Anda di halaman 1dari 28

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14.04.

01
RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.01 M.YASIN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM PKRS

RUMAH SAKIT TK.IV 14.04.01 Dr.M.YASIN BONE


2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada
panyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang
bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat
di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang
sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus
ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan
masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang lebih luas, dimana perawatan
dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil dari rangkaian usaha
tersebut.

Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan


kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu,
tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan
pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien
mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu
peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada umumnya. Promosi Kesehatan
rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan
pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selainitu, PKRS juga
berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah
sakit untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan
penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program
pelayanan kesehatan rumah sakit.
B. Isu Strategis

Promosi Kesehatan di Rumah sakit, berbagai kegiatan telah dilakukan


untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan
sosialisasi PKRS kepada Kepala rumah sakit, pelatihan PKRS .Namun
pelaksanaan PKRS belum memberikan hasil yang maksimal dan
kesinambungannya di rumah sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat
tidaknya komitmen Kepala rumah sakit

Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi
Kesehatan di Rumah sakit, yaitu:

1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.

2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan
informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan
penyakitnya.

3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,bersih
dan sehat.

4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan


upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

Pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai


merupakan hak pasien dan kewajiban Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah
sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara
unit-unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 004/MENKES/SK/II/2012 tentang Petunjuk Teknis promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien
untuk menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan
mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai
autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan
rumah sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa
percaya dan aman sehingga komplian pasien juga diharapkan akan lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
medis rumah sakit, maka dibentuklah Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

C. Dasar Hukum

1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:


a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.

b. Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya


termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
dari tenaga kesehatan

c. Pasal 10

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya


memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.

d. Pasal 11

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,


mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17

Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,


edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
f. Pasal 18

Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif


masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

g. Pasal 47

Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan


promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang di laksanakan secara terpadu,
meyeluruh dan berkesinambungan.

h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayana kesehatan
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) diatur dengan peraturan Peraturan pemerintah
i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau
kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.

2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan oleh


pemerintah, pemerintah daerah, danlatau masyarakat untuk menghindari atau
mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit

3. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas


untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan


penyakit diaturdengan peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya

k. Pasal 168

1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien


diperlukan informasi kesehatan

2. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui


sistem informasi dan melalui lintas sektor

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksudkan


pada ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah

2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayana rawat Map, rawat jalan, dan gawat darurat.

b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna

c. Pasal 10, ayat 2


Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit

d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a)memberikan informasi yang
benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.

e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, buti d) memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan stadar profesi danpstandar prosedur operasional.
3. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKESISK 11/2010 tentang
Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak
terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah
satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia
Kelas Dunia (World Class Hospital).
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VII/2009 tentang
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia ( Word Class Hospital ).

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/SK/II2012


tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdiri
Rumah Sakit Tk.IV Dr.M.Yasin Bone dibangun sejak tahun 1981 sampai
1982 dan diresmikan penggunaanya oleh Pangdam XIV Hasanuddin Mayor
Jenderal TNI Sugiarto pada tanggal 5 April 1983. Dengan nama Rumah Sakit
Dr.M.Yasin, nama ini dikutip oleh dokter pertama di Kab. Bone yang diabadikan
namanya sebagai Rumah Sakit Dr. M. Yasin, karena pada waktu itu, beliau seorang
dokter sipil di Rumah Sakit Umum Tenriawaru dan juga diperbantukan ke Tempat
Perawatan Tentara (TPT) Kodim.
Pada tahun 1945 sampai 1951 selain sebagai Rumah Sakit Tenriawaru,
Dr.M.Yasin diberi kepercayaan oleh TNI Angkatan darat. Pada saat itu bernama
TKR merangkap sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara Kodim dengan
pangkat Mayor Tetuler CDT (Corps Dokter Tentara) sebagai gelar kehormatan dari
Dr. Gatot Subroto.
Tempat Perawatan Tentara (TPT) Kodim pertama terletak di Jl. A.
Mappanyukki yang saat ini tempat tersebut menjadi kantor Denpom VII/3 Bone
dengan nama Jl. Orde Baru.
Tempat Perawatan Tentara (TPT) pertama Kodim, pertama dipindahkan ke
Jl. Lappawawoi Krg. Sigeri sebagai Tempat Perawatan Tentara (TPT) yang
kedua.Di tempat inilah Dr.M.Yasin merangkap tugas jabatan, di samping sebagai
Kepala Rumah Sakit Tenriawaru, juga sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara
(TPT) Kodim.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara
(TPT) Kodim, Dr.M.Yasin dibantu oleh dua tenaga perawat kesehatan dari TNI
yakni:
1. Serma Wakisar
2. Serma Linting
Pada tahun 1951, Mayor Cdt Dr.M.Yasin pindah ke Pulau Jawa dan kedua
jabatannya digantikan oleh Cdm Dr.Ali Imron. Mayor Cdm Ali Imron menjabat
rangkap sebagai Kepala RSU Tenriawaru dan sebagai Kepala Tempat Perawatan
Tentara (TPT) Kodim.Beliau memangku jabatan tersebut selama kurang lebih 3
tahun.
Pada tahun 1954 Mayor Cdm Dr.Abdul Gani Tahir menggantikan kedudukan
Mayor Cdm Dr.Ali Imron.Hanya berjalan satu tahun, Mayor Cdm Dr.Abdul Gani
Tahir sebagai Kepala RSU Tenriawaru dan Kepala Tempat Perawatan Tentara
(TPT) Kodim, beliau diganti Mayor Cdm Samsir Siri Tahun 1955.
Mayor Cdm Dr.Samsir Siri menjabat sebagai Kepala RSU dan Kepala TPT
Kodim, hingga tahun 1958, dan beliau inilah yang menggabungkan TPT Kodim
masuk ke dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Tenriawaru.
Tiga tahun kemudian yakni tahun 1958 salah seorang dari dokter sipil dari
Jawatan Kesehatan Tentara yang berkebangsaan Belanda (Dr. Zetting Han)
ditugaskan ke Bone untuk menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum
Tenriawaru. Pada saat itu pula, Mayor Cdm Samsir Siri dipindahkan ke Makassar
untuk menduduki jabatan baru di Kesdam XIV Hasanuddin.
Sejak dipindahkan Cdm Dr. Samsir Siri tahun 1958, maka jabatan Kepala
RSU dan Kepala TPT sampai tahun 1964. Secara berturut-turut dijabat oleh :
1. Dr. Zetting Han 1958 – 1961
2. Dr. Lei Dan Hong 1961 – 1962
3. Dr. Giang Tjiang 1962 – 1964
Pada tahun 1964 diutus dokter dari jawatan kesehatan dari angkatan darat
Mayor Cdm Dr. Setia Budi untuk menggantikan Dr. Giang Tjiang, saat itu Dr. Giang
Tjiang pindah ke Makassar.
Pada masa kepemimpinannya tahun 1967, Mayor Cdm Dr. Setia Budi pernah
tugas belajar di daerah Pulau Jawa. Setelah Mayor Cdm Dr. Setia Budi kembali ke
Bone, tidak lama kemudian, Dr. Jimmy Gunawan dan Dr. Maryati (suami istri)
ditugaskan Jawatan Kesehatan Angkatan Darat sebagai dokter RSU Tenriawaru.
Pada saat tersebut, jabatan Kepala RSU Tenriawaru oleh Mayor Cdm Dr. Setia Budi
kepada Dr. Jimmy Gunawan.
Pada tahun 1968, Mayor Cdm Dr. Setia Budi mendapat tugas baru di
Kesdam XIV Hasanuddin dan sebagaimana biasa Kepala RSU menjabat rangkap
sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara (TPT) Kodim (BP).
Selanjutnya, jabatan Dr. Jimmy Gunawan digantikan oleh Kapten Cdm Dr. F.
Wattie memimpin Tempat Perawatan Tentara Kodim, yang kemudian diberi nama
Kepala Rumah Sakit Kodim hingga 1980 – 1984 dan digantikan oleh Dr.Ckm Muh.
Yusro.
Pada masa kepemimpinannya Dr. Ckm Muh.Yusro, Rumah Sakit Kodim
pindah dan menempati bangunan baru yang sekarang bernama Rumah Sakit
Dr.M.Yasin.Setelah itu, Lettu Ckm Dr. Syaparman Rusli menggantikan Kapten Ckm
Dr. Muh.Yusro tahun 1984-1987.
Selanjutnya kepemimpinan rumah sakit Tk. IV Dr.M.Yasin berturut-turut dijabat
oleh:

1. Tahun 1945-1951 : Mayor Cdt Dr.M.Yasin


2. Tahun 1951-1954 : Mayor Cdm Dr.Ali Imron
3. Tahun 1954-1955 : Mayor Cdm Dr.Abd.Gani Tahir
4. Tahun 1955-1958 : Mayor Cdm Samsir Siri
5. Tahun 1958-1961 : Dr. Zetting Hang
6. Tahun 1961-1962 : Dr. Lei Dan Hong
7. Tahun 1962-1964 : Dr.Gian Tjing
8. Tahun 1964-1968 : Mayor Cdm Dr.Setia Budi
9. Tahun 1968-1970 : Dr. Jimmy Gunawan dan Dr.Maryati (suami isteri)
10. Tahun 1970-1984 : Kapten Ckm Dr.Adol.F.Wattie
11. Tahun 1984-1987 : Kapten Ckm Dr.Muh.Yusro
12. Tahun 1987-1989 : Lettu Ckm Syaparman Rusli
13. Tahun 1989-1991 : Lettu Ckm Dr. A.Anton Rumambi
14. Tahun 1991-1994 : Mayor Ckm Dr.Rusbianto, Sp.PD (Pjs karumkit)
15. Tahun 1994-1999 : Letkol Ckm Dr.Poniman Basuki
16. Tahun 1999-2001 : Letkol Ckm Drs.H.Purnomo
17. Tahun 2001-2006 : Mayor Ckm Dr.Yosef Labora
18. Tahun 2006-2010 : Mayor Ckm Dr.Noch Tiranduk Mallisa
19. Tahun 2010-2011 : Mayor Ckm Dr.Rochman Moulifien, Sp.B
20. Tahun 2011-2012 : Letkol Ckm Drg.M.Effendy
21. Tahun 2012-2013 : Mayor Ckm Dr. Senja Adianto, Sp.BP
22. Tahun 2013-2014 : Mayor Ckm Dr.Muhammad Alimuddin
23. Tahun 2014-2016 : Letkol Ckm Dr.P.Indal Patra A, Sp.Rad., M.Kes
24. Tahun 2016-Sekarang : Letkol Ckm Dr. Hariyadi AM, Sp.PD

B. PROFIL RUMAH SAKIT TK.IV .14.04.01 Dr.M.YASIN BONE

Rumkit TK.IV 14.07.01 Dr.M.Yasin Bone yang beralamatkan di


Jl.Jend.Sudirman No. 29 Watampone, Sulawesi Selatan, telah memperoleh
pengakuan AKREDITASI dari Tim KARS (Komisi Akreditas Rumah Sakit) pada
Tahun 2017 dengan Predikat Lulus Perdana, dan berstatus sebagai rumah sakit
kelas D dengan kapasitas 127 TT.

Rumkit TK.IV 14.07.01 Dr.M.Yasin Bone melayani Pasien Anggota TNI


(Tentara Nasional Indonesia), PNS TNI beserta keluarganya, juga memberikan
Pelayanan kepada Pasien BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial),
Jasa Raharja.

1. Dengan ketersediaan Tenaga dokter sebagai berikut :


a) Dokter Umum
b) Dokter Gigi
c) Dokter Spesialis Bedah
d) Dokter Spesialis Penyakit Dalam
e) Dokter Spesialis Anak
f) Dokter Spesialis Mata
g) Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT)
h) Dokter Spesialis Radiologi
2. Jenis Pelayanan antara lain :
a) UGD 24 Jam
b) Rawat Inap VIP
c) Rawat Inap Kelas I
d) Rawat Inap Kelas II
e) Rawat Inap Kelas III
f) Apotik 24 Jam
g) Laboratorium Klinik 24 Jam
h) Radiologi
i) Ambulance 24 Jam
j) Masjid
k) Kantin

Lokasi Rumkit TK.IV 14.07.01 Dr.M.Yasin Bone yang sangat strategis,


berada di kota Watampone sehingga dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang prima dan sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh KARS.

Ketersediaan lapangan parkir yang luas, Air bersih dari PDAM dan dibantu
dengan sumur bor untuk mengantisipasi adanya kekurangan pasokan air bersih dari
PDAM guna memberikan kenyamanan bagi pasien dalam pemenuhan air bersih,
suasana yang aman dan nyaman dilengkapi dengan kamera pengaman CCTV.
BAB III

Visi, Misidan Motto

A. Visi :
Menjadi Rumah Sakit kebanggaan Korem 141/ Tp.

B. Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar spesialistik bagi prajurit, pns
korem 141/Tp beserta keluarga dan masyarakat sekitarnya.
2. Melayani dengan cepat, ramah, aman dan terjangkau.
C. Motto :
Kepuasanmu adalah senyumku

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai Badan pelaksana Kesdam XIV/Hsn menyelenggarakan Pelayanan


Kesehatan bagi Prajurit TNI, ASN beserta keluarga yang berhak dijajaran
Korem141/Tp serta masyarakat umum dan sebagai rumah sakit rujukan Bagi TNI,
ASN beserta keluarga dan masyarakat umum di lingkungan Korem 141/Tp.

Fungsi Organisasi Rumah Sakit Tk.IV dr. M. Yasin Bone adalah:

Guna mencapai tugas pokok kesehatan, Rumah Sakit TNI-AD


melaksanakan fungsi-fungsi:

a. Fungsi pelayanan Instalasi Gawat Darurat.


b. Fungsi pelayanan Medis/spesialistik.
c. Fungsi pelayanan Penunjang Medik.
d. Fungsi pelayanan Rawat Inap.
e. Fungsi pelayanan Rawat Jalan.
f. Fungsi pelayanan Kefarmasian.
E. Nilai-nilai Budaya Kerja

1. Budaya organisasi

Budaya organisasi adalah tabiat yang dimiliki oleh sebagian besar


atau bahkan seluruh pribadi yang mengikatkan diri dalam suatu wadah
aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan. Didalam budaya organisasi
terdapat nilai-nilai, etika dan norma-norma yang harus ditaati oleh
anggotanya. Filosofi yang dikembangkan di Rumkit Tk.IV dr. M. Yasin Bone
adalah nilai dasar dan motto.

2. Nilai dasar.

Untuk mewujudkan visi maupun misi rumah sakit memerlukan


perjalanan jangka panjang kesuatu keadaan yang belum pernah dialami.
Dimana akan dijumpai banyak rintangan, kegagalan dan keberhasilan.
Untuk tetap eksis dalam mencapai visi tersebut maka diperlukan kerja keras
dan kebersamaan. Adapun nilai-nilai dasar Rumah Sakit Tk.IV dr. M.
YasinBone, adalah sebagai berikut :

a. Disiplin

Taat pada ketentuan/aturan/norma yang berlaku di


lingkungan Rumah Sakit Tk.IV dr. M. Yasin Bone, termasuk di
dalamnya disiplin waktu, disiplin pemanfaatan sumber daya
kesehatan, disiplin profesional dan disiplin pemanfaatan sarana
prasarana.

b. Ekstra pelayanan prima.

Melebihi apa yang diharapkan pelanggan, lebih baik dari


pelayanan sebelumnya, lebih baik dari tempat lain dan dilakukan
dengan tulus ikhlas serta melibatkan setiap personel rumah sakit.

c. Kebersamaan.

Suatu sikap secara bersama-sama dan perasaan senasib


sepenanggungan, bahu membahu dalam berkarya guna mencapai
tujuan organisasi.Kebersamaan ini dapat dipupuk melalui kegiatan
yang bersifat formal kedinasan maupun informal.

d. Akuntabilitas dan transparansi.

Dapat ditelusuri, diaudit dan diperbaiki serta transparan,


berorientasi pada keterbukaan, kepercayaan, menghargai
keberagaman/perbedaan serta tidak diskriminatif.Baik dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal, bahkan kepada pasien yang tidak memiliki
keluarga yang bertanggung jawab sekalipun.

e. Prestasi kerja.

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik
dari hari ini. Intinya adalah selalu mengedepankan kepentingan
dinas dari pada kepentingan pribadi, dilandasi dengan motivasi yang
tinggi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi organisasi.

3. Motto.

Dalam upaya mencapai visi yang telah ditetapkan, maka dibutuhkan


suatu mottoyang tidak saja sebagai suatu khiasan, melainkan perwujudan
pengabdian kepada bangsa dan negara, berdasarkan nilai-nilai dasar.
Adapun motto Rumah Sakit Tk. IV dr. M. Yasin Boneadalah :“kepuasanmu
adalah senyumku”.
Dalam Memberikan Suatu Pelayanan kesehatankepada pelanggan,
berikan yang terbaik sehingga mampu memberikan kepuasan.Senyum
yang ikhlas merupakan obat bagi pelanggan
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Kepala Rumah Sakit


dr.Hariyadi AM Sp.PD

Ketua Tim PKRS


Indah Purnamasari,S.Kep

Sekretaris
Muhammad Ashari,SKM

Anggota

Laboratorium Rekam Medis Radiologi Farmasi Gizi


Sri Oktaviani,Amd.AK Rahmat,Amd,RMIK Ashar,Amd.Rad Irmawati Suwardi,S.Farm.Apt Andi Sumarni,S.Gz
BAB V

URAIAN JABATAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT ( PKRS )

A. KETUA PKRS
1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Ketua
3. Pengertian : Seorang professional yang diberi tugas dan
wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS

4. Persyaratan dan kualifikasi :


a. Pendidikan Formal : SI Kesehatan / Kesehatan Masyarakat
b. Pendidikan Non Formal : Sertifikat Seminar
c. Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja sebagai SI Kesehatan
Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam konseling.
d. Keterampilan : Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi,
berkepribadian yang menarik, dapat bersosialisai
dengan baik dan profesional.
5. Tanggung jawab :
Secara administrative dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya terhadap
pelaksanaan program PKRS di RS.

6. Tugas Pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PKRS di RS.
7. Uraian Tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja di
PKRS.
b. Memimpin , mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
PKRS secara efektif, efisien dan bermutu.

c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait.


d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait.
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk
membahas dan menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan
PKRS.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
h. Menjalin kerjasama antar unit terkait.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara
kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif

8. Wewenang
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
b. Membuat prosedur PKRS.
9. Hasil kerja :
a. Daftar kerja untuk anggota PKRS.
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasiliatas yang dibutuhkan di PKRS.
c. Standar Operating Procedure PKRS.
d. Laporan Program PKRS.
e. Bahan. Materi Edukasi.

B. SEKRETARIS PKRS
1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
3. Pengertian :Seseorang yang ahli dalam bidang promosi
kesehatan dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS

4. Persyaratan dan Kualifikasi :


a. Pendidikan Formal : Minimal Berijazah D3 dari unit terkait.
b. Pendidikan Non Formal : Memiliki pengalaman promosi kesehatan
c. Pengalaman Kerja : Memiliki pengalaman sebagai tenaga
PKRS
d. Keterampilan
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil.
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
5. Tanggung Jawab :
Secara administrative dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua KPRS.
6. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS
7. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS.

b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk


konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau
sore.

c. Membuat dan menandatangani surat keluar serta melakukan pekerjaan


administrasi termasuk pengarsipannya.

d. Menyusun kesimpulan siding dan notulen rapat.


e. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasnya.

8. Uraian Wewenang :
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
9. Hasil Kerja :
Analisa dan pelaporan PKRS.

C. ANGGOTA PKRS

1. Nama Unit Kerja : PKRS


2. Nama Jabatan : Anggota PKRS
3. Pengertian :Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam
mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan yang terkait
dan memfollow up pelaksanaan dan penerapan program
kerja PKRS dalam masing-masing bagian/unit kerja.

4. Persyaratan dan Kualifikasi :


a. Pendidikan Formal
Berijazah D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing dan
memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan.

b. Pendidikan Non Formal :


Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing-masing.
c. Pengalaman kerja:
Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing.

d. Keterampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil.

e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.


5. Tanggung Jawab :

Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan Wakil
PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap unitnya masing-masing.

6. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di program PKRS di unit masing-masing.
7. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada diunit kerja
masing- masing.

b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing-


masing.
c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing.
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai
promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.
9. Hasil Kerja
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

1. TIM PKRS langsung dibawahi oleh Kepala pelayanan Rumah sakit.


2. Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Kepala pelayanan Rumah sakit.
3. Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS

4. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing — masing kerja.

5. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi


kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab
langsung kepada Ketua PKRS

6. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di TIM PKRS
untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh TIM PKRS.
BAB VII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Mengacu keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


1426/MENKES/SK/XII/2006 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS ) Sumber Daya Manusia untuk PKRS meliputi :

1. Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien ( dokter, perawat, bidan, dan lain
lain )
2. Tenaga khusus promosi kesehatan ( yaitu para pejabat fungsional Penyuluh
Kesehatan Masyarakat)

Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien hendaknya memiliki


pengetahuan dan keterampilan dalam konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum
dimiliki oleh para petugas rumah sakit, maka harus diselenggarakan program / kursus.

Standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk Rumah Sakit adalah sebagai
berikut :
Kualifikasi Kompetensi Umum

SI Kesehatan / Kesehatan - Membantu petugas RS lain merancang


Masyarakat pemberdayaan

D3 Kesehatan ditambah Membantu I fasilitasi pelaksanaan


minat dan bakat di bidang Pemberdayaan ,Bina Suasana dan
promosi kesehatan Advokasi
BAB VIII

PELAPORAN

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BULAN: TAHUN:

INSTALASI/UNIT/RUANG :
JUMLAH
JUMLA KASUS YANG
N METODE PKRS
KASUS H DIINTERVENSI KET
O PKRS
KASUS
FREK. % METODE FREK %
KLP
KONSELING
PENYULUHAN
KLP
PESAN
MEDIA

Anda mungkin juga menyukai