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
(L) Lajur 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
L < 5,50 m 1 Lajur 1,00 1,00 1,00 1,00
5,50 m ≤ L < 8,25 m 2 Lajur 0,60 0,50 0,70 0,50
8,25 m ≤ L < 11,25 m 3 Lajur 0,40 0,40 0,50 0,475
11,25 m ≤ L < 15,00 m 4 Lajur − 0,30 − 0,45
15,00 m ≤ L < 18,75 m 5 Lajur − 0,25 − 0,425
18,75 m ≤ L < 22,00 m 6 Lajur − 0,20 − 0,40

 Kendaraan ringan : berat total < 5 ton


(mobil penumpang, pick up, mobil hantaran).
 Kendaraan berat : berat total ≥ 5 ton
(bus, truk, trailer, dll).
Faktor Regional

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III

( < 6%) ( 6 - 10%) ( > 10%)

% Kendaraan Berat % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat

≤ 30% > 30% ≤ 30% > 30% ≤ 30% > 30%

Iklim I
0,5 1,0 - 1,5 1,0 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5
< 900 mm/tahun

Iklim II
1,5 2,0 - 2,5 2,0 2,5 - 3,0 2,5 3,0 - 3,5
> 900 mm/tahun
Daya dukung tanah dasar
Indeks Permukaan
Jenis Permukaan IPo Roughness (mm/km)
≥4 ≤ 1000
Laston
3,9 - 3,5 > 1000
3,9 - 3,5 ≤ 2000
Lasbutag
3,4 - 3,0 > 2000
3,9 - 3,5 ≤ 2000
HRA
3,4 - 3,0 > 2000
Burda 3,9 - 3,5 < 2000
Burtu 3,4 - 3,0 < 2000
3,4 - 3,0 ≤ 3000
Lapen 2,9 - 2,5 > 3000
Latasbum 2,9 - 2,5
Buras 2,9 - 2,5
Latasir 2,9 - 2,5
Jalan Tanah ≤ 2,4
Jalan Kerikil ≤ 2,4
Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Klasifikasi Jalan
LER
Lokal Kolektor Arteri Tol

< 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0 −

10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0 −

100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5 −

> 1000 − 2,0 - 2,5 2,5 2,5

IP = 1,0 : permukaan jalan dalam keadaan rusak berat dan sangat


mengganggu lalu lintas kendaraan.
IP = 1,5 : kondisi jalan dengan tingkat pelayanan terendah yang masih
mungkin (jalan tidak terputus).
IP = 2,0 : tingkat pelayanan rendah tetapi jalan masih mantap.
IP = 2,5 : umumnya permukaan jalan masih stabil.
Koefisien Kekuatan Relatif (a)

Karakteristik bahan perkerasan dinyatakan dalam :

Stabilitas Marshall (SM) untuk material yang beraspal.


Nilai kuat tekan (Kt) untuk material yang distabilisasi
dengan semen atau kapur.
Nilai CBR untuk material lepas.

Kekuatan dari masing-masing lapis perkerasan (lapis


permukaan, lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah)
dinyatakan dalam koefisien kekuatan relatif (ditentukan
secara relatif terhadap kekuatan LASTON yang memiliki
stabilitas 744 kg dengan nilai a sebesar 0,40).

Anda mungkin juga menyukai