Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
01
RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.01 M.YASIN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada
panyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang
bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat
di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang
sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus
ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan
masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang lebih luas, dimana perawatan
dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil dari rangkaian usaha
tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi
Kesehatan di Rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan
informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan
penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,bersih
dan sehat.
C. Dasar Hukum
b. Pasal 8
c. Pasal 10
d. Pasal 11
g. Pasal 47
h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayana kesehatan
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) diatur dengan peraturan Peraturan pemerintah
i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau
kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
k. Pasal 168
b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a)memberikan informasi yang
benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, buti d) memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan stadar profesi danpstandar prosedur operasional.
3. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKESISK 11/2010 tentang
Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak
terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah
satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia
Kelas Dunia (World Class Hospital).
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VII/2009 tentang
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia ( Word Class Hospital ).
A. Sejarah Berdiri
Rumah Sakit Tk.IV Dr.M.Yasin Bone dibangun sejak tahun 1981 sampai
1982 dan diresmikan penggunaanya oleh Pangdam XIV Hasanuddin Mayor
Jenderal TNI Sugiarto pada tanggal 5 April 1983. Dengan nama Rumah Sakit
Dr.M.Yasin, nama ini dikutip oleh dokter pertama di Kab. Bone yang diabadikan
namanya sebagai Rumah Sakit Dr. M. Yasin, karena pada waktu itu, beliau seorang
dokter sipil di Rumah Sakit Umum Tenriawaru dan juga diperbantukan ke Tempat
Perawatan Tentara (TPT) Kodim.
Pada tahun 1945 sampai 1951 selain sebagai Rumah Sakit Tenriawaru,
Dr.M.Yasin diberi kepercayaan oleh TNI Angkatan darat. Pada saat itu bernama
TKR merangkap sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara Kodim dengan
pangkat Mayor Tetuler CDT (Corps Dokter Tentara) sebagai gelar kehormatan dari
Dr. Gatot Subroto.
Tempat Perawatan Tentara (TPT) Kodim pertama terletak di Jl. A.
Mappanyukki yang saat ini tempat tersebut menjadi kantor Denpom VII/3 Bone
dengan nama Jl. Orde Baru.
Tempat Perawatan Tentara (TPT) pertama Kodim, pertama dipindahkan ke
Jl. Lappawawoi Krg. Sigeri sebagai Tempat Perawatan Tentara (TPT) yang
kedua.Di tempat inilah Dr.M.Yasin merangkap tugas jabatan, di samping sebagai
Kepala Rumah Sakit Tenriawaru, juga sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara
(TPT) Kodim.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara
(TPT) Kodim, Dr.M.Yasin dibantu oleh dua tenaga perawat kesehatan dari TNI
yakni:
1. Serma Wakisar
2. Serma Linting
Pada tahun 1951, Mayor Cdt Dr.M.Yasin pindah ke Pulau Jawa dan kedua
jabatannya digantikan oleh Cdm Dr.Ali Imron. Mayor Cdm Ali Imron menjabat
rangkap sebagai Kepala RSU Tenriawaru dan sebagai Kepala Tempat Perawatan
Tentara (TPT) Kodim.Beliau memangku jabatan tersebut selama kurang lebih 3
tahun.
Pada tahun 1954 Mayor Cdm Dr.Abdul Gani Tahir menggantikan kedudukan
Mayor Cdm Dr.Ali Imron.Hanya berjalan satu tahun, Mayor Cdm Dr.Abdul Gani
Tahir sebagai Kepala RSU Tenriawaru dan Kepala Tempat Perawatan Tentara
(TPT) Kodim, beliau diganti Mayor Cdm Samsir Siri Tahun 1955.
Mayor Cdm Dr.Samsir Siri menjabat sebagai Kepala RSU dan Kepala TPT
Kodim, hingga tahun 1958, dan beliau inilah yang menggabungkan TPT Kodim
masuk ke dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Tenriawaru.
Tiga tahun kemudian yakni tahun 1958 salah seorang dari dokter sipil dari
Jawatan Kesehatan Tentara yang berkebangsaan Belanda (Dr. Zetting Han)
ditugaskan ke Bone untuk menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum
Tenriawaru. Pada saat itu pula, Mayor Cdm Samsir Siri dipindahkan ke Makassar
untuk menduduki jabatan baru di Kesdam XIV Hasanuddin.
Sejak dipindahkan Cdm Dr. Samsir Siri tahun 1958, maka jabatan Kepala
RSU dan Kepala TPT sampai tahun 1964. Secara berturut-turut dijabat oleh :
1. Dr. Zetting Han 1958 – 1961
2. Dr. Lei Dan Hong 1961 – 1962
3. Dr. Giang Tjiang 1962 – 1964
Pada tahun 1964 diutus dokter dari jawatan kesehatan dari angkatan darat
Mayor Cdm Dr. Setia Budi untuk menggantikan Dr. Giang Tjiang, saat itu Dr. Giang
Tjiang pindah ke Makassar.
Pada masa kepemimpinannya tahun 1967, Mayor Cdm Dr. Setia Budi pernah
tugas belajar di daerah Pulau Jawa. Setelah Mayor Cdm Dr. Setia Budi kembali ke
Bone, tidak lama kemudian, Dr. Jimmy Gunawan dan Dr. Maryati (suami istri)
ditugaskan Jawatan Kesehatan Angkatan Darat sebagai dokter RSU Tenriawaru.
Pada saat tersebut, jabatan Kepala RSU Tenriawaru oleh Mayor Cdm Dr. Setia Budi
kepada Dr. Jimmy Gunawan.
Pada tahun 1968, Mayor Cdm Dr. Setia Budi mendapat tugas baru di
Kesdam XIV Hasanuddin dan sebagaimana biasa Kepala RSU menjabat rangkap
sebagai Kepala Tempat Perawatan Tentara (TPT) Kodim (BP).
Selanjutnya, jabatan Dr. Jimmy Gunawan digantikan oleh Kapten Cdm Dr. F.
Wattie memimpin Tempat Perawatan Tentara Kodim, yang kemudian diberi nama
Kepala Rumah Sakit Kodim hingga 1980 – 1984 dan digantikan oleh Dr.Ckm Muh.
Yusro.
Pada masa kepemimpinannya Dr. Ckm Muh.Yusro, Rumah Sakit Kodim
pindah dan menempati bangunan baru yang sekarang bernama Rumah Sakit
Dr.M.Yasin.Setelah itu, Lettu Ckm Dr. Syaparman Rusli menggantikan Kapten Ckm
Dr. Muh.Yusro tahun 1984-1987.
Selanjutnya kepemimpinan rumah sakit Tk. IV Dr.M.Yasin berturut-turut dijabat
oleh:
Ketersediaan lapangan parkir yang luas, Air bersih dari PDAM dan dibantu
dengan sumur bor untuk mengantisipasi adanya kekurangan pasokan air bersih dari
PDAM guna memberikan kenyamanan bagi pasien dalam pemenuhan air bersih,
suasana yang aman dan nyaman dilengkapi dengan kamera pengaman CCTV.
BAB III
A. Visi :
Menjadi Rumah Sakit kebanggaan Korem 141/ Tp.
B. Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar spesialistik bagi prajurit, pns
korem 141/Tp beserta keluarga dan masyarakat sekitarnya.
2. Melayani dengan cepat, ramah, aman dan terjangkau.
C. Motto :
Kepuasanmu adalah senyumku
1. Budaya organisasi
2. Nilai dasar.
a. Disiplin
c. Kebersamaan.
e. Prestasi kerja.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik
dari hari ini. Intinya adalah selalu mengedepankan kepentingan
dinas dari pada kepentingan pribadi, dilandasi dengan motivasi yang
tinggi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi organisasi.
3. Motto.
Sekretaris
Muhammad Ashari,SKM
Anggota
A. KETUA PKRS
1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Ketua
3. Pengertian : Seorang professional yang diberi tugas dan
wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS
6. Tugas Pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PKRS di RS.
7. Uraian Tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja di
PKRS.
b. Memimpin , mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
PKRS secara efektif, efisien dan bermutu.
8. Wewenang
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
b. Membuat prosedur PKRS.
9. Hasil kerja :
a. Daftar kerja untuk anggota PKRS.
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasiliatas yang dibutuhkan di PKRS.
c. Standar Operating Procedure PKRS.
d. Laporan Program PKRS.
e. Bahan. Materi Edukasi.
B. SEKRETARIS PKRS
1. Nama Unit Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
3. Pengertian :Seseorang yang ahli dalam bidang promosi
kesehatan dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS
8. Uraian Wewenang :
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
9. Hasil Kerja :
Analisa dan pelaporan PKRS.
C. ANGGOTA PKRS
d. Keterampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil.
Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan Wakil
PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap unitnya masing-masing.
6. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di program PKRS di unit masing-masing.
7. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada diunit kerja
masing- masing.
4. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing — masing kerja.
6. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di TIM PKRS
untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh TIM PKRS.
BAB VII
1. Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien ( dokter, perawat, bidan, dan lain
lain )
2. Tenaga khusus promosi kesehatan ( yaitu para pejabat fungsional Penyuluh
Kesehatan Masyarakat)
Standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk Rumah Sakit adalah sebagai
berikut :
Kualifikasi Kompetensi Umum
PELAPORAN
BULAN: TAHUN:
INSTALASI/UNIT/RUANG :
JUMLAH
JUMLA KASUS YANG
N METODE PKRS
KASUS H DIINTERVENSI KET
O PKRS
KASUS
FREK. % METODE FREK %
KLP
KONSELING
PENYULUHAN
KLP
PESAN
MEDIA