Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMUNITAS RENTAN : SEKOLAH

Dosen Pengampu :

Gandes Widya. H,S.Kep.Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Adelia Wiranto Putri (201701002)


Eka Juliastuti (201701014)
Fitria Angelica Andriani (201701019)
Herlin Yuli Astuti (201701022)
Wahyu Rizka Yolanda Putri (201701035)
Yola Oktarina (201701039)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG KAMPUS VI PONOROGO

Jln. Dr.Ciptomangunkusumo No. 82A Ponorogo

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada penyusun, sehinggga dengan limpahan
rahmad dan karunia nya penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas yang membahas tentang ”Asuhan Keperawatan Pada
Komunitas Rentan : Sekolah ”
Makalah ini kami buat berdasarkan berbagai macam sumber buku-buku
referensi, media elektronik, dan dari hasil pemikiran kami sendiri. Kami
mengharapkan agar para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan Pada Komunitas Rentan : Sekolah.
Selama penyusunan makalah ini kami banyak mendapat masukan dan
bimbingan dari beberapa pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Gandes Widya H,S.Kep.Ns,M.Kep dan Bapak Agung Eko Hartanto,
S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen mata kuliah “Keperawatan Komunitas”.
2. Rekan-rekan yang sama-sama melakukan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun masih banyak kekurangannya
semoga yang membacanya dapat memberikan kritik ataupun saran untuk
memperbaiki makalah ini sehingga kedepannya lagi dapat lebih sempurna dalam
penyusunannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pembacanya dan dapat
dijadikan acuan terhadap penyusunan makalah berikut-berikutnya. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

Ponorogo, 1 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Anak Usia Sekolah ............................................................... 3
B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah ......................................... 3
C. Cara Mencapai Tugas Perkembangan Anak ...................................... 6
D. Masalah - Masalah Kesehatan Yang Timbul Pada Kelompok
Usia Sekolah ...................................................................................... 8
E. Pelayanan Kesehatan pada anak Usia Sekolah .................................. 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Kasus .................................................................................................. 21
B. Pengkajian .......................................................................................... 21
C. Analisis Data ...................................................................................... 25
D. Penapisan Masalah ............................................................................. 27
E. Prioritas Diagnosa Keperawatan ........................................................ 28
F. Intervensi ............................................................................................ 29
G. Implementasi ...................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai
potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah
demikian, karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan
berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah.
Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, yang dimaksud
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah
kawin (menikah). Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun,
tetapi berumur 18 tahun seperti yang ditulis Hurlock (1980), maka dewasa dini
dimulai umur 18 tahun.
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai
dengan kelompok usia, yaitu ; usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah, usia 6-12
tahun disebut usia sekolah, usia 13-18 tahun disebut usia remaja.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang keperawatan keluarga anak
usia sekolah dan melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan anak usia sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa memahami definisi anak usia sekolah
b. Agar mahasiswa memahami Tahap Perkembangan Anak Usia
Sekolah
c. Agar mahasiswa memahami Cara Mencapai Tugas
Perkembangan Anak
d. Agar mahasiswa memahami Masalah Kesehatan Anak Usia
Sekolah di Indonesia

1
e. Agar mahasiswa memahami Peran Perawat Upaya Peningkatan
Kesehatan Anak Usia Sekolah
f. Agar mahasiswa dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada
Kelompok Anak Usia Sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ANAK USIA SEKOLAH


Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya
anak yang berusia 7-12 tahun.
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun,
yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak
dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah
merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
Anak usia sekolah merupakan anak yang berumur 6-18 tahun
(Soetjiningsih, 1995). Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan
masih sangat cepat dan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat
makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat. Faktor yang
mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu:
a. Keturunan
b. Lingkungan
c. Hormon
d. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu.
(Faisal, 2016)

B. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH


a. Pertumbuhan
1. Tinggi dan berat badan
Pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat
dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini. Rata-rata

3
anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5 - 3,5
kg, dan penambahan tinggi badan 5 - 7 cm per tahun. (Efendi, 2009)
2. Proporsi dan bentuk tubuh
Anak SD kelas-kelas awal umumnya memiliki proporsi tubuh
yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit
mulai berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai
kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh anak sudah
mendekati seimbang.
3. Otak
Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lain,
pertumbuhan otak dan kepala jauh lebih cepat. Menurut Santrock dan
Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada usia dini.
Menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak mencapai 90% dari
ukuran otak dewasa. Kematangan otak yang dikombinasikan dengan
pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kognitif anak.
b. Perkembangan
1. Perkembangan biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan, pada anak laki-laki lebih tinggi dan kurus, pada
anak perempuan lebih pendek dan gemuk. Pada usia ini pembentukan
lemak lebih cepat daripada otot.
2. Perkembangan psikososial
Pada masa ini anak-anak selalu melakukan aktivitas bersama atau
kelompok.Menurut Freud perkembangan psikososial pada anak usia
sekolah digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam
fase oidipus.
3. Perkembangan kognitif

4
Menurut Pieget anak berada dalam tahap operasional konkret, yaitu
anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol
kemampuan anak yang dimiliki pada tahap operasional konkret, yaitu:
a. Konservasi : menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara
konkret bukan magis
b. Klasifikasi : mulai belajar mengelompokkan, menyusun dan
mengurutkan
c. Kombinasi : mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf
sesuai dengan keinginan yang dihubungkan dengan pengalaman
yang sebelumnya.
4. Perkembangan spiritual
Pada usia anak-anak mulai tertarik terhadap surga dan neraka,
sehingga mereka mematuhi semua peraturan karena takut masuk neraka.
5. Perkembangan bahasa
Kosa kata anak bertambah, kealahan pengucapan mulai berkurang
karena bertambahnya pengalaman dan telah mendengarkan penguapan
yang benar. Pembicaraan yang dilakukan dalam tahap ini lebih
terkendali dan terseleksi karena anak menggunakan pembicaraan
sebagai alat komunikasi.
6. Perkembangan seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan
gerak-geriknya sesuai dengan peran seksnya.
7. Perkembangan konsep diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orangtua, saudara dan saudara
lainnya. Dan anak membentuk konsep diri sehingga membentuk ego
ideal yang berfungsi sebagai standar perilaku umum yang di
internalisasi.

(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2015)

5
C. CARA MENCAPAI TUGAS PERKEMBANGAN ANAK
Menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
meliputi :
a. Perkembangan Kognitif
1. Pengurutan, mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran,
bentuk, atau ciri lainnya.
2. Klasifikasi, mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi
benda.
3. Decentering, mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan
masalah.
4. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
5. Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau
tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
6. Penghilangan sifat Egosentrisme kemampuan untuk melihat sesuatu
dari sudut pandang orang lain.

b. Perkembangan Moral
1. Usia 6-9 tahun
Menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang
benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran
tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang
lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh
terhadap kebutuhannya sendiri. Semua tindakan dilakukan untuk
melayani kebutuhan diri sendiri saja.
2. Usia 9-12 tahun
Seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial.
Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari
orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan

6
masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba
menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut,
karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut.
Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan
mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan
interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa
terimakasih, dan golden rule.

c. Perkembangan Mental Emosional dan Social


1. Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa
bangga dalam prestasi dan bangga pada kemampuan mereka.
2. Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru
mengembangkan perasaan kompetensi dan kepercayaan keterampilan
mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak ada dorongan dari
orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi
sukses.
3. Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui
eksplorasi pribadi akan muncul dari tahap ini dengan perasaan yang
kuat tentang diri dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka yang
tetap yakin dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman
dan bingung tentang diri mereka sendiri dan masa depan.

d. Perkembangan Psikomotor
1. Mampu melompat dan menari.
2. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan, dan badan.
3. Dapat menghitung jari-jarinya.
4. Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan mampu bercerita.
5. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya.
6. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya.
7. Mampu membedakan besar dan kecil.

7
8. Ketangkasan meningkat.
9. Melompat tali.
10. Bermain sepeda.
11. Mengetahui kanan dan kiri.
12. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan.
13. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar.
Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan ini akan
melahirkan perilaku yang menyimpang (delinquency). Penyimpangan
yang terjadi pada anak yang berusia sekolah dasar antara lain :
1. Suka membolos dari sekolah
2. Malas belajar
3. Keras kepala
(Adi, 2015)

D. MASALAH - MASALAH KESEHATAN YANG TIMBUL PADA


KELOMPOK USIA SEKOLAH
Beberapa masalah-masalah yang timbul adalah sebagai berikut :
a. Penyakit Menular
1. Cacingan
Cacing merupakan parasit atau organisme yang hidup pada
organisme lain. Cacing yang ada pada tubuh manusia akan merampas
zat makanan dari tubuh yang dijasikan tempat tinggalnya. Jika terjadi
pada anak-anak akan mengganggu pertumbuhan dan menurunkan daya
tahan tubuh. Umumnya cacing masuk ke dalam tubuh manusia melalui
tanah. Anak-anak yang masih belum mengerti tentang kebersihan diri,
sering bermain di tempat-tempat yang kotor seperti di got atau bermain
pasir, sehingga mudah diserang penyakit cacingan. Jenis cacing yang
biasa menjadi parasit dalam tubuh manusia adalah cacing gelang, cacing
kremi dan cacing tambang. Keluhan akibat cacingan antara lain perut

8
kembung, mual, muntah, sakit perut, nafsu makan menurun, diare, dan
gatal didubur terutama malam hari.
2. Campak
Penyakit campak adalah penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus campak.Penularannya terjadi melalui udara
ataupun kontak langsung dengan penderita.Virus campak menyebar
lewat percikan ludah penderita.Virus cacar air bisa pindah ke tubuh
orang sehat lewat bersentuhan langsung dengan cacarnya.Untuk itu
maka penderita campak dan cacar air dilarang masuk sekolah.
Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, pilek dan timbul bercak
merah di kulit 3-5 hari setelah anak menderita demam.Bercak mula-
mula timbul di pipi di bawahtelinga yang kemudian menjalar ke muka,
tubuh dan anggota tubuh lainnya.Komplikasi dari penyakit campak
adalah pneumonia (radang paru-paru), infeksitelinga, neuritis (radang
pada syaraf), artritis (radang sendi) dan ensefalitis (radangotak) yang
dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
3. Mumps (Gondong)
Penyakit gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus gondong.Penularannya terjadi melalui udara.Gejala-gejalanya
adalah demam 3-5 hari,pembengkakan di daerah pipi yang berdekatan
dengan telinga bagian bawah, rasakurang enak badan, nyeri kepala dan
rasa sakit bila menelan atau mengeluarkanair liur.Komplikasi paling
sering adalah radang otak dan radang buah pelir ataukandung telur (14-
35%) yang dapat mengakibatkan kemandulan.
4. Rubella
Penyakit rubela atau campak jerman adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus rubela.Penularannya adalah melalui
udara.Gejala-gejala yang khasadalah demam, timbulnya bercak merah di
kulit (hampir serupa dengan campak), pembesaran kelenjar getah bening

9
di leher dan bagian belakang kepala.Komplikasi rubela adalah artritis
(radang sendi) dan neuritis (radang syaraf).
5. Cacar air
Cacar air atau varisela memang merupakan penyakit anak-anak
yang sudah ratusan tahun dikenal orang. Diawali dengan gejala
melemahnya kondisi tubuh,pusing, demam yang kadang-kadang diiringi
batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang
menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar) dan terakhir
menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan.
Virus penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke
orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin
penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan
kulit yang terinfeksi. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa
radang paru, radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati,
hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati).
b. Tidak menular
1. Karies Gigi
Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang paling
sering memengaruhi individu pada segala usia dan merupakan masalah
oral utama yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Usia yang paling
rentan menderita karies gigi adalah usia 4-8 tahun untuk gigi primer dan
12-18 tahun untuk gigi sekunder atau permanen.
Karies gigi merupakan penyakit yang multifaktor, hal ini
melibatkan kerentanan gigi, mikroflora koriogenik, dan lingkungan oral
yang sesuai. Jumlah anak yang tidak mendapatkan pengawasan gigi
secara teratur sangat mengkhawatirkan, dan terdapat jumlah signifikan
untuk anak yang mencapai usia dewasa tanpa mendapatkan pemeriksaan
atau pengobatan oleh pelayanan kesehatan.

10
E. PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
a. Standart Pelayanan Kesehatan Minimal untuk Anak Usia Sekolah
1. Peningkatan kesehatan
a. Memberikan keteladanan di sekolah, meliputi :
 Warung sekolah yang memenuhi persyaratan.
 Kebersihan lingkungan sekolah yang memenuhi persyaratan,
diantaranya: pengelolaan sampah, saluran air, kebersihan jamban
dan kamar mandi.
 Tidak ada tempat pembiakan bintang penyebaran penyakit.
b. Membina kebersihan perorangan peserta didik.
c. Membina peran serta peserta didik dalam pelayanan kesehatan,
dalam bentuk kader kesehatan sekolah (dokter kecil).
2. Pencegahan
a. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I.
b. Pemeriksaan kesehatan periodic.
c. Imunisasi ulangan kelas I dan VI.
d. Pengawasan keadaan air
3. Penyembuhan dan pemulihan
a. Pengobatan ringan dan perawatan/pertolongan
b. Rujukan medic
c. Penanganan kasus anemia gizi
4. Penatalaksanaan
a. Pertemuan komunikasi terpadu antar kegiatan pokok puskesmas,
dalam rangka :
 Perencanaan program UKS
 Pemantauan dan evaluasi
 Pertemuan antara puskesmas dan sekolah
b. Pembinaan teknis dan pengawasan ke sekolah
c. Pencatatan dan pelaporan
b. Standar Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat

11
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup :
1. Lingkungan fisik
a Pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat
pembuangan tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah.
b Pengawasan kantin sekolah
c Pengawasan bangunan sekolah yang sehat
d Pengawasan binatang serangga dan pengerat yang ada di lingkungan
sekolah
e Pengawasan terhadap pencemaran lingkungan tanah, air dan udara di
sekitar sekolah
2. Lingkungan psikis
a Memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta didik.
b Memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak didik yang
bermasalah.
c Membina hubungan khusus terhadap anak-anak didik yang
bermasalah
3. Lingkungan sosial
a Membina hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik.
b Membina hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan
peserta didik.
c Membina hubungan yang harmonis antara guru, murid dan karyawan
sekolah, serta masyarakat.
c. Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah
Pelayanan kesehatan di sekolah dasar diutamakan pada upaya
peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), serta penyembuhan
dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan
berikut. :
1. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan
intrakulikuler dan penyuluhan serta latihan keterampilan oleh
tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi,

12
kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar,
cara mengukur tinggi dan berat badan, serta memeriksa ketajaman
penglihatan.
2. Tindakan pecegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan
penyakit, dan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum
timbul penyakit. Misalnya, imunisasi yang dilakukan oleh petugas
puskesmas, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan sederhana oleh
dokter kecil, kegiatan penjaringan (skrining) kesehatan bagi siswa SD
kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh
siswa.
3. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan
melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera tau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi.
4. Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan pertama di
sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk mengurangi derita
sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang
membahayakan nyawa, dan kasus penyakit khusus.
d. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsur-unsur
penunjang.
 Program pembinaan lingkungan sekolah :
1. Lingkungan fisik sekolah
 Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
 Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
 Pengadaan dan pemeliharaan air limbah.
 Pemeliharaan kamar mandi,WC,kakus,urinoar.

13
 Pemeliharaan kebersihan dan kerapian ruangan kelas, ruang
perpustakaan, ruang lab, dan tempat ibadah.
 Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah (termasuk penghijauan sekolah).
 Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah.
 Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
2. Lingkungan mental dan sikap
3. Program pembianaan lingkungan mental dan sosial yang sehat
dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan (wiyata mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan
konsep ketahanan sekolah, sehingga tercipta suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama waraga sekolah.
 Pembinaan lingkungan keluarga bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal-hal
yang berhubungan dengan kesehatan
2. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik
dalam pelaksanaan hidup sehat.
 Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan antara lain dengan :
1. Kunjungan rumah yang dilakukan antara lain dengan melakukan
kegiatan ceramah/promosi kesehatan yang dapat diselenggarakan di
sekolah bekerja sama dengan dewan sekolah atau dipadukan dengan
kegitan di masyarakat dengan koordinasi LKMD.
 Pembinaan masyarakat sekitar :
1. Pembinaan dilakukan dengan cra pendekatan kemasyarakat, dapat
dilakukan oleh kepala sekolah atau madrasah dan pondok pesantren,
guru, ataupun pembina UKS. Misalnya dengan membina hubungan
baik atau kerja sama dengan masyarakat, LKMD atau dewan
kelurahan, ketua RT/RW, dan organisasi-organisasi kemsyarakatan
lainnya.

14
2. Penyelenggara penyuluhan tentang keshatan dan pentingnya arti
pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat.
Untuk itu, masyarakat bisa diundang ke sekolah. Pembicara dapat
dimintakan dari puskesmas, pemerintah daerah setempat, dan
narasumber lainnya seperti lembaga swadaya masyarakat.
3. Penyuluhan massa baik secara tatp muka maupun melalui media cetak
dan audio visual.
4. Menyelenggarakan proyek panduan disekolah atau madrasah dan
pondok pesantren.
e. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Menurut Pendidikan dan KebudayaanUsaha Kesehatan Sekolah adalah
upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan
secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di
sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah.
Menurut Departemen KesehatanUsaha Kesehatan Sekolah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.UKS merupakan wahana
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk
perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan
yang optimal.
 Alasan perlunya upaya kesehatan sekolah :
a. Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
b. Usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan
kebiasaan hidup sehat.
c. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi
dengan baik.
d. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh
terhadap presentasi belajar yang dicapai.

15
e. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia
anak-anak yang menerapkan wajib belajar.
 Kegiatan Pokok Usaha Kesehatan Sekolah :
1. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)
 Kegiatan intrakulikuler
Berupa mata pelajaran yang berdiri seperti mata pelajaran Ilmu
Kesehatan atau disispkan dalam ilmu-ilmu seperti olah raga
dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam.
 Kegiatan ekstrakurikuler
Pendidikan kesehatan yang dimasukkan dalam kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku
sehat peserta didik.
 Kegiatan yang perlu dilakukan dapat berupa :
1. Penyuluhan kesehatan berkaitan dengan Higiene
personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut,
kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga.
2. Lomba poster sehat.
3. Perlombaan kebersihan kelas.

2. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)


Pemeliharaan kesehatan sekolah dalam memelihara,
meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang
mungkin terjadi terhadap peserta didik.
Kegiatan yang dilakukan :
a. Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata
telinga dan tenggorokan, kulit, dan rambut.
b. Pemeriksaan perkembangan kecerdasan.
c. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi melalui program BIAS (Bulan Imunisasi
Anak Sekolah). BIAS adalah bulan dimana seluruh kegiatan

16
imunisasi di laksanakan di seluruh Indonesia dengan tujuan
agar mendapatkan perlindungan (kekebalan) dari penyakit
infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.
 Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis:
1. Campak pada anak kelas 1
2. DT pada anak kelas 1
3. TT pada anak kelas 2 dan 3
 BIAS dilaksanakan 2 kali setahun pada:
1. Bulan September untuk pemberian imunisasi
Campak pada anak kelas 1
2. Bulan november untuk pemberian imunisasi DT pada
anak kelas 1, TT pada anak kelas 2 dan 3
d. Penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi
e. Pengobatan sederhana
f. Perolongan pertama
g. Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat
ditanggulangi di sekolah

3. Kegiatan Petugas dalam Pelaksanaan UKS (TPUKS)


Uraian Kegiatan Petugas dalam Pelaksanaan UKS (TPUKS) :
a. Membina sarana keteladanan gizi misalnya kantin sekolah.
b. Membina sarana keteladanan lingkungan.
1. Menggerakkan pemeliharaan dan pengawasan lingkungan
sekolah seperti pengelolaan sampah, saluran air limbah,
kebersihan jamban dan kamar mandi, kebersihan kantin
sekolah, ruang UKS dan ruang kelas.
2. Mencegah terbentuknya tempat pembiakan binatang
penyebaran penyakit, seperti lalat, nyamuk, tikus.
c. Kebersihan perseorangan peserta didik.
1. Pemeriksaan rutin kebersihan kuku, telinga, rambut, gigi.

17
2. Mengajarkan cara gosok gigi yang benar.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan
serta aktif dalam pelayanan kesehatan, dalam bentuk.
1. Kader kesehatan sekolah
2. Dokter kecil
e. Penjaringan kesehatan peserta didik baru di kelas I.
f. Pemeriksaan kesehatan secara periodik.
g. Imunisasi.
h. Pengawasan terhadap keadaan air.
i. Pengobatan ringan dan pertolongan pertama di sekolah
j. Rujukan medic
k. Penanganan kasus anemia
l. Forum komunikasi terpadu
m. Pencatatan dan pelaporan
c. Pengelolaan UKS
1. Pelaksana, yang terlibat dalam pelaksanaan usaha kesehatan
sekolah adalah :
a) Guru UKS
b) Peserta didik
c) Petugas kesehatan dari puskesmas
d) masyarakat sekolah (BP3).
2. Prinsip-prinsip pengelolaan
 Mengikutsertakan peran aktif masyarakat sekolah, yang
meliputi :
 Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta
didik, karyawan sekolah.
 Masyarakat di luar sekolah, orang tua murid yang
bernaung di bawah Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan (BP3)

18
 Kegiatan yang terintegrasi. Pelayanan kesehatan
menyeluruh yang menyangkut segala upaya kesehatan
pokok puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
 Melaksanakan rujukan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang tidak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan
yaitu puskesmas atau rumah sakit.
 Kolaborasi tim, karena UKS merupakan kegiatan yang
melibatkan kerja sama lintas sektoral, maka diperlukan
kerja sama tim yang baik dan terorganisir, dan tiap-tiap
instansi mempunyai uraian tugas yang jelas sehingga tidak
terjadi tumpang tindih dalam melakukan kegiatannya.
3. Tolak ukur keberhasilan pembinaan
a. Dilihat dari peserta didik :
 Sehat, tidak sakit-sakitan
 Absensi sakit menurun
 Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sesuai
dengan golongan usia
 Peserta didik telah mendapatkan imunisasi ulangan.
b. Dilhat dari lingkungan sekolah :
 Semua ruangan dan kamar mandi, jamban, dan
pekarangan bersih
 Tidak ada sampah
 Ada sumber air bersih.
(Effendy,N, 2014)

19
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. KASUS
Di Kecamatan Wonokusumo Surabaya terdapat sebuah sekolah dasar
swasta Islam bernama SD Muhammadiyah 21. Sekolah ini memiliki lokasi di
pinggir jalan raya yang cukup ramai. Jumlah siswa per tahun rata-rata
mencapai 420 orang. Mayoritas perekonomian keluarga siswa adalah
menengah ke bawah. Banyak ditemukan pedagang yang berjualan di pinggir
jalan sekitar sekolah. Meskipun sekolah ini sudah memiliki satu buah kantin
di dalam sekolah, namun kebanyakan siswa lebih memilih jajan di luar kantin.
Mayoritas makanan yang dijual adalah makanan manis dan kebersihannya
tidak terjamin. Siswa tidak dibiasakan mencuci tangan sebelum makan terlihat
dari tidak adanya kran air di halaman sekolah. Di sekolah ini terdapat UKS,
namun tidak ada petugas kesehatan yang bertugas di UKS sekolah.

B. PENGKAJIAN
1) Data Inti
1. Sejarah
SD Muhammadiyah adalah sekolah tingkat dasar yang
didirikan oleh pimpinan Muhammadiyah di kota Surabaya. Sekolah ini
didirikan sejak tahun 1998. Awalnya sekolah ini berlokasi di jalan
Wonokusumo 37 Surabaya, namun sejak tahun 2005 sekolah ini
pindah ke jalan Bulaksari 19 Surabaya karena lokasi baru yang lebih
luas dan lebih strategis.
2. Demografi
SD Muhammadiyah 21 terdiri dari 6 tingkatan kelas, yakni
kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang masing-masing tinkatan terdiri
dari 2 kelas dan setiap kelas berisi maksimal 35 siswa. Jumlah siswa
per kelas, kelas 1 berjumlah 92 orang, kelas 2 berjumlah 86 orang,

20
kelas 3 berjumlah 74 orang, kelas 4 berjumlah 68 orang, kelas 5
berjumlah 55 orang, dan kelas 6 berjumlah 51 orang. Dengan 224
berjenis kelamin laki-laki dan 200 berjenis kelamin perempuan.
Rentang usia siswa 7-13 tahun.
a. Kelompok Etnis
Mayoritas siswa berasal dari suku Jawa.
b. Nilai dan Keyakinan
Semua siswa di SD Muhammadiyah 21 beragama Islam dan
seluruh kegiatan belajar mengajar didasarkan pada hukum-hukum
islam serta berpatokan pada Al quran dan Hadist.
c. Kebiasaan
Perilaku hidup sehat di sekolah kurang diperhatikan khususnya
dalam menjaga asupan makanan. Para siswa masih gemar jajan
makanan manis dan jajan sembarangan sehingga berefek pada
kesehatan gigi dan berbagai permasalahan kesehatan didukung
juga karena kurangnya pengawasan dari orang tua.

2) Data Subsistem
a. Fisik dan Lingkungan
SD Muhammadiyah 21 berlokasi di Jalan Bulak Sari Masjid 19
Surabaya, terletak di pinggir jalan. Banyak sekali kendaraan yang
berlalu lalang di depan SD tersebut sehingga para siswa mengeluh
sulit menyebrang jalan dan membutuhkan satpam untuk membantu
menyebrang jalan.
SD Muhammadiyah 21 berlokasi di kawasan yang padat
penduduk. Kualitas udara di DS Muhammadiyah 21 buruk
dikarenakan adanya tempat sampah yang menumpuk di depan SD
tersebut. Selokan di sekitar sekolah bersih karena parit tertutup rapat
sehingga tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan di
selokan.

21
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Terdapat satu buah UKS di SD Muhammadiya 21, namun tidak
ada petugas kesehatan yang menjaga UKS. Hanya disediakan kotak
P3K dan obat-obat yang umum digunakan, seperti paracetamol di
UKS. Terdapat satu puskemas yang berlokasi dekat dengan SD
tersebut, namun SD tersebut cukup jauh dengan rumah sakit.
c. Ekonomi
Mayoritas perekonomian keluarga siswa adalah menengah ke
bawah. Rata-rata pengahsilan orang tua cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti kebutuhan untuk makan dan
membayar uang sekolah. Dengan penghasilan yang cukup jarang
sekali orang tua memeriksakan kesehatan anaknya, misalnya untuk
memeriksa kesehatan gigi ke dokter gigi. Apabila mereka sakit, orang
tua hanya membelikan obat yang dijual bebas di warung sekitar
rumah.
d. Keamanan dan Transportasi
Mudah menemukan transportasi umum di sekolah ini karena
letak sekolah yang berlokasi di pinggir jalan. Beberpa tranportasi
umumyang terdapat di sekolah ini adalang bemo dan becak. Beberapa
siswa masih diantar jemput dengan sepeda motor dan siswa yang
rumahnya berlokasi dekat dengan sekolah menggunakan sepeda dan
beberapa berjalan kaki.
SD Muhammadiyah 21 memiliki dua orang petugas keamanan,
sehingga siswa dapat meminta bantuan patugas keamanan untuk
menyebrang jalan. Dengan adanya satpam kecelakaan kendaraan
bermotor dapat diminimalkan.

22
e. Pemerintah dan Politik
Pemerintah daerah setempat memiliki kebijakan memakai baju
batik setiap hari Jumat. Sekolah tersebut memiliki peraturan yang
harus ditaati oleh setiap siswa, seperti tidak boleh datang terlambat
dan harus melaksanakan shalat 5 waktu. Terdapat guru BK di SD
tersebut untuk membantu siswa menentukan bakat dan minat yang
dimiliki setiap siswa.
f. Komunikasi
Para siswa tidak diizinkan membawa alat komunikasi ke
sekolah karena dikhawatirkan akan timbul kesenjangan social dan
mengantisipasi alat komunikasi tersebut hilang. Bagi siswa yang
diantar jemput oleh orang tua, siswa tersebut tidak boleh
meninggalkan sekolah sebelum orang tua datang untuk menjemput.
Jika suatu kali orang tua terlambat menjemput anaknya, maka orang
tua berkewajiban berkoordinasi dengan pihak sekolah.
g. Pendidikan
Pendidikan di SD Muhammadiyah 21 berlandaskan Islam,
banyak mata pelajaran mengenai agama Islam diajarkan kepada
siswanya, seperti fikih dan kemuhammadiyahan. Meskipun banyak
mata pelajran mengenai Islam, mata pelajaran pokok tetap menjadi
prioritas utama yang harus dikuasai oleh siswa di sekolah tersebut.
Beberapa ekstrakulikuler ditawarkan di sekolah tersebut,
seperti paduan suara, tari, pramuka, bahakan robotika. Setiap siswa
berhak memilih ekstraklikuler yang diminati sesuai dengan bakat yang
mereka miliki.
h. Rekreasi
Sekolah menyediakan lapangan bagi para siswa untuk bermain
meskipun lapangan yang disediakan tidak cukup luas. Sekolah juga
mengadakan study tour satu tahun sekali untuk siswa kelas 4,5, dan 6.

23
3) Analisis Data
1. Kerusakan gigi pada agregat anak usia sekolah di SD Muhammadiyah
21 Surabaya.
Data pendukung :
1) Kebiasaan
Perilaku hidup sehat di sekolah kurang diperhatikan
khususnya dalam menjaga asupan makanan. Para siswa masih
gemar jajan makanan manis dan jajan sembarangan sehingga
berefek pada kesehatan gigi dan berbagai permasalahan kesehatan
didukung juga karena kurangnya pengawasan dari orang tua.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Terdapat satu buah UKS di SD Muhammadiya 21, namun
tidak ada petugas kesehatan yang menjaga UKS. Hanya disediakan
kotak P3K dan obat-obat yang umum digunakan, seperti
paracetamol di UKS. Terdapat satu puskemas yang berlokasi dekat
dengan SD tersebut, namun SD tersebut cukup jauh dengan rumah
sakit.
3) Keamanan dan Transportasi
Pada umumnya jika masih berada dalam lingkungan
sekolah para siswa mendapat penjagaan dari para guru dan petugas
keamanan sekolah. Untuk transportasi anak-anak diantar-jemput
oleh pihak keluarganya dan sebagian menggunakan sepeda sebagai
alat transportasi mereka.
4) Ekonomi
Mayoritas perekonomian keluarga siswa adalah menengah
ke bawah. Rata-rata pengahsilan orang tua cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti kebutuhan untuk makan dan
membayar uang sekolah. Dengan penghasilan yang cukup jarang
sekali orang tua memeriksakan kesehatan anaknya, misalnya untuk
memeriksa kesehatan gigi ke dokter gigi. Apabila mereka sakit,

24
orang tua hanya membelikan obat yang dijual bebas di warung
sekitar rumah.

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat anak usia


sekolah di SD Muhammadiyah 21 Surabaya.
Data pendukung :
1) Lingkungan fisik
SD Muhammadiyah 21 berlokasi di kawasan yang padat
penduduk. Kualitas udara di DS Muhammadiyah 21 buruk
dikarenakan adanya tempat sampah yang menumpuk di depan SD
tersebut. Selokan di sekitar sekolah bersih karena parit tertutup
rapat sehingga tidak ada orang yang membuang sampah
sembarangan di selokan.
2) Ekonomi
Mayoritas perekonomian keluarga siswa adalah menengah
ke bawah. Rata-rata pengahsilan orang tua cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti kebutuhan untuk makan dan
membayar uang sekolah. Dengan penghasilan yang cukup jarang
sekali orang tua memeriksakan kesehatan anaknya, misalnya untuk
memeriksa kesehatan gigi ke dokter gigi. Apabila mereka sakit,
orang tua hanya membelikan obat yang dijual bebas di warung
sekitar rumah.
3) Keamanan
Keamanan fasilitas sekolahnya kurang terjaga dengan baik
seperti ruang UKS yang tidak terawat, kantin yang kurang terjaga
kebersihannya dan banyak pedagang kaki lima yang menjual
jajanan yang kurang sehat.

25
4) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Terdapat satu buah UKS di SD Muhammadiya 21, namun
tidak ada petugas kesehatan yang menjaga UKS. Hanya disediakan
kotak P3K dan obat-obat yang umum digunakan, seperti
paracetamol di UKS. Terdapat satu puskemas yang berlokasi dekat
dengan SD tersebut, namun SD tersebut cukup jauh dengan rumah
sakit.

4) Penapisan Masalah
Dari hasil analisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan
penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun penapisan
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Masalah Perhatian masyarakat Poin Tingkat Kemungkinan Jumlah


keperwatan 1 : Sangat rendah Prevalensi Bahaya untuk dikelola
2 : Rendah
3 : Tinggi
4 : Sangat Tinggi
Kerusakan gigi 3 4 3 3 108

Ketidakefektifan 4 3 3 4 144
pemeliharaan
kesehatan

26
5) Prioritas Diagnosa Keperawatan

No
Diagnosa Keperawatan
Prioritas Jumlah/skor

1 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat


144
anak usia sekolah di SD Muhammadiyah 21 Surabaya.

2 Kerusakan gigi pada agregat anak usia sekolah di SD


108
Muhammadiyah 21 Surabaya.

27
6) Intervensi

Diagnosa Tujuan Rencana Sasaran Metode Waktu Tempat PJ Sumber Dana


keperawatan Tindakan
Ketidakefektifan TUM : 1. Lakukan Ketua RW Komunikasi 21 Balai RWA Mahasiswa
pemeliharaan Meningkatkan pendekatan Kader Informasi Oktober Ponkeskel
Tokoh 2014
kesehatan pada pemeliharaan kesehatan informal pada
masyarakat
agregat anak usia pada agregat anak usia Ketua RW
sekolah di SD sekolah agar terhindar setempat,
Muhammadiyah dari masalah kesehatan tokoh
21 Surabaya masyarakat,
TUK : dan petugas
B
1. Terjadi peningkatan pelayanan
kesadaran dan kesehatan.
pengetahuan dalam 2. Diskusikan Petugas Diskusi 22 Ponkeskel
berperilaku hidup rencana puskesmas Oktober Rumah kader
Kader 2014
bersih dan sehat penyuluhan
pada anak usia dengan petugas
sekolah puskemas

28
2. Terjadi peningkatan setempat dan C
pengetahuan kader
keluarga terhadap berdasarkan
pentingnya perilaku data yang
hidup sehat pada diperoleh.
anak usia sekolah 3. Lakukan
Puskesmas Kerja sama 23 Puskesmas
3. Jumlah anak sekolah kemitraan Oktober setempat
yang mengalami dengan 2014
gangguan pada Puskesmas
kesehatan menurun setempat untuk
4. Perilaku anak mendiskusikan
sekolah terkait materi yang
kebiasaan atau akan
perilaku sehat disampaikan.
sehari-hari 4. Lakukan Sponsor Kerja sama 24 Perusahaan
Oktober
meningkat kemitraan
2014
dengan E
produsen
produk

29
makanan/minu
man untuk
anak usia
sekolah yang
berminat dan
peduli terhadap
kesehatan anak F
usia sekolah.
5. Beri
Ibu Komunikasi 25 Balai RW
pendidikan Anak usia Informasi Oktober
kesehatan pada sekolah Edukasi 2014
ibu dan anak
usia sekolah
tentang
perilaku hidup G

sehat dan
pemahaman
tentang
makanan sehat.

30
6. Beri penguatan Ibu Diskusi 26 Balai RW
pada Oktober
2014
kemampuan
ibu
membimbing
anaknya untuk
selalu menjaga
perilaku hidup
sehat.
7. Lakukan kerja Kader Monitoring 27 Balai RW
sama dengan Oktober
kader setempat 2014

untuk
mengevaluasi
perilaku hidup
sehat anak usia
sekolah.

31
7) Implementasi
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat anak usia sekolah di SD Muhammadiyah 21 Surabaya.
NO KEGIATAN HASIL HAMBATAN
1. Melakukan pengkajian terhadap Ditemukan 75% siswa masih jajan sembarang dan tidak Kurangnya sumber daya
perilaku hidup sehat pada mencuci tangan sebelum makan. 45% siswa masih sehingga butuh waktu yang
agregat anak usia sekolah di SD membuang sampah bekas jajannya sembarangan sehingga lama untuk melakukan
Muhammadiyah 21 Surabaya mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar. pengkajian.

2. Memberikan penyuluhan 1. 100% undangan siswa serta di SD Muhammadiyah 21 1. Audience kurang fokus
kesehatan pada ibu dan anak usia Surabaya datang untuk mengikuti penyuluhan. terhadap materi penyuluhan
sekolah tentang perilaku hidup 2. para siswa aktif bertanya selama sesi penyuluhan 2. Suasana yang kurang
sehat dan pemahaman tentang kondusif di saat penyuluhan
makanan sehat pada siswa SD 3. Bahasa yang digunakan
Muhammadiyah 21 Surabaya. pemateri kurang
komunikatif bagi anak-anak
sehingga banyak audience
yang bingung

32
3. Memberi penguatan pada Kesadaran para siswa untuk berperilaku hidup sehat Masih minimnya fasilitas untuk
kemampuan ibu membimbing mengalami peningkatan yang ditandai dengan semakin mencuci tangan, seperti kran air
anaknya untuk selalu menjaga banyaknya siswa yang antri untuk mencuci tangan serta yang hanya ada di dalam kamar
perilaku hidup sehat. memilih jajan di kantin daripada di luar sekolah mandi.
4. Melakukan kerja sama dengan Instansi kesehatan terkait turut membantu kegiatan-kegiatan Susahnya birokrasi masing-
kader setempat untuk yang berupaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat masing instansi untuk diajak
mengevaluasi perilaku hidup bekerjasama
sehat anak usia sekolah.

33
DAFTAR PUSTAKA

Adi, H. (2015). Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

E. F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy,N. (2014). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Faisal, Y. (2016). 30 Gangguan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah. Jakarta:


Pustaka Populer Obor.

Jewett, J. (2009). Aggression and Cooperation : Helping Young Children Develop


Constructive Strategies. ERIC Digest: Urbana IL.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2015). Ilmu dan Aplikasi


Pendidikan . Bandung: PT : Imperial Bhakti Utama.

34

Anda mungkin juga menyukai